131 research outputs found

    Identifikasi Kontaminasi Telur Soil Transmitted Helminths pada Makanan Berbahan Sayuran Mentah yang Dijajakan Kantin Sekitar Kampus Universitas Lampung Bandar Lampung

    Get PDF
    Infeksi cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama di daerah beriklim tropis. Penyakit ini ditularkan melalui tanah, disebut soil transmitted helminths. Spesies kelompok helminth tersebut adalah A. lumbricoides, T. trichiura, dan cacing kait. Penyakit ini dapat mempengaruhi derajat kesehatan,  yang salah satunya dapat digambarkan melalui status gizi. Sayuran segar dapat menjadi agen transmisi telur cacing. Memakan sayuran mentah dapat meningkatkan kemungkinan bawaan infeksi parasit. Universitas Lampung merupakan universitas negeri dengan ribuan mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi penerus bangsa. Pada umumnya mahasiswa membeli makanan di sekitar kampus. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kontaminasi telur soil transmitted helminths pada makanan berbahan sayuran mentah yang dijajakan kantin di sekitar Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif, dilakukan pada bulan Agustus hingga November 2011. Sampel diperoleh secara total sampling dari 19 kantin di sekitar lingkungan kampus. Pemeriksaan telur cacing dilakukan secara mikroskopis, dengan metode sedimentasi. Hasil penelitian ini adalah teridentifikasi kontaminasi telur cacing pada 4 sampel (21,1%). Kontaminan tersebut adalah telur A. lumbricoides (50%), cacing kait (25%), dan kombinasi T.trichiura dan  A. lumbricoides (25%). Angka kontaminasi tersebut lebih rendah dibadingkan angka kontaminasi sayuran di pasar tradisional. Hal ini menggambarkan telah ada upaya pengelolaan bahan makanan, namun belum optimal. Simpulan, telah teridentifikasi kontaminasi telur cacing usus pada 21,1% makanan berbahan sayuran mentah. Hal ini perlu diperhatikan karena merupakan risiko terjadinya infeksi cacing usus pada pengkonsumsinya. [JuKe Unila 2015; 5(9):28-32

    Perbedaan Kemampuan Memori Kerja pada Tikus Pasca Paparan Gelombang Elektromagnetik dari Handphone Selama 14 Hari

    Get PDF
    Penggunaan handphone sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hal ini  merupakan sebuah ancaman serius untuk kesehatan manusia. Paparan gelombang Elektromagnetik (EM) dapat menyebabkan gangguan pada otak manusia baik pada struktur, fungsi maupun aspek biokimiawinya. Stres akibat paparan gelombang EM dapat mengganggu fungsi memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai memori kerja pada tikus putih  (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. Pada penelitian ini digunakan 18 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley, berusia 2-3 minggu dibagi ke dalam 3 kelompok,  yaitu kelompok kontrol (K), kelompok perlakuan 1 (P1) dipaparkan dengan gelombang EM dari handphone 1 jam/hari (P1), dan P2 dipaparkan dengan durasi 3 jam/hari selama 14 hari. Pengujian memori kerja menggunakan radial arm maze. Hasil rerata memori kerja pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut K: 2%, P1: 1,33%, P2: 2,33%. Dari hasil analisa One Way ANOVA didapatkan nilai p=0,55 (p>0,05). Simpulan, paparan gelombang EM handphone selama 14 hari tidak mempengaruhi kemampuan memori kerja tikus putih  (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. [JuKe Unila 2015; 5(9):13-17

    Pedoman Bagi Penulis

    Get PDF

    Full-Thickness Skin Grafts

    Get PDF
    Skin grafts adalah tindakan memindahkan bagian dari kulit yang telah dipisahkan dari tempat suplai darah lokalnya ke lokasi lain. Teknik ini telah dilakukan sejak 2.500 hingga 3.000 tahun lalu. Skin grafts dapat dibagi menjadi empat tipe yakni full-thickness skin grafts (FTSG), split-thickness skin grafts (STSG), composite grafts, dan free cartilage grafts. Full-thickness skin grafts terdiri atas pemindahan keseluruhan epidermis dan dermis, termasuk struktur adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar keringat. Prosedur skin grafts sering dilakukan di Divisi Tumor Bedah Kulit Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin terutama untuk terapi pasien dengan keganasan kulit yang tidak dapat atau sulit ditutup dengan tindakan bedah lain, seperti flap. Prosedur Skin grafts yang sering dilakukan yaitu FTSG. Sari pustaka ini akan membahas mengenai FTSG secara keseluruhan, baik indikasi, kontraindikasi, persiapan pra operasi, pemilihan daerah donor, teknik melakukan tindakan, perawatan paska operasi, dan komplikasi paska operasi. Diharapkan sari pustaka ini dapat membantu pembaca agar mampu melakukan penjelasan dan menjawab pertanyaan dan harapan pasien dengan benar, mampu memahami, mengerti dan dapat melaksanakan prosedur FTSG. Mengetahui, memahami dan mampu melakukan tindakan FTSG sangat diperlukan bagi seorang ahli kulit untuk membantu menyelesaikan masalah keganasan kulit yang semakin meningkat. [JuKe Unila 2015; 5(9):81-88

    Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Fungsi Paru pada Pegawai Pria di Gedung Rektorat Universitas Lampung

    Get PDF
    Salah satu faktor yang dapat mempercepat penurunan fungsi paru adalah merokok. Penurunan fungsi paru ditandai dengan penurunan nilai volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1), penurunan kapasitas vital paksa (KVP) dan rasio VEP1/KVP. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lama merokok dan jumlah konsumsi harian terhadap rasio VEP1/KVP pada pegawai laki laki di Rektorat Universitas Lampung. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rektorat Universitas Lampung pada bulan Desember 2014. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai laki-laki dengan rentang usia 25-50 tahun di Rektorat Universitas lampung. Sampel penelitian berjumlah 68 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Adapun analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik mulai dari pemilihan variabel ke analisis regresi logistik sampai model akhir, yang menjadi faktor dominan terhadap rasio VEP1/KVP adalah jumlah konsumsi harian rokok 1-10 batang dengan p=0,005. Simpulan. lama merokok dan jumlah konsumsi harian rokok berpengaruh terhadap rasio VEP1/KVP pegawai laki-laki usia 25-50 tahun di Rektorat Universitas Lampung. [JuKe Unila 2015; 5(9):38-42

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Klinik di Institusi Pendidikan Kedokteran

    Get PDF
    Keterampilan klinik merupakan komponen penting dalam pendidikan kedokteran. Pembelajaran keterampilan klinik saat ini sudah mengalami pergeseran dan sudah dimulai dari tahap pre-klinik pada setting khusus yang dikenal sebagai skills-lab. Namun demikian, pembelajaran keterampilan klinik pada setting skills-lab ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang banyak serta biaya yang cukup mahal. Simpulan, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran keterampilan klinik di skills-lab tersebut, diantaranya adalah konten materi, metode penyampaian, peserta, instruktur, peralatan serta lingkungan pembelajarannya. Kesemua faktor tersebut harus berjalan dengan baik agar proses pembelajaran keterampilan klinik tersebut bisa mencapai tujuannya. [JuKe Unila 2015; 5(9):104-109

    Uji Kepekaan terhadap Antibiotik

    Get PDF
    Uji kepekaan antimikroba dimulai ketika WHO memprakarsai pertemuan di Jenewa pada tahun 1977, perhatian yang lebih luas mengenai resistensi antimikroba yang berhubungan dengan infeksi pada manusia atau hewan. Hal ini memicu program pengawasan untuk memantau resistensi antimikroba menggunakan metode yang tepat. Sensitivitas tes antimikroba akan membantu dokter untuk menentukan antimikroba yang tepat dalam mengobati infeksi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tes sensitivitas harus dilakukan dengan metode yang akurat dan tepat, yang merupakan metode langsung dapat digunakan untuk mendukung upaya pengobatan. Kriteria penting dalam metode uji sensitivitas adalah untuk melakukan dengan respon pasien terhadap terapi antimikroba. [JuKe Unila 2015; 5(9):119-123

    Cover Maret 2015

    No full text

    Tatalaksana Dermatomikosis pada Pasien Morbus Hansen dengan Reaksi Reversal

    Get PDF
    Penggunaan steroid jangka panjang pada pasien morbus Hansen dengan reaksi reversal dapat menimbulkan penekanan sistem imun sehingga lebih mudah mencetuskan dermatomikosis superfisialis. Terdapat berbagai pilihan terapi dermatomikosis. Perlu tatalaksana yang tepat pada pasien dengan reaksi reversal yang menderita infeksi jamur agar morbiditas cepat teratasi. Laporan kasus ini menunjukkan keberhasilan terapi dermatomikosis luas pada pasien Morbus Hansen dengan reaksi reversal. Pasien laki-laki berusia 36 tahun dengan bercak merah yang makin meluas dan terasa gatal terutama saat berkeringat atau panas  di kedua lipat paha dan bawah pusar sejak dua bulan yang lalu. Timbul juga keluhan bercak putih, bersisik, tidak baal di kedua lengan dan punggung sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sudah berhenti dari terapi morbus Hansen sejak sekitar dua tahun lalu. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang ditegakkan diagnosis tinea fasialis, korporis, et kruris, pitiriasis versikolor, dan morbus Hansen tipe borderline lepromatosa release from treatment dengan reaksi reversal. Terapi yang diberikan selama dua minggu berupa terbinafin tablet 250 mg/hari dan sampo ketokonazol 2% dioleskan ke seluruh tubuh kecuali wajah dan genitalia 1 kali per hari selama 10 menit sebelum mandi. Selain itu, tatalaksana linen infeksius dan menjaga higiene. Hasil evaluasi dua minggu pasca terapi, pasien dinyatakan sembuh berdasarkan klinis dan laboratoris. [JuKe Unila 2015; 5(9):48-53

    Daftar Isi

    Get PDF

    92

    full texts

    131

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    JUKE Unila
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