21 research outputs found
Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Tembaga dengan Cara Konvensional dan Biomining
Indonesia has ore reserves of copper (Cu) which is very large, most of the reserves with porphyry Cu content in the ore vary between 0.1 - 2%. In addition to Cu, usually ore associated with other metals such as gold (A), silver (Ag) and rare metals such as Palladium (Pd ), Selenium ( Se ) and others. Several types of Cu ore there is Bornite (Cu5FeS4), Calcopyrite (CuFeS2), Covellite (CuS) with some impurities such as pyrite (FeS2), Magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), or Quartz (SiO2). Caused most of the sulfide minerals in the conventional treatment (physical - chemical ) would be more effective if the initial process is " concentrating "using flotation and gravity if it is in many ores of gold (Au) in the form of Native. Furthermore, conventional purification process using Pyro way Metallurgy, Metallurgy and Electro Hydro Metallurgy. Biomining mineral extraction using bacteria. Definition biomining intact is the process of extracting valuable minerals from ore or tailings from mining rest with the help of microorganisms , especially bacteria. Biomining process copper ore by leaching microbial -based reaction that uses bacteria Acidithiobacillus ferrooxidans biomining is an effective technology and environmentally friendly which can be used for purification of ore and precious metals in concentrate
PROSES PENGELASAN PIPA ASTM A53 GRADE B DENGAN METODE SMAW PADA KAPAL 32M HARBOUR TUG DI PT. DOK BAHARI NUSANTARA CIREBON – JAWA BARAT
Dalam proses pembangunan kapal, fabrikasi menjadi salah satu tahap penting yang harus dilewati. Fabrikasi atau pengelasan merupakan kegiatan penyambungan dua material logam dasar dimana logam cair yang berfungsi sebagai material penyambung mengalir mengisi celah material logam dasar secara sempurna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik yang dihasilkan dari hasil pengelasan pipa ASTM A53 Grade B Diameter 6” Sch.80 dengan menggunakan proses pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan jenis elektroda AWS A5.1 E6010. Desain pengelasan yang digunakan yaitu single dengan Root Opening dan Root Face masing-masing 0 - 3 mm, serta Groove Angle sebesar 45o . Banyaknya lapisan pengelasan yang digunakan sebanyak 3 lapisan. Arus yang dibutuhkan pada masing-masing lapisannya sebesar 110 A, 140 A, dan 140 A, serta tegangan yang dibutuhkan pada setiap lapisannya sebesar 20 V, 22 V, dan 22 V. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan tarik dihasilkan dari pengelasan ini adalah 577 N/mm2 . Selain itu ditemukan cacat pada proses pengelasan, seperti cacat Porosity, Undercut, dan Incomplete Penetration
Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Tembaga dengan Cara Konvensional dan Biomining
Indonesia has ore reserves of copper (Cu) which is very large, most of the reserves with porphyry Cu content in the ore vary between 0.1 - 2%. In addition to Cu, usually ore associated with other metals such as gold (A), silver (Ag) and rare metals such as Palladium (Pd ), Selenium ( Se ) and others. Several types of Cu ore there is Bornite (Cu5FeS4), Calcopyrite (CuFeS2), Covellite (CuS) with some impurities such as pyrite (FeS2), Magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), or Quartz (SiO2). Caused most of the sulfide minerals in the conventional treatment (physical - chemical ) would be more effective if the initial process is " concentrating "using flotation and gravity if it is in many ores of gold (Au) in the form of Native. Furthermore, conventional purification process using Pyro way Metallurgy, Metallurgy and Electro Hydro Metallurgy. Biomining mineral extraction using bacteria. Definition biomining intact is the process of extracting valuable minerals from ore or tailings from mining rest with the help of microorganisms , especially bacteria. Biomining process copper ore by leaching microbial -based reaction that uses bacteria Acidithiobacillus ferrooxidans biomining is an effective technology and environmentally friendly which can be used for purification of ore and precious metals in concentrate
Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Pada Pengupasan Tanah Penutup di PT Saptaindra Sejati Jobsite Sera, Kalimantan Selatan
PT Saptaindra Sejati Jobsite Sera terletak di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Site Sera terbagi menjadi tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) yaitu milik PT. Semesta Centramas(SCM), PT. Laskar Semesta Alam(LSA) dan PT. Paramitha Cipta Sarana(PCS). Penelitian dilakukan di IUP PT .SCM dan IUP PT. LSA. PT. Saptaindra Sejati Jobsite Sera menerapkan sistem tambang terbuka dengan menggunakan kombinasi alat mekanis untuk melakukan kegiatan penambangan dalam rangka untuk mencapai target pengupasan overburden yang telah ditetapkan. Kegiatan penggalian dan pemuatan lapisan tanah penutup menggunakan Excavator Komatsu PC 2000 dan Komatsu PC 1250 sedangkan proses pengangkutan menggunakan alat angkut Komatsu HD 785 dan CAT 777E. Pada proses pengupasan tanah penutup perlu dilakukan optimalisasi terhadap produKSI alat gali muat dan alat angkut. Hal ini berguna untuk mengoptimalkan produksi dari alat gali muat dan alat angkut. PT. Saptaidra Sejati menetapkan target kemampuan produksi pada fleet No. 1 dan No. 2 yaitu sebesar 750 bcm/jam. Berdasarkan pengamatan lapangan didapatkan produKSI dari alat gali-muat pada fleet no.1 sebesar 595,25 bcm/jam dan fleet no 2 596,08 bcm/jam. Sedangkan untuk alat angkut didapat produKSI sebesar 586,7 bcm/jam untuk fleet no. 1 dan 590,6bcm/jam untuk fleet no.2. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap produKSI dari alat gali-muat dan alat angkut pada masing-masing flee
PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC. SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU
Dalam rangka penelitian tentang potensi bijih besi yang terdapat di daerah Sebayur, Desa Maroktuah, Kecamatan Singkep
Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau ingin diketahui ketebalan dan penyebaran dari bijih besi yang terdapat di daerah
tersebut. Untuk itu akan dicari lapisan di bawah permukaan tanah yang mempunyai resistivitas yang sama dengan singkapan bijih
besi, maka dipilih metode untuk pendugaan bijih besi tersebut dengan memperkirakan kedalaman lapisan termasuk sifat-sifat
kemagnetan batuan sehubungan dengan batuan tersebut. Salah satu pilihannya adalah metode Geolistrik (resistivity mapping).untuk
mendeteksi bentuk endapan secara 2 dimensi (2-D) dan metode geomagnet untuk mendeteksi batu yang mengandung bijih besi
yang ditunjukkan dengan adanya anomaly geomagnet positif (U) dan negatif (S). Kolaborasi metode geofisika ini sangat efektif,
untuk mengetahui gambaran keadaan permukaan bawah tanah.
Kata Kunci : bijih besi, resistivity mapping, anomali geomagne
PENGARUH KADAR IMPURITIS PADA MOLTEN ALUMINIUM TERHADAP STANDAR GRADE ALUMINIUM (SGA) DI STASIUN HPM CENTRE PT INALUM (PERSERO) – KUALA TANJUNG
Salah satu pemasok kebutuhan aluminium dunia dan Indonesia adalah PT INALUM (Persero) dengan kapasitas produksi masih sebesar 260.000 ton per tahun. Produk aluminium yang dihasilkan pada PT INALUM (Persero) terdiri dari ingot, alloy dan billet dengan tingkat kemurnian yang berbeda. Namun selain 3 produk tersebut ada produk lain yang juga memiliki nilai jual lebih tinggi, yaitu produk S1-B. Dalam proses peleburan aluminium pastilah tidak dapat dihasilkan aluminium yang 100% murni, terdapat zat pengotor didalam hasilnya. Dalam hal ini, zat pengotor yang lebih dicermati adalah silikon (Si) dan besi (Fe). PT INALUM memberikan beberapa standar terhadap kemurnian dari aluminium. Pengujian komposisi bertujuan untuk mengetahui kadar pengotor yang terkandung pada sample aluminium. Pengujian ini dilakukan menggunakan OES (Optical Emission Spectrofotometer). Pengujian ini dimulai dari pengambilan sample Test Product Metal (TPM) aluminium cair, kemudian sample tersebut didinginkan dan setelah itu sample dikirim ke bagian Smelter Quality Assurance (SQA) untuk mengetahui kemurnian dan kandungan zat pengotornya. Berdasarkan hasil analisis, aluminium yang memungkinkan dicetak adalah grade S1-A dengan kadar aluminium 99,92% dan S1-B dengan kadar aluminium 99,90%. Sebagai contoh untuk nomor lot 210520 dengan kemurnian 99,92% harus dicetak untuk grade S1-A. Sementara lot nomor 210536 dengan kemurnian aluminium 99,91% tidaklah memungkinkan dicetak untuk grade S1-A. Karena apabila dicetak untuk grade S1-A, masih terdapat zat pengotor didalamnya dan untuk grade G1 pun masih terlalu tinggi kemurniannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyesuaian terhadap grade yang ditentukan
