Journal of Aceh Physics Society
Not a member yet
150 research outputs found
Sort by
Coating radiation waves based on BaFe12O19/ZnO from natural red sand on X-ray radiation exposure in the Laboratory of Efarina Hospital in the era of the COVID-19 pandemic
Pada Era Pandemi Covid-19 penggunaan teknologi dan alat radiologi sudah menjadi bagian dari kebutuhan rumah sakit. Alat radiologi tersebut yang berfungsi untuk perawatan (terapi), diagnosa dan pembunuhan penyakit tanpa melakukan operasi. Tetapi disamping kemudahan-kemudahan yang diberikan ternyata alat tersebut juga memberikan efek negatif bagi tubuh yang terkena paparan radiasi. Dalam penelitian ini akan dibuat material Penyerap Gelombang Radiasi berbasis BaFe12O19/ ZnO dari Pasir Merah Alam dengan rasio (50 : 50) wt% antara matriks dan filler. Komposit BaFe12O19/ ZnO telah dilakukan dengan metode Wet Milling dengan media toluene. Barium M-Ferrit sebagai matriks dan ZnO sebagai filler yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk pembuatan komposit. Dari hasil uji X-Ray Diffraction (XRD) pada serbuk BaFe12O19 sebagai matrik menunjukkan bahwa fasa yang terbentuk single face dan struktur kristal hexagonal memiliki parameter kisi a=5,929 Ǻ dan c= 23,41 Ǻ space group (P 63/m m c) Sampel komposit BaFe12O19/ZnO yang terstruktur heksagonal (file JCPDS No. 39-1433). Hasil analisis permukaan menggunakan Scanning Electron Magnetic (SEM) menunjukkan bahwa Komposit memiliki ukuran partikel yang paling halus dan kecil, Hasil Karakterisasi VSM komposit adalah (Ms = 39.40 emu/g, (Mr = 17,20 emu/g, Hcj = 2728 Oe. Hasil true density komposit BaFe12O19/ZnO adalah 5.386364 g/cm
Delineation method of the archaeological structure of Kuta Batee Trumon fortress, South Aceh based on a total magnetic field anomaly
Abstrak. Situs arkeologi Benteng Kuta Batee memiliki sejarah penting dimasa lalu namun telah mulai terlupakan. Kegiatan revitalisasi harus diterapkan untuk meningkatkan nilai-nilai penting dari situs tersebut. Pada upaya awal dari kegiatan revitalisasi benteng ini yaitu eksplorasi pada bagian – bagian situs yang masih tertimbun di bawah permukaan. Meskipun demikian, proses ini harus dilakukan dengan pendekatan non-destructive sehingga tidak akan merusak situs. Penggunaan metode geofisika seperti metode magnetik menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Metode ini mampu menginvestigasi struktur di bawah permukaan berdasarkan perbedaan medan magnetik bawah permukaan. Sebanyak 941 titik pengukuran dengan jarak spasi per 2 m diterapkan pada kawasan situs seluas 52x50 m2. Berdasarkan hasil interpretasi, secara umum respons nilai tinggi dan rendah dari anomali medan magnetik total belum menunjukkan geometri benda anomali. Perhitungan lanjutan berupa transformasi sinyal analitik akan bernilai maksimum amplitudonya ketika berada di atas tepi benda anomali. Sedangkan perhitungan tilt derivative akan bernilai positif amplitudonya ketika berada di atas anomali dan nilai negatif berada di luar sumber anomali. Keadaan ini bersesuaian dengan respons anomali bawah permukaan pada struktur yang masih utuh. Meskipun demikian, sebagai validasi yang lebih optimal, hasil perlu dilakukan kajian metode geofisika lain dan proses ekskavasi perlu diterapkan agar proses revitalisasi bisa direalisasikan. Abstract. The archaeological site of Kuta Batee Fort has an important history in the past but is starting to be forgotten. Revitalization activities of this fort should be implemented to enhance the important values of the site. The initial effort of this fort revitalization activity was exploration of parts of the site that were still buried beneath the surface. However, this process must be carried out with a non-destructive approach so that it will not damage the archaeological site. The use of geophysical methods such as the magnetic method is a solution to solve these problems. is able to investigate subsurface structures based on subsurface magnetic field differences. A total of 941 stations with a spacing of 2 m were applied to cover a site area of 52x50 m2. Based on the interpretation of the results, In general, the response of the high and low values of the total magnetic field anomaly has not shown the geometry of the anomalous body. Further calculations in the form of an analytical signal transformation will have the maximum value of its amplitude when it is above the edge of the anomalous body. While the calculation of the tilt derivative will have positive amplitude when it is above the anomaly and a negative value is outside the source of the anomaly. This situation corresponds to subsurface anomalous responses to intact structures. However, as a more optimal validity, it is necessary to study other geophysical methods and the excavation process needs to be applied in order to realize the revitalization process
