Widyanuklida
Not a member yet
    98 research outputs found

    Kajian Penerapan e-Learning Materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pada Pelatihan Pranata Nuklir

    Get PDF
    Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN menyelenggarakan Pelatihan Pranata Nuklir sebagai persyaratan untuk memasuki jabatan fungsional Pranata Nuklir. Sejak tahun 2016, sebagian materi, termasuk Estimasi Ketidakpastian Pengukuran, disampaikan dengan penggabungan metode e-learning dan tatap muka. Metode e-learning membutuhkan bahan ajar yang sesuai, supaya penyerapan materi oleh peserta lebih efektif. Kajian efektivitas penerapan metode e-learning diperlukan untuk pengembangan bahan ajar. Kajian dilakukan dengan membandingkan hasil ujian untuk materi tersebut pada pelatihan dengan penyampaian materi secara tatap muka dan e-learning untuk Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan dan Keahlian. Metode praktikum yang berupa pengambilan data dan perhitungan yang diberikan setelah materi teori digantikan oleh latihan menggunakan file Excel yang dilengkapi data. Slide skema pembelajaran disertakan sebagai panduan tahapan pembelajaran supaya mudah diikuti oleh peserta. Berdasarkan hasil ujian materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan secara tatap muka dan e-learning memberikan capaian 59,4% dan 59,6%. Pada Pelatihan Pranata Nuklir secara tatap muka memberikan capaian 63,3% dan 62,5%, sedangkan penyampaian secara e-learning memberikan capaian 57,6%, secara statistik menunjukkan capaian yang lebih rendah

    Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1

    Get PDF
    Butir soal evaluasi hasil belajar yang baik, selain harus mempunyai tingkat kesukaran yang sesuai dengan tingkat hasil belajar yang akan diukur, juga harus mempunyai daya pembeda yang mampu membedakan peserta pelatihan pandai dan yang tidak pandai secara memadai. Guna mendapatkan butir-butir soal yang baik tersebut, telah dilakukan penelitian untuk menentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari butir-butir soal ujian. Obyek dari penelitian ini adalah butir-butir soal Ujian General dan Ujian Spesifik yang dilaksanakan dalam pelatihan Radiografi Tingkat 1. Analisis dilakukan dengan metode analisis kuantatif dan pendekatan analisis kualitatif diskriptif sederhana. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap setiap butir soal ujian. Dari hasil penilaian tersebut kemudian ditentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal. Dari hasil yang didapat, teramati bahwa perbandingan tingkat kesukaran dari ujian General adalah 2 butir soal sukar, 14 butir soal sedang, 22 butir soal mudah dan 2 butir soal sangat mudah, sedangkan untuk ujian Spesifik adalah 2 butir soal sukar, 26 butir soal sedang, 29 butir soal mudah dan 3 butir soal sangat mudah. Dari 40 butir soal ujian General terdapat 7 butir soal dan dari 60 butir soal ujian Spesifik terdapat 12 butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang tidak sesuai dengan tingkat kesukaran yang diproyeksikan semula. Dari hasil analisis daya pembeda teramati 7 butir soal ujian General dan 11 butir soal ujian Spesifik mempunyai daya pembeda yang sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika soal tersebut ingin digunakan lagi, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap butir-butir soal yang tingkat kesukarannya tidak sesuai dengan proyeksi awal, sedangkan untuk butir-butir yang daya pembedanya sangat rendah harus dibuang

    Penerapan Keamanan Sumber Radioaktif dalam Penggunaan dan Penyimpanan di Pusdiklat-BATAN

