6 research outputs found

    Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Ibu dalam Memberikan Asi Ekslusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk

    Get PDF
    Target cakupan ASI eksklusif oleh Depkes RI sebesar 80%, sedangkan tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif di Indonesia hanya 54,3%, Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 mencapai cakupan ASI Eksklusif74,7%, dan Puskesmas Pejeruk adalah puskesmas dengan angka cakupan ASI Eksklusif terendah yaitu 66,22%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktoryang menyebabkankegagalanibudalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 Bulan. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskripti dengan Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil: 1) Berdasarkan faktor umur yaitu 35th 9 orang (26,73%); 2) Berdasarkan faktor paritas yaitu primipara 16 orang (47,06%), multipara 17 orang (50%), grandemultipara 1 orang (2,94%); 3) Berdasarkan faktor pendidikan yaitu pendidikan dasar 17 orang (50%), pendidikan menengah 11 orang (32,35%), pendidikan tinggi 6 orang (17,65%); 4) Berdasarkan faktor pengetahuan yaitu baik 16 orang (47,06%), cukup 15 orang (44,12%), kurang 3 orang (8,82%); 5) Berdasarkan faktor dukungan yaitu baik 7 orang (20,59%), cukup 25 orang (73,53%), kurang 2 orang (5,88%). Simpulan dan saran : Penyebab kegagalan ASI Eksklusif yang paling dominan adalah karena faktor pendidikan dimana terdapat 17 responden dengan pendidikan dasar yang tidak memberikan ASI Eksklusif.Diharapkan instansi kesehatan khususnya Puskesmas Pejeruk dapat selalu memberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awan agar dapat menekan angka kegagalan ASI Eksklusif dan dapat memenuhi angka yang ditargetkan oleh Depkes RI

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Kunjungan Anc di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule

    Full text link
    ANC dapat mendeteksi adanya tanda-tanda bahaya selama kehamilan untuk mengurangi faktor risiko yang terjadi. Tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan kunjungan ANC. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik. Populasinya adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang berdomisili diwilayah kerja Puskesmas Karang Pule sebanyak 50 orang. Teknik sampling dengan total Sampling, Analisis dengan uji chi square. Hasil penelitan dari 50 responden diketahui sebagian besar memiliki Tingkat pengetahuan baik dan cukup sebanyak 43 orang (86%) dan yang paling sedikit berada pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (14%) tingkat kepatuhan responden yang berkategori tidak patuh sebanyak 28 orang (56%) dan yang patuh yaitu sebanyak 16 orang (32%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan sebagian kecil responden yang berkategori tidak patuh sebanyak 3 orang (6%) dengan tingkat pengetahuan baik serta hasil dari analisis menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepatuhan 0,05, diperoleh hasil 0,970 atau probabilitas diatas 0,05 (0,970>0,05), maka Ho diterima atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda- tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule

    Sentuhan Kasih Ibu, Upaya Stimulasi Tumbuh Kembang Anak dengan Pijat Bayi pada Anak Usia 0-3 Tahun di Desa Selebung Ketangga, Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur

    Full text link
    Bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika kebutuhan dasarnya terpenuhi, yaitu asah, asih dan asuh. Kebutuhan asah adalah kebutuhan akan stimulasi dini. Pemberian stimulasi dini yang sesuai akan memungkinkan terbentuknya etika, kepribadian yang baik, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas yang baik. Efektifitas pijat bayi memberikan manfaat pada perkembangan motorik sangat baik pada anak usia 8-28 hari dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan stimulasi pijat bayi (Rizki, 2017). Melalui pemijatan peredaran darah akan lancar, Salah satu zat penting yang dibawa adalah oksigen. Terpenuhinya oksigen diotak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin baik(Sembiring, 2017). Solusi permasalahan yang ditawarkan yaitu “Sentuhan Kasih Ibu” Upaya Stimulasi Tumbuh Kembang anak dengan Pijat Bayi yang dilakukan Pada Anak Usia 0-3 Tahun di Desa Selebung Ketangga di Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur. Tujuan pengabdian ini memberikan informasi bagi masyarakat terutama orang tua mengenai manfaat setiap langkah dari pijat bayi. Tim PKMS akan memberikan pelatihan langsung kepada ibu yang akan dipraktikkan oleh narasumber yang berpengalaman, memiliki bidang ilmu yang sesuai dan telah mendapatkan pelatihan pijat bayi sebelumnya, sehingga setiap informasi diberikan oleh orang yang tepat. Setelah diberikan pelatihan pijat bayi tersebut, diharapkan ibu dapat mempraktikan sendiri pijat bayi di rumah.Jumlah responden yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 32 Balita. Hasil pengadian didapatkan terbanyak responden 12-24 sebanyak 19 Balita (59,4%). Hasil pre test didapatkan 23 responden memiliki pengetahuan kurang dan post test sebagian besar pengetahuan cukup sebanyak 18 responden. Hasil follow up kemampuan pijat bayi didapatkan 24 reponden mampu melakukan pijat bayi dengan benar

    Usia Ibu dan Paritas sebagai Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan

    Full text link
    Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah eritrosit lebih rendah dari kadar normal. Pada wanita hamil dikatakan mengalami anemia jika kadar Hb 0,05). Disimpulkan usia ibu yang berisiko ( 35 tahun) dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan

    Edukasi Dampak dan Pencegahan Screen Dependency Disorder (Sdd) Selama Masa Pandemi pada Ibu Balita di Desa Telagawaru Lombok Barat

    Full text link
    Teknologi berperan penting bagi kehidupan manusia. Kemudahan dalam mengoperasikan gadget, baik itu smartphone, tablet, maupun laptop membuat gadget sangat familiar bagi masyarakat, tanpa terkecuali anak-anak. Fitur yang ada didalamnya membuat tertarik anak- anak yang mengakses gadget (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Terpapar gadget di usia dini, dapat menyebabkan ketergantungan Screen Dependency Disorder (SDD). Hal ini terjadi karena otak anak belum berkembang secara sempurna, anak-anak belum dapat membedakan mana hal yang benar dan salah, serta hal yang boleh untuk dilakukan dan yang tidak. Sehingga mereka tidak memiliki kemampuan untuk membatasi penggunaan gadget (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Solusi permasalahan yang ditawarkan yaitu edukasi dampak dan pencegahan screen dependency disorder (sdd) selama masa pandemi pada ibu Balita di desa telagawaru lombok barat. Setelah diberikan edukasi tentang dampak dan pencegahan kecanduan gadget, ibu Balita dibekali modul yang dapat dipelajari di rumah dapat mempraktikan kebiasaan untuk tidak memfasilitasi anak bermain gadget. Jumlah responden yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 10 Balita. Hasil pengabdian didapatkan pengetahuan ibu Balita tentang penggunaan gadget 40% memiliki pengetahuan kurang, setelah dilakukan post test pengetahuan ibu Balita meningkat, didapatkan 80% ibu meningkat yaitu Baik
    corecore