5 research outputs found

    BIOSINTESA SENYAWA FENOLIK ANTIOKSIDAN DARI LIMBAH KULIT PISANGKEPOK (Musa acuminata balbisiana C.) SECARA FERMENTASI SUBMERGED MENGGUNAKAN RHIZOPUS ORYZAE

    Get PDF
    BIOSYNTHESIS OF PHENOLIC ANTIOXIDANT COMPOUNDS FROM KEPOK BANANA PEEL WASTE (Musa acuminata balbisiana C.) USING SUBMERGED FERMENTATION  BY RHIZOPUS ORYZAE. Phenolic antioxidant compounds can be formed through a process of biosynthesis with the help of microorganism. Kepok banana peel waste contains nutrients that support the growth of Rhizopus oryzae producing phenolic antioxidant compounds through its secondary metabolism. The objective of this research was to study the effects of fermentation time, concentration of Kepok banana peel extracts, and concentration of (NH4)2SO4 on Total Phenolic Content (TPC) of extracts substrate. Total Antioxidant Capacity (TAC) of extracts with the highest TPC value was also measured. TPC of extracts were analyzed by Folin-Ciocalteu method whilst TAC by 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. Rhizopus oryzae was grown on a substrate containing kepok banana peel extract (500 g of kepok banana peel/L of water and 1000 g of kepok banana peel/L of water), (NH4)2SO4, and other nutrients. Results showed that extracts with the highest phenolic content were obtained after 72 hours fermentation on substrate containing 32.69 mg/mL of glucose (concentration of kepok banana peel 1000 g/L of water) and 0.25% w/v (NH4)2SO4. The substrate had TPC of 582.07 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/L extract with TAC of 88.37%. Keywords: biosynthesis; kepok banana peel; phenolic antioxidant; Rhizopus oryzae Abstrak Senyawa fenolik antioksidan dapat terbentuk melalui proses biosintesa dengan bantuan Rhizopus oryzae menggunakan substrat limbah kulit pisang kepok. Limbah kulit pisang kepok belum banyak dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi rendah. Di sisi lain, kulit pisang kepok mengandung sejumlah nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan Rhizopus oryzae dalam memproduksi senyawa fenolik antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu fermentasi, konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok, dan konsentrasi (NH4)2SO4 terhadap perolehan senyawa fenolik, serta mempelajari Total Antioxidant Capacity (TAC) untuk ekstrak dengan perolehan senyawa fenolik tertinggi. Dalam penelitian ini, Rhizopus oryzae ditumbuhkan pada substrat ekstrak kulit pisang kepok dengan variasi 500 g kulit pisang kepok/L air dan 1000 g kulit pisang kepok/L air serta penambahan (NH4)2SO4 dengan variasi konsentrasi. Total Phenolic Content (TPC) diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan Total Antioxidant Capacity (TAC) dianalisis dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPC tertinggi terkandung dalam konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok 1000 g/L air dengan  penambahan 0,25% b/v (NH4)2SO4) yaitu 582,07 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/L ekstrak dengan TAC 88,37% setelah fermentasi 72 jam. Kata kunci: biosintesa; kulit pisang kepok; fenolik  antioksidan; Rhizopus oryza

    Biosintesa senyawa fenolik antioksidan dengan bantuan Rhizopus oryzae menggunakan substrat limbah kulit pisang kepok

