Jurnal Kesehatan Komunitas
Not a member yet
    515 research outputs found

    Analisis Risiko Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Petani Penyadap Karet di Kabupaten Padang Lawas Utara

    Get PDF
    The rubber tapping process is still carried out manually, relying on human power, and is carried out repeatedly and has the potential to cause complaints of musculoskeletal disorders (MSDs). This research aims to describe the MSDs complaint factors felt by rubber-tapping farmers due to unergonomic working postures. Data collection was carried out in February-March 2024 among rubber tapping farmers in Sihopuk Baru village, East Halongonan subdistrict, North Padang Lawas district with a total sample of rubber tappers. The instrument used in collecting data on complaints from rubber-tapping farmers was the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. The research results showed that the number of farmers who did not experience MSDs complaints was 36 people (72%) while the number of rubber tappers who experienced complaints was 14 people (28%). On the other hand, gender does not affect MSDs complaints, while age and work posture have a relationship with MSDs complaints.Proses penyadapan karet masih dilakukan secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia dan dan dilakukan secara berulang-ulang berpotensi menimbulkan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor keluhan MSDs yang dirasan oleh petani penyadap karet karena postur kerja yang tidak ergonomis. Pengumpulan data dilakukan pada bulan februari- maret 2024 pada petani penyadap karet di desa sihopuk baru, kecamatan halongonan timur kabupaten padang lawas utara dengan jumlah sampel 50 orang penyadap karet. Instrument yang dipergunakan dalam pengumpulan data keluhan Petani penyadap karet adalah kuesioner Nordc Body Map (NBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah petani yang tidak mengalami keluhan MSDs adalah sebanyak 36 orang (72%) sedangkan jumlah penyadap karet yang mengalami keluhan adalah sebanyak 14 orang (28%). Di sisi lain, jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap keluhan MSDs sedangkan umur dan postur kerja memiliki hubungan dengan keluah MSDs

    Distribusi Stunting dan Determinan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia Tahun 2021: Analisis Spasial

    Get PDF
    The problem of stunting is still fundamental in Indonesia\u27s human development. East Nusa Tenggara Province is an archipelago dryland area with the highest prevalence of stunted children under five in Indonesia. This study aims to determine the relationship of child characteristics with the prevalence of stunting. This type of research is an observational study with a cross-sectional design. This study used individual secondary data from the Indonesian Nutritional Status Survey in 2021 consisting of 7,835 children under five. The results of the spatial analysis showed that in the child\u27s characteristic factor, there was a relationship between short birth length and low birth weight with stunting prevalence. It is hoped that there will be a special model of stunting control interventions that are integrated and of high quality through multisectoral cooperation in the dryland areas of the islands of East Nusa Tenggara Province.Permasalahan stunting masih menjadi permasalahan mendasar dalam pembangunan manusia Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah lahan kering kepulauan yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor karakteristik anak dengan kejadian stunting. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder individu Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang terdiri dari 7.835 balita. Hasil analisis spasial menunjukkan terdapat hubungan antara faktor karakteristik anak terhadap stunting. Diharapkan adanya model khusus intervensi pengendalian stunting pada terkait pencegahan kejadian stunting sejak dini di wilayah lahan kering kepulauan Provinsi NTT

    Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan IMD

    Get PDF
    Early Initiation of Breastfeeding is the process of breastfeeding the baby immediately after birth, where the baby is left to find his own mother\u27s nipple which is done at least one hour immediately after birth. Nationally, the percentage of newborns who received IMD was 82.7% and in North Lampung Regency it reached 95.1%, and at RSD Mayjend HM Hospital. Ryacudu only 33.04% of mothers who successfully perform IMD. Unsuccessful implementation of IMD can have an impact on increasing the high mortality and morbidity rates. This study aimed to determine the factors related to the implementation of IMD at RSD Mayjend HM. Ryacudu, North Lampung Regency in 2023. This research was quantitative with a cross-sectional design. The population in this study were all mothers giving birth at RSD Mayjend HM. Ryacudu, North Lampung Regency in February-March 2023, with a total of 93 people. The sample in this study used a total sampling of 93 people. The research instrument used was a questionnaire and an observation sheet. Data analysis in this study used univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (multiple logistic regression). The results of this study indicate that there was a relationship between education (p-value 0.040 and OR 2.630), type of delivery (p-value 0.005 and OR 3.860), knowledge (p-value 0.027 and OR 2.856), attitude (p-value 0.020 and OR 2.951), and support health workers (p-value 0.000 and 5.438) with implementation. There was no relationship between parity (p-value 0.427) and family support (p-value 0.138) with the implementation of IMD. The dominant factor most related to the implementation of IMD was the variable type of delivery with an OR of 12.535. Advice for mothers giving birth either by sectio caesarea or vaginally can play an active role in carrying out IMD, that Mothers can also find information from both print and online media.Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir. Secara nasional persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah 82,7%, Kabupaten Lampung Utara mencapai 95,1%, dan di RSD Mayjend HM. Ryacudu hanya 33,04% ibu yang berhasil melakukan IMD. Tidak berhasilnya pelaksanaan IMD dapat memberi dampak meningkatkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD di RSD Mayjend HM. Ryacudu Kabupaten Lampung Utara tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu bersalin di RSD Mayjend HM. Ryacudu Kabupaten Lampung Utara pada bulan Februari-Maret tahun 2023 dengan jumlah 93 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu 93 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian menggunakan univariat, bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistic berganda). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan (p value 0,040 dan OR 2,630), jenis persalinan (p value 0,005 dan OR 3,860), pengetahuan (p value 0,027 dan OR 2,856), sikap (p value 0,020 dan OR 2,951), dan dukungan tenaga kesehatan (p value 0,000 dan 5,438) dengan pelaksanaan. Tidak ada hubungan paritas (p value 0,427) dan dukungan keluarga (p value 0,138) dengan pelaksanaan IMD. Faktor dominan yang paling berhubungan dengan pelaksaan IMD adalah variabel jenis persalinan dengan OR 12,535. Saran ibu bersalin baik secara sectio caesarea ataupun pervaginam dapat berperan aktif dalam melakukan IMD, selain itu ibu juga dapat mencari informasi baik dari media cetak ataupun media online

    Analisa Pengaruh Kepadatan, Kesesakkan dan Sosial Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) Ibu Rumah Tangga

    Get PDF
    The level of psychological well-being is a form of mental health through the achievement of the individual\u27s relationship with the surrounding environment, consisting of social interactions, personal relationships, and life satisfaction. The purpose of this study was to analyze the effect of density, tightness, and socioeconomic status on the psychological well-being of housewives (IRT). The research method is correlated with a cross-sectional design and sampling technique using simple random sampling totaling 171 IRT. The place of research is in one of the coastal areas of Pekanbaru City, Riau. The questionnaire used is divided into 4, namely density, tightness, socio-economic, and Ryff\u27s Psychological Well-Being Scale (RPWB). The results of the study found that there were problems of density (62.6%), social congestion (5.3%), and space congestion (6.4%) as well as low economic problems (58.5%). The results of this study indicate that there is no relationship between density (p = 0.158) of crowding (p = 0.693) and socioeconomic (p = 0.777), with the level of psychological well-being (p > 0.05). The researcher suggests that further studies are needed on the factors that influence people living in densely populated areas based on the values ​​and culture they hold.Tingkat kesejahteraan psikologis (psychological well-being) merupakan suatu bentuk kesehatan mental melalui pencapaian antara hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya, terdiri atas interaksi sosial, hubungan personal, dan kepuasan hidup. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh kepadatan, kesesakkan dan sosial ekonomi terhadap kesejahteraan psikologis (Psychological well-being) pada ibu rumah tangga (IRT). Metode penelitian yaitu korelasi dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yang berjumlah 171 IRT. Tempat penelitian adalah pada salah satu wilayah pesisir Kota Pekanbaru, Riau. Kuesioner yang digunakan terbagi atas 4 yaitu kepadatan, kesesakkan, sosial ekonomi, dan Ryff’s Psychological Well-Being Scale (RPWB). Hasil penelitian didapatkan adanya masalah kepadatan (62,6%), kesesakan sosial (5,3%), dan kesesakan ruang (6,4%) serta masalah ekonomi rendah (58,5%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kepadatan (p = 0,158) kesesakkan (p = 0,693) dan sosial ekonomi (p = 0,777), dengan tingkat kesejahteraan psikologis (psychological well-being) (p > 0,05). Peneliti menyarankan perlu dilakukan studi lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tinggal di wilayah padat penduduk berdasarkan nilai dan budaya yang dianut

    Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode HIRARC pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSI Ibnu Sina Pekanbaru

