119 research outputs found
ANALISIS KONVERSI PENGGUNAAN LAHAN TERBANGUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) STUDI KASUS KOTA BANDA ACEH
Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah sangat terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, peningkatan jumlah penduduk berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan terutama untuk lahan terbangun. Perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun di Kota Banda Aceh salah satunya terjadi karena adanya pertumbuhan penduduk, hal tersebut mengakibatkan bertambahnya lahan terbangun yang berarti berkurangnya lahan kosong. Dengan tujuan untuk menganalisis konversi lahan menjadi lahan terbangun, maka dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan pada tahun 2004, 2005, 2010 dan 2015 dengan citra satelit landsat. Metode yang digunakan adalah supervised classification untuk mengklasifikasikan citra sasatelit landsat dan teknik change detection untuk menganalisis perubahan lahan menjadi lahan terbangun. Hasil klasifikasi supervised classification penggunaan lahan pada empat citra satelit landsat diperoleh nilai akurasi untuk tahun 2004 ketelitian akurasi 75%, tahun 2005 ketelitian akurasi 79%, tahun 2010 ketelitian akurasi 76% dan tahun 2010 keteliatian akurasi 75%. Konversi menjadi lahan terbangun pada tahun 2004-2005 sebagian besar terjadi pada kebun campuran yaitu sebesar 462.51 Ha. Konversi menjadi lahan terbangun pada tahun 2005-2010 sebagian besar masih terjadi pada kebun campuran yaitu sebesar 1253.16 Ha hasil konversi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, hal tersebut kemungkinan terjadi akibat lahan pada tahun 2005 sebelumnya telah mengalami perubahan menjadi kebun campuran kemudian pada tahun 2010 terkonversi sebagai lahan terbangun, diikuti dengan lahan tidak terbangun sebesar 354.24 Ha. Konversi menjadi lahan terbangun pada tahun 2010-2015 sebagian besar terjadi pada semak belukar yaitu sebesar 319.14 Ha. Konversi menjadi lahan terbangun pada tahun 2004-2015 sebagian besar terjadi pada lahan tidak terbangun yaitu sebesar 361.62 Ha. Kata kunci : Penggunaan lahan, landsat, Supervised Classification, Change Detection, Konversi
Implementasi fungsi planning dan organizing dalam pembinaan keagamaan jamaah pada Masjid Raya At-Taqwa Cirebon
Ade Rina (1710103608), Penelitian ini berjudul “ Implementasi fungsi Planning dan Organizing dalam pembinaan Keagamaan Jamaah (Studi Pada masjid Raya At-taqwa Cirebon). Masjid merupakan tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menjadikan suasana hati seseorang yang mendatanginya menjadi tentram dan tenang. Bukan hanya tempat ibadah sholat melainkan tempat menuntut ilmu seperti halaqah (ajang diskusi), BTQ, TPQ, bahkan menyolatkan jenazah. Oleh karena itu umat manusia sangatlah bergantung dan berhubungan dengan adanya Masjid, sejatinya masjid adalah tempat dimana umat manusia beribadah baik masih hidup hingga meninggal dunia umat manusia disholatkan di dalam Masjid. Maka dari itu umat manusia dengan Masjid saling berhubungan.
Rumusan Masalah dengan penelitian yaitu Apa saja pembinaan kegiatan Jamaah di Masjid Raya At- Taqwa Cirebon? , dan Bagaimana Implementasi fungsi Planning dan Organizing dalam pembinaan Keagamaan Jamaah pada Masjid Raya At- Taqwa Cirebon. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif yang menganalisis data berdasarkan Informasi- Informasi yang diperoleh dari hasil Observasi, wawancara, dan dokumentasi bersama Ketua Pengurus Harian yang dilakukan secara langsung di Masjid Raya At- Taqwa Cirebon.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen masjid raya at- taqwa cirebon dapat dilihat dari manajemennya sudah sangat efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai macam kegiatan yang berjalan sesuai dengan tujuan bersama, hal ini dikarenakan kematangan dalam mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh masjid raya at- taqwa cirebon. Dilihat dari empat fungsi manajemen antara lain, yang pertama Planning (Perencanaan) yaitu merencanakan kegiatan dakwah, dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan disetujui oleh semua pengurus masjid, yang kedua Organizing (Pengorganisasian) yaitu mengkoordinasi kegiatan seperti Sumber daya Manusia yang menjalankan kegiatan seperti Ketua pengurus Harian Masjid dan para anggota pengurus Masjid yang sudah memiliki wewenang dan tugas serta tanggung jawab masing- masing (Job Description), ketiga Actuating (Pelaksanaan) yaitu pelaksanaan kegiatan kegamaan yang dilaksanakan oleh pengurus masjid untuk menarik perhatian jamaah harus dilaksanakan sesuai tugas fungsi dan peran agar jamaah atau sumber daya manusia yang hadir sesuai dengan tujuan awal yang bertujuan untuk meningkatkan jamaah di Masjid raya at- taqwa. Agar yang telah direncanakan bersama secara musyawarah berjalan dengan lancar, yang keempat Controling (Pengawasan) yaitu dimana semua kegiatan kegamaan yang telah terstruktur dengan baik harus memerlukan pengawasan bukan hanya disaat melaksanakan kegiatan diperhatikan apa saja yang kurang maka dari itu perlunya pengontrolan dalam pembinaan Masjid.