    Get PDF
    Dalam proses metabolisme yang normal, tubuh menghasilkan partikel kecil berenergi tinggi yang dikenal sebagai radikal bebas. Atom atau molekul dengan elektron bebas ini dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dan beberapa fungsi fisiologis, seperti kemampuan untuk membunuh virus dan bakteri. Namun oleh karena mempunyai tenaga yang sangat tinggi, zat ini juga dapat merusak jaringan normal apabila jumlahnya terlalu banyak. Radikal bebas juga ditemukan pada lingkungan sekitar, ada berbagai sumber dari peningkatan radikal bebas, termasuk logam tertentu (seperti besi), asap rokok, polusi udara, obat-obat tertentu, racun, highly processed foods dan bahan tambahan makanan, sinar ultraviolet, dan radiasi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk senyawa penangkal radikal bebas, yakni fenolik antioksidan. Fenolik antioksidan adalah senyawa yang menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Dalam penelitian ini, senyawa fenolik akan dibentuk melalui proses biosintesa menggunakan substrat limbah kulit pisang kepok dengan bantuan mikroorganisme jenis kapang, Rhizopus oryzae. Kulit pisang kepok dipilih karena selama ini kulit pisang kepok hanya menjadi bahan buangan saja dan belum dimanfaatkan lebih lanjut, padahal kulit pisang kepok mengandung beberapa nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme pada proses fermentasi. Selain itu limbah kulit pisang kepok juga mudah untuk didapatkan. Kulit pisang kepok dicuci, dipotong, dan diblender dengan air. Sementara itu biakan Rhizopus oryzae berumur 72 jam sudah disiapkan. Setelah itu dilakukan proses starter dan fermentasi, kemudian substrat dan biomassa yang terbentuk dipisahkan. Ekstraksi senyawa fenolik pada biomassa dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Kemudian dilakukan analisa kandungan glukosa, kandungan nitrogen, serta TPC (Total Phenolic Content) dan TAC (Total Antioxidant Capacity) pada substrat, serta analisa TPC dan TAC pada ekstrak biomassa. Akan dipelajari korelasi antara pengaruh produksi senyawa fenolik pada ekstrak kulit pisang kepok, pertumbuhan Rhizopus oryzae, serta konsentrasi glukosa dan nitrogen pada media fermentasi yang semuanya berhubungan dengan lamanya waktu fermentasi

    Biosintesa senyawa fenolik antioksidan dengan bantuan Rhizopus oryzae menggunakan substrat limbah kulit pisang kepok

    No full text
    Dalam proses metabolisme yang normal, tubuh menghasilkan partikel kecil berenergi tinggi yang dikenal sebagai radikal bebas. Atom atau molekul dengan elektron bebas ini dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dan beberapa fungsi fisiologis, seperti kemampuan untuk membunuh virus dan bakteri. Namun oleh karena mempunyai tenaga yang sangat tinggi, zat ini juga dapat merusak jaringan normal apabila jumlahnya terlalu banyak. Radikal bebas juga ditemukan pada lingkungan sekitar, ada berbagai sumber dari peningkatan radikal bebas, termasuk logam tertentu (seperti besi), asap rokok, polusi udara, obat-obat tertentu, racun, highly processed foods dan bahan tambahan makanan, sinar ultraviolet, dan radiasi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk senyawa penangkal radikal bebas, yakni fenolik antioksidan. Fenolik antioksidan adalah senyawa yang menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Dalam penelitian ini, senyawa fenolik akan dibentuk melalui proses biosintesa menggunakan substrat limbah kulit pisang kepok dengan bantuan mikroorganisme jenis kapang, Rhizopus oryzae. Kulit pisang kepok dipilih karena selama ini kulit pisang kepok hanya menjadi bahan buangan saja dan belum dimanfaatkan lebih lanjut, padahal kulit pisang kepok mengandung beberapa nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme pada proses fermentasi. Selain itu limbah kulit pisang kepok juga mudah untuk didapatkan. Kulit pisang kepok dicuci, dipotong, dan diblender dengan air. Sementara itu biakan Rhizopus oryzae berumur 72 jam sudah disiapkan. Setelah itu dilakukan proses starter dan fermentasi, kemudian substrat dan biomassa yang terbentuk dipisahkan. Ekstraksi senyawa fenolik pada biomassa dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Kemudian dilakukan analisa kandungan glukosa, kandungan nitrogen, serta TPC (Total Phenolic Content) dan TAC (Total Antioxidant Capacity) pada substrat, serta analisa TPC dan TAC pada ekstrak biomassa. Akan dipelajari korelasi antara pengaruh produksi senyawa fenolik pada ekstrak kulit pisang kepok, pertumbuhan Rhizopus oryzae, serta konsentrasi glukosa dan nitrogen pada media fermentasi yang semuanya berhubungan dengan lamanya waktu fermentasi

