6 research outputs found
Pemanfaatan Limbah Feses Dan Urin Sapi Sebagai Alternatif Bahan Bakar Skala Rumah Tangga Di Sekitar Hutan Camplong, Kabupaten Kupang
The objective of this community service was to introduce biogas as an alternative house hold fuel and lighting by using beef cattle pen waste at Camplong forest area, Kupang Regency East Nusa Tenggara Province through integrated farming system. Methods applied were survey, interview, agricultural extension, demonstration and practical work involving 31 farmers on site. Data were descriptively analysed to offer an alternative solution toward feed supply, the used of fuel wood and food crop farming practice of participants. The result was the realization of farmers work pattern by integrating food crop plant, raising cattle and the use of alternative biogas as a source of fuel and lighting. It can be concluded that farmers at the area of Camplong Kupang Regency are able to integrate crop farming and cattle raising by using the available resources through community service
Pengaruh Psikologi Petani terhadap Penerapan Inovasi Teknologi Fermentasi Jagung Bose pada Gapoktan Setetes Madu Fatuleu Desa Camplong II, Kabupaten Kupang
Corn is one of the important food ingredients for Indonesian people, to maximize the important role of corn as a staple food for the community, it can be done by improving the psychology about their decision to manage and consume the corn. This research aims to find out the effect of farmers’ psychological factors on the application of fermentation bose corn technology in Setetes Madu Fatuleu farmer group association. This research was held in Camplong village II Fatuleu District Kupang Regency of East Nusa Tenggara using quantitative research as an explanation survey research method and the participants of all Setetes Madu Fatuleu Farmer Group Association that cultivate the corn is amount 55 participants. Data analysis in this research using multiple linear regression analysis. The result showed: (1) psychological factors consisting of knowledge, motivation and attitudes together had a significant effect of 53,8% on the application of fermented bose corn technology in Setetes Madu Fatuleu Farmers Group Association, (2) psychological factors consisting of knowledge and each motivation has a significant effect of 46,6% for knowledge and 27,2% for the motivation factor of participant Setetes Madu Fatuleu Farmers Group Association on the application of fermented bose corn technology, while the attitude factor of the Setetes Madu Fatuleu Farmers has no effect on the application of fermentation bose corn technology
ANALISIS EROSI DAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN METODE PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Kasus di DAS Nunkurus,Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Nunkurus watersheed is one of the watersheed that located in Kupang, NTT
Province. Generally, this watersheed has type E in climate that israther dry . But it
does not mean that Nunkurus watershed free from the danger of erosion. High
intensity rainfall that occurs during the rainy and slope will increase the risk and
danger of erosion.This is further supported by soil treatment activities and grazing
that do not noticed the principles of conservation and the capability of the land
This research aims to :1) Determine the rate of erosion and dangerous of
erosion in Nunkurus watersheed. 2) Arrange land capab ility classification in
Nunkurus watershed 3 ) Provide general overview and recommendations in land
use direction that appropriate toland capability in Nankurus watershed.
Data collection be primary and secondary data. The primary data be soil
sampling to determine the value of soil erodibility. Secondary data were taken in
the form of rainfall data from Camplong , Naibonat, Oekabiti, and Lasiana S tations
to calculate the value of erosivity. Other secondary data that taken are landuse,
soil conservation, slope, soil drainage, rock/gravel , the threat of flooding and
solum. Erosion calculation using USLE method and determining land capability
using LCLP software. Spatial mapping using ArgGis 10.3 and ArcView 3.3
software. Processing of attribute data using Microsoft Office Excel.
The research result show that:1) The level of erosion in Nunkurus
watersheed dominated by Class I(<15 tons/ha/yr) covering an area of 138,80 km
2
.
