37,070 research outputs found
PERSEPSI PENGGUNA ANGKUTAN KOTA TERHADAP KEBERADAANNYA DI KOTA MOJOKERTO
Abstrak
Transportasi di kota Mojokerto, terutama angkutan kota yangada pada lima tahun terakhir ini mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kondisi ini terjadi kibat beberapa hal yang seharusnya diperhatikan oleh beberapa pihak agar banyak masyarakat yang menggunakan angkutan kota di kota Mojokerto. Tujuan dari ini adalah untk menganalisis kondisi angkutan kota dan persepsi masyarakat terhadap angkutan kota di kota Mojokerto.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Subyek penelitiannya adalah angkutan kota di kota Mojoketo dan penumpangnya. Sumber data yang dikumpulkan adalah gambaran umum beroperasinya angkutan kota di kota mojokerto, dan wawancara kepada para penumpang angkutan kota. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu menggunakan penurunan angkutan kota di kota Mojokerto lima tahun terakhir dengan cara wawancara ke Dinas Perhubungan kota Mojokerto, wawancara kepada para penumpang angkutan kota tentang kondisi dan persepsi masyarakat terhadap angkutan kota di kota Mojokerto.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, angkutan kota di kota Mojokerto yang masih beroprasional sebesar 142 dengan melibatkan sopir sebanyak 142 yang beroperasi setiap hari.Banyak sopir yang sebagian besar bergantung pada penghasilanangkutan kota. walaupun dari keadaan fisik dilihat dari tahun pembuatan semuanya usia dibawah tahun 2005 (berusia lebih dari 10 tahun). Operasional angkutan kota para sopir yang beropari setiap harinya daripada yang tidak beroperasi. Tingkat kenyamanan di dalam angkutan kota masih sangat kurang memadai. tingkat kebersihan dalam angkutan kota masih sangat buruk, karena para sopir angkutan kota membiarkan bagian dalam angkutan kota kotor dan tidak dibersihkan. ketepatan waktu juga kurang memadai karena sekali jalan waktu yang diperlukan dapat lebih dari 1 jam, karena angkutan kota banyak berhenti untuk mencari penumpang. Sedangkan masalah keamanan dan tarif,para penumpang mengatakan bahwa angkutan kota selalu aman dan tarifnya terjangkau
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN MASYARAKAT TERHADAP ANGKUTAN KOTA MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL (Study Kasus: Pengawasan Angkutan Kota Di Dinas Perhubungan Kota Bandung)
Angkutan Kota merupakan angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah Kota.
Angkutan kota harus memenuhi standar laik operasi yang diatur dalam perundang-undangan yaitu
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009. Maka dari itu diperlukannya suatu pengawasan terhadap
angkutan kota untuk memenuhi standar laik jalan operasi. Dinas Perhubungan yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan pengawasan angkutan kota, namun dalam hal ini masyarakat juga dapat ikut serta
dalam melakukan pengawasan terhadap angkutan kota yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22
tahun 2009.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan merancang Sistem Informasi Pengawasan
Masyarakat Terhadap Angkutan Kota Memanfaatkan Media Sosial dengan menggunakan konsep
analisis Work system framework, dan menggunakan metodologi Structured System Analysis and Design
Methods (SSADM).
Hasil dari penelitian ini adalah rancangan Sistem Informasi Pengawasan Masyarakat terhadap
Angkutan Kota memanfaatkan Media Sosial. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan
pelayanan informasi dalam penanganan pengaduan masyarakat melalui media sosial terhadap angkutan
kota yang melakukan pelanggaran.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Sistem Pengawasan, Work system framework, Metodologi SSADM,
Sosial Media
Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kota Di Palu
Angkutan merupakan sarana untuk memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain yang dikehendaki, atau mengirim barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Angkutan terdiri dari angkutan orang dengan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil penumpang, maupun tak bermotor dan angkutan barang. Dilihat dari kepemilikannya angkutan dibedakan menjadi angkutan pribadi dan Angkutan kota. Angkutan kota sebagai sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan menengah dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam masyarakat. Pengguna Angkutan kota ini bervariasi, mulai dari buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain. Rumusan masalah yang dibahas adalah : Pertama Bagaimana perlindungan hukum terhadap penumpang angkutan kota di kota palu ? Kedua Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh penumpang jika terjadi kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengangkut. Tujuan Penulisan ini dilakukan oleh penulis agar dapat menyajikan data yang akurat sehingga dapat memberi manfaat dan mampu menyelesaikan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian mempunyai tujuan sebagai berikut : Pertama Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap penumpang Angkutan kota. Kedua Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh penumpang akibat kesalahan dari pengangkut. Adapun Pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan kajian yuridis normatif dan yuridis empiris. Kesimpulan yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah :Pertama Perlindungan hukum terhadap pengguna Jasa Angkutan Kota (Angkot) di Kota Palu sangat diperlukan dalam menjamin keselamatan penumpang itu sendiri sehingga tercipta perasaan aman dan tentram dalam menggunakan jasa Angkutan kota yang ada di Kota Palu. Kedua Menurut Peraturan Daerah Kota Palu mengenai lalulintas dan angkutan jalan diancam pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi terutang. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur tentang Ketentuan Pidana yang dapat menyebabkan Angkutan Kota yang melakukan pelanggaran terhadap Kenyamanan penumpang dapat dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku
