1 research outputs found

    KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT MAROS- MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

    Get PDF
    Kabupaten Maros yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan wilayah starategis yang memiliki hubungan erat dengan wilayah di Sulawesi lainnya. Kota ini berada di kawasan mamminasata yang menghubungkan antara Makassar, Sungguminasa dan takalar. Pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dalam satu dasawarsa terakhir telah mendorong pesatnya laju pembangunan di segala bidang terutama bidang social ekonomi, seperti berkembangnya kawasan fungsional permukiman dan kota baru di Gowa-Maros.. Dengan kondisi demikian menjadikan aktifitas masyarakat sehari- hari semakin meningkat sehingga membutuhkan akses serta mobilitas yang tinggi. Sehingga persoalan transportasi menuntut pengelolaan dan manajemen yang terus meningkat dari segi sarana dan prasarananya. Bila di tinjau dari Permasalahan, perkembangan transportasi kendaraan Di Kabupaten Maros dengan jumlah kendaraan bermotor mencapai 37.200, mobil beban sebanyak 2.142, bus sebanyak 46, kendaraan khusus 33 dan mobil penumpang sebanyak 4.625 kendaraan perminggu. (dishub 2015). Hal itu secara bertahap mengakibatkan terjadinya peningkatan volume lalu lintas pada jalan poros Maros-Makassar yang berdampak terhadap kemacetan lalu lintas yang terjadi bila saat kondisi lalu lintas dijalan raya mulai tidak stabil, Kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat adanya hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak yang semakin  kecil. Lancarnya Lalu lintas tergantung dari kapasitas jalan, jika banyaknya kendaraan yang ingin melintas tetapi kapasitas jalan tidak menampung maka lalulintas yang ada akan terhambat. Berdasarkan pola permasalahan di atas, penulis berinisiatif untuk memmbuat perancangan konsep transit oriented development pada perbatasan Kabupaten Maros dan Makassar yang di proyeksikan untuk 25 tahun kedepan agar mewadahi kegiatan transportasi antar kota maupun dalam kabupaten maros itu sendiri. Perancangan transit oriented development akan diarahkan ke pembangunan dengan pendekatan arsitektur Simbiosis di harapkan dapat memadukan keberagaman fungsi yang ada pada perancangan ini sehingga dapat membentuk suatu kawasan kompleks. Lalu lintas tergantung dari kapasitas jalan, jika banyaknya kendaraan yang ingin melintas tetapi kapasitas jalan tidak menampung maka lalulintas yang ada akan terhambat. Berdasarkan pola permasalahan di atas, penulis berinisiatif untuk memmbuat perancangan konsep transit oriented development pada perbatasan Kabupaten Maros dan Makassar yang di proyeksikan untuk 25 tahun kedepan agar mewadahi kegiatan transportasi antar kota maupun dalam kabupaten maros itu sendiri. Perancangan transit oriented development akan diarahkan ke pembangunan dengan pendekatan arsitektur Simbiosis di harapkan dapat memadukan keberagaman fungsi yang ada pada perancangan ini sehingga dapat membentuk suatu kawasan kompleks
    corecore