2 research outputs found
Alternatif Perencanaan Timbunan Jalan dengan Material Sirtu dan Material Ringan Mortar Busa pada Jalan Tol Batang - Semarang Seksi III Weleri - Kendal STA 414+525 - STA 424+576
Jalan Tol Batang β Semarang merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa. Jalan Tol Trans Jawa adalah jaringan jalan tol antar kota di Pulau Jawa dengan tujuan utamanya untuk menghubungkan wilayah di Pulau Jawa, yaitu dari Kota Jakarta sampai Kota Surabaya, dan rencana akan dilanjutkan hingga Kabupaten Banyuwangi. Proyek Jalan Tol Batang β Semarang direncanakan memiliki panjang total Β± 75 km terbagi dalam 3 seksi.
Jalan tol ini rencananya akan dibangun di atas timbunan dengan elevasi yang relatif tinggi yaitu 3 meter s/d 12 meter pada STA 414+525 β STA 424+576. Kondisi tanah dasarnya adalah tanah lunak hingga medium yang memilki kedalaman Β± 10 meter dengan nilai N-SPT rata β rata berkisar 5 s.d. 12 sehingga memiliki daya dukung yang rendah dan pemampatan tanah yang relatif besar. Oleh karena itu, perlu adanya desain perencanaan konstruksi timbunan jalan dari material yang aman dan cukup ringan agar pemampatan tanah dasar yang terjadi dapat diminimalisir. Diperlukan juga perencanaan perbaikan tanah dasar dan perencanaan perkuatan timbunan agar timbunan menjadi lebih stabil.
Perencanaan timbunan jalan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) material yang berbeda, yaitu material tanah sirtu dan material ringan mortar busa sebagai material timbunan. Metode perbaikan tanah dasar direncanakan menggunakan metode pra β pembebanan (pre-loading) yang dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) kedalaman penuh sedalam tanah lunak dan vacuum pre-loading direncanakan untuk perbaikaikan tanah dasar dibantu dengan pompa untuk mengangkat air dari dalam lapisan tanah dasar.
hasil analisis, perencanaan timbunan dengan material mortar busa memiliki nilai pemampatan tanah yang lebih kecil daripada perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu. PVD yang digunakan memakai pola segitiga dengan jarak 1 m dan 1,2 m. Selain itu, perencanaan timbunan dengan material mortar busa jauh lebih stabil sehingga tidak membutuhkan perkuatan, sedangkan untuk perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu membutuhkan perkuatan geotextile un-woven sebanyak 4 β 43 lapis untuk tinggi timbunan rencana 11,5m dan untuk timbunan rencana 3,1 m tidak memerlukan geotextile sebagai perkuatan. Total biaya material perencanaan untuk variasi timbunan dengan material mortar busa jauh lebih besar daripada total biaya material perencanaan untuk timbunan tanah sirtu.
===============================================================================================
Batang-Semarang Toll Road is part of the Trans Java Toll Road project. Trans Java Toll Road is an intercity toll road network in Java Island with the primary objective to connect areas in Java Island, from Jakarta to Surabaya, and the plan will continue until Banyuwangi. Batang β Semarang Toll Road Project is planned to have a total length of Β± 75 km divided into 3 sections.
The toll road is planned to be built on embankments with a relatively high elevation of 3 meters up to 12 meters at STA 414 + 525 - STA 424 + 576. The soil condition is soft to medium soil that has a depth of Β± 10 meters with an average N-SPT value of 5 to 12 so it has a low carrying capacity and a relatively large compression of soil. Therefore, it is necessary to design the construction of a embankment of road construction from safe material and light enough so that the compression of the ground soil can be minimized. It is also necessary to plan ground repairs and reinforcement planning to keep the embankment more stable.
Road embankment planning is done by using 2 (two) different materials, namely soil material of sirtu and lightweight material of mortar foam as the embankment material. The ground soil improvement method is planned using pre-loading method combined with prefabricated Vertical Drain (PVD) deep depth as deep as compresible soil and vacuum pre-loading is planned for ground-based auxiliaries assisted by pumps for lifting water from within the ground soil .
Analysis result, the embankment planning with foam mortar material has a smaller compression value than the embankment planning with the ground soil material. PVD used with triangle pattern with distance of 1 m and 1.2 m. In addition, the embankment design with foam mortar material is much more stable so it does not require reinforcement, whereas for embankment planning with soil material the sirtu requires geotextile un-woven reinforcement of 4 - 43 layers for the embankment of plan 11.5m and for embankment plan 3.1 m does not require geotextile as reinforcement. The total material cost of planning for variations of embankments with foam mortar material is much greater than the total cost of material planning for sirtu soil
Alternatif Perencanaan Timbunan Jalan dengan Material Sirtu dan Material Ringan Mortar Busa pada Jalan Tol Batang β Semarang Seksi III Weleri β Kendal STA 414+525 β STA 424+576
Jalan Tol Batang β Semarang merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa. Jalan Tol Trans Jawa adalah jaringan jalan tol antar kota di Pulau Jawa dengan tujuan utamanya untuk menghubungkan wilayah di Pulau Jawa, yaitu dari Kota Jakarta sampai Kota Surabaya, dan rencana akan dilanjutkan hingga Kabupaten Banyuwangi. Proyek Jalan Tol Batang β Semarang direncanakan memiliki panjang total Β± 75 km terbagi dalam 3 seksi. Jalan tol ini rencananya akan dibangun di atas timbunan dengan elevasi yang relatif tinggi yaitu 3-meter s/d 12-meter pada STA 414+525 β STA 424+576. Kondisi tanah dasarnya adalah tanah lunak hingga medium yang memilki kedalaman Β± 10 meter dengan nilai N-SPT rata β rata berkisar 5 s.d. 12 sehingga memiliki daya dukung yang rendah dan pemampatan tanah yang relatif besar. Oleh karena itu, perlu adanya desain perencanaan konstruksi timbunan jalan dari material yang aman dan cukup ringan agar pemampatan tanah dasar yang terjadi dapat diminimalisir. Diperlukan juga perencanaan perbaikan tanah dasar dan perencanaan perkuatan timbunan agar timbunan menjadi lebih stabil. Perencanaan timbunan jalan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) material yang berbeda, yaitu material tanah sirtu dan material ringan mortar busa sebagai material timbunan. Metode perbaikan tanah dasar direncanakan menggunakan metode pra β pembebanan (pre-loading) yang dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) kedalaman penuh sedalam tanah lunak dan vacuum pre-loading direncanakan untuk perbaikan tanah dasar dibantu dengan pompa untuk mengangkat air dari dalam lapisan tanah dasar. Hasil analisa, perencanaan timbunan dengan material mortar busa memiliki nilai pemampatan tanah yang lebih kecil daripada perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu. PVD yang digunakan memakai pola segitiga dengan jarak 1 m dan 1,2 m. Selain itu, perencanaan timbunan dengan material mortar busa jauh lebih stabil sehingga tidak membutuhkan perkuatan, sedangkan untuk perencanaan timbunan dengan material tanah sirtu membutuhkan perkuatan geotextile un-woven sebanyak 4 β 43 lapis untuk tinggi timbunan rencana 11,5m dan untuk timbunan rencana 3,1m tidak memerlukan geotextile sebagai perkuatan. Total biaya material perencanaan untuk variasi timbunan dengan material mortar busa jauh lebih besar daripada total biaya material perencanaan untuk timbunan tanah sirtu