19 research outputs found

    Simulasi Pengaduan Sarana Prasarana Berbasis Internet (Studi Kasus Universitas Adiwangsa Jambi)

    Full text link
    Dengan perkembangan jumlah mahasiswa dan sarana prasarana penunjang menjadi pendukung penyelengaraan pendidikan, namun permasalahanpun semakin kompleks.Sebagai sarana layanan kemahasiswaan perlu membenahi perihal layanan pengaduan diUniversitas Adiwangsa Jambi, seperti pengecekan ataupun feedback yang lama oleh pihakkampus, mahasiswa tidak bisa melakukan aduan secara fleksibel, serta pengelolaan aduanyang masih manual. Penelitian ini bertujuan agar mahasiswa dapat memberikan aduanmaupun saran dimanapun dan kapanpun serta pengolahan data yang lebih mudah sehinggamempercepat waktu pengecekan aduan dan menindaklanjuti. Metode yang digunakan dalampenelitian ini yaitu Waterfall, alat bantu perancangan sistem UML (Unified ModellingLanguage), bahasa pemrograman PHP, database MySQL. Aplikasi ini dapat memberikanaduan dengan beberapa fitur lain yang ditawarkan serta pengelohan data yang lebih cepat.Untuk penelitian kedepannya aplikasi ini dapat dikembangkan dari berbagai aspek sepertifitur, seluruh bagian dan melampirkan foto/image serta notification untuk pengelola

    Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak: Pembelajaran dari Nepal dan Sri Langka

    Full text link
    Saat ini pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) 4 dan 5, yakni penurunan angka kematian Balita (AKABA) dan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target 2015 yaitu 102 AKI per-100.000 kelahiran hidup dan 34 AKABA per 1.000 kelahiran. Meskipun terjadi penurunan AKABA dari 97 (1991) menjadi 44 (2007) dan AKI menurun dari 390 (1991) menjadi 228 (2007), pencapaian ini masih jauh dari target yang harus dicapai. Selain itu, pencapaian tersebut masih di bawah negara-negara lain di Asia seperti: Vietnam, Nepal, Sri Lanka, dan Malaysia. AKI di Vietnam pencapaiannya lebih bagus dari Indonesia, padahal gross domestic product (GDP) Vietnam hanya US141miliardanjauhberadadibawahIndonesiaUS 141 miliar dan jauh berada di bawah Indonesia US 878 miliar (2012). Sri Lanka dengan GDP-nya hanya US59,4miliardanNepalUS 59,4 miliar dan Nepal US 19,4 miliar capaian AKI dan AKABA-nya melesat jauh di atas Indonesia. Berbagai strategi telah dicanangkan untuk menurunkan AKI dan AKABA antara lain: peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, peningkatan infrastruktur dan kapasitas fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) dan Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) serta memperbanyak jumlah Polindes (Pondok Bersalin Desa), pemberdayaan masyarakat melalui ambulan siaga dan tabungan bersalin (tabulin), serta pembebasan biaya persalinan melalui Jampersal (Jaminan Persalinan). Namun demikian, penurunan AKI dan AKABA masih jauh dari yang diharapkan. Dua tahun menuju tahun 2015 merupakan kesempatan emas untuk mengejar ketertinggalan dari target AKI 102 dan AKABA 34. Berbagai kendala bermunculan mulai dari belum dipenuhinya alokasi anggaran kesehatan 5% dari total APBN di luar gaji pegawai, masih minimnya fasilitas dan tenaga kesehatan, rendahnya akses ke fasilitas PONED dan PONEK, rendahnya pemanfaatan Jampersal, tidak berfungsinya Polindes sebagaimana mestinya dan pergantian petugas-pejabat yang sangat cepat dan lainnya. Permasalahan ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Indonesia perlu memperhatikan dan menelaah dengan seksama kebijakan kesehatan ibu dan anak yang saat ini berlaku untuk diperbaiki dan dikembangkan di kemudian hari. Di samping itu, pemerintah perlu menata kebijakan kesehatan secara lebih baik. Untuk mencapai target MDGs ini selain mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh Indonesia sampai saat ini, kita juga perlu menilik ke upaya-upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara berkembang lain di Asia yang telah berhasil mencapai penurunan tajam AKI dan AKABA. Nepal dan Sri Lanka merupakan contoh negara yang mengalami penurunan AKI dan AKABA yang sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir. Pembelajaran mengenai hal-hal yang berdayaguna dan berdayaungkit tinggi bagi Indonesia untuk mengidentifikasi peluang yang ada demi mencapai target MDGs dalam 2 tahun mendatang. Lalu, dengan mengetahui kebijakan AKI dan AKBA di dua negara tersebut, kita akan dapat belajar atas tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam mencapai target penurunan AKI dan AKABA

    Kegagalan Transformasi Ketenagakerjaan, Perlindungan Sosial yang Mengecewakan: Pekerja Informal Mencapai 67,5 Juta Jiwa dan Hanya 0,02% yang Mendapatkan Perlindungan Sosial.