Penerapan Fungsi Planning dan Organizing diterapkan oleh Ketua Pengurus Harian Masjid Raya At-Taqwa Cirebon, dalam Pembinaan Masjid pada kegiatan keagamaan untuk meningkatkan jamaah masjid yang beribadah di Masjid Raya At-Taqwa Cirebon
Analisis Ijime Dalam Film Kidzudarake No Akuma
Penelitian ini membahas ijime dalam film Kidzudarake no Akuma. Film ini menceritakan tentang seorang siswi pindahan dari kota, Kasai Mai yang mengalami tindakan ijime yang dilakukan oleh Yuria ketua geng di kelasnya. Tetapi selain mendapat ijime dari Yuria dia juga mendapat ijime dari Odagiri Shino. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk ijime serta sikap tokoh utama dalam Film Kidzudarake no Akuma saat mengalami tindakan ijime. Berdasarkan penelitian ini penulis menemukan kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan cyberbullying yang dialami oleh Kasai Mai dan Odagiri Shino
BEDAH KODE ETIK JURNALISTIK: Isu Krusial Media Islam
Salah satu pintu masuk krusial respons dunia Islam terhadap dinamika jurnalisme adalah tawaran pembenahan kode etik jurnalistik. Hasil terpenting Konferensi Media Islam Internasional (KMII) II di Jakarta, 15 Desember 2011, adalah apa yang disebut, “Code of Honor for Media Institutions and Practitioners in the Muslim Ummah”, yang berintikan kode etik jurnalistik dalam perspektif Islam. Begitu pula hasil Konferensi Media Islam I, juga di Jakarta, 3 September 1980, yang melahirkan “The Islamic Mass Media Charter”, yang berisi empat artikel seputar etika jurnalistik. Respons dunia Islam terhadap karya jurnalistik pada umumnya disebabkan kecenderungan peliputan media terbaru yang dinilai tidak sejalan atau merugikan misi profetik Islam. Artikel ini akan membahasa tiga isu utama media yang menjadi sorotan sejumlah elit dan publik Islam, yang sebagian terserap dalam rekomendasi KMII 2011.
