509,076 research outputs found

    PERENCANAAN TERMINAL MULTIMODA BERDASARKAN PERMINTAAN TERHADAP ANGKUTAN BUS DAN KERETA API DI TERMINAL MANGKANG KOTA SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRAK Perencanaan Terminal Multimoda Mangkang ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan permintaan terhadap prasarana transportasi yang terpadu dan terintegrasi di Kota Semarang. Terminal Multimoda Mangkang ini direncanakan untuk dapat menghubungkan 3 moda transportasi massal sekaligus yaitu bus, kereta api, dan pesawat udara. Perencanaan ini sendiri pada dasarnya merupakan upaya untuk mengoptimalkan potensi yang sudah ada karena Terminal Mangkang sendiri sebenarnya dilewati oleh rel kereta api double track yang aktif beroperasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mewujudkan Terminal Multimoda Mangkang yang terintegrasi. Untuk itu diperlukan perencanaan stop train atau stasiun yang juga berfungsi sebagai intermodal transfer point yang memungkinkan penumpang maupun barang berganti moda dari kereta api ke bus, maupun sebaliknya. Selain itu intermodal transfer point ini juga menyediakan lahan peti kemas. Sementara untuk akses dari Terminal Multimoda Mangkang ke bandara Ahmad Yani akan dilayani oleh Bus Rapid Transit (BRT). Perencanaan Terminal Mutimoda Mangkang ini dilakukan dengan metode preference.Kemudian dilakukan analisis pemilihan moda dengan metode logit binomial. Dari perhitungan ini didapatkan bahwa 16,54% penumpang akan melakukan transfer moda dari bus ke kereta api maupun sebaliknya. Berdasarkan analisis sensitivitas koresponden terhadap waktu didapatkan nilai probabilitas bahwa12,66% penumpang akan melakukan transfer moda dari bus ke kereta api jika selisih waktu kereta api lebih cepat 120 menit daripada bus. Sementara berdasarkan analisis sensitivitas koresponden terhadap tarif diketahui bahwa 6,44% penumpang akan melakukan transfer moda ke kereta api jika harga kereta api lebih murah Rp. 1500,00 dibanding bus. Sementara sebanyak 50% penumpang mulai terganggu dan cenderung melakukan transfer moda jika tarif bus lebih mahal Rp. 35.000,00 daripada kereta api. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa penumpang lebih dominan menggunakan moda bus daripada moda kereta api. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa waktu merupakan dasar pertimbangan yang paling sensitif untuk pemilihan moda bagi penumpang, bahkan apabila dibandingkan dengan tarif.Hasil perhitungan dan analisis data inilah yang digunakan sebagai dasar perencanaan Terminal Multimoda Mangkang sehingga dapat menciptakan desain yang efektif, efisien, dan realistis untuk diaplikasikan. Kata Kunci: Multimoda, Logit Binomia

    Pemilihan Moda Transportasi Ke Kampus Oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya

    Full text link
    Studi Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Brawijaya bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda transportasi serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif terhadap karakteristik pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa dan metode evaluatif berupa analisa korelasi variabel yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi serta analisa pemodelan pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa responden yang berjalan kaki (17,7%), kemudian yang menggunakan sepeda (0,5%), sepeda motor (53,1%), mobil (5,7%) serta angkutan umum (22,9%). Analisis model pemilihan diketahui bahwa terdapat 4 (empat) dalam model pemilihan transportasi menuju kampus yakni waktu tempuh (0,039), biaya tempuh (-0,0002), jarak tempuh (-0,0398) dan intensitas pergantian moda (-0,253). Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel waktu tempuh, biaya tempuh, jarak tempuh dan intensitas pergantian moda tranportasi merupakan variabel yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan pemilihan moda transportasi menuju kampus Universitas Brawijaya

    Studi Pemilihan Moda Angkutan Umum Antar Kota Menggunakan Metode Stated Preference

