23 research outputs found

    Civil-military coordination of national resources management in local communities, Indonesia case study

    Get PDF
    Purpose: This study purpose to describe the civil-military synergy in the management of Indonesia's national resources, a case study in the province of West Sumatra. Design/Method/Approach: The method used is descriptive with a qualitative approach. Informants were taken using purposive sampling; data was collected through observation, interviews, and collection of documentation. Findings: The study results found that there are 3 (three) pillars that must be interrelated, namely the government, the people, and the military. The three are woven in a knot to strengthen a country. Practical implications (if applicable): It is established that good cooperation and coordination between the relevant agencies is needed to mobilize national resources for defense in a certain area. Paper type: theoretical

    PENGEMBANGAN INTERNATIONAL DIRECT CALL PADA PELABUHAN KARIANGAU BALIKPAPAN DALAM MEWUJUDKAN WORLD CLASS PORT DI KAWASAN IBUKOTA BARU

    Get PDF
    International Direct call merupakan pelayaran langsung petikemas dari pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun yang ada di dalam negeri.  International Direct Call dari Pelabuhan Kariangau yang dikelola oleh PT Pelindo IV dan PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) ini menjadi hubungan Internasional untuk wilayah Kalimantan Timur. Untuk skala lebih luas, pelaksanaan direct call melalui Pelabuhan Balikpapan telah memberikan stimulus positif bagi perekonomian Kalimantan Timur dan sekitarnya. Salah satunya dengan menekan biaya logistik USD300-500 per kontainer serta memangkas durasi pengiriman komoditas ke sejumlah negara tujuan ekspor. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengembangan dan pengelolaan International Direct Call serta ancaman dan peranan lembaga-lembaga terkait  pada pelabuhan Kariangau Balikpapan. Melalui analisis deskriptif kualitatif, peneliti menghasilkan data melalui kegiatan wawancara mendalam dan obervasi secara langsung ke lapangan. Dari penelitian ini diketahui bahwa: program Internasional Direct Call Pelindo IV, terbukti meningkatkan efisiensi aktivitas ekspor, baik dari sisi waktu dan biaya. Seperti waktu tempuh ekspor ke China menjadi hanya 16 hari dari semula 24 hari, ekspor ke Jepang menjadi 18 hari dari semula 28 hari dan ke Korea menjadi 17 hari dari semula 26 hari. Tidak hanya itu, biaya per kontainer pun berkurang drastis, dari semula mencapai Rp 4 juta per kontainer menjadi hanya sekitar Rp 792 ribu per kontainer. Sedangkan untuk Direct Call dari Balikpapan, dalam perhitungan Pelindo IV, lama waktu ekspor ke Shanghai, China akan terpangkas menjadi 9 hari dari semula mencapai 25 hingga 30 hari. Pencapaian luar biasa ini menjadikan pelabuhan kariangau, Balikpapan sebagai rintisan World Class Port di Kawasan Ibu Kota Baru

    Indonesian Salt Import Policy as A Threat and Opportunity in The Concept of Blue Economy in Indonesia

    Get PDF
    Salt is a strategic resource or commodity with great potential and has not been appropriately managed. Indonesia, with a potential coastline of 81,000, has great potential to become a salt-exporting country, but currently, to meet the national salt demand, Indonesia must import salt. The right solution is needed to eliminate the problem of importing salt that occurs. The concept of the Blue Economy, which prioritizes economic growth from the marine and fisheries sector while ensuring the sustainability of resources and the coastal and marine environment, is closely related to the current salt import policy. This study aims to analyze the policy of importing salt from other countries to Indonesia as a threat or opportunity to realizing a Blue Economy in Indonesia. The method used in this study is a qualitative approach and the analysis used is PESTEL. It is recorded that 20 factors represent opportunities to import salt and 15 factors that threaten salt import. Even so, the study results show that the score for import opportunities is lower than the threat. From the score obtained, it can be concluded that although many factors encourage Indonesia to import salt, the urgency for Indonesia to import salt is still not too strong. This policy-making must be in line with the Blue Economy concept, which emphasizes the benefits and impacts of achieving welfare for the community. There needs to be a government policy to increase national salt production to suppress the increasing number of salt imports. The critical factor for its success is increasing the amount of domestic salt production. In the future, the results of this study can be used as material for consideration by the Indonesian government in developing national salt productio

