21 research outputs found

    Kajian Penggunan Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Pada Pembuatan Dodol Terhadap Karakteristik Sensoris Dan Kerusakan Selama Penyimpanan

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh subtitusi tepung biji nangka terhadap sifat sensoris, kimia dan kerusakan yang terjadipada dodol.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 1 variable independen yaitu subtitusi tepung biji nangka dengan 3 variasi,30%, 50% dan 70% dari total berat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga sampel, dodol dengan subtitusi tepung biji nangka sebanyak50% memiliki perbedaan yang signifikan ke arah lebih baik dibandingkan kontrol pada parameter aroma dan tidak berbeda nyata dengan kontrolpada parameter rasa, warna dan tekstur. Subtitusi tepung biji nangka pada pembuatan dodol tidak mempengaruhi sifat kimia secarasignifikan.Dodol tepung biji nangka masih sesuai dengan ketentuan SNI No. 01-2986-1992 tentang standard kelayakan dodol.Dodol tepung bijinangka 50% juga mengalami kerusakan selama penyimpanan namun kerusakan yang terjadi tidak secepat dodol kontrol. Aktivitas air (Aw), angkaTBA dan mikrobiologi yang tumbuh pada dodol tepung biji nangka 50% lebih rendah dibandingkan dengan dodol kontrol

    Aktivitas Antioksidan, Total Fenol, Dan Antibakteri Minyak Atsiri Dan Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan, total fenol, dan aktivitas antibakteriminyak atsiri dan oleoresin kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan minyak atsiri 0,551%DPPH/mg, oleoresin proses ekstraksi 5,808% DPPH/mg, dan oleoresin proses destilasi-ekstraksi 5,509% DPPH/mg.Total fenol minyak atsiri 3,853 mg/ml, oleoresin proses ekstraksi 28,563 mg/ml, oleoresin proses destilasi-ekstraksi15,975 mg/ml. Diameter zona penghambatan minyak atsiri terhadap P. putida FNCC 0070 39,52 mm dan P. fluorescensFNCC 0071 33 mm; oleoresin proses ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,17 mm dan P. fluorescens FNCC0071 19,10 mm; oleoresin proses destilasi-ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,87 mm dan P. fluorescens FNCC0071 18,97 mm. Minyak atsiri kayu manis menunjukkan nilai aktivitas antibakteri tertinggi, sedangkan oleoresin prosesekstraksi menunjukkan total fenol tertinggi. Oleoresin proses ekstraksi dan oleoresin proses destilasi-ekstraksimenunjukkan nilai aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri yang sama, tetapi total fenol menunjukkan adanyaperbedaan

    Kajian Pembuatan Edible Film Tapioka Dengan Pengaruh Penambahan Pektin Beberapa Jenis Kulit Pisang Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mekanik

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik fisik (kelarutan, ketebalan, laju transmisi uap air) dankarakteristik mekanik edible film (pemanjangan, kuat regang putus) yang terbuat dari tapioka dan pektin beberapa jeniskulit pisang. Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dari hasil penelitiandianalisa dengan software SPSS 17.0 for windows dengan menggunakan analisis variansi (ANOVA) yang dilanjutkandengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi α 0,05

    Kajian Penggunaan Tepung Millet Kuning Sebagai Subtitusi Tepung Terigu Pada Karakteristik Sensoris, Fisikokimia, Dan Aktivitas Antioksidan Mi Instan Ubi Jalar Ungu

    Full text link
    Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh substitusi tepung millet kuningterhadap kualitas sensoris mi instan millet-ubi jalar ungu dan untuk mengetahui serta membandingkan karakteristik fisik, kimia, danaktivitas antioksidan mi instan millet-ubi jalar ungu terpilih dari uji sensoris dengan kontrol serta mi instan yang ada di pasaran.Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi proporsi tepung milletkuning dan tepung terigu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mi instan terpilih adalah mi instan millet-ubi jalar dengan proporsimillet : terigu = 20 : 80 karena memiliki karakteristik sensoris yang paling mendekati kontrol. Hasil uji fisik menunjukkan bahwa miinstan millet-ubi jalar tersebut memiliki gaya maksimal pemutusan mi sebesar 0,081 N. Ditinjau dari sifat kimia memiliki kadar air3,302%; kadar abu 2,731 % (db); kadar lemak 17,54% (db); kadar protein 7,275% (db); kadar serat kasar 1,377% (db); dan kadarkarbohidrat 71,575% (db). Aktivitas antioksidan mi instan millet-ubi jalar terpilih 0,558 % DPPH per mg (db)