    Get PDF
    Pusdiklat BATAN memanfaatkan sumber radioaktif dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Oleh karena itu, selain memenuhi persyaratan keselamatan, Pusdiklat BATAN juga harus menerapkan keamanan sumber radioaktif sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif. Untuk meyakinkan bahwa Pusdiklat BATAN telah menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam penggunaan dan penyimpanan yang memenuhi peraturan, maka dilakukan telaah mengenai penerapan keamanan sumber radioaktif dengan pendekataan telaah dokumen, pengamatan dan wawancara. Diperoleh hasil bahwa Pusdiklat BATAN telah menunjuk personel yang bertugas sebagai pengelola sumber radioaktif dan secara bertahap melengkapi peralatan keamanan sesuai dengan yang persyaratan. Untuk melengkapi pemenuhan persyaratan tersebut Pusdiklat Batan masih perlu menyusun prosedur keamanan tertulis sebagai salah satu komponen sistem keamanan dan melakukan uji unjuk kerja secara periodik sistem keamanan yang ada untuk meyakinkan sistem keamanan telah memenuhi fungsi keamanan

    Tinjauan Sistem Manajemen Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dalam Pelaksanaan Praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi

    Get PDF
    Dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi yang diadakan Pusdiklat Batan, terdapat kegiatan praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi dengan kasus sumber hilang yang mempunyai skenario yang cukup kompleks, sehingga memiliki potensi bahaya relatif besar. Sistem manajemen fasilitas dan pemanfaatan tenaga nuklir yang tercantum dalam Perka Bapeten No 4 Tahun 2010 merupakan persyaratan untuk jaminan mutu dalam keselamatan radiasi. Untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan, dilakukan tinjauan sistem manajemen terhadap kegiatan praktikum tersebut dengan mengacu pada pelaksanaan proses (kendali produk serta pengujian, verifikasi, dan validasi), pengembangan proses (mengidentifikasi dan mengembangkan proses, serta persyaratan pengembangan proses), pemantauan, pengukuran, penilaian, dan perbaikan (ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan pencegahan, serta peluang perbaikan). Kendali terhadap bahan ajar, peralatan yang digunakan, evaluasi kepuasan dan pencapaian tujuan pembelajaran sudah dilakukan, akan tetapi  identifikasi perubahan jumlah peserta praktikum dan identifikasi risiko belum sepenuhnya terpenuhi. Identifikasi ketidaksesuaian yang dilakukan meliputi kualifikasi pembimbing, penyimpangan dari skenario, aktivitas sumber radioaktif, penggantian peralatan, kelalaian mengisi formulir peminjaman, dan pengawasan yang kurang memadai. Dampak dan keberterimaan terhadap proses perlu ditentukan. Beberapa tindakan pencegahan dengan pengadaan sumber radioaktif berumur paruh panjang, pengujian dan penjadwalan kalibrasi peralatan. Peluang perbaikan diperlukan terkait skenario pada kondisi hujan, uji kontaminasi sumber radioaktif, perekaman kompetensi personil secara lebih baik, verifikasi peminjaman dan pengembalian sumber radioaktif oleh atasan

    Verifikasi Dosis H*(10) Pada Evaluasi Dosis Radiasi Lingkungan Menggunakan Dosimeter OSL

    Get PDF
    Telah dilakukan verifikasi dosis H*(10) pada evaluasi dosis radiasi lingkungan menggunakan dosimeter OSL tipe EX. Pertama, disiapkan dosimeter OSL tipe EX sebanyak 16 buah yang dibagi menjadi 4 grup yaitu Grup Kontrol, Grup 1, Grup 2 dan Grup 3 yang masing-masing grup terdapat 4 buah dosimeter. Kemudian, dosimeter OSL pada Grup 1, Grup 2, dan Grup 3 disinari dengan radiasi dari sumber Cs-137 dengan dosis H*(10) masing-masing 1 mSv, 2,5 mSv, dan 5 mSv. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio nilai measured dose terhadap true dose adalah 0,87 - 0,95 (deviasi measured dose terhadap true dose berkisar antara 7 - 13%) pada penyinaran 1 mSv, 1,03 - 1,07 (deviasi berkisar 3 - 7 %) pada penyinaran 2,5 mSv, dan 1,07 - 1,13 (deviasi sekitar 7 - 13%) pada penyinaran 5 mSv. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai deviasi measured dose terhadap true dose ≤ 13% sehingga pengukuran dosis radiasi lingkungan/daerah kerja menggunakan dosimeter OSL tipe EX di Subbidang KKPR PTKMR BATAN dapat dipercaya. Namun demikian perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap tingkat kepercayaan hasil evaluasi dosis H*(10) dengan dosis kurang dari 1 mSv

