90 research outputs found
STUDI TENTANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUKESMAS IMOGIRI II KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL PROP. D.I. YOGYAKARTA
Anemia gizi masih merupakan masalah gizi yang ada di Indonesia. Berdasarkan laporan bulanan tentang penyakit (LB1) Gizi dari pukesmas Imogiri II ternyata anemia masih termasuk dalam golongan 10 penyakir yang menonjol (10 besar penyakit) yang ada. Berdasarkan hasil penelitian ini, Prevalensi anemia ibu hamil mencapi 66,195, Prevalensi anemia di Indonesia diharapkan turun menjadi 46% pada Pelita VI.
Masih tingginya angka anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Pukesmas Imogiri II, maka peneliti melakukan penelitian dengan maksud untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dan kadar Hb ibu hamil di wilayah pukesmas Imogiri II (desa Sriharjo, Kebon Agung, Selo Pmioro dan Desa Karang Tengah). Dengan penelitian ini diharpkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi upaya penangulangan anemi pada ibu hamil, khususnya di wilayah kerja pukesmas Imogiri II.
Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 71 ibu hamil trimester III yang tersebar di 4 desa, 21 responden dari desa Sri Harjo, 11 Responden dari Desa Karang tengah, 8l responden dari desa Kebon Agung dan 31 responden dari Desa Selo Pamioro. Sampel diambil secara bersyarat (tidak mengidap penyakit kronis), umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
Analisa data dengan menggunakan uji statistik korelasi product moment kemudian dilanjurkan dengan uji multiple regresi.
Hasil penelitian ini dengan uji multiple regresi menunjukkan bahwa intake zat besi berhubungan erat dengan kadar Hb ibu hamil. Sedangkan faktor lain yang berpengaruh adalah intake vitamin C dan protein hewani dan pendidikan.
Variabel lain dalam penelitian ini seperti, pendapatan keluarga, paritas, infeksi cacing dan status gizi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, tetapi sebetulnya variabel-variabel tersebut berhub tetapi kurang kuat dan merupakan faktor yang secar tidak langsung berpengaruh terhadap kadar Hb ibu hamil. Sehingga variabel-variabel tersebut sebaiknya tetap diperhairkan dalam rangak penyusunan program penanggulangan anemi, khususnya di wilayah kerja pukesmas Imoniri II.
Kata Kunci: KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMI
Development of Local Foodstuff-Based Complementary Food Porridge MP-ASI "SITOLE" Products as an Effort to Manage Stunting
One of the causes of stunting is poor nutritional intake in infancy and recurrent illnesses due to an unhealthy environment. Mothers of under-five children are the potential strategic target to be empowered to manage stunting. They have to be empowered to meet nutritional needs during infancy. Complementary breast milk food containing calcium, zinc, selenium, iodine, Fe, protein, and phosphorus can be developed using local foodstuffs. This study aimed to investigate the impact of community empowerment training on the knowledge improvement of mothers regarding the development of locally sourced complementary feeding products (MP-ASI) as an intervention to address stunting issues and to formulate a nutrient-rich complementary food product for infants aged 6-12 months. The research design employed was a quasi-experimental study with a pre-and post-test with a control group design. The study subjects were mothers with infants aged 6-12 months residing in Triharjo Village, Kapanewon Pandak, who met the inclusion criteria and were willing to participate. Mothers who were unable to read and write were excluded from the study. The study was conducted in Triharjo Village, Kapanewon Pandak, Bantul, from April to July 2022. A total of 54 respondents, selected through simple random sampling, were included as the study sample out of 100 families population. Knowledge data were collected using a questionnaire as the data collection instrument and analyzed using the Dependent T-Test and Independent T-Test at a 95% confidence level. The results indicated a significant difference in knowledge improvement (delta) between the treatment and control groups. A locally sourced complementary food product for infants aged 6-12 months, named "SITOLE" porridge, was developed as an outcome. The development data of the MP-ASI product (Sitole porridge) were compiled using a group discussion method