Kajian Pelayanan Rute Transportasi Angkutan Kota dan Mobilitas Penduduk Menuju Pusat-pusat Pelayanan di Kota Karawang Provinsi Jawa Barat
Judul dari penelitian ini yaitu Kajian Rute Transportasi Angkutan Kota dan Mobilitas Penduduk Menuju Pusat-pusat Pelayanan di Kota Karawang Provinsi Jawa Barat, bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan atau
pelanggaran trayek yang telah ditentukan oleh DLLAJR dan ketersediaan pelayanan angkutan kota diberbagai jalur menuju pusat pelayanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (rute angkutan kota, jumlah angkutan kota, pelanggaran angkutan kota, tujuan pergerakan penduduk, dan asal pergerakan penumpang) dan data sekunder (jumlah penduduk, jumlah pelayanan fasilitas sosial ekonomi, luas wilayah penelitian, rute angkutan kota, dan jumlah anngkutan kota). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data secara kualitatif yaitu dengan mengunakan analisa peta dan analisa data secara kuantitatif yaitu mengunakan tabel frekuensi dan tabel silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pelanggaran rute yang dilakukan oleh sopir angkutan kota yaitu sebesar 64,7% responden menjawab melakukan pelanggaran dan dominasi alasan melakukan pelanggaran yaitu sebesar 57,1% responden menjawab karena persaingan dengan angkutan dari rute lain. Pelayanan angkutan kota terbagi menjadi 6 rute pelayanan. Pelayanan
angkutan kota rute Klari – Tuparev - A.R.Hakim - Klari berdasar hasil penelitian jumlah penumpang 172 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 184 penumpang. Pelayanan angkutan kota rute Klari – Tuparev - A.Yani - Klari berdasar hasil penelitian jumlah penumpang 129 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 190,8 penumpang. Pelayanan angkutan kota rute Tanjungpura - A.Yani – Tuparev -
Tanjungpura berdasar hasil penelitian jumlah penumpang 192,9 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 200 penumpang. Pelayanan ankutan kota rute Tanjungpura – Gempol – Tuparev - Tanjungpura berdasarkan hasil penelitian jumlah
penumpang 115,6 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 200 penumpang. Pelayanan ankutan kota rute Klari – Johar – Telukjambe - Klari berdasarkan hasil penelitian jumlah penumpang 115,2 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 130,5
penumpang. Pelayanan ankutan kota rute Tanjungpura – Gempol – Resinda – Badami – Tanjungpura berdasarkan hasil penelitian jumlah penumpang 45,6 sedangkan berdasarkan ketetapan DLLAJ 39,3 penumpang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sebagian besar rute angkutan kota telah
memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk bahkan mengalami kelebihan armada sehingga angkutan kota terkonsentrasi pada rute A dan B. Namun kelebihan jumlah angkutan tersebut disebabkan oleh pelanggaran yang disebabkan sopir angkutan kota dikarenakan persaingan antar angkutan kota sehingga terjadi kelebihan armada angkutan kota pada rute tertentu.
Arah mobilitas penduduk di Kota Karawang memusat pada pusat pelayanan fasilitas sosial I (Jl.Tuparev, Jl. Kertabumi, Jl. A.Yani, Jl. A.R.Hakim), dan II (Johar), dimana tujuan mobilitas penduduk tersebut adalah lokasi perkantoran,
sekolahan, pasar, keperluan sosial dan tempat rekreasi
MANAJEMEN PANGKALAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN TIMUR DAN SELATAN (EKS BALAI KOTA LAMA)OLEH UPT TERMINAL ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PADANG
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Manajemen Pangkalan Angkutan Kota Jurusan Timur dan Selatan (eks Balai Kota Lama) oleh UPT Terminal Angkutan Kota Dinas Perhubungan Kota Padang. Adapun beberapa fenomena yang terlihat sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah belum maksimalnya manajemen pengoperasian pangkalan angkutan kota jurusan timur dan selatan (eks Balai Kota Lama) yang dilaksanakan UPT Terminal Angkutan Kota Dinas Perhubungan Kota Padang yang terlihat dari supir angkot yang masih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar pangkalan angkutan kota. Padahal di dalam surat edarannya telah diatur bahwa supir angkot jurusan timur dan selatan wajib manaikkan dan menurunkan penumpang di pangkalan angkutan kota.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Dan teori yang digunakan peneliti adalah Teori Fungsi-Fungsi Manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick & L. Urwick yang terdiri dari tujuh variabel yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan, koordinasi, laporan, dan anggaran.