    Full text link
    Pemilihan moda merupakan salah satu model yang digunakan dalam perencanaan transportasiangkutan umum, hal ini dikarenakan peran kunci dari angkutan umum dalam upayameningkatkan perbaikan dan peningkatan pelayanan dari moda transportasi. Penelitian inimenitik beratkan pada transportasi angkutan umum penumpang antar kota antara moda mobilKijang dan moda mobil Sedan yang melayani rute Palu – Donggala. Adapun tujuan penelitian iniyaitu untuk mengetahui karakteristik pengguna moda, menentukan faktor – faktor yangmempengaruhi pemilihan moda, memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapatmenjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda serta untuk mengetahuisensitivitas model dari respon individu pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan seandainyaterjadi Perubahan pada setiap atribut perjalanan. Studi preferensi terhadap responden dilakukandengan melalui survey primer (kuisioner survey dan interview) pada pengguna moda Kijang danmoda Sedan dengan sampel sebanyak 200 responden. Analisis data model pemilihan modamenggunakan model logit biner dan estimasi parameter model dengan menggunakan analisaregresi.Analisis data model pemilihan moda menggunakan model logit biner dan estimasi parametermodel dengan menggunakan analisa regresi. Dari hasil analisis didapatkan logit model untukpemilihan moda dengan variabel – variable: selisih biaya perjalanan (X1), selisih waktu tempuhperjalanan (X2), selisih jadwal keberangkatan (X3), selisih tingkat pelayanan (X4) antara mobilKijang dan mobil Sedan. Hasil dari uji statistik disimpulkan bahwa biaya perjalanan, waktutempuh perjalanan, jadwal keberangkatan serta tingkat pelayanan secara signifikanmempengaruhi responden dalam memilih mod

    PERILAKU PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PERKOTAAN MENURUT POLA AKTIVITAS (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA)

