3 research outputs found

    PENGARUH DOSIS PENAMBAHAN SERABUT KELAPA MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH UNTUK MENUNJANG MATERI FUNGI

    Get PDF
    ABSTRAK Harlinson, Rio Rajamia. 2019. Pengaruh Dosis Penambahan Serabut Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih Untuk Menunjang Materi Fungi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bilogi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya. Pembimbing: (I) Dr. Hj. Siti Sunariyati, S.Si., M.Si. (II) Adventus Panda, S.Si., M.Si. Kata Kunci: Pleurotus ostreatus, Pertumbuhan, Serabut Kelapa Muda Jamur tiram putih dimafaatkan masyarakat untuk dikonsumsi sehingga permintaan terhadap jamur konsumsi terus meningkat. Terbatasnya ketersediaan serbuk gergaji membuat para pembudidaya jamur tiram putih mencari alternatif bahan lain. Salah satu alternatif menggunakan limbah serabut kelapa muda. Serabut kelapa muda memiliki kandugan hemiselulosa,selulosa, lignin dan pektin. Kandungan dalam serabut kelapa sesuai dengan unsur-unsur jamur tiram putih sehingga dapat menjadi media tanam untuk pertumbuhan jamur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serabut kelapa muda terhadap media tanam jamur tiram putih, takaran optimum media serabut kelapa muda dan penunjang pembelajaran materi fungi pada mata pelajaran biologi di tingkat SMA. Metode penelitian ini menngunakan eksperimen dan desain penelitian menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan memiliki 6 ulangan. Ada 4 taraf perlakuan menggunakan serabut kelapa muda dengan komposisi 0 gram, 200 gram, 300 gram, dan 400 gram. Analisis data menggunakan aplikasi Minitab version 18 for windows dengan uji ANAVA 1 arah (one way anova) dan uji lanjut Least Significance Difference (LSD) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan Penambahan serabut kelapa muda pada media tanam dapat berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) meliputi miselium, berat basah, diameter tudung dan tinggi tangkai, Komposisi media tanam terbaik untuk hasil penelitian pertumbuhan jamur tiram putih yaitu P2 penambahan serabut kelapa muda 300 gram karena menghasilkan pertumbuhan jamur yang terbaik diaantara perlakuan lainnya dan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran biologi di tingkat SMA kelas X materi fungi diaplikasikan kedalam bentuk leaflet

    STUDI ETNOMEDISIN TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI DESA BAUN BANGO KECAMATAN KAMIPANG UNTUK MENUNJANG MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA

    No full text
    Depie. 2020. Studi Etnomedisin Tumbuhan Berkhasiat Obat di Desa Baun Bango Kecamatan Kamipang untuk Menunjang Materi Keanekaragaman Hayati di SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Palangka Raya. Pembimbing: (I) Dr.Yohanes Edy Gunawan, M.Si., (II) Adventus Panda, S.Si.,M.Si. Kata kunci : Etnomedisin, tumbuhan berkhasiat obat, Desa Baun Bango. Etnomedisin merupakan salah satu upaya masyarakat lokal untuk menanggulangi masalah kesehatan. Etnomedisin dalam konteks ini melibatkan kearifan lokal pemanfaatan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan, dan atau memiliki khasiat obat. Praktisi etnomedisin dikenal dengan Hattra. Seiring makin luasnya perubahan fungsi lahan, dan berkurangnya Hattra, maka perlu dilakukan penelitian etnomedisin tumbuhan berkhasiat obat di Desa Baun Bango, Kabupaten Katingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan organ tumbuhan berkhasiat obat dan cara penggunaannya di Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang. Penelitian ini penelitian kombinasi dengan metode concurrent embedded. Data diperoleh melalui kuisioner indentitas Hattra, pengetahuan dan pengalaman pengobatan, serta tata laksana pengobatan disertai in-depth interview. Hasil penelitian diperoleh 51 tumbuhan berkhasiat obat, yang termasuk dalam 28 suku. Secara umum yang paling banyak digunakan adalah suku Asteraceae (9,80%), suku (Poaceae dan Zingiberaceae) masing-masing (7,84%), suku (Euphorbiaceae dan Annonaceae) masing-masing (5,88%), suku (Moraceae, Menispermaceae dan Melastomaceae) masing-masing (3,92%), serta 20 jenis dalam 20 suku (39,22%). Bagian tumbuhan yang banyak digunakan adalah daun (25,45%), akar (21,82%), pucuk (10,91%), kulit batang (7,27%), kombinasi akar daun (3,92%), batang, dan kombinasi akar daun (3,64%) serta akar batang daun, kombinasi akar batang masing-masing sebesar (1,82%). Cara penggunaannya tumbuhan secara berturut-turut diminum (30,00%), tumbuk (11,82%), lulur/bedak (8,18%), getah (4,55%), oles rebus dan balut masing-masing sebesar (2,73%), bakar (1,82%)serta kunyah (0,91%)

    Studi Komparatif Struktur Histologi Hati dan Ginjal Mencit Jantan yang di Beri Rebusan Akar Ilalang (Imperata cylindrica L.) sebagai Penunjang Materi Sistem Ekskresi di SMA

    No full text
    Ilalang (Imperata cylindrica L.) adalah tumbuhan liar yang tersebar luas, termasuk di kalimantan Tengah. Masyarakat Kalimantan Tengah sebagian memanfaatkan akar ilalang sebagai obat tradisional yaitu untuk meningkatkan stamina, cara menggunakan adalah akar ilalang tersebut direbus dan diminum. Berdasarkan wawancara kepada pengguna dan penjual, tidak terdapat keluhan selama mengonsumsi air rebusan akar ilalang. Walaupun selama ini diyakini khasiatnya oleh masyarakat secara turun temurun, namun kajian keamanan penggunaannya perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pada struktur histologi hati dan ginjal mencit yang diberi perlakuan rebusan akar ilalang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif dengan 4 perlakuan. Masing-masing perlakuan menggunakan aquades, minuman berenergi 13 mL/kg BB, rebusan akar ilalang 9 mL/kg BB dan rebusan ilalang 18 mL kg/BB yang diberikan satu kali sehari selama 7 hari berturut-turut pada mencit jantan galur swiss wenster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kontrol- tidak ada perubahan, pada kontrol+ histologi hati inti sel berukuran besar dan kecil dan inti sel ada yang menghitam. Pada kontrol+ histologi ginjal mengalami penyusutan volume glomerulus. Rebusan akar ilalang menyebabkan perubahan yaitu kerusakan pada struktur histologi hati berupa nekrosis, penimbunan darah dan perlemakan. Pada struktur histologi ginjal mencit jantan terdapat kerusakan berupa atrofi (glomerulus mengkerut) dan ruang kapsula bowman ada yang memlebar dan tidak sempurna mengelilingi glomerulus. Analisis data akan di deskripsikan dan dibandingkan antara kelompok kontrol positif negatif dan perlakuan yang telah diberikan rebusan akar ilalang. Pada penelitian ini terdapat perubahan pada struktur histologi hati dan ginjal mencit jantan. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai konsentrasi untuk pemakaian yang tepat dan perlu diidentifikasi kelompok senyawa aktif akar ilalang yang berperan dalam histologi
    corecore