    ANCAMAN RADIKALISME TERHADAP KEAMANAN NASIONAL DALAM PERSEPEKTIF INTELEJEN

    Get PDF
    Fenomena radikalisme di Indonesia menjadi perhatian serius bagi keamanan dan stabilitas nasional. Artikel ini akan membahas tentang bahaya radikalisme di Indonesia dari perspektif intelejen dan keamanan nasional. Radikalisme di Indonesia memiliki dampak negatif bagi masyarakat dan sering kali diikuti dengan aksi teror yang dapat merugikan banyak orang. Intelejen berperan penting dalam mencegah dan mengatasi radikalisme dengan mengumpulkan informasi dan data terkait dengan kelompok-kelompok radikal. Keamanan nasional juga memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme, dengan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengatasi aksi teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan study literatur tentang peran intelejen dan keamanan nasional dalam mencegah dan mengatasi ancaman radikalisme di Indonesia

    STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE DAN RESTORASI TERUMBU KARANG DALAM PENGELOLAAN WISATA BAHARI GUNA MENDUKUNG KEAMANAN MARITIM DI BANYUWANGI INDONESIA

    Get PDF
    Pariwisata yang terus berkembang di Indonesia menunjukan pariwisata menyeluruh sebagai model pariwisata perseorangan atau organisasi menunjukan felksibelitas dan memungkinkan wisatawan lebih banyak bersingungan langsung dengan budaya masyarakat dan alam disekitarnya. Perubahan ini tercermin diantara sekian banyak wisatawan Indonesia, tertarik pada ekowisata yang memanfaatkan hutan tropis, laut, sungai, pantai, danau dan pemandangan alam lainnya (Fandeli, 1995). Sistem pemeliharaan wisata terumbu karang dan mangrove di pantai Kabupaten Banyuwangi memerlukan keterlibatan masyarakat lokal demi keberhasilan penerapan ekowisata tersebut. Keterlibatan warga lokal sangat memberikan pengaruh untuk mencapai akhir yang diinginkan dalam penerapan ekowisata tersebut. Untuk mencapai tujuan sistem pemeliharaan kawasan ekowisata sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi warga lokal. Strategi kolaborasi antara pemerintah daerah banyuwangi dengan masyarakat pesisir, khususnya untuk mengelola dan membantu melindungi ekosistem pesisir, merupakan strategi yang sangat baik dalam menangani permasalahan kerusakan alam

    Indonesia's Maritime Strategy in Achieving National and International Interests in The Southeast Asia Region

    Get PDF
    Indonesia is one of the regions located in Southeast Asia which is part of ASEAN. Indonesia has a considerable responsibility in maintaining maritime security and peace in the ASEAN region. In this context it can be interpreted that Indonesia can freely play a role in any problems or events that occur in the international world without the influence of various military, political or ideological ties. This study uses a qualitative descriptive research method by providing a systematic description. , descriptions, schemes and studies that are realistic and accurate about Indonesia's role in maintaining maritime security in the ASEAN region. The Vision of the Poros Maritim Dunia which emphasizes sovereignty over the sea emphasizes that the state is present at sea supported by adequate capacity to guarantee Indonesia's maritime interests. Seeing the geostrategic reality that Indonesia's maritime sovereignty area is the largest part of the sea area of Southeast Asia, then ceteris paribus if Indonesia's maritime security is strategically a prerequisite for maritime security. in Southeast Asia as a whole. Indonesia's presence in taking on a role in ASEAN is relevant for the development of Indonesia's maritime posture
    corecore