    Get PDF
    Pada umumnya model pemilihan moda berbasis rumah (homebased) dikembangkan untuk perjalanan dari rumah ke tempat tujuan tertentu secara one way trip dan tanpa memperhatikan terjadinya suatu persinggahan atau intermediate stop di antara tempat asal dan tujuan (direct travel). Studi ini dikembangkan untuk menjawab pertanyaan penelitian apakah perilaku pemilihan moda untuk melakukan aktivitas dengan maksud bekerja, sekolah, atau lainnya, yang selama ini didasarkan pada atribut pelayanan moda dan atribut sosioekonomi dari pengguna, juga dipengaruhi oleh pola aktivitasnya yang direpresentasikan oleh waktu saat melakukan perjalanan dan pola perjalanan yang dilakukan yakni apakah terdapat kegiatan antara (intermediate stop) atau tidak. Upaya untuk menjawab pertanyaan itu adalah dengan membangun model pemilihan moda dengan memperhatikan pola aktivitasnya, yang meliputi tinjauan pola perjalanannya yakni apakah terdapat kegiatan antara (intermediate stop) atau tidak, kemudian tinjauan terhadap kombinasi pola perjalanan dengan waktu saat melakukan perjalanan, dan pola perjalanan dengan memperhatikan asal tujuan tertentu. Adanya pengaruh atau tidak dapat diketahui melalui perubahan utilitas moda relatif terhadap base mode dan perubahan nilai waktu antara pelaku perjalanan langsung dan tidak langsung. Dari pengembangan model pemilihan moda menurut pola perjalanannya secara umum diperoleh temuan bahwa nilai utilitas moda angkutan umum relatif terhadap base mode, adalah yang paling rendah, baik dalam persepsi pelaku perjalanan langsung maupun tidak langsung. Lebih dari itu dalam persepsi pelaku perjalanan tidak langsung, perbedaan nilai utilitas itu menjadi lebih lebar dibandingkan dengan persepsi pelaku perjalanan langsung. Temuan lain yang diperoleh dari pengembangan model ini adalah bahwa sepeda motor adalah moda dengan utilitas yang paling tinggi (superior). Sekalipun kedua tipe pelaku perjalanan langsung dan tidak langsung memandang sepeda motor sebagai moda yang paling preferable, namun bagi pelaku perjalanan tidak langsung perbedaan nilai utilitas sepeda motor terhadap moda lainnya jauh lebih besar daripada pelaku perjalanan langsung. Moda mobil, sebagaimana moda sepeda motor, juga memiliki perbedaan nilai utilitas terhadap moda lainnya yang lebih tinggi bagi pelaku perjalanan tidak langsung dibandingkan pelaku perjalanan langsung. Namun demikian hal sebaliknya terjadi pada model dengan Choice Set 3 (1,2,3) untuk maksud gabungan dan waktu keberangkatan puncak pagi. Sekalipun mobil masih lebih preferable daripada base mode yang dalam hal ini angkutan umum, bagi pelaku perjalanan tidak langsung perbedaan nilai utilitas mobil terhadap angkutan umum lebih rendah daripada pelaku perjalanan langsung. Dari pengembangan model pemilihan moda menurut asal tujuan khusus, diperoleh temuan yang khas pada perilaku moda angkutan umum. Pada pergerakan intrazona, menurut pelaku perjalanan langsung utilitas moda angkutan umum lebih besar daripada sepeda. Namun bagi pelaku perjalanan tidak langsung, berlaku sebaliknya yakni utilitas sepeda lebih besar daripada angkutan umum. Sedangkan pada pergerakan antarzona, utilitas moda angkutan umum bagi kedua jenis pelaku perjalanan adalah lebih tinggi dari base mode. Namun demikian bagi pelaku perjalanan tidak langsung, sekalipun moda angkutan umum masih lebih preferable daripada sepeda, tetapi perbedaan nilai utilitasnya lebih kecil atau lebih sempit, dibandingkan dengan persepsi pelaku perjalanan langsung. Diduga perbedaan perilaku pergerakan intrazona dan antarzona adalah karena faktor jarak. Pergerakan di dalam satu zona relatif pendek, sehingga pergerakan dengan moda sepeda sangat mungkin dilakukan dengan mudah. Sepeda lebih fleksibel digunakan untuk melakukan perjalanan tidak langsung daripada angkutan umum, sehingga moda sepeda menjadi lebih preferable dalam persepsi pelaku perjalanan tidak langsung. Sementara pada pergerakan antarzona yang jaraknya relatif jauh, penggunaan moda sepeda menjadi kurang efektif dilakukan. Di sisi lain penggunaan angkutan umum untuk melakukan perjalanan tidak langsung adalah tidak fleksibel. Diduga sebenarnya orang lebih suka menggunakan sepeda karena lebih fleksibel untuk melakukan perjalanan tidak langsung, namun demikian karena karakteristik sepeda yang membutuhkan effort yang lebih tinggi untuk perjalanan jauh, akhirnya digunakan angkutan umum. Secara umum diperoleh temuan bahwa orang yang melakukan perjalanan langsung dan tidak langsung memandang suatu moda yang sama dengan nilai utilitas yang berbeda. Sekalipun utilitas moda mobil, sepeda motor, dan sepeda lebih tinggi terhadap moda angkutan umum, dalam persepsi kedua tipe pelaku perjalanan, namun bagi pelaku perjalanan tidak langsung perbedaan utilitas moda-moda tersebut (terhadap moda angkutan umum) jauh lebih lebar daripada pelaku perjalanan langsung. Demikian pula dalam pandangan terhadap nilai waktu, orang yang melakukan perjalanan langsung dan tidak langsung memiliki persepsi yang berbeda terhadap besaran biaya yang rela dikeluarkan untuk penghematan waktu. Sebagian besar pelaku perjalanan tidak langsung bersedia membayar dengan rupiah yang lebih tinggi untuk satuan waktu tempuh yang sama daripada pelaku perjalanan langsung. Temuan penting ini telah menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, bahwa pengaruh pola aktivitas mempengaruhi perilaku pemilihan moda. Kata kunci: pemilihan moda, pola aktivitas, fungsi utilitas, perjalanan langsung, perjalanan tidak langsung

