8 research outputs found
Formulation and Evaluation of Water Fraction Hair tonic Containing Flavonoids from Ethanolic Extract of Green Tea Leaves (Camellia sinensis L.)
Hair growth tonics containing herbal and synthetic ingredients have been developed to overcome hair loss and baldness. Advanced technological developments made many Indonesians prefer to use herbal products compared to synthetic products due to their fewer side effects. Green tea leaves (Camellia sinensis L.) is a plant believed to increase hair growth rates due to its flavonoid compounds. The purpose of this study is to formulate hair tonic from water fraction ethanolic extract green tea leaves, to look at the activity of hair growth-promoting, and also to look at physical stability, irritation tests, and microbial contamination. The positive control used is 2% Minoxidil. The hair growth activity test was carried out by applying a hair tonic to rabbits. Hair growth measurement data were statistically tested by the ANOVA test. The formulated green tea leaves tonic met the physical properties test. The tonic produces similar growth activities with the positive control (significance difference (p> 0.05)). In addition, the tonic does not have a skin irritation effect on rabbit skin and is free from bacteria
PACKAGING OF HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN VACCINE AND MORINGA OLEIFERA EXTRACT INTO CHITOSAN NANOPARTICLES
Objective: Oftentimes, the recombinant antigen for the use of vaccines is less immunogenic than live attenuated or inactive vaccines. Hence, a potent adjuvant is needed to enhance the immune response. Moreover, the role of vector design is also important to facilitate the improvement of the immune response. The aim of this research was to develop hepatitis B surface antigen (HBsAg)-loaded nanoparticles and Moringa oleifera aqueous leaf extracts as an adjuvant using chitosan polymer. Methods: Chitosan nanoparticles were prepared by the ionic gelation method using sodium tripolyphosphate as the cross-linking agent. A system was composed of chitosan core in which HBsAg and M. oleifera extracts were incorporated. The concentration of HBsAg used in this combination was 10 μg/ml, and the concentrations of extracts were 10, 50, and 100 μg/ml, respectively. In this study, three types of nanoparticles were produced: HBsAg-loaded nanoparticles, M. oleifera-loaded nanoparticles, and combination of HBsAg–M. oleifera-loaded nanoparticles. The nanoparticles formed were characterized by the particle size, HBsAg entrapment efficiency using sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis, and the entrapment efficiency of extracts using the total flavonoid method. Results: The results showed that the particle size was between 111 and 245 nm. The entrapment efficiency of HBsAg in the separate formula was 79%, while that in the combined formula was approximately 96–98%. Furthermore, the entrapment efficiency of the extracts in the separate formula was around 64–91%, while that in the combined formula was 55–82.5%. Particularly, HBsAg–M. oleifera-loaded chitosan nanoparticles with the extract concentrations of 50 μg/ml showed the highest entrapment efficiencies of HBsAg and M. oleifera extracts of approximately 98 and 82.5%, respectively. Conclusion: Collectively, the system has been successfully developed, so it is then plausible to determine the function of the devices to enhance the immune response in the future
SANCACO COFFEE SYINBIOTIC (PROBIOTIC AND PREBIOTIC) AND ANTIBACTERIAL ASSAY AGAINST Escherichia coli
Robusta coffee is one of the plants used as a drink and has an efficacious content that can be modified to be used as a cure for diarrhea. This research was conducted To determine the effect of synbiotic coffee with a combination of coffee, prebiotic inulin chicory, probiotic B. bifidum, and glucose on the growth and antibacterial activity of the probiotic Bifidobacterium bifidum BRL-130. Organoleptic testing of synbiotic coffee was performed on 30 panelists, then the growth test used the total plate count method, and the antibacterial test used the paper diffusion method. The organoleptic test showed that the selected formula 1 had the highest average taste of 3.76. In the symbiotic coffee growth test, the best results were obtained in week 1 of plain water with a temperature of 40°C with the number of colonies 5.95 x108 CFU/mL. Antibacterial activity test using paper disc diffusion method with a variation of the selected formula 1 treatment control, 2 treatment control pure robusta coffee powder, positive control of ciprofloxacin antibiotic, and negative control of aquadest solvent. The antibacterial activity of synbiotic coffee against E. coli showed that there was an inhibitory response in formula 1 against Escherichia coli bacteria in the first week of storage, 12.3±1.1 mm with strong criteria.
 
Efektivitas Ekstrak Etanol Polong Petai [Parkia speciosa Hassk.] sebagai Anti Ulcer Pada Tikus Wistar yang Diinduksi Etanol Absolut
Tanaman Petai [Parkia speciosa] adalah tumbuhan yang telah lama dibudidayakan di Indonesia. Masyarakat biasa menggunakan biji petai untuk dikonsumsi sebagai lalapan sedangkan polong petai dianggap sebagai limbah. Polong P. speciosa mengandung senyawa fenolik dengan berbagai aktivitas farmakologis, diantaranya antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol polong P. speciosa sebagai agen anti ulcer pada hewan yang diinduksi acute peptic ulcer dengan etanol absolut. Efek antiulcer ekstrak [dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB] dievaluasi melalui indeks ulcer, sifat fisika kimia cairan lambung dan analisis histopatologi. Hasil studi menunjukkan ekstrak polong P. speciosa mampu menurunkan indeks ulcer, volume cairan lambung, keasaman total dan meningkatkan pH tidak berbeda siginifikan dengan omeprazol [p>0.05]. Analisis fotomikrograf menunjukkan perbaikan struktur membran mukosa pada hewan yang ditreatmen ekstrak. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak P. speciosa berpotensi sebagai agen anti ulcer.