    Full text link
    Poin Penting: 1. Dari 149, 8 juta total tenaga kerja diIndonesia, ternyata 103,2 juta adalah pekerja sektor informal dan setengah pengangguran sedangkan 7,2 juta berstatus pengangguran. 2. Hanya sekitar 0,02% dari 67,5 juta tenaga kerja informal ikut dalam kepesertaan program Jamsostek. Bandingkan dengan tenaga kerja formal yang mencapai 62,4% dari 46,6 juta tenaga kerja. 3. Diperlukan roadmap serta tindakan segera transformasi ketenagakerjaan dan perlindungan sosial

    Efektivitas Kebijakan Daerah dalam Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

    Get PDF
    Di Indonesia, desentralisasi sektor kesehatan tidak selalu berdampak baik pada upaya penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak balita. Desentralisasi tidak hanya memberi kewenangan pengembangan kebijakan lokal spesifik yang tepat, tetapi juga kebijakan yang tidak mendukung kebijakan nasional sehingga berdampak pencapaian yang rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas desentralisasi kesehatan dalam mendorong pemerintah daerah menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif wawancara semi terstruktur, observasi, dan diskusi kelompok terarah pada informan kunci yang terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah. Tiga kabupaten dipilih secara purposif berdasarkan expert judgement meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kupang. Kebijakan desentralisasi ditemukan bukan saja memberikan kewenang pelayanan kesehatan, tetapi juga menuntut kreativitas penyusunan kebijakan kesehatan. Tiga kabupaten tersebut ternyata mampu membuat kebijakan kesehatan yang menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Di setiap daerah, ditemukan inovasi kebijakan yang mengarah pada perbaikan sistem pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Pemerintah pusat perlu mendorong pemerintah daerah untuk berinovasi mengembangkan kebijakan kesehatan sehingga target MDGs bidang kesehatan pada tahun 2015 dapat tercapai.In Indonesia, health sector desentralization does not always show good effect reduction measure of infant, maternal and under five children mortality. Local government can make appropriate local spesific health policy, but not always appropriate to national policy, that effect on low coverage. The objective of this study is to analyzes the rule of local policies in reducing maternal and infant mortality rate in Indonesia. The approach used is qualitative research with semi-structured interviews to key informants involved in  the preparation and implementation of local policies, making direct observation and Focus Group Discussion (FGD). Three districts were selected purposively based on expert judgment are Pasuruan District, Takalar District and Kupang District. The results showed that decentralization gives local governments the authority to conduct health services and local government demanded creativity in formulating health policy. The three districts were able to make health policy related to reducing maternal and infant mortality. This policy is effective to a decrease in maternal and infant mortality rates in the three districts. Although found in every area of innovation policy but its direction is towards the improvement of the health care system for mothers and babies. Therefore, the central government needs to encourage local governments to undertake innovative health policies mainly to decrease maternal and infant mortality rates in order to achieve the MDGs health targets to be achieved by 2015

    Evaluasi Realisasi Penerimaan Pajak 2013: Berada pada Titik Terendah Sejak 2011

    Full text link
    Lembar Fakta ini memaparkan prediksi bahwa realisasi penerimaan pajak 2013 akan jauh dari target pencapaian yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 dan beberapa hal yang ditawarkan oleh Perkumpulan Prakarsa untuk perbaikan di masa mendatang. Disusun oleh dua peneliti Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan dan Wiko Saputra, Lembar Fakta ini diterbitkan pada 19 Desember 2013

    Kelembagaan dan Tata Kelola Perpajakan Perlu Perubahan

    Full text link
    Poin kunci: 1. Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 sebesar 91,75%, terendah dalam dua puluh lima tahun terakhir. 2. Selain karena masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak, aspek fundamental penyebab rendahnya realisasi penerimaan pajak adalah persoalan rendahnya kemampuan otoritas pajak dalam memungut pajak. 3. Diperlukan reformasi kelembagaan perpajakan yang kuat, otoritatif, bersih, akuntabel, didukung regulasi dan sumber daya manusia yang memadai, otonom, terpisah dari Kementerian Keuangan dan di bawah presiden langsung

    Simulasi Pengaduan Sarana Prasarana Berbasis Internet (Studi Kasus Universitas Adiwangsa Jambi)

    Full text link
    Dengan perkembangan jumlah mahasiswa dan sarana prasarana penunjang menjadi pendukung penyelengaraan pendidikan, namun permasalahanpun semakin kompleks.Sebagai sarana layanan kemahasiswaan perlu membenahi perihal layanan pengaduan diUniversitas Adiwangsa Jambi, seperti pengecekan ataupun feedback yang lama oleh pihakkampus, mahasiswa tidak bisa melakukan aduan secara fleksibel, serta pengelolaan aduanyang masih manual. Penelitian ini bertujuan agar mahasiswa dapat memberikan aduanmaupun saran dimanapun dan kapanpun serta pengolahan data yang lebih mudah sehinggamempercepat waktu pengecekan aduan dan menindaklanjuti. Metode yang digunakan dalampenelitian ini yaitu Waterfall, alat bantu perancangan sistem UML (Unified ModellingLanguage), bahasa pemrograman PHP, database MySQL. Aplikasi ini dapat memberikanaduan dengan beberapa fitur lain yang ditawarkan serta pengelohan data yang lebih cepat.Untuk penelitian kedepannya aplikasi ini dapat dikembangkan dari berbagai aspek sepertifitur, seluruh bagian dan melampirkan foto/image serta notification untuk pengelola

    Design and Development of a Real-Time Monitoring System for Multiple Lead–Acid Batteries Based on Internet of Things

    Full text link
    In this paper, real-time monitoring of multiple lead-acid batteries based on Internet of things is proposed and evaluated. Our proposed system monitors and stores parameters that provide an indication of the lead acid battery’s acid level, state of charge, voltage, current, and the remaining charge capacity in a real-time scenario. To monitor these lead–acid battery parameters, we have developed a data acquisition system by building an embedded system, i.e., dedicated hardware and software. The wireless local area network is used as the backbone network. The information collected from all the connected battery clients in the system is analyzed in an asynchronous transmission control protocol/user datagram protocol-based C♯ server program running on a personal computer (server) to determine important parameters like the state of charge of the individual battery, and if required, appropriate action can be taken in advance to prevent excessive impairment to the battery. Further, data are also displayed on an Android mobile device and are stored in an SQL server database. We have developed a real prototype to devise an end product for our proposed system
    corecore