TULISAN JAWI: JAMBATAN MASA KE MASA SILAM DAN USAHA PELESTARIANNYA

Abstract

Tulisan Jawi adalah salah satu warisan daripada khazanah peradaban Islam masa silam Nusantara. Tulisan Jawi berjaya menghantar dan menyumbang kepada kemajuan persuratan dan peradaban Melayu Nusantara selama 700 tahun lebih. Tulisan Jawi telah merekod dan mewariskan segala ilmu pengetahuan masa silam. Tulisan Jawi kini dari sehari ke sehari mula terbiar dan dilupakan. Makalah ini adalah satu laporan singkat daripada kajian awal yang dijalankan di Asean dengan mengambil tumpuan di Indonesia tentang usaha-usaha yang dibuat untuk melestarikannya. Kajian ini merupakan kajian lapangan dengan menggunakan metode observasi dan temu bual. Hasil kajian mendapati bahawa, Madarasah atau pesantren yang dianggap sebagai benteng Jawi ternyata tidak benar. Madarasah/pesantren kini telah terbahagi kepada dua bahagian aliran besar. Iaitu, madarasah/pesantren yang beraliran moden dan pesantren yang masih beraliran tradisional. Madarasah/pesantren yang beraliran moden inilah yang sama sekali yang sangat menduka citakan. Madarasah/pesantren yang beraliran moden ini, di samping tidak Persatuan dapat tulis baca Jawi, tidak juga ada pelajaran tulis baca Jawi. Bahkan satu hal yang sangat menduka citakan ada ustaznya di pesantren yang langsung tidak tahu membaca Jawi. Akan tetapi walaubagaimanapun, ada juga beberapa usaha yang sangat signifikan dan membanggakan yang dijalankan dalam memajukan dan memartabatkan semula tulisan Jawi. Pada masa yang sama pesantren yang beraliran tradisional, masih tetap mengamalkan tulisan Jawi dalam menjalankan pembelajaran, terutama yang berhubungan dengan masalah atau perkara mendobid kitab-kitab yang bebahasa Arab ke bahasa Indonesia. Makalah ini juga bertujuan untuk memperlihatkan bahawa tulisan Jawi perlu direvitalisasi dan dilestarikan sebab ia merupakan Jembatan Masa ke Masa Silam.   The Jawi writing is one the treasures of the past Islam civilizations of the archipelago. The Jawi writing has been successful in contributing to the advancement of the Malay civilization for more than 700 years. Jawi has recorded countless knowledge and data of thepast. Nowadays, the Jawi writing has slowly been forgotten. This paper is a short report from a pre-research in Asean especially in Indonesia which focused on efforts to conserve the Jawi writing. This study was conducted based on field research, the data of which are obtained by the methods observation and interviews. The results of the study found that the Madarasah or pesantren which were considered the preservers of the Jawi writing was not true. Today the Madrasah/Pesantren were divided into two major school of thoughts; one known as modern and the second as the traditional. The modern Madrasah/pesantren are the worse in terms of learning Jawi as most of the students in this Madrasah/pesantren were not able to read or write in Jawi and Jawi subjects were absent in their curriculum. Furthermore, some of the teachers were not literate in Jawi at all. However, in spite of this, there were also some very significant and prideful endeavours that were undertaken in advancing and interpreting Jawi's original writing. At the same time the traditional pesantrens still practice the Jawi writing in carring out learning, especially those related to problems or cases of mendobid arabic- translated Arab works into the Indonesian language. The paper also aims to show that Jawi writing needs to be revitalized and preserved because it is the bridge of the Time into the past

Similar works

This paper was published in RUMPUN (E-Journal).

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.