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN PANJANG BADAN LAHIR PENDEK DI KABUPATEN SLEMAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kejadian kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia pada ibu hamil dengan panjang badan lahir pendek di kabupaten sleman. Penelitian ini menggunakan jenis pelenitian observasional analitik (non-eksperimental), populasi yang digunakan adalah 904 ibu yang melahirkan di bulan januari pada tahun 2022 di wilayah Kabupaten Sleman. Dapat di simpulkan bahwa jumlah ibu yang memiliki status gizi KEK di Kabupaten Sleman sebesar 49 orang (24,5%) dan jumlah ibu yang mempunyai status gizi tidak KEK (normal) sebesar 151 orang (75,5%), jumlah terjadinya anemia pada ibu di Kabupaten Sleman sebesar 49 orang (24,5%) dan jumlah kejadian tidak anemia pada ibu sebesar 151 orang (75,5%), jumlah panjang badan lahir pendek pada anak di Kabupaten Sleman sebesar 37 orang (18,5%) dan jumlah panjang badan lahir normal pada anak sebesar 163 orang (81,5%). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ibu yang mengalami Kurang Energi Kronis dengan Panjang Badan Lahir Pendek di Kabupaten Sleman (p = 0,000). Hasil Odds Ratio (OR) sebesar 12,066 (5,350-27,213) dan adanya hubungan yang signifikan antara status anemia ibu dengan Panjang Badan Lahir Pendek di Kabupaten Sleman (p = 0,000). hasil Odds Ratio (OR) sebesar 17,305 (7,371-40,624)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG PADA SISWA SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA
Background: Counseling about nutrition of tembang still not known in wide society especially adolescent hence therefore need socialization and delivery of Guidance of Balanced Nutrition. Efforts to improve knowledge about balanced nutrition in adolescents require strategic approaches to be achieved effectively and efficiently. Health education methods one approach that is often used to convey a message or information so that the information provided is acceptable and well understood by the audience. Various media used as a supporter and tool for extension methods one of them is visual media that can channel the message in the form of visual communication symbols that need to be understood in the form of leaflet and audiovisual which can provide real stimulation containing motion picture and sound element with duration a relatively short time that is shown in video form.
Objective: To Analyze the Effectiveness of Media Leaflet and Video Use of Knowledge of Balanced Nutrition Guidance on Students of SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Method: The type of research used quasi experimental (Quasi Experimental) with pretest-postest design with control group design. This research was conducted at SMPN 5 Yogyakarta on 5-6 April 2018. Samples with 36 people from leaflet and video group. The data analysis uses paired t-test and independent t-test.
Results: The mean score of knowledge of balanced nutrition before counseling with media leaflets was 8.94 and 9.44 videos. While after being given counseling using media leaflet 10.78 and video 12,11. The result of the research shows the effect of media giving to the change of knowledge (delta p = 0,002).
Conclusion: There is a difference of effectiveness of leaflet and video media usage on knowledge of balanced nutrition guidance on students of SMPN 5 Yogyakarta.
Keywords: leaflet and video media, knowledge, guidance of balanced nutritio
HUBUNGAN KONDISI PSIKOLOGIS DAN PENAMPILAN MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Pendahuluan : Sisa makanan merupakan salah satu indikator pelayanan gizi. Sisa makanan adalah jumlah makanan yang disajikan kepada pasien tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan salah satunya adalah kondisi psikologis dan penampilan makanan. Sisa makanan yang kurang atau sama dengan 20% menjadi indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit di Indonesia
Tujuan : Mengetahui hubungan antara kondisi psikologis pasien dan penampilan makanan dengan sisa makanan pasien rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 70 orang pasien rawat inap dengan lama perawatan minimal 2 hari. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS 42, kuesioner penilaian penampilan makanan dan form comstock. Pengamatan sisa makanan dan penampilan makanan dilaksanakan pada waktu makan siang selama minimal 2 kali pengamatan. Uji statistika yang digunakan adalah uji Chi Square.