    The role of the nugget term in the Gaussian process method

    Full text link
    The maximum likelihood estimate of the correlation parameter of a Gaussian process with and without of a nugget term is studied in the case of the analysis of deterministic models.Comment: MODA 9 - Advances in model-oriented design and analysis, Contrib. Statist., June 14th-19th 2010, Bertinoro, Bologna, Ital

    El comunicador de moda : estrategias y herramientas garantes del éxito comunicativo en las empresas de moda

    Get PDF
    El Comunicador de Moda o Director del Departamento de Comunicación de una empresa de moda, es el encargado de coordinar todas las estrategias comunicativas de la empresa, a través de una serie de herramientas. Esta figura no está definida con claridad en los manuales ya que el mundo de la comunicación de moda está en continua evolución y no todas las empresas optan por la misma estrategia comunicativa. Por ello, a partir de una revisión bibliográfica de textos especializados en comunicación de moda, se ha querido definir un retrato robot de la figura del Comunicador de Moda y todas las funciones que este desempeña en el Departamento de Comunicación de la empresa de moda

    Simulasi Pola Medan Elektromagnet Pada Pandu Gelombang Persegi Dengan Dua Parameter

    Full text link
    Telah dilakukan visualisasi pola medan elektromagnetik 4 moda terendah pada pandu gelombang persegi untuk moda berorde tinggi, yaitu moda TE00, TE01, TE10 dan TE11. Konstanta propagasi sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mengkarakter moda gelombang optik diformulasikan secara semi analitik. Hal ini dikarenakan formulasi konstanta propagasi efektif moda gelombang tidak dapat diturunkan secara eksak. Beberapa bagian dipecahkan menggunakan penyelesaian analitik, sedangkan beberapa bagian diselesaikan melalui analisa numerik secara komputasional dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Analisis karakter pola medan dilakukan dengan menggunakan prinsip Variasional fungsi trial polinom Hypergeometri, sedangkan profil indeks bias berbentuk secant hyperbolik. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan berbagai orde moda menunjukkan kesesuaian terhadap metode indeks efektif dan mampu mendeskripsikan pola medan

    Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus: Bandara Internasional Soekarno Hatta)

    Full text link
    Pemilihan moda adalah suatu proses memisahkan perjalanan orang untuk memahami hubungan antara moda dengan suatu faktor yang mempengaruhi pemilihan moda lainnya. Penelitian ini bertujuan membangun model pilihan diskrit untuk memprediksi moda transportasi yang dipilih untuk perjalanan tujuan. Jumlah kuisioner yang didapat yaitu sebanyak 1283 responden, variabel yang digunakan yaitu jarak, waktu dan biaya. Modah yang dipilih yaitu mobil pribadi, taxi, dan bus damri. Analisis pemilihan moda menggunakan model logit biner selisih dan logit biner Nisbah. Hasil analisa diketahui bahwa sebanyak 42,01% masyarakat menggunakan mobil pribadi dari tempat asal – Bandara Internasional Soekarno Hatta, 38,74% masyarakat menggunakan moda Taxi mobil dari Bandar International Soekarno Hatta – Tempat asal, jika masyarakat di alihkan dengan menggunakan kereta listrik 54,87% memilih tidak beralih moda transportasinya, faktor yang mempengaruhi perjalanan yaitu waktu dengan presentase sebanyak 48,95%, masyarakat berpenghasilan 50 km 33,52%, menggunakan metode model logit biner selisih dengan nilai α= - 0,67 dan β= 0,0000053 dan model logit biner nisbah dengan nilai α= 0,77 dan β=0,75
    corecore