    Get PDF
    Nurses in carrying out their duties have the risk of having a work accident or getting an occupational disease. Based on data from RSI Ibnu Sina Pekanbaru it was recorded that work accidents that occurred to nurses included cases of being stabbed by a needle, slipping, officers being squeezed by a stretcher, and slashing. The purpose of this study was to analyze hazard identification, risk assessment, and risk control using the HIRARC Method for Nurses at the Inpatient Installation of RSI Ibnu Sina Pekanbaru with 10 informants. Collecting data using in-depth interviews, observation, and document review and processing using the triangulation method, namely the researcher carried out observations, and looked at archives as well as pictures and photos.  The results showed the identification of dangers, namely needle stick wounds, contracting Hepatitis A, Hepatitis B, HIV/AIDS, wrong posture and anxiety about contracting infectious diseases, high-risk assessment of drug injection, infusion, blood sampling, and control. Risk, namely substitution, administrative, and personal protective equipment. The conclusion of this study states that the identification of hazards in inpatient installations are mechanical hazards, biological hazards, ergonomic hazards, and psychosocial hazards. The highest risk value is mechanical hazards, namely needle sticks resulting in needle stick wounds and contracting infectious diseases. The existing hazard controls are SOP and personal protective equipment. Suggestions need to be increased monitoring of officer compliance, socialization of SPOs, monitoring of incident reporting, ergonomic training, and routine health check programs.Perawat dalam pelaksanaan tugasnya memiliki risiko mengalami kecelakaan kerja atau mendapatkan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data dari RSI Ibnu Sina Pekanbaru tercatat kecelakaan kerja yang terjadi pada perawat antara lain kasus tertusuk jarum suntik, terpeleset, petugas terjepit brankar, tersayat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dengan Metode HIRARC pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dilakukan di RSI Ibnu Sina Pekanbaru dengan 10 orang informan.  Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Data diolah dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi bahaya yaitu luka tertusuk jarum suntik, tertular penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, HIV/AIDS, postur tubuh yang salah dan cemas tertular penyakit menular, penilaian risiko tinggi pada pemberian obat injeksi, pemasangan infus, pengambilan sampel darah, dan pengendalian risiko yaitu substitusi, administratif dan alat pelindung diri.  Simpulan penelitian ini menyatakan identifikasi bahaya di Instalasi Rawat Inap yaitu bahaya  mekanikal, bahaya biologi, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial. Nilai risiko tertinggi adalah bahaya mekanikal yaitu tertusuk jarum berdampak luka tertusuk jarum dan tertular penyakit menular. Pengendalian bahaya yang ada yaitu SPO dan alat pelindung diri. Saran perlu ditingkatkan pengawasan kepatuhan petugas, sosialisasi SPO, pemantauan pelaporan insiden, training ergonomic dan program pemeriksaan kesehatan rutin

    Disabilitas dan Keselamatan Pasien : Studi Literatur

    Get PDF
    Improving the safety of vulnerable patient groups in health care is a priority. Patients with disabilities are among the most vulnerable groups. Persons with disabilities have more complex and extensive healthcare needs than non-disabled patients. This literature review aims to identify the types of patient safety incidents that can be used in patients with disabilities. The keywords "patient safety" and "disability" were used to search the Pubmed and Google Scholar databases for articles. The final results revealed four articles that met the inclusion criteria. The findings revealed that patients with disabilities are still frequently subjected to patient safety incidents such as falls, medication errors, infections, burns, and fluid leaks beneath the skin. According to the findings of the analysis using the Donabedian framework, there are still many problems that occur in structural components and processes, which can have an impact on the results obtained. Because of their vulnerability and uniqueness, patients with disabilities are more vulnerable to patient safety incidents. Furthermore, the issue of disability and patient safety remains the primary concern, so studies on disability and patient safety are still limited.Meningkatkan keselamatan pasien terhadap populasi rentan di pelayanan kesehatan merupakan sebuah prioritas. Pasien dengan disabilitas merupakan salah satu populasi yang rentan. Penyandang disabilitas memiliki kebutuhan perawatan kesehatan yang lebih besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan pasien yang bukan sebagai penyandang disabilitas. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis insiden keselamatan pasien yang dapat terjadi pada pasien penyandang disabilitas. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan database Pubmed dan Google Scholar dengan kata kunci “patient safety” dan “disability”. Hasil akhir ditemukan 4 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil temuan mengungkapkan bahwa pasien dengan disabilitas mengalami kejadian insiden keselamatan pasien berupa jatuh, kesalahan pengobatan, infeksi, luka bakar, dan kebocoran cairan pada bawah kulit. Berdasarkan analisis menggunakan kerangka kerja Donabedian, temuan mengungkapkan bahwa masih banyaknya masalah yang terjadi pada komponen struktur dan proses sehingga dapat berdampak pada terjadinya insiden seperti pasien jatuh, kesalahan pengobatan, infeksi, cedera tekanan, luka bakar, dan kebocoran cairan pada bawah kulit serta kerusakan fisik, atau penambahan lama hari rawat inap.  Kerentanan dan keunikan yang dimiliki oleh pasien dengan disabilitas menyebabkan populasi ini lebih berisiko mengalami insiden keselamatan pasien. Selain itu, isu disabilitas dan keselamatan pasien masih belum menjadi isu utama sehingga kajian terkait disabilitas dan keselamatan pasien masih terbatas