Hasil : Rata-rata sisa makanan sedikit (20%) sebanyak 24,3%. Responden dengan kondisi psikologis normal sebanyak 91,4%, ansietas 5,7% dan depresi 2,9%. Sebagian besar responden sudah menilai baik terhadap penampilan makanan yang disajikan. Berdasarkan analisis statistika menunjukkan nilai p sebesar 0,002 untuk kondisi psikologis dan nilai p sebesar 0,001 untuk warna makanan dan porsi makanan.
Kesimpulan : Ada hubungan antara kondisi psikologis, warna makanan dan porsi makanan dengan sisa makanan pasien.
Kata kunci : Penyelenggaraan makanan, sisa makanan, kondisi psikologis, penampilan makanan, pasien rawat ina
Health Promotion Model to Increase Maternal Visit and Exclusive Breastfeeding in the Puerperium Period in Sleman, YOGYAKARTA
Background: Exclusive breastfeeding in the puerperium period is beneficial for mother and infant. Breastfeeding stimulate oxytocin release that will increase uterine contraction. It in turn fastens uterine involution process and eventually prevents prolonged post partum bleeding. Breastfed infants are healthier, have better nutritional status, and less probability of dying. Therefore, there is a need to develop a health promotion model that empowers post partum mothers to visit maternity clinic for post partum examination. This study aimed to determine factors that affect maternal visits to maternity clinic for post partum examination.Subjects and Method: This was an analytical observational study with cross-sectional design. This study was conducted in Sleman, Yogyakarta. A total sample of 125 post partum mothers was selected for this study. The dependent variable was number of visits to maternity clinic for post partum examination. The independent variables were maternal knowledge, access to information, husband support, stakeholder role, and participation in maternal health promotion class. The data were collected by a set of questionnaire, and then were analyzed by Structural Equation Model (SEM).Results: The SEM showed Goodness of Fit, with indicators as follows: Chi Square 263.01, p= 0.055, RMSEA=0.025, GFI=0.98, NFI=0.92, and CFI 1.00. Maternal knowledge (b=0.15), access to information (b=0.42), husband support (b=0.52), stakeholder role (b=0.57), participation in maternal health promotion class (b=0.04).Conclusion: Maternal knowledge, access to information, husband support, stakeholder role, participation in maternal health promotion class, are important determinant of maternal visit to maternal clinic for post partum examination.Keywords: maternal visit, maternal clinic, health promotion class, puerperium.Correspondence: Eny Retna Ambarwati. Academyof Midwifery Yogyakarta, Yogyakarta,Indonesia. Email: [email protected] of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.0
FAKTOR RISIKO STATUS ANEMIA IBU HAMIL TERHADAP PANJANG BADAN LAHIR PENDEK DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO D. I. YOGYAKARTA
Latar Belakang : Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dibawah normal. Hb berperan didalam pengangkutan Oksigen ke seluruh tubuh. Jika Ibu mengalami anemia, maka siklus Oksigen di dalam tubuh berkurang dan akan mengakibatkan teganggunya metabolisme yang meningkat selama proses kehamilan. Anemia selama masa kehamilan akan meningkatkan faktor risiko dalam menghambat pertumbuhan dan berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, kematian bayi dalam kandungan, kematian perinatal dan pertahanan tubuh berkurang yang mengakibatkan infeksi terhadap ibu dan anaknya. Penentuan lokasi penelitian dikarenakan terdapat kejadian anemia ibu hamil yang mencapai 30 % dan bayi dengan panjang lahir pendek sebanyak 20 %.
Tujuan Penelitian : Mengetahui status anemia ibu hamil merupakan faktor risiko terhadap panjang badan lahir pendek di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo.
Metode Penelitian : Sampel yang digunakan berjumlah 192 bayi dengan kelompok kasus sebanyak 64 bayi dengan panjang badan lahir pendek dan kelompok kontrol sejumlah 128 dengan panjang badan lahir normal. Data diperoleh dengan menyalin dari rekam medis Puskesmas tahun 2016 kemudian dianalisa menggunakan pendekatan case control. Variabel bebas adalah status anemia ibu hamil sedangkan variabel terikat adalah panjang badan lahir. Pengolahan data menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui adanya hubungan antara status anemia ibu hamil dengan panjang badan lahir, kemudian untuk mengidentifikasi faktor risiko menggunakan Odd-Ratio.