The influence of activator types on the capacitance value of carbon electrodes from coconut shell
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karbon aktif dalam aplikasi elektroda karbon dari tempurung kelapa serta pengaruh jenis dari aktivator yang digunakan terhadap kapasitansi elektroda karbon dari tempurung kelapa. Karbon yang telah diperoleh dari tempurung kelapa diproses hingga mencapai ukuran 300 mesh. Karbon tersebut kemudian diaktivasi dengan beberapa aktivator seperti HCl, NaOH dan K2CO3 dengan perbandingan 1:1. Karbon yang telah diaktivasi selanjutnya dikeringkan dengan oven kemudian dilakukan pencucian hingga netral. Karbon aktif kemudian dipelet menjadi elektroda dalam tekanan 8 ton lalu selanjutnya dilakukan pengukuran dimensi dan densitas serta pengujian Cyclic Voltametry. Hasil pengukuran dimensi diperoleh nilai densitas dari CSC, AC1, AC2 dan AC3 masing-masing 0,794 g/cm3, 0,610 g/cm3, 0,649 g/cm3 dan 0,731 g/cm3. Selanjutnya hasil pengujian Cyclic Voltametry diperoleh data kapasitansi spesifik, energi spesifik dan daya spesifik. Nilai kapasitansi spesifik dari CSC, AC1, AC2 dan AC3 adalah masing-masing 0,361011 F/g, 0,33898 F/g, 3,38583 F/g dan 4,461538 F/g. Lalu nilai rapat energi dari CSC, AC1, AC2 dan AC3 adalah masing-masing 0,045126 Wh/kg, 0,042373 Wh/kg, 0,423228 Wh/kg dan 0,557692 Wh/kg. Kemudian nilai rapat daya dari CSC, AC1, AC2 dan AC3 adalah masing-masing 0,216606 W/kg, 0,196721 W/kg, 2,186441 W/kg dan 2,676923 W/kg. Abstract. This study aims to determine the characteristics of activated carbon in the application of carbon electrodes from coconut shells and the influence of the type of activator used on the capacitance of carbon electrodes from the coconut shell. The carbon that has been obtained from the coconut shell is processed up to 300 mesh in size. The carbon is then activated with several activators such as HCl, NaOH and K2CO3 with a ratio of 1:1. Activated carbon is then dried in an oven then washed to neutral. Activated carbon is then pelleted into electrodes under a pressure of 8 tons, which is then tested by Cyclic Voltametry. Activated carbon is then pelleting be electrodes under a pressure of 8 tons and then measurements of dimensions densities and done testing by Cyclic Voltammetry. Dimension measurement results obtained density values from CSC, AC1, AC2 and AC3 are 0,794 g/cm3, 0,610 g/cm3, 0,649 g/cm3 dan 0,731 g/cm3 respectively. Furthermore, the results of the Cyclic Voltametry test obtained data on specific capacitance, specific energy and specific power. Specific capacitance values of CSC, AC1, AC2 and AC3 are respectively 0.361011 F/g, 0.33898 F/g, 3.38583 F/g and 4.461538 F/g. Afterwards the energy density values of CSC, AC1, AC2 and AC3 are respectively 0.045126 Wh/kg, 0.042373 Wh/kg, 0.423228 Wh/kg and 0.557692 Wh/kg. Then the power density values of CSC, AC1, AC2 and AC3 are respectively 0.216606 W/kg, 0.203390 W/kg, 2.031496 W/kg and 2.676923 W/kg
Utilization of activated carbon from used robusta coffee ground activated using potassium hydroxide (KOH) as a material for supercapacitor electrodes
Karbon aktif dari ampas biji kopi robusta yang diaktivasi menggunakan variasi konsentrasi KOH sebesar 0,2 M, 0,3 M, dan 0,5 M telah digunakan sebagai bahan dasar elektroda superkapasitor. Sintesis elektroda karbon aktif di awali dengan proses aktivasi kimia dan dilanjutkan dengan proses karbonisasi. Sampel di karbonisasi pada suhu 8000C dengan laju pemanasan 50C/menit dalam kondisi gas inert (N2). Pada penelitian ini, karbon aktif ampas biji kopi robusta dikarakterisasi menggunakan SEM EDX (Scanning Electron Microscopy–Energy Dispersive X-Ray) dan SAA (Surface Area Analyzer) sedangkan sifat elektrokimia sel superkapasitor diukur menggunakan metoda Cyclic Voltammetry (CV) dan Galvanostatic Charge-Discharge (GCD). Kurva isotherm adsorpsi karbon aktif ampas biji kopi robusta yang didapatkan pada karakterisasi SAA merupakan tipe IV yang menunjukkan bahwa struktur mesopori lebih dominan. Pada pengukuran sifat elekrokimia menggunakan metoda CV dan GCD, elektroda karbon aktif menggunakan konsentrasi KOH 0,3 M menghasilkan nilai kapasitansi spesifik tertinggi yaitu sebesar 123 Fg- 1 dan 192 Fg-1 dengan persentase unsur C sebesar 73.36 % dan luas permukaan spesifik sebesar 795,687 m2g-1. Karbon aktif dari ampas biji kopi robusta yang diaktivasi menggunakan aktivator KOH memiliki performance yang baik dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar elektroda superkapasitor yang ramah lingkunga