    Pengaruh Suhu Ekstraksi terhadap Karakteristik Fisik, Kimia dan Sensoris Minyak Wijen (Sesamum Indicum L.)

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu ekstraksi (40oC, 45oC dan 50oC) terhadap sifat fisik (indeks refraksi, berat jenis, dan viskositas), kimia (kadar air, asam lemak bebas, angka iod, angka peroksida, angka penyabunan, dan komposisi asam lemak), aktivitas antioksidan, dan sensori (warna, bau, kenampakan, dan keseluru- han) dari virgin sesame oil (VSO). Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji wijen varietas Sum- berrejo I dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu ekstraksi yang berbeda men- ghasilkan sifat-sifat VSO yang berbeda pula. Suhu 45oC merupakan suhu ekstraksi optimum dengan rendemen 38,8 %; kadar air 0,206 %; asam lemak bebas 1,453 %; angka iod 90,174; angka peroksida 7,608 meq/g; angka penyabunan188,909; karoten 48,70 ppm; tokoferol 505,25 ppm; aktivitas antioksidan 19,09; dan hasil sensori yang diterima olehkonsumen

    Kajian Umur Simpan Manisan Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) Dengan Pengawet Natrium Benzoat

    Full text link
    Ketersediaan daging buah tomat yang melimpah dimana daging buah tomat ini merupakan limbah dari Perusahaan pembenihan yang berada di Salatiga yaitu CV. Ever Fresh. Limbah daging buah tomat tersebut dimanfaatkan oleh UKM Superfood Agrikarya Mandiri yang berada di Boyolali untuk diolah menjadi manisan tomat. Namun, manisan yang dihasilkan memiliki umur simpan relatif singkat dan fluktuatif sekitar 2 minggu sampai 3 bulan. Berdasarkan kasus tersebut maka dilakukan upaya untuk memperpanjang umur simpan manisan tomat dengan cara menambahkan pengawet yaitu natrium benzoat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap umur simpan manisan tomat, mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap kadar vitamin C dan likopen manisan tomat pada awal dan akhir periode pengujian, mengetahui jumlah total koloni manisan tomat selama pengujian umur simpan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu penambahan pengawet natrium benzoat kemudian disimpan dalam inkubator dengan suhu 350C, 450C, 550C sebagai prosedur untuk pengujian umur simpan kemudian diuji kadar likopen, vitamin C, total koloninya pada H-0 dan H-25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Penambahan natrium benzoat dapat mempertahankan kadar vitamin C manisan tomat. (2) Penambahan natrium benzoat tidak dapat mempertahankan kadar likopen manisan tomat. (3) Selama penyimpanan, manisan tanpa penambahan natrium benzoat mengandung total mikroba lebih banyak dibandingkan dengan manisan dengan penambahan benzoat. (4) Umur simpan manisan tanpa penambahan natrium benzoat yaitu 32 hari. Umur simpan manisan dengan penambahan natrium benzoat yaitu 36 hari

    Pengaruh Edible Coating Dengan Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Kerusakan Mikrobiologi Dan Oksidatif Wingko Pada Beberapa Tipe Pengemasan