Hasil Penelitian: Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara status anemia ibu hamil dengan panjang badan lahir pendek ditandai dengan nilai p value= 0,000 (p < 0,05). Selain itu, status anemia ibu hamil menjadi faktor risiko panjang badan lahir pendek (OR=4,31;95% CI=2,28 – 8,15).
Kesimpulan penelitian : Status anemia ibu hamil menjadi faktor risiko panjang badan lahir pendek di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo.
Kata Kunci: Anemia, Ibu Hamil, Panjang Badan Lahir, Stuntin
Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan. Model PRECEDE-PROCEED Green danKreuterdigunakansebagai model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan model PRECEDE-PROCEED pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Sasaran penelitian adalah para pengambil kebijakan serta pelaksana program Desa Siaga di Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, dan Desa. Metode penelitianyangdiggunakanadalahmetode kualitatif berupa studi kasus. Lokasi penelitianberadadi Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil dua Desa Siaga. Hasil: Prioritas masalah kesehatan adalah Tuberkulosis (TB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktorpredisposisi meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, keyakinan, sertakepercayaan pada takhayul dan dukun. Faktor pendukung meliputi penyuluhan dan pelatihan, ketersediaan sarana kesehatan, jaminan kesehatan, dukungan dana, sumberdaya lokal, dan sumberdaya alam. Faktor penguat meliputi kepemimpinan, dukungan sosial, modal sosial, norma sosial, gotong royong, penghargaan, akses informasi kesehatan dan keteladanan. Kesimpulan: Model perencanaan PRECEDE-PROCEED dapat diaplikasikan pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Penyakit TB dan DBDdiidentifikasi oleh masyarakat sebagai prioritas masalah kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diarahkan pada upaya Perubahan perilaku dengan mempertimbangkan faktor predisposisi, penguat dan pendukung
Hubungan Keadaan Lingkungan Madrasah Terhadap Sikap Keagamaan Anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Nurul Huda Desa Wirakanan Kec. kandanghaur Kab. Indramayu
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam sikap terdiri dari faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah (Hamid, 1999). Sudah sewajarnya bahwa keluarga terutama orangtua memelihara dalam mendidik anak-anaknya dengan rasa kasih sayang. Dirumah anak menerima kasih sayang yang besar dari orangtuanya. Anak menggantungkan diri sepenuhnya pada orangtuanya, tempat Ãa mencurahkan isi hatinya sedangkan sekolah adalah buatan manusia. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memnberi bekal persiapan hidup hagi anak-anaknya. Untuk mempersiapkan anak agar hidup dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan dalam masyarakat yang moderen, yang telah tinggi kebudayaannya seperti sekarang ini (Ngalim Purwanto, 1995). Dampak dari kebudayaan yang moderen telah banyak merusak terhadap sikap keagamaan anak seperti halnya dari majalah-majalah dan Koran-koran porno yang akan merusak ahlak. Perubahan pakaian islami dengan sedikit memendekan pakaian di kaki dan di tangan bahkan juga dengan ditipiskannya kerudung dengan mengikatkannya kebelakang sehingga kelihatan buah dadanya. Keadaan lingkungan madrasah akan sangat mempengaruhi sikap keagamaan anak meskipun pendidikan agama yang didapatnya cukup berpengalaman. Faktor eksternal pembelajaran anak ada dua macam yakni faktor lingkungan sosial dan faktor Iingkungan non sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru para staf administrasi teman-teman sekelas dapat mempengaruhi sikap anak, keluararga dan masyarakat. Sedangkan lingkungan non sosial yakni rumah, sekolah, peralatan dan alam sekitarnya (Syah, 2003).
Kata kunci : sikap keagamaan, madrasah diniya
- …