Hasil penelitian menunjukan dari seluruh variabel yang disampaikan oleh Luther Gullick & L. Urwick maka Manajemen Pangkalan Angkutan Kota Jurusan Timur dan Selatan (eks Balai Kota Lama) oleh UPT Terminal Angkutan Kota Dinas Perhubungan Kota Padang berjalan cukup baik. Walaupun dalam proses manajemennya masih terdapat beberapa masalah dan kekurangan yaitu pada fungsi perencanaan, pengarahan, dan laporan. Sehingga untuk kedepannya UPT Terminal Angkutan kota harus ikut andil dalam perencanaan petetapan tujuan dan serangkaian kegiatan dalam pengoperasian pangkalan angkutan kota. Kemudian pimpinan UPT Terminal angkutan kota lebih intens dalam memberikan pengarahan serta motivasi terhadap bawahan, serta proses pelaporan dilengkapi dengan dokumen tertulis dan terakhir harus ada pemeliharaan berkala terhadap fasilitas yang ada di pangkalan angkutan kota jurusan timur dan selatan (eks Balai Kota Lama).
Kata Kunci: Manajemen, Pangkalan/Terminal, Angkutan Kot
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN KELAYAKAN BEROPERASI ANGKUTAN KOTA
Angkutan kota yang diperbolehkan untuk beroperasi atau layak untuk beroperasi adalah
angkutan kota yang memiliki sebuah surat izin trayek dan kartu pengawasan juga surat kir yang masih
aktif dan juga selalu sampai pada terminal tujuannya. Pemantauan yang berjalan saat ini menghasilkan
informasi yang kurang lengkap, tidak akurat dan dalam proses pemantauan yang dilakukan berjalan
lambat dan sulit untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.Oleh karena dibuat sistem informasi
pemantauan kelayakan beroperasi angkutan kota yang ditargetkan mampu membantu dalam
memperoleh informasi terkait kendaraan angkutan kota yang beroperasi.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan merancang Sistem Informasi Pemantauan
Kelayakan Beroperasi Angkutan Kota di Dinas Perhubungan Kab.Bekasi. Analisis dan perancangan
sistem dilakukan dengan menggunakan metodologi SSADM (Structure System Analysis and Design
Method) dengan fokus dari perancangan adalah proses pemantauan kelayakan beroperasi angkutan kota.
Hasil dari penelitian ini adalah rancangan purwarupa yang dapat mencatat dan menampilkan
informasi mengenai historis perjalanan angkutan kota dan status kendaraan angkutan kota yang
beroperasi.
Kata kunci : Sistem Informasi, Pemantauan Kelayakan Beroperasi, Angkutan Kota, Metodologi
SSADM, Petugas Pemantauan, Administrasi, Pos Pemantauan, Tiket Perjalanan
Aplikasi Peta Jalur Angkutan Umum Kota Manado Berbasis Mobile Web
Perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dalam membantu masalah Sistem Informasi Geografis (SIG) terutama dalam bidang transportasi. Penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan informasi peta jalur angkutan umum Kota Manado ke dalam bentuk aplikasi berbasis Mobile Web, dengan menggunakan Google Maps sebagai tampilan informasi peta jalur angkutan umum Kota Manado. Pengembangan aplikasi peta jalur angkutan umum Kota Manado ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Aplikasi peta jalur angkutan umum Kota Manado ini membantu pengguna dalam mendapatkan informasi jalur angkutan umum yang ada di Kota Manado, baik wisatawan asing maupun lokal beserta warga Kota Manado yang belum mengetahui jalur angkutan umum Kota Manado
PENGARUH OVERLAPPING RUTE TERHADAP TINGKAT PENGISIAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA BANDUNG
Transportasi memiliki peran penting sebagai urat nadi mobilisasi penduduk di setiap kota di Indonesia, terutama kota-kota besar seperti Kota Bandung. Transportasi umum di Kota Bandung sampai saat ini didominasi moda angkutan kota (angkot). Kondisi angkutan umum khususnya angkutan kota (angkot) di Kota Bandung yang kurang terencana menyebabkan penurunan efektifitas dan efisiensi sistem transportasi perkotaan. Hal ini terlihat dari trayek angkutan kota yang saling overlapping dan rendahnya tingkat pengisian angkutan kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tingkat pengisian angkutan umum di Kota Bandung. Analisis menunjukkan bahwa proporsi tingkat pengisian (load factor) angkutan kota di Bandung berkisar antara 0,10 sampai dengan 0,56 dan ini di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Trayek nomor 17 Dago-Riung Bandung dan Trayek nomor 32 Cicadas-Cibiru memiliki rasio overlap tertinggi diantara trayek lainnya. Kedua trayek tersebut saling overlapping sebesar 27,51% untuk arah berangkat dan 25,35% untuk arah pulang. Dari analisis korelasi diketahui bahwa nilai tingkat pengisian tidak terpengaruh langsung oleh rasio overlap
- …