PEMANFAATAN APPLE CIDER VINEGAR SEBAGAI ANTISEPTIK ALTERNATIF UNTUK PEMBUATAN HAND SANITIZIER DALAM PENERAPAN PERILAKU HYGIENE PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA
Pandemi Covid-19 saat ini terus mengalami peningkatan kasus. Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah menerapkan perilaku bersih dan hygiene melalui pemanfaatan handsanitizer. Handsanitizer saat ini lebih banyak digunakan dan disukai untuk membersihkan tangan karena praktis dalam penggunaan dan penyimpanan. Ada banyak bahan alami yang bisa kita manfaatkan dalam pembuatan handsanitizer salah satunya cuka apel. Cuka apel telah lama diketahui berkhasiat sebagai antiseptik dan meningkatkan daya tahan tubuh. Bahan ini mudah didapatkan dan bisa menjadi bahan alternatif sebagai antiseptik alami terutama pada masyarakat pedesaan yang tidak banyak menggunakan handsanitizer. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah masyarakat desa Pulau Semambu, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan yang berada dekat dengan Universitas Sriwijaya sehingga sangat cocok diberikan penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara langsung diikuti diskusi terkait preparasi produk dan diakhiri dengan evaluasi di akhir kegiatan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sediaan handsanitizer dan penerapan perilaku bersih dan hygiene pada masa normal baru di lingkungan masyarakat sekitar
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAHU MENJADI PRODUK PANGAN SEHAT DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMIS DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA
Proses pembuatan tahu menyisakan limbah padat berupa ampas tahu yang secara umum belum termanfaatkan dengan baik. Ampas tahu dianggap sebagai limbah yang tidak bernilai ekonomis sehingga biasanya dibuang tanpa diolah lebih lanjut atau dijual sebagai pakan ternak. Padahal, ampas tahu memiliki potensi gizi yang baik. Ampas tahu mengandung protein, lemak, serat, karbohidrat, pati, ?-karoten dan isoflavon yang baik untuk kesehatan. Kandungan isoflavon dalam ampas tahu juga diketahui berkhasiat sebagai antidiabetes. Sehingga ampas tahu dapat dikembangkan menjadi produk pangan sehat misalnya diolah menjadi tepung. Tepung ampas tahu dapat menggantikan penggunaan tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan kue. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu di Desa Pulau Semambu mengenai pengolahan ampas tahu menjadi produk pangan sehat. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Pulau Semambu untuk meningkatkan perekonomian di tengah masa pandemik COVID-19. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pemahaman secara langsung kepada masyarakat disertai proses evaluasi kegiatan melalui posttest di akhir kegiatan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DIABETES MELLITUS MELALUI PELATIHAN PENGELOLAAN MAKAN DENGAN 3J BAGI PENDERITA BESERTA KELUARGANYA DI DESA TANJUNG PERING
Pandemi COVID-19 saat ini meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas pada pasien beresiko tinggi seperti diabetes mellitus (DM). DM adalah penyakit kronis yang dikarakterisasi dengan peningkatan kadar glukosa darah melampaui batas normal (hiperglikemia) serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kelainan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya. Prevalensi DM selalu mengalami peningkatan dan ini juga terjadi di Kabupaten Ogan Ilir. Diet adalah terapi utama pada DM, maka setiap penderita semestinya mempunyai sikap positif terhadap diet. Dalam melaksanakan diet, penderita harus mengikuti anjuran aturan 3J (jumlah, jenis dan jadwal). Jenis dan jumlah makanan yang banyak mengandung gula serta jadwal makan yang tidak teratur dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga terjadilah DM tipe 2. Kepatuhan akan pelaksanaan diet ini masih sangat rendah sehingga memicu munculnya DM tidak terkontrol yang menyebabkan berbagai komplikasi kronis seperti komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.Desa Tanjung Pering merupakan salah satu desa yang menjadi mitra kegiatan pengembangan Desa binaan Unsri sehingga menjadi salah satu daerah yang dituju UNSRI untuk menjalankan visinya demi mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui penyuluhan tentang penyakit DM dan pelatihan teknik 3J diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan sehingga masyarakat dapat menjalankan kegiatan dengan maksimal dan ekonomi masyarakat tetap stabil.
Antibacterial Activity of Jackfruit Leaf (Artocarpus Heterophyllus LMK.) Ethanol Extract Gel on Propionibacterium acnes
Introduction: Artocarpus heterophyllus LMK. leaves contain flavonoids, tannins, and saponins, which have the potential to be antibacterial. Aims: This study aims to test the antibacterial activity of A. heterophyllus leaves ethanol extract, which is formulated in a gel preparation. Methods: Antibacterial testing was done on the acne-causing bacteria Propionibacterium acnes. The gel formula is designed with an extract concentration of 5, 10, or 15% with Carbopol 940 and HPMC as the bases. The antibacterial activity test was carried out using the well diffusion method. Result: The results of the study showed that the concentration of the extract affected pH, adhesive power, removability, and viscosity. Antibacterial activity tests showed that the gel of A. heterophyllus extract could inhibit Propionibacterium acnes bacteria. The higher the concentration of the extract, the greater the antibacterial activity. Conclusion: It can be concluded that the gel with an extract concentration of 15% gave the strongest antibacterial activity with an inhibition zone of 10.9 ± 1.18 mm