111 research outputs found
Peranan Kupem dalam Meningkatkan Produksi Kentang di Kabupaten Kerinci
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi dan pendapatan USAhatani kentang yang memanfaatkan kredit dan tanpa kredit. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi USAhatani kentang di Kabupaten Kerinci.Sampel diambil secara purposive sampling yakni petani yang mengusahakan tanaman kentang dengan menggunakan kredit dan tanpa kredit. Jumlah sampel sebanyak 32 orang yang terdiri dari 17 orang petani yang memanfaatkan kredit dan 15 orang yang tidak memanfaatkan kredit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produksi USAhatani dengan bantuan kredit (15.770 kg/ha) lebih tinggi daripada USAhatani tanpa kredit (10.390 kg/ha). Pada USAhatani kentang dengan kredit diperoleh R/C ratio sebesar 1,43 sedangkan USAhatani kentang tanpa kredit hanya sebesar 1,34. serta nilai B/C ratio sebesar 1,65. Artinya pendapat USAhatani kentang dengan kredit lebih besar dari pada tanpa kredit. Hasil sidik ragam dari fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan bahwa produksi USAhatani kentang per hektar, secara bersama—sama dipengaruhi oleh jumlah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja yang digunakan, status lahan yang digarap serta pemanfaatan kredit. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produksi kentang per hektar adalah jumlah bibit, pupuk NPK, pupuk SP36 dan pestisida serta pemanfaatan kredit
Analisis Pola Konsumsi Pangan Petani Kelapa Sawit Bermitra dan Tidak Bermitra di Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan gambaran pola konsumsi pangan, Marginal Propensity to Consume, dan elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran petani kelapa sawit bermitra dan tidak bermitra di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari. Studi ini menggunakan kasus rumah tangga pertanian di Kecamatan Batin XXIV untuk mewakili petani bermitra dan petani tidak bermitra. Metode penarikan sampel menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Untuk mengukur tingkat keberagaman petani bermitra dan tidak bermitra dilakukan dengan analisis Marginal Propensity to Consume dan analisis elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi Dari uraian hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan, yang sekaligus merupakan jawaban dari tujuan penelitian ini, yaitu : pola konsumsi pangan dilihat dari jumlah bahan pangan seperti beras, gula, minyak goring, minyak tanah/gas elpiji, tepung, sayur, kopi/teh, susu, telur, daging, ikan, tahu/tempe/kacang-kacangan, buah, roti, mie instan, rempah-rempah dan lain-lain tidak memiliki perbedaan yang membedakan hanya dari jumlah masing-masing jenis bahan panan yang dikonsumsi. Pola konsumsi pangan jika dilihat dari jenis pangan yang dikonsumsi antara lain padi-padian,umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah dan lain-lain. MPC petani kelapa sawit bermitra dan tidak bermitra sebesar 0,015 dan 0,042 dimana Perubahan pendapatan petani bermitra dan tidak bermitra sebesar Rp 1 akan menyebabkan pertambahan pengeluaran sebesar Rp. 0,142 dan Rp. 0,072. Elastisitas Perubahan pendapatan terhadap konsumsi petani bermitra dan tidak bermitra bersifat inelastis (EP < 1)
Analisis Kinerja USAha Agroindustri Rengginang Ubi Kayu di Desa Ampelu Mudo Kecamatan Muaro Tembesi Kabupaten Batanghari
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan pada agroindustri rengginang ubi kayu Melati yang mengelola ubi kayu menjadi rengginang setengah jadi. Penelitian dilakukan di Desa Ampelu Mudo Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari. Penelitian menggunakan Rasio Profitabilitas, antara lain Marjin Laba Bersih atas Penjualan, Marjin Operasi, dan Laba Atas Modal Sendiri. Berdasarkan hasil penelitian di agroindustri rengginang ubi kayu Melati bahwa dari segi produksi dan biaya mengalami peningkatan dari Desember 2012 sampai Desember 2013, sedangkan dari segi laba bersih mengalami penurunan dari Desember 2012 sampai Desember 2013. Selain itu dapat disimpulkan bahwa kinerja Agroindustri rengginang ubi kayu dalam kurun 2 tahun yaitu tahun Januari 2012 dan Desember 2013 telah terjadi penurunan. Hal ini dapat dilihat dari rasio keuangan yang telah diperoleh dari perhitungan yang merupakan alat ukur suatu kinerja USAha, yang menunjukkan bahwa angka-angka rasio profitabilitas yang terdiri dari rasio marjin laba bersih, marjin operasi, laba atas modal sendiri dari tahun Januari 2012 sampai Desember 2013 cenderung mengalami penurunan atau dapat disimpulkan kinerja yang dimiliki Agroindustri rengginang ubi kayu adalah kurang baik
Komparasi USAhatani Padi Sawah Sistem Tapin dan Sistem Tabela di Kecamatan Geragai Kebupaten Tanjung Jabung Timur