Design of a ms sway-based e-module on hydrogen atomic spectrum matter
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika berupa E-modul berbasis Ms Sway yang menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) dengan dilaksanakan dalam beberapa tahap, antara lain potensi dan masalah, studi literatur serta pengumpulan data dan informasi, desain E-modul, validasi desain, desain teruji, validasi produk, produk teruji. Sampel data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sejumlah siswa kelas XII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar formulir siswa dan lembar angket uji validasi tim ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan E-modul berbasis Ms Sway yang dikembangkan termasuk kategori valid dengan desain teruji, karena mendapatkan respon positif dengan persentase uji validitas sebesar 80,5% serta memiliki tingkat efektivitas sebesar 76,6%. Berdasarkan penelitian pengembangan dan pembahasan yang dilakukan, rancangan E-modul berbasis Ms Sway pada materi spektrum atom hidrogen didapatkan hasil yang valid dan reliabel. Abstract. This study aims to develop physics teaching materials in the form of an E-module based on Ms Sway. This research is a development research that uses the ADDIE development model which is carried out in several stages, including potential and problems, literature study and data and information collection, E-module design, design validation, tested design, product validation, tested product. The sample data used in this study were a number of class XII students. The instruments used in this study were student form sheets and expert team validation test questionnaires. The results showed that the Ms Sway-based E-module design that was developed was included in the valid category with a tested design, because it received a positive response with a validity test percentage of 80.5% and had a fairly high level of reliability of 0.9. Based on the development research and discussion conducted, the design of the Ms Sway-based E-module on the hydrogen atom spectrum material obtained valid and reliable results
Optical characterization of purple sweet potato (Ipomoea batatas) and carrot (Daucus carota L.) extracts for Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) application
Abstrak. Penelitian terhadap pewarna alami dari ubi jalar ungu, dan wortel telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pewarna ubi jalar ungu dan wortel terhadap rentang serapan cahaya matahari. Serapan panjang gelombang pewarna ubi jalar ungu terjadi pada rentang 420–470 nm, energi gap yang diperoleh berdasarkan panjang gelombang maksimum (444 nm) adalah 2.79 eV. Sedangkan pada pewarna wortel dan campuran kedua pewarna (5:5), serapan panjang gelombang terjadi pada rentang yang sama yaitu 400 – 450 nm sehingga energi gap yang diperoleh berdasarkan panjang gelombang maksimum (426 nm dan 424 nm) adalah 2.91 eVdan 2.92 eV. Nilai energi gap yang didapat pada semua sampel relatif besar mengakibatkan tidak maksimalnya nilai arus dan tegangan yang didapat pada pengujian I-V sehingga penentuan efisiensi dan karakteristik DSSC yang diperoleh sulit ditentukan. Abstract. Research on natural dyes from purple sweet potatoes, and carrots has been done. This study aims to determine the characteristics of purple sweet potato and carrot dye on the range of sunlight absorption and functional groups for DSSC applications. Natural dyes from purple sweet potatoes and carrots were extracted using maceration and evaporation methods. Extraction results obtained were then tested for optical properties using a UV-Vis Spectrophotometer and Fourier Transform InfraRed (FTIR). The results showed that the absorption wavelength of purple sweet potato dye occurred in the range of 420–470 nm, the energy gap obtained based on the maximum wavelength (444 nm) was 2.79 eV.. While in carrot dye and a mixture of the two dyes (5:5), the wavelength absorption occurs in the same range, namely 400-450 nm so that the energy gap obtained based on the maximum wavelength (426 nm and 424 nm) is 2.91 eV and 2.92 eV. The energy gap values obtained in all samples are relatively large, resulting in not maximal current and voltage values obtained in the I-V test so that it is difficult to determine the efficiency and characteristics of the DSSC obtained