    Full text link
    Wingko merupakan makanan semibasah yang rentan terhadap kerusakan mikrobiologis dan oksidatif serta memiliki umur simpanyang sangat pendek, yaitu hanya 1-2 hari. Edible coating adalah lapisan tipis dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dilapiskan padapermukaan bahan yang dikemas berfungsi sebagai penghambat transfer massa atau sebagai barrier bahan makanan atau aditif untukmeningkatkan penanganan makanan. Teh hijau dapat diaplikasikan sebagai edible coating karena mengandung senyawa polifenolyang bersifat antimikroba dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penambahan ekstrak teh hijau pada ediblecoating wingko yang paling baik menurut penerimaan konsumen, mengetahui pengaruh penambahan ekstrak teh hijau pada ediblecoating wingko dalam menghambat kerusakan oksidatif wingko selama proses penyimpanan, mengetahui jenis pengemas wingkoyang paling baik. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pembuatan ekstrak teh hijau, pembuatan wingko, pembuatan ediblecoating dan aplikasi edible coating. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali pengulangan.Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analysis of variance (ANOVA) pada α 5%. Bila ada perbedaan antar perlakuan makadilanjutkan dengan uji lanjut dengan Duncans Multiple Range Test (DMRT) pada α 5%. Analisa yang dilakukan meliputi pengujiansensoris, pengujian kerusakan mikrobiologis dengan uji TPC, dan pengujian kerusakan oksidatif dengan uji TBA. Hasil daripenelitian ini adalah bahwa edible coating dengan konsentrasi penambahan ekstrak teh hijau tertinggi (150 ml) dibanding aquades(0 ml) lebih efektif dalam menghambat kerusakan mikrobiologis dan oksidatif wingko selama penyimpanan. Hal ini menunjukkanadanya pengaruh penambahan ekstrak teh hijau dalam menghambat kerusakan mikrobiologis dan oksidatif

    Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

    Full text link
    Minyak atsiri kayu manis selama ini banyak dimanfaatkan sebagai flavor makanan dan minuman, bahan kosmetik, parfum,serta sebagai antiseptik dan antimikroba dalam bidang kedokteran. Minyak atsiri kayu manis diproduksi secara komersial dengancara penyulingan atau destilasi. Tetapi masih diperlukan penelitian tentang pengaruh metode destilasi terhadap minyak atsiri yangdihasilkan. Selain itu minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, serabut, kantung minyak ataugranular, sehingga penelitian tentang pengaruh ukuran bahan terhadap kualitas minyak atsiri kulit batang kayu manis sangatdibutuhkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bahan dan metode destilasi terhadap kualitas minyak atsiri kayumanis (Cinnamomum burmannii) yang berasal dari Desa Bubakan, Girimarto, Wonogiri. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi metode destilasi (metode destilasi air dan metode destilasi uap-air) dan ukuranbahan (ukuran gulungan, ± 1 cm, dan ukuran gilingan kasar). Adapun perlakuan tersebut yaitu : Destilasi Uap-Air UkuranGulungan, Destilasi Uap-Air Ukuran ± 1 cm, Destilasi Uap-Air Ukuran Gilingan Kasar, Destilasi Air Ukuran Gulungan, DestilasiAir Ukuran ± 1 cm, Destilasi Air Ukuran Gilingan Kasar. Masing-masing perlakuan destilasi dilakukan selama 4 jam. Kemudianminyak atsiri yang dihasilkan dianalisa kualitasnya, meliputi analisa bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, viskositasdan analisa komponen kimia penyusun minyak atsiri.Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bahan dan metode destilasi berpengaruh terhadap kualitas minyak atsiri kulitbatang kayu manis. Pada penelitian ini randemen minyak atsiri tertinggi dihasilkan pada perlakuan Destilasi Uap-Air UkuranGilingan Kasar menghasilkan yaitu sebesar 0,456%, dan randemen minyak atsiri terendah dihasilkan pada perlakuan Destilasi AirUkuran Gulungan yaitu sebesar 0,106%. Sedangkan komponen utama dari minyak atsiri kulit batang kayu manis Cinnamomumburmannii yaitu sinamaldehid (37,12%), p-Cineole (17,37%), Benzyl benzoate (11,65%), Linalool (8,57%), α-Cubebene (7,77%),serta α-Terpineol (4,16%)
    corecore