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbandingan keragaan USAhatani padi sawah sistem TAPIN dan sistem TABELA, (2) mengetahui perbandingan penggunaan waktu, tenaga kerja, dan biaya produksi USAhatani padi sawah sistem TAPIN dan sistem TABELA, dan (3) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi sawah sistem TAPIN beralih ke sistem TABELA di Desa Lagan Ulu dan Desa Pandan Jaya Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya dan penerimaan USAhatani, kelayakan USAhatani, efisiensi USAhatani dan analisis regresi logistik biner. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa :(1) perbandingan keragaan USAhatani padi sawah sistem TAPIN dan sistem TABELA yaitu pada tahapan kegiatan penyiapan media persemaian benih, persemaian benih, pemeraman benih, penaburan benih, penanaman, penyisipan dan pengairan. (2) Penggunaan waktu dan tenaga kerja pada USAhatani padi sawah sistem TABELA adalah 38,59 HOK/Ha lebih efisien dibandingkan sistem TAPIN sebesar 64,05 HOK/Ha. Hasil perhitungan nilai R/C rasio menunjukkan dengan nilai R/C rasio sistem TABELA sebesar 1,99 per Ha lebih layak diterapkan dibandingkan sistem TAPIN dengan nilai R/C rasio sebesar 1,04 per Ha. Hasil perhitungan nilai B/C rasio menunjukkan bahwa sistem TABELA dengan nilai B/C rasio sebesar 1,00 lebih efisien dibandingkan sistem TAPIN dengan nilai B/C rasio sebesar 0,04. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk beralih ke sistem TABELA secara signifikan melalui analisis regresi logistik biner adalah faktor luas lahan, penggunaan tenaga kerja dan penerimaan
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Kopi Bubuk Pd. Ayam Ras Kota Jambi dengan Metode “Economic Value Added
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan tingkat penjualan mengalami fluktasi sehingga keuntungan juga berfluktuasi, mengetahui manfaat penerapan EVA terhadap peningkatan kinerja pada PD. Ayam Ras Kota Jambi, dan melihat peningkatan kinerja manajemen pada Perusahaan PD. Ayam Ras melalui metode analisis keuangan menggunakan EVA (Economic Value Added). Agroindustri memiliki sejumlah permasalahan kompleks yang harus diselesaikan mulai dari pemasokan bahan baku, proses penciptaan nilai tambah hingga mendistribusikan produknya ke konsumen. Pasokan untuk produk pertanian yang diproses akan melibatkan beberapa pelaku, yaitu petani atau perkebunan, pengolah atau pabrik, dan konsumen. Beberapa Perusahaan telah berhasil meningkatkan efisiensi produksi serta kualitas produk dengan cara melakukan desain atau merancang ulang seluruh pasokannya. Penelitian ini dilakukan di PD. Ayam Ras Kota Jambi dengan pertimbangan bahwa Perusahaan ini merupakan salah satu Perusahaan pelopor berdirinya industri pengolahan kopi di Kota Jambi dan memiliki kapasitas produksi termasuk besar diantara Perusahaan pengolahan kopi yang lain. Data yang dihimpun dari penelitian ini adalah data sekunder seperti Neraca Keuangan, Laporan Rugi Laba, dan Laporan Perubahan Modal PD. Ayam Ras Kota Jambi Tahun 2012 – 2013. Untuk melihat kinerja keuangan di PD. Ayam Ras Kota Jambi dipergunakan adalah analisis EVA, dengan Asumsi bahwa jika kinerja keuangan baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan laba Perusahaan. Hasil penelitian terlihat bahwa kinerja Perusahaan berfluktuasi dilihat dari metode EVA. Hal ini disebabkan kenaikan return juga menyebabkan keuntungan yang didapat mengalami penurunan. Dimana tingkat laba modal yang diinvestasikan dan biaya modal rata-rata tertimbang juga mengalami fluktuasi
Differences in the neural correlates of schizophrenia with positive and negative formal thought disorder in patients with schizophrenia in the ENIGMA dataset
Formal thought disorder (FTD) is a clinical key factor in schizophrenia, but the neurobiological underpinnings remain unclear. In particular, the relationship between FTD symptom dimensions and patterns of regional brain volume loss in schizophrenia remains to be established in large cohorts. Even less is known about the cellular basis of FTD. Our study addresses these major obstacles by enrolling a large multi-site cohort acquired by the ENIGMA Schizophrenia Working Group (752 schizophrenia patients and 1256 controls), to unravel the neuroanatomy of FTD in schizophrenia and using virtual histology tools on implicated brain regions to investigate the cellular basis. Based on the findings of previous clinical and neuroimaging studies, we decided to separately explore positive, negative and total formal thought disorder. We used virtual histology tools to relate brain structural changes associated with FTD to cellular distributions in cortical regions. We identified distinct neural networks positive and negative FTD. Both networks encompassed fronto-occipito-amygdalar brain regions, but positive and negative FTD demonstrated a dissociation: negative FTD showed a relative sparing of orbitofrontal cortical thickness, while positive FTD also affected lateral temporal cortices. Virtual histology identified distinct transcriptomic fingerprints associated for both symptom dimensions. Negative FTD was linked to neuronal and astrocyte fingerprints, while positive FTD also showed associations with microglial cell types. These results provide an important step towards linking FTD to brain structural changes and their cellular underpinnings, providing an avenue for a better mechanistic understanding of this syndrome