PENGARUH DRYING ELEKTRODA LOW HYDROGEN PADA LONGITUDINAL WELD PENSTOCK MATERIAL BAJA SM 400 B TERHADAP CACAT LAS DENGAN INSPEKSI NON DESTRUCTIVE TEST METODE RADIOGRAFI
PT. Barata Indonesia (Persero) Divisi Sumber Daya Air Tegal merupakan salah satu bengkel hidromekanikal yang memiliki spesialisasi dibidang hidromekanikal dan menjadi pendukung fabrikasi dan instalasi Divisi Sumber Daya Air. Workshop ini berfokus pada pekerjaan mekanik untuk bangunan air seperti pipa penstock, katup dan trashrack pada bendungan-bendungan, pintu air pada bendungan serta pompa pengendali banjir. Penstock merupakan saluran atau layanan yang menghubungkan bak penampung air bendungan ke turbin di gedung pembangkit listrik.Pada penelitian berjudul “Pengaruh Drying Elektroda Low Hydrogen pada Longitudinal Weld Penstock Material Baja SM 400 B Terhadap Cacat Las Dengan Inspeksi Non Destructive Test Metode Uji Radiografi” ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil pengelasan komponen pipa penstock menggunakan kondisi elektroda yang dikeringkan dan tanpa di pengeringan serta pengaruhnya terhadap cacat pengelasan (defect) yang dihasilkan melalui inspeksi non-destruktif pengujian metode radiografi. Metode pengujian yang pertama dilakukan adalah mencari literatur tambahan, pengumpulan data lapangan, selanjutnya melakukan pengujian radiografi, serta yang terakhir membaca film dan interpretasi cacat. Parent metal yang digunakan adalah baja SM 400 B yang telah tersertifikasi Mill Test dan memiliki sifat mampu las yang sempurna.Proses pengelasan dilakukan dengan metode SMAW dengan menggunakan elektroda E7016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, cacat pengelasan yang adalah cluster wormhole porosity. Adapun kemungkinan cacat terjadi karena penyimpanan elektroda yang kurang tepat, perlakuan pemanasan elektroda yang kurang tepat, serta intervensi pada cuaca akibat pengelasan dilakukan di tempat terbuka
ANALISIS RENCANA KEBUTUHAN ALAT GALI-MUAT EXCAVATOR CATERPILLAR 320D2 DAN EXCAVATOR KOBELCO SK330 TERHADAP ALAT ANGKUT DUMP TRUCK HINO 500 FM260JD PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL
PT. Jaya Bersama Sahabat merupakan perusahaan pertambangan bijih nikel yang terletak di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, menghitung jumlah alat gali-muat dan alat angkut yang dibutuhkan serta menghitung faktor keserasian kerja dari masing-masing kombinasi kerja alat mekanis. Metode dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengamatan fakta perusahaan, identifikasi masalah, studi literature, pengamatan di lapangan, pengambilan data berupa data primer dan sekunder, perumusan, pengelolaan dan analisis data. Produktivitas kombinasi kerja antara Excavator Caterpillar 320D2 dengan Dump Truck Hino 500 FM260JD yaitu 2249,22 ton/hari untuk excavator dan 202,07 ton/hari untuk dump truck sedangkan produktivitas kombinasi kerja antara Excavator Kobelco SK330 dengan Dump Truck Hino 500 FM260 JD adalah 4058,17 ton/hari untuk excavator dan 263,57 ton/hari untuk dump truck. Jumlah kebutuhan alat mekanis yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi yaitu 2 unit excavator dan 13 unit dump truck jika menggunakan kombinasi kerja antara Excavator Caterpillar 320D2 dengan Dump Truck Hino 500 FM260JD dengan memiliki faktor keserasian kerja sebesar 0,62 dan jika menggunakan kombinasi kerja antara Excavator Kobelco SK330 dengan Dump Truck Hino 500 FM260JD maka dibutuhkan 1 unit excavator dan 10 unit dump truck dengan faktor keserasian kerja sebesar 0,69