31 research outputs found

    URGENSI DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Akhir-akhir ini pendidikan karakter sering dibicarakan di kalangan masyarakat, terutama dikalangan Pendidikan. Begiti pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik sampai-sampai Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Perpres tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sayangnya Perpres ini hanya untuk lingkungan pendidikan pada satuan pendidikan SD, SMP, SMA/SMK tetapi tidak menjangkau perguruan tinggi. Untuk itulah kami mencoba melakukan kajian melalui tinjauan Pustaka dari beberapa referensi dan perundang-undangan mengkaji bagaimna urgensi dan implementasinya di perguruan tinggi. Dari berbagai referensi yang ada sesungguhnya nyata benar bahwa pendidikan karakter di perguruan tinggi itu juga sangat mendasar untuk diimplementasikan, mengingat fungsi perguruan tinggi yang sangat urgen dalam menyiapkan anggota masyarakt ilmuwan yang berkepribadian berakhlak mulia. Berbagai pendekatan dapat dilakukan, seperti melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan dukungan teladan dan budaya kampus. untuk itulah perlu dukungan kebijakan dari pimpinan perguruan tinggi dan kreatifitas pelaksana di jajaran teknis agar dapat dilaksanakan dengan baik. Kata kunci : urgensi, implementasi, pendidikan karakte

    Implementasi Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Tangerang Selatan

    Get PDF
    This study aims at reviewing the implementation of Kurikulum 2013 at the junior high school in South Tangerang City during the school year of 2017/2018, by looking at the components; 1) completeness of curriculum documents; 2) the quality of student books; 3) the quality of the teacher books; 4) the quality of teacher training; 5) the quality of teacher assistance; 6) teacher competencies; and 7) implementation of learning. The method that used in this study is a survey. The results of the study found that the implementation of Kurikulum 2013 in junior high schools in South Tangerang City during the school year of 2017/2018 can be said to have been done well. However, attention needs to be addressed and improvements need to be made regarding the implementation of learning, the quality of training, and the competence of teachers because they get a fairly low score

    IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis data secara empiris tentang implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tangerang Selatan. Sedangkan secara khusus untuk mengetahui pelaksanaan PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat. Unsur sekolah yang dijadikan responden sebagai sumber data adalah kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, wakasek bidang kesiswaan, guru, siswa, dan orangtua siswa.  Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa program PPK telah disosialisasikan dikalangan internal Sekolah. PPK diimplementasi melalui kegiatan pembelajaran di kelas dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada pembelajaran mulai dari perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Implementasi berbasis budaya sekolah menekankan pada pembiasaan nilai religius seperti sholat zuhur berjamaah, tilawah Al Quran, pembacaan asmaul husna. Keteladan guru dan tenaga kependidikan juga menjadi pendukung terlaksananya PPK terutama dalam menaati dan mematuhi norma, aturan, dan tradisi sekolah. PPK diimplementasikan berbasis masyarakat dengan cara mengundang narasumber ke sekolah atau sebaliknya fihak sekolah yang melakukan bakti social di lingkungan masyarakat.Kata kunci: implementasi; penguatan; pendidikan; karakte

    WEBINAR INTERNASIONAL EDUCATION AT THE DAARUL QURAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL TO CREATE QURANI EDUCATION IN THE MILLENIAL ERA

    Get PDF
    Pesantren merupakan sistem pendidikan yang berorientasi pada pendidikan akhlak melalui pendalaman agama yang ditandai dengan adanya kyai, santri, masjid, pondok dan kajian kitab-kitab klasik yang dapat dijadikan pedoman pesantren. Di pesantren santri akan belajar membaca dan menulis Al-Qur'an, ilmu tauhid, akidah akhlak, fikih, nahwu shorof, kaidah asal-usul, mantiq, balagah, ilmu tafsir, dan ilmu tafsir. falaq. Pesantren modern adalah lembaga pendidikan modern yang berlandaskan syariat Islam dimana kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum pondok pesantren, yang kemudian diimbangi dengan ajaran duniawi, yang merupakan implementasi kurikulum nasional. Pesantren modern mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, serta tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Setiap pesantren menggunakan sistem yang berbeda dalam proses pembelajarannya. Baik Kurikulum, sistem, metode dan lain-lain. Pengabdian Masyarakat Internasional (PKM) ini bertujuan untuk: Memberikan pengetahuan tentang pondok pesantren di Indonesia, Meningkatkan kemampuan tentang keragaman pondok pesantren di Indonesia, Menanamkan kesadaran akan pentingnya memahami 3 jenis pondok pesantren di Indonesia, Meningkatkan kesadaran tentang perbedaan Pondok Pesantren Khalaf, Salaf dan gabungan keduanya, Meningkatkan kemampuan mewujudkan qur'ani santri di Era Milenial, Meningkatkan pemahaman model sosialisasi qur'ani santri di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Sekolah, Tangerang. Metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi, inpromptu, extemporaneous, debriefing, praktek, presentasi dan tayangan video. Hasil PKM tersebut merupakan informasi ke beberapa negara peserta tentang salah satu pondok pesantren di Indonesia yaitu Daarul Qur’an

    PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN KELAS VIRTUAL TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR DI MASA PANDEMI SISWA SMA NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN

    Get PDF
    Penelitian dilatar belakangi belum terlaksananya pembelajaran dengan maksimal. Belum maksimalnya pembelajaran tersebut karena masih terbatasnya kemampuan pendidik mengelola waktu dan sumber belajar yang hanya tarbatas dari buku pelajaran, terbatasnya media ataupun sumber belajar untuk peserta didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan media alternatif dalam meningkatkan kemandirian Belajar siswa. Penelitian menggunakan Bentuk desain yang dipilih adalah Quasi Experimental Design. Bentuk design Quasi Experimental yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design dimana setiap perlakuan yang diberikan berbeda untuk mengetahui seberapa besar manfaat dalam penggunaan smartphone dialam pembelajaran. Tahapan pelaksanaannya meliputi 1) melakukan pendahuluan yang dituangkan dalam proposal yang terdiri dari menentukan latar belakang sebagai masalah dari penelitian kemudian merumuskan masalah, menentukan hipotesis, dan mengumpulkan literatur yang relevan 2) menyusun perangkat pembelajaran, membuat kisi-kisi instrumen, dan instrumen penelitian berupa angket Kemandirian Belajar siswa. Faktor yang diteliti yaitu perbedaan yang mendasar tentang penggunaan media smartphone dan perbedaan gender terhadap pengetahuan kemandirian belajar siswa. melihat hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t (independent-Samples T Test) menggunakan SPSS Windows 24 dengan hasil thitung4,832 dan Ftabel2,120 signifikan pada α 0,05, nilai rata – rata model pembelajaran yang menggunakan media smartphone sebesar 60,56 dan model pembelajaran Ekspositori sebesar 46,39 dan uji t (independent-Samples T Test) menggunakan SPSS Windows 24 dengan hasil thitung3,297 dan Ftabel2,120 signifikan pada α 0,05, nilai rata – rata kemandirian belajar yang menggunakan media smartphone sebesar 65,28 dan model pembelajaran Ekspositori sebesar 54,94 Hal ini berarti terdapat perbedaan terhadap penggunaan media smartphone dan perbedaan gender terhadap kemandirian belajar di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.Kata Kunci : Smartphone; Gender; Kemandirian Belajar

    HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE DISKUSI

    Get PDF
    Salah satu komponen keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik serta kemampuan guru dalam penggunaan metode tersebut. Metode demonstrasi jarang digunakan oleh guru karena dianggap sulit dalam penerapannya, sehingga guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanya jawab atau diskusi. Oleh karena itu maka dilakukan penelitian untuk membandingkan hasil belajar dengan metode demonstrasi dan diskusi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang membandingkan hasil belajar dengan metode demonstrasi dan metode diskusi dengan sampel 2 rombel di kelas VIII di SMP Negeri 21 Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian penelitian ini menggunakan desain eksperimental jenis post test equivalent group, yaitu desain dengan memberikan post test setelah kedua kelas diberi perlakuan. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil belajar peserta didik yang berasal dari kelompok pembelajaran dengan metode demonstrasi rata-rata 84,5 dengan standar deviasi 8,39 dan kelompok peserta didik dengan metode pembelajaran diskusi rata-rata skor 59,73.  Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang menggunakan metode diskusi. Oleh karena itu disarankan bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk dapat menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih tinggi

    PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA SEKOLAH

    Get PDF
    Pendampingan penyusunan Rencana Kerja Sekolah. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga sekolah SMK Sasmita Jaya 1 terkait penyusunan Rencana Kerja Sekolah, Setiap kegiatan pada satuan pendidikan dikelola atas dasar Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang merupakan penjabaran rinci dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) satuan pendidikan yang meliputi masa empat tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh karenanya satuan pendidikan wajib menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Sekolah yang akan menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Sekolah sehingga kualitas pendidikan  di Sekolah dapat meningkat. kegiatan pengabdian ini diawali dengan melakukan observasi kepada warga sekolah kemudian dilakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah yang dikemas dalam bentuk workshop.  Setelah dilakukannya kegiatan pengabdian ini terdapat kenaikan yang signifikan terkait pemahaman warga sekolah mengenai Rencana Kerja Sekolahhal ini terbukti dengan kuisioner yang diberikan setelah dilakukannya kegiatan pengabdian ini.Kata kunci: Rencana Kerja Sekolah, Pendampingan, Rencana Kerja Jangka Menengah

    PENGARUH ORANG TUA TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

    Get PDF
    AbstrakTujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis data secara empiris tentang pengaruh  orang tua terhadap minat mahasiswa menjadi guru. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan angkatan ke-sepuluh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang.  Untuk menjawab masalah penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik survey dan instrumen penelitian berupa angket. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari ada atau tidaknya hubungan antar variabel dan juga besarnya   variabel bebas (variabel X) mempengaruhi variabel terikat (variabel Y). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi (r)  sebesar 0,389, dimana besarnya r adalah lebih besar dari nilai r tabel (0,195), menunjukkan  bahwa terdapat hubungan antara variabel pengaruh orang tua  dan minat menjadi guru. Pengaruh positif dan signifikan antara kedua variabel ini ditunjukkan oleh besarnya nilai t hitung yaitu sebesar 5,08 sedangkan nilai t tabel adalah 1,98. Besarnya pengaruh ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (KD) yaitu sebesar 15,164 %, yang artinya bahwa Orang Tua  mempengaruhi minat menjadi guru.  sebesar 15,164 %. Kata Kunci: Pengaruh orang tua, minat menjadi guru
    corecore