    Analisis Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Bidang Industri Tingkat 3 Tahun 2017

    Get PDF
    Efektivitas suatu program pelatihan dapat diukur dari pencapaian evaluasi hasil belajar. Agar pengukuran terhadap efektifitas program pelatihan tersebut benar, maka dibutuhkan alat ukur yang reliabel dan valid. Untuk mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen evaluasi hasil belajar, maka dilakukan analisis butir soal. Telah  dilakukan analisis butir soal ujian tulis Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Industri Tingkat 3 yang diselenggarakan selama tahun 2017 menggunakan aplikasi ANATES. Dari hasil analisis diperoleh rentang tingkat reliabilitas rendah - sangat tinggi dengan nilai korelasi (rtt) 0,40 - 0,89. Sedangkan untuk validitas butir soal, dengan korelasi signifikan dan sangat signifikan (r > 0,251), memiliki rentang 44% - 70%

    The World As I See It

    Get PDF
    Esai yang diambil dari situs http://www.aip.org/history/einstein/essay.htm ini adalah bentuk ringan dari teks aslinya yang dipublikasikan di "Forum and Century", vol. 84, pp. 193 - 194, Seri ke 13 dari Living Philosophies. Esai ini juga dimasukkan ke dalam Living Philosophies (pp. 3 - 7) New Yoen: Simon Schuster, 1931. Esai ini juga dapat ditemukan dalam "A. Einstein, Ideas and Opinions, base on Mein Wetbild," edited by Carl Seelig, New York: Bonzana Books, 1954 (pp. 8 - 11).

    Perancangan Pelatihan Sistem Proteksi Fisik Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir di BATAN

    Get PDF
    Sistem Proteksi Fisik (SPF) merupakan salah satu komponen dalam penerapan keamanan nuklir. SPF terdiri dari komponen peralatan, personel, dan prosedur. Sebagai salah satu satu komponen SPF yang berperan dalam menentukan efektivitas dari SPF, personel harus memiliki pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang baik dan memadai sesuai dengan kedudukannya dalam SPF, yaitu melindungi bahan nuklir dan fasilitas nuklir dari pencurian, sabotase dan tindakan yang tidak bertanggung jawab lainnya.Untuk meningkatkan kompetensi personel keamanan dalam bidang SPF, salah satu langkah yang dapat diambil adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang efektif harus dimulai dengan perancangan pelatihan yang baik. Dengan menggunakan metode Systematical Approach to Training (SAT), telah dilakukan perancangan pelatihan SPF Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir yang terdiri dari pelatihan SPF untuk tingkat dasar: Pengenalan SPF; tingkat menengah: Desain dan Evaluasi SPF; serta tingkat lanjutan: Analisis dan Pengkajian SPF yang masing-masing memiliki kurikulum untuk 36 - 45 jam pelajaran

    Pengamanan Sumber Radiasi

    Get PDF
    ABSTRAK Program yang lengkap dalam menghadapi penggunaan sumber radiasi untuk maksud jahat memerlukan beberapa pertimbangan yang meliputi: ketepatan desain dan fabrikasi dari sumber radiasi, berbagai maksud dari akuisisi sumber radiasi, pencegahan penggunaan sumber radiasi yang diperlukan, dan pengurangan efek yang disebabkan oleh sumber radiasi yang digunakan dengan maksud tidak baik. Dalam makalah ini dibahas mengenai proses menentukan tingkat keamanan yang diperlukan oleh sumber radiasi dalam seluruh kegiatannya, dan penetapan tindakan keamanan untuk sumber radiasi berdasarkan tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk menghalangi, mendeteksi, dan jika perlu respon terhadap pencurian zat radioaktif.   ABSTRACT A complete programme aimed at addressing the malevolent use of radioactive sources needs to consider a large range of issues including: the appropriate design and manufacture of sources, the various means of acquisition of sources, the prevention of use any sources acquired, and the mitigation of the impacts if sources are used maliciously. In this paper will be described the process to determine what level of security is required for sources throughout their lifecycle, and the assignment of security measures to sources based on graded performance requirements to deter, detect, and if necessary respond to theft of radioactive material.