And then Class II covering 36,31 km
2
, Class V covering 10,43 km
2
, Class III
covering 5,84 km
2
and Class IV covering 3,73 km
2
. 2) land capability classes in
Nunkurus watershed are Land Capability Class IV, ClassVI, and Class VII. Land
capability classes VI dominate in Nunkurus watershed c overing 180,55 km
2
or
92,53% of the total study area. Class IVcovering 3,06 km
2
and Class VII covering
11,50 km
2
or 5,90 % of the study area. 3) Land use recommendations for Class IV
are limited grazing, selective cutting by following the principles of soil and water
conservation , Class VII, recommended for pasture or fores
Tingkat Pembelajaran Mandiri Anggota Kelompok Tani Setetes Madu Dalam Budidaya Tanaman Jagung Berdasarkan Konsep Heutagoigi
Jagung merupakan salah satu bahan pangan penting bagi masyarakat Indonesia, untuk meningkatkan produksi jagung, maka dapat dilakukan dengan meningkatkan kepercayaan petani untuk mau belajar mandiri mengakses informasi budidaya tanaman jagung melalui media informasi yang ada guna ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan budidaya tanaman jagung dalam penggunaan cara-cara budidaya tanaman jagung sesuai konsep yang benar yang berdampak pada adanya peningkatan produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pembelajaran mandiri anggota Kelompok Tani Setetes Madu dalam budidaya tanaman jagung berdasarkan konsep heutagogi. Penelitian dilaksanakan di Desa Camplong II, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey eksplanasi, responden dalam penelitian adalah semua anggota Kelompok Tani Setetes Madu yang membudidayakan tanaman jagung berjumlah 60 orang. Data dianalisis deskriptif dengan menggunakan Skoring. Hasil penelitian menunjukkan (1) Tingkat pembelajaran mandiri anggota kelompok tani Setetes Madu dalam budidaya tanaman jagung berdasarkan konsep heutagoigi berada pada kriteria sedang dengan skor 2,34 atau sebanyak 54,56 persen anggota kelompok tani Setetes Madu dalam proses pembelajaran mandiri dikategorikan sedang. (2). Tingkat pembelajaran mandiri anggota kelompok tani Setetes Madu dikategorikan sedang dikarenakan petani baru memanfaatkan informasi Teknik budidaya tanaman jagung dari buku/leaflet yang diberikan oleh teman dibandingkan belajar mandiri melalui media bantu yang lain (Internet, WhatsApp, Facebook, Youtube)
OPTIMALISASI LAHAN BERBASIS PERTANIAN RAKYAT UNTUK MENDUKUNG AGROEKOWISATA DI KABUPATEN KUPANG-NTT
Kabupaten Kupang sebagai kabupaten terluas kedua di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengandalkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai sektor terbesar penyumbang PDRB. Namun pertumbuhan ekonomi untuk ketiga sektor ini menurun dalam lima tahun terakhir. Padahal usaha tani tidak hanya budidaya tetapi juga dapat sebagai sumber objek wisata alam. Salah satu contoh adalah gunung batu Fatuleu yang terletak di Kecamata Fatuleu Tengah telah menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung setiap minggu. Hal ini merupakan peluang untuk pertumbuhan ekonomi rakyat yang tinggal di daearah sekitarnya. Desa Oelbiteno merupakan salah satu desa dari empat desa yang ada di Kecamatan Fatuleu Tengah, juga memiliki potensi pengembangan agroekowisata. Namun sistem pertanian rakyatnya masih bersifat tradisional. Karena itu, untuk peningkatan pertumbuahan ekonomi desa dan masyarakat perlu adanya alih guna lahan dari pertanian campuran subsistem menjadi agroekowisata. Ada beberapa komoditi unggulan yang dapat dikembangkan yaitu pisang, nenas, cendana, kopi, hortikultur, serta tanaman pakan ternak dan rumput. Kegiatannya adalah pemberdayaan masyarakat melalui desain teras kebun, pembimbingan dan pendampingan petani agar usaha taninya dapat bernilai ekonomis dan mempunyai dampak ekologi yang baik. Dengan memanfaatkan beberapa objek alam (mata air dan kolam), peternakan (sapi) dan pertanain terassering dengan komiditi unggulan diharapkan dapat memberi peluang usaha agroekowisata sehingga ekonomi masyarakat dan pengembangan desa yang berkelanjutan