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 13 JEMBER MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITALISASI BENDA-BENDA PRASEJARAH DI KABUPATEN JEMBER
This research aims to determine the increase in interest learning social studies using learning media based on the digitization of prehistoric objects in Jember district among class VII students at SMP Negeri 13 Jember. This type of research is classroom action research (PTK). The research subjects were 36 class VII students at SMP Negeri 13 Jember. PTK design uses Kemmis and Taggart which includes planning, action and observation, as well as reflection. The data collection technique is in the form of a test. The data analysis technique uses quantitative descriptive analysis. The results of the research show that the use of learning media based on the digitization of prehistoric objects can increase interest in studying social studies in class VII students at SMP Negeri 13 Jember. Increased interest in learning was shown by the percentage of completeness in pre-action 27.72%, in cycle I 69.44%, and in cycle II 88.89%
DOES BANK INDONESIA CERTIFICATE (SBI) AND EXCHANGE RATE AFFECT SYSTEMATIC RISK (BETA) ? (PROOF OF VALUE OF FIRM’S THEORY ON INDONESIA BANKING ISSUER)
The purpose of this study is to analyze the role of macroeconomic variables of Bank Indonesia Certificate (SBI) and Exchange Rate on systematic risk (BETA) in the banking sector. This type of research is quantitative research and based on the level of explanation. Data analysis method used is Structural Equation Model (SEM). The data used are annual secondary data of 24 issuers in 2007-2015 in 207 times of observations in cross-sectional banking firms listed on the Indonesia Stock Exchange (SBI). The results show interest rates (SBI) and exchange rates (KURS) have a negative and significant effect on systematic risk
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Barat Periode 2017-2019
This study is aimed at analyzing the influence of PAD, DAU, DAK and DBH on Capital Expenditures in West Sumatra. The total population and sample are 19 districts/cities with a research period of 3 (three) years, namely 2017 to 2019 and using a saturated sampling technique as a sampling method. Testing the data hypothesis using the classical assumption test and the coefficient of determination obtained by Adjusted R Square of 0.612 means that what PAD, DAU, DAK and DBH can explain to regional expenditures is 61.2%, and other factors not examined in the study this is 38.8%. The results of the discussion partially prove that PAD, DAU and DBH do not affect capital expenditures. However, DAK influences capital expenditures. Simultaneously PAD, DAU, DAK and DBH influence capital expenditure.
Keywords : Regional Original Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Revenue Sharing Fund, and Capital Expenditur
ROLE OF BIOFERTILIZER TO INCREASE CAYSIM YIELD, N AND P RESIDUES AND THEIR PLANT UPTAKE
Inokulasi pupuk hayati konsorsium yang mengandung mikroba pemfiksasi nitrogen (N) dan pelarut fosfat (P) adalah cara untuk menggantikan sebagian pupuk anorganik dalam produksi sayuran di tanah kurang subur. Percobaan rumah kaca telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh konsorsium pupuk hayati dan beberapa dosis pupuk anorganik majemuk NPK terhadap hasil caisim (Brassica chinensis L. var. parachinensis.) di tanah kurang subur; serta kadar N dan P tersedia tanah serta serapannya di tajuk caisim setelah panen. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas tujuh kombinasi dosis pupuk majemuk dan pupuk hayati konsorsium; serta tiga perlakuan kontrol. Seluruh perlakuan diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi kedua jenis pupuk berpengaruh nyata terhadap bobot segar pucuk caisim, dan P tersedia tanah setelah panen serta serapan N dan P dibandingkan dengan perlakuan pupuk hayati saja atau tanpa permupukan. Beberapa perlakuan kombinasi dosis pupuk NPK dan pupuk hayati menghasilkan hasil caisim yang sama dengan perlakuan pupuk NPK saja. Pemberian 300 kg/ha pupuk majemuk disertai 3,75 L/ha pupuk hayati berpotensi meningkatkan hasil sampai 16% dibandingkan dengan pupuk NPK saja. Hasil percobaan ini menjelaskan bahwa inokulasi pupuk hayati dapat menurunkan dosis pupuk NPK untuk mempertahankan hasil, serapan P serta residu P tersedia di tanah.Consortium biofertilizer containing Nitrogen (N) Fixing Bacteria and Phosphate (P) Solubilizing Bacteria may substitute inorganic fertilizer in vegetable production. A greenhouse experiment was conducted to evaluate the effect of some combinations and doses of consortium biofertilizer and NPK compound fertilizer on available N and P in the soil, fresh weight of caysim (Brassica chinensis L. var. parachinensis.), and their uptake by caisim shoots after grown in low fertility soil. The experimental design was a randomized block design consisting of seven combinations and doses of consortium biofertilizer and compound fertilizer; and three control treatments. All treatments were repeated three times. The results showed that the combination of the which combination treatment of inorganic fertilizer and biofertilizer had a significant effect on the fresh weight of caysim shoots, available P and N and P uptake after harvesting compared to the biofertilizer treatment alone or without fertilization. Several treatments of combined doses of biofertilizers and NPK compound fertilizer produced the same yield as NPK compound fertilizer alone. The application of 300 kg/ha of compound fertilizer combined with 3,75 L/ha of biofertilizer enabled to increase the yield up to 16% compared to NPK fertilizer alone. This experiment explained that inoculation of biofertilizers can reduce the dose of NPK fertilizer to maintain yield, available P residue in soil and P uptak
- …