    Laporan kerja praktek PT. Bayer Cropscience Surabaya Plant

    Get PDF
    Bayer AG ( Aktiengesellschaft ) merupakan perusahaan multi nasional yang berpusat di Wuppertal, Jerman. Dengan motto “ Science for a Better Life “, Bayer dan anak perusahaannya selalu melakukan inovasi di bidang perawatan kesehatan dan pertanian untuk mendorong kualitas yang lebih baik guna keberlangsungan hidup manusia di dunia. Sebagai kepanjangan tangan Bayer AG, dibentuklah PT. Bayer Indonesia yang berpusat di Jakarta. Sub grup PT.Bayer Indonesia, mencakup 3 sektor produksi yang meliputi, Bayer Health Care – Pharma, Bayer Material Science serta Bayer CropScience. Bayer Health Care – Pharma terletak di Cimanggis , Jawa Barat dengan produk utama berupa obat-obatan yang tidak hanya ditujukan untuk kesehatan manusia, namun juga untuk hewan. Bayer Material Science berada di Anyer, Jawa Barat memproduksi komposit polikarbonat dan Bayer CropScience yang berada di Surabaya bergerak dibidang perlindungan terhadap hama pertanian dengan produk utama berupa pestisida. Lebih dari 40 produk pestisida yang diproduksi oleh PT. Bayer CropScience Surabaya Plant yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu powder, liquid dan pasta. Dua tahapan utama dalam proses produksi pestisida adalah formulasi dan filling. Formulasi meliputi pencampuran bahan-bahan baku di dalam reaktor berpengaduk dan filling yang meliputi pengemasan produk hingga palleting. Pada dasarnya bahan baku penyusun produk terdiri dari 3 kelompok besar yaitu, bahan aktif, pelarut (untuk liquid) atau bahan pengisi (untuk powder) dan bahan pendukung (emulsifier, pewarna dan sebagainya). Bahan-bahan dalam pembuatan pestisida dapat berasal dari lokal maupun import yang diformulasikan berdasarkan standar formulasi dan spesifikasi Bayer global. Selain memproduksi pestisida, PT. Bayer CropScience Surabaya juga melakukan refilling produk toller yang diimpor dari rekanan Bayer yang tersebar di seluruh dunia. Limbah utama yang dihasilkan dari pabrik berupa bahan-bahan kontaminan berbentuk padat dan cair yang akan diserahkan kepada pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut. Pestisida yang diproduksi di Surabaya akan didistribusikan ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sulawesi. Tidak hanya ke dalam negeri namun distribusi produk pestisida dari PT. Bayer CropScience Surabaya juga sampai ke Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Cina, Taiwan, Srilangka dan Australia. Dengan pengiriman produk secara global maka perlu adanya perhatian khusus terhadap produk yang dikirim sehingga kecacatan produk dapat diminimalisir

    Prarencana pabrik masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida kapasitas produksi 79.999.920 masker/tahun

    Get PDF
    Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini disebabkan oleh aktifitas kendaraan bermotor. Pencemaran udara ini berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satu dampak buruk bagi kesehatan adalah penyakit ISPA. Tujuan dibentuknya pabrik masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida adalah untuk mengcegah penyakit tersebut. Kebutuhan bahan baku dalam pembuatan masker masih diimpor dikarenakan keterbatasan bahan dalam negeri. Pada prarencara pabrik masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida ini digunakan metode ko-precipitation sol-gel. Metode ini dipilih karena proses ini umum dipakai dan biaya murah, selain itu juga menggunakan temperatur yang rendah sehingga energi yang dikeluarkan lebih ekonomis dan tingkat kemurnian yang dihasilkan tinggi. Prarencara pabrik masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida ini memiliki rincian sebagai berikut: Bahan baku : Tembaga asetat, mangan asetat, dan natrium karbonat Kapasitas produksi : 79.999.920 masker/tahun Utilitas : Air = 3,3 m3/hari Listrik = 168,3779 kW/hari Jumlah tenaga kerja : 134 orang Lokasi pabrik : Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan Analisa ekonomi Rate of Return Investment sebelum pajak : 33,75% Rate of Return Investment sesudah pajak : 25,40% Rate of Equity sebelum pajak : 41,72% Rate of Equity sesudah pajak : 30,83% Pay Out Time sebelum pajak : 4 tahun 2 bulan Pay Out Time sesudah pajak : 4 tahun 9 bulan Titik Impas (BEP) : 59,19
    corecore