4 research outputs found
Al-Qur'an dan Psikologi
Viewed from various aspects, al-Qur'an has long talked about psychology before the West exposed this concept. Even when by definition the concept of psychology is still "shifting in search" of the true form of meaning, Al-Qur'an explicitly explains the psychological concepts related to everything that concerns of human both from physical and psychic reviews. Al-Quran reviews about the human physical includes insan, ins, nas or unas, basyar, and bani adam or zurriyat adam. While the review of the soul/psychic is broader that start from an-nafs, ar-ruh and al-jism with all sorts of diversity of meaning and intent.
Ditinjau dari berbagai aspek, al-Quran telah lama membicarakan psikologi sebelum dunia Barat memaparkan konsep ini. Bahkan ketika secara definisi konsep psikologi masih “bergeser mencari” bentuk arti yang sesungghuhnya, al-Quran telah secara gamblang menjelaskan konsep-konsep psikologis berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut manusia baik dari tinjauan fisik maupun psikis. Tinjau al-Quran tentang fisik manusia mencakup insan, ins, nas atau unas, basyar, dan bani adam atau zurriyat adam. Sementara tinjauan tentang jiwa/psikis lebih luas yang dimulai dari an-nafs, ar-ruh dan al-jism dengan segala macam keberagaman arti dan maksudnya
Collaborative Govenance in Preserving the Malay Culture of Riau
The Riau Government is committed to preserving the Riau Malay Culture as stated in the Riau Vision 2025. The current facts show that there is a severe weakening of the Malay Culture in Riau Province. This can be seen from the ethics, grammar, Fashion, culinary, art, and Malay traditions that the Riau Malay community is starting to leave. The purpose of this study was to determine collaborative governance in the effort to preserve the Riau Malay Culture. The research method used is qualitative. The results of this study indicated that the Riau Government is not committed to achieving its vision, which is reflected in government policies. Lack of a roadmap for a cultural vision so that a network structure between stakeholders was not formed, the master plan owned by each stakeholder was not integrated, and was not interdependent, did not have a standard measure that describes procedures and authority in action, there was no function of joint decision-making and sharing of responsibilities, and there was no communication and flow of information between stakeholders so that collaborative governance in the preservation of Riau Malay culture was not carried out
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Cendawan House Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kota Pekanbaru
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian negara, baik dari sisi penciptaan lapangan kerja maupun dari sisi jumlah usaha. UMKM Cendawan House memiliki kendala dalam aktivitas usahanya berupa belum dimilikinya pembukuan yang baik, struktur, dan pembagian tugas sehingga berdampak pada tingkat produktivitas dan pemasaran produk yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilaksanakan kegiatan pengabdian dengan mitra pengabdian yakni UMKM Cendawan House yang berada di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kegiatan pengabdian yang dilakukan yakni pemberdayaan melalui sosialisasi manajemen usaha untuk mengatasi masalah manajemen UMKM Cendawan House. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra memiliki pembukuan yang baik, struktur, dan pembagian tugas serta wewenang yang jelas yang kemudian juga berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan pemesaran produk yang dihasilkan. Dari kegiatan ini disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi mitra dapat diselesaikan setelah pelaksanaan kegiatan ini