    Kajian Pelatihan Tanggap Darurat

    Get PDF
    ABSTRAK Tanggap darurat atau Kesiapsiagaan Nuklir merupakan persyaratan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, sesuai Peratuan Kepala (Perka) BAPETEN N0. 1 Tahun 2010. Kompetensi personil untuk melaksanakan hal tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN memiliki tugas menyelenggarakan pelatihan, sehingga kompetensi personil dalam semua bidang yang diperlukan dapat dicapai. Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan metode Systematic Approach to Training (SAT), meliputi analisis kebutuhan, pengembangan pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan. Dalam pengembangan pelatihan dilakukan penyusunan kurikulum yang perlu dievaluasi atau dikaji untuk penyempurnaan penyelenggaraan lebih lanjut. Keberhasilan pencapaian kompetensi personil sangat ditentukan oleh kurikulum pelatihan. Pelatihan tanggap darurat yang sudah diselenggarakan oleh Pusdiklat BATAN adalah pelatihan Radiological Assesment, Emergency Preparedness and Responses, Pengkajian Dosis, yang masing-masing untuk mencapai kompetensi menyusun rencana tanggap darurat, menanggulangi kedaruratan tingkat lokal sesuai tingkat nasional, menghitung dosis okupasi dan dosis kecelakaan. Berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dalam pelatihan tersebut, maka pelatihan tersebut dapat diurutkan, tingkat pertama adalah Emergency Preparedness and Responses yang diperuntukkan bagi petugas Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) dan sebaiknya kurikulum ditinjau ulang; Tingkat kedua adalah pelatihan Pengkajian Dosis diperuntukkan bagi Pengkaji Radiologi, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Pengkaji Radiologi sebaiknya berpengalaman sebagai petugas PKD. Tingkat ketiga adalah pelatihan Radiological Assesment yang diperuntukkan bagi personil yang memiliki tanggung jawab menyusun rencana PKD Nuklir, antara lain Penanggung Jawab dan Pengendali Operasi PKD, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Sebaiknya pesertanya pernah mengikuti pelatihan Environmental Radiation Monitoring dan Pengkajian Dosis.   ABSTRACT Emergency response or Nuclear Preparedness is a radiation safety requirements in the use of nuclear energy, in accordance with Bapeten 's Chairman Regulation NO. 1/2010. Competence of personnel to implement it can be acquired through training. Centre for Education and Training BATAN has conducted training tasks, so that the need of personnel competence in all fields can be achieved. Implementation of training was conducted using Systematic Approach To Training ( SAT) , including needs analysis, training development, implementation, and evaluation of training. In the development of training, curriculum need to be evaluated or assessed for the improvement of further implementation. The successful achievement of the personnel competence is determined by the training curriculum. Emergency response training has been organized by Center for Education and Training-BATAN is Radiological Assessment, Radiological Emergency Preparedness and Responses, Dose Assessment. Based on competencies to be achieved in the training, the training can be sorted by several level. First level is Radiological Emergency Preparedness and Responses Training for emergency worker and the curriculum should be reviewed; second level is Dose Assessment Training intended for Radiological Assessor . The curriculum has met the competencies to be achieved. Radiological Assessor should be experienced as an emergency worker. Radiological Assessment training is for personnel who have the responsibility to plan Nuclear Emergency, such as Person in Charge and Operations Controller. The curriculum meets the competencies to be achieved. Training participants should have followed the Environmental Radiation Monitoring and Dose Assessment.

    92

    full texts

    98

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Widyanuklida
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