Cover
Editoria
Effect of annealing temperature on the microstructure and morphology of BaZr0.45Ti0.55O3 thin films using the sol-gel method
Abstrak. Ferroelektrik merupakan bahan elektronik khususnya dielektrik yang dapat diaplikasikan sebagai kapasitor. Ferroeletrik mempunyai kemampuan mengubah arah medan listrik internalnya dengan menggunakan medanl istrik yang sesuai. Barium titanat merupakan bahan yang bersifat ferroelektrik yang dapat didoping dengan bahan zirconium dan dapat dibuat dalam bentuk film tipis. Penambahan doping zirconium pada barium titanat akan meningkatkan konstanta dielektrik bahan. Pembuatan film tipis Barium Zirkoniun Titanat dengan komposisi (BaZr0.45Ti0.55O3) telah berhasil dibuat dengan menggunakan metode sol-gel. Variasi suhu annealing yaitu 600oC dan 650oC dengan waktu tahan 1 jam dan dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X (XRD) dan scanning electron microscopy (SEM). Hasil karakterisasi XRD mendapatkan parameter kisi a = b = 3,97Ȧ danc = 4,25 Ȧ sehingga struktur kristalnya adalah tetragonal. Tingkat kekristalan semakin tinggi dengan bertambahnya suhu annealing yang ditandai dengan meningkatnya intensitas. Karakterisasi SEM menunjukkan pada suhu annealing 600oC ukuran butiran belum terlihat jelas sehingga tidak dapat ditentukan ukuran butirannya. Pada suhu 650oC ukuran butirannya dapat ditentukan dengan nilai ukuran butiran rata-ratanya adalah sekitar 134,5 nm. Abstract. Ferroelectric is an electronic material, the dielectric in particular, which can be applied as a capacitor. Ferroelectric is able to change the direction of its internal electric field by the use of a suitable electric field. Barium Titanate is a ferroelectric material which can be doped with zirconium and made in the form of a thin film. The addition of zirconium doping to Barium Titanate will increase the dielectric constant of the material. The making of Barium Zirconiun Titanate thin film with the composition (BaZr0,45Ti0,55O3) has been successfully prepared using the sol-gel method. The annealing temperature variations are 600oC and 650oC with a 1 hour holding time and characterized using X-ray diffraction (XRD) and scanning electron microscopy (SEM). The XRD characterization results obtain lattice parameters of a = b = 3.97 and c = 4.25 Ȧ, and thereby, the crystal structure is tetragonal. The crystallinity level is highly increasing with increased annealing temperature, indicated by increased intensity. SEM characterization shows that at annealing temperature of 600oC, the grain size is not clearly visible, so the grain size cannot be determined. At a temperature of 650oC, the grain size can be determined with the average grain size of about 134.5 nm
Supercapactors based on active carbon from spent arabica coffee ground using NaOH activators
Karbon aktif dari ampas biji kopi dimanfaatkan sebagai bahan dasar elektroda superkapasitor. Pembuatan karbon aktif ini diaktivasi dengan NaOH menggunakan gas N2, meliputi variasi konsentrasi 0,2 M, 0,3 M dan 0,4 M. Sifat fisis dari karbon aktif ampas biji kopi robusta telah dilakukan meliputi analisa densitas, penurunan densitas setelah karbonisasi- aktivasi berkisar antara 9% - 35%.Kapasitansi spesifik elektroda karbon ampas biji kopi robusta berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode Cyclic voltammetry (CV) diperoleh kapasitansi spesifik tertinggi dengan elektrolit 1 M H2SO4 adalah 130 F/g-1 pada konsentrasi 0,3 M, dan pada pengujian menggunakan metode Galvanostatic charge discharge (GCD) diperoleh kapasitansi spesifik tertinggi dengan elektrolit 1 M H2SO4 adalah 198,53 F/g-1 pada konsentrasi 0,3 M. Luas permukaan spesifik elektroda 0,3 M adalah 739,911 m2 g -1, kandungan unsur elektroda karbon 0,3 M berdasarkan karakterisasi EDX didominasi oleh unsur karbon yaitu 49,37%. Kurva isotherm adsorpsi karbon aktif ampas biji kopi robusta 0,3 M adalah tipe IV yang menunjukkan bahwa struktur mesopore yang mendominan. Dengan nilai kapasitansi dan luas permukaan spesifik yang besar, karbon aktif dari ampas biji kopi robusta bisa dimanfaatkan sebagai elektroda superkapasitor yang murah dan ramah lingkungan
Cover
Editoria