Connectome architecture shapes large-scale cortical alterations in schizophrenia: a worldwide ENIGMA study
Schizophrenia is a prototypical network disorder with widespread brain-morphological alterations, yet it remains unclear whether these distributed alterations robustly reflect the underlying network layout. We tested whether large-scale structural alterations in schizophrenia relate to normative structural and functional connectome architecture, and systematically evaluated robustness and generalizability of these network-level alterations. Leveraging anatomical MRI scans from 2439 adults with schizophrenia and 2867 healthy controls from 26 ENIGMA sites and normative data from the Human Connectome Project (n = 207), we evaluated structural alterations of schizophrenia against two network susceptibility models: (i) hub vulnerability, which examines associations between regional network centrality and magnitude of disease-related alterations; (ii) epicenter mapping, which identifies regions whose typical connectivity profile most closely resembles the disease-related morphological alterations. To assess generalizability and specificity, we contextualized the influence of site, disease stages, and individual clinical factors and compared network associations of schizophrenia with that found in affective disorders. Our findings show schizophrenia-related cortical thinning is spatially associated with functional and structural hubs, suggesting that highly interconnected regions are more vulnerable to morphological alterations. Predominantly temporo-paralimbic and frontal regions emerged as epicenters with connectivity profiles linked to schizophrenia’s alteration patterns. Findings were robust across sites, disease stages, and related to individual symptoms. Moreover, transdiagnostic comparisons revealed overlapping epicenters in schizophrenia and bipolar, but not major depressive disorder, suggestive of a pathophysiological continuity within the schizophrenia-bipolar-spectrum. In sum, cortical alterations over the course of schizophrenia robustly follow brain network architecture, emphasizing marked hub susceptibility and temporo-frontal epicenters at both the level of the group and the individual. Subtle variations of epicenters across disease stages suggest interacting pathological processes, while associations with patient-specific symptoms support additional inter-individual variability of hub vulnerability and epicenters in schizophrenia. Our work outlines potential pathways to better understand macroscale structural alterations, and inter- individual variability in schizophrenia
Brain ageing in schizophrenia: evidence from 26 international cohorts via the ENIGMA Schizophrenia consortium
Schizophrenia (SZ) is associated with an increased risk of life-long cognitive impairments, age-related chronic disease, and premature mortality. We investigated evidence for advanced brain ageing in adult SZ patients, and whether this was associated with clinical characteristics in a prospective meta-analytic study conducted by the ENIGMA Schizophrenia Working Group. The study included data from 26 cohorts worldwide, with a total of 2803 SZ patients (mean age 34.2 years; range 18–72 years; 67% male) and 2598 healthy controls (mean age 33.8 years, range 18–73 years, 55% male). Brain-predicted age was individually estimated using a model trained on independent data based on 68 measures of cortical thickness and surface area, 7 subcortical volumes, lateral ventricular volumes and total intracranial volume, all derived from T1-weighted brain magnetic resonance imaging (MRI) scans. Deviations from a healthy brain ageing trajectory were assessed by the difference between brain-predicted age and chronological age (brain-predicted age difference [brain-PAD]). On average, SZ patients showed a higher brain-PAD of +3.55 years (95% CI: 2.91, 4.19; I2 = 57.53%) compared to controls, after adjusting for age, sex and site (Cohen’s d = 0.48). Among SZ patients, brain-PAD was not associated with specific clinical characteristics (age of onset, duration of illness, symptom severity, or antipsychotic use and dose). This large-scale collaborative study suggests advanced structural brain ageing in SZ. Longitudinal studies of SZ and a range of mental and somatic health outcomes will help to further evaluate the clinical implications of increased brain-PAD and its ability to be influenced by interventions
- …