    Pengalaman Anggota Keluarga Mendampingi Lansia Penderita Covid-19 Saat Isolasi di RSU Sembiring Deli Tua

    Get PDF
    Elderly individuals are the most vulnerable group affected by Covid-19. Anxiety among the elderly regarding Covid-19 is an important mental health factor that needs to be addressed. There are obstacles to meeting the basic needs of the elderly, so they require family assistance. The experience of families in caring for elderly individuals exposed to Covid-19 is very useful for obtaining information related to their care. The purpose of this study is to gain in-depth information about the experiences of family members when accompanying elderly individuals exposed to Covid-19 during isolation in hospitals. This research is qualitative, with a phenomenological approach. Participants consisted of 11 family members selected through purposive sampling, and in-depth interviews were conducted for data collection using five open-ended questions recorded via audio. Data analysis employed content analysis. The findings revealed seven themes: 1) Knowledge of caregivers about the purpose of assisting elderly Covid-19 patients during hospital isolation, 2) Family feelings when their parent is diagnosed with Covid-19, 3) The condition of the elderly after being diagnosed with Covid-19, 4) Activities of caregivers while accompanying elderly Covid-19 patients, 5) Moments when nurses motivate elderly patients with Covid-19, 6) Challenges faced by caregivers during the isolation of the elderly in hospitals, 7) Expectations for caregivers to assist elderly Covid-19 patients during hospital isolation. It is crucial to explore the experiences of families in supporting elderly Covid-19 patients during hospital isolation to provide psychological comfort, which can accelerate their recovery. The presence of family support for elderly Covid-19 patients not only alleviates anxiety and fear but also fosters hope and motivation when they learn of their positive Covid-19 status, especially if they have underlying health conditions. Positive and impactful activities by family members during isolation include continuous communication with the elderly, providing motivation for their recovery, monitoring their nutritional intake, praying, watching shows together, and communicating through phone calls or video calls with other family members at home.Lansia merupakan kelompok yang paling rentan terkena penyakit Covid-19. Kecemasan pada lansia dengan Covid-19 merupakan faktor kesehatan mental yang penting untuk diatasi. Terdapat kendala dalam pemenuhan kebutuhan dasar lansia sehingga lansia memerlukan bantuan keluarga. Pengalaman keluarga dalam mendampingi lansia terpapar Covid-19 sangat berguna untuk memperoleh informasi terkait perawatan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang pengalaman anggota keluarga ketika mendampingi lansia terpapar Covid-19 selama isolasi di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis. Partisipan terdiri dari 11 anggota keluarga dengan cara purposive sampling, dilakukan wawancara mendalam untuk data yang terdiri dari 5 pernyataan terbuka dengan menggunakan rekaman suara. Analisis data menggunakan analisis isi. Temuan hasil penelitian ini adalah terdapat 7 tema: 1) Pengetahuan pendamping mengenai tujuan pendampingan lansia penderita Covid-19 selama isolasi di RS, 2) Perasaan kekeluargaan saat orang tuanya dinyatakan Covid-19, 3) Kondisi lansia setelahnya dinyatakan Covid-19, 4) Aktivitas pendamping saat mendampingi lansia yang mengidap Covid-19, 5) Saat perawat memberikan motivasi kepada lansia yang mengidap Covid-19, 6) Kendala Pendamping Saat Mendampingi Isolasi Lansia di Rumah Sakit, 7) Harapan terhadap Pendamping Agar Mendampingi Lansia penderita Covid-19 Selama Isolasi di Rumah Sakit. Pentingnya menggali pengalaman keluarga dalam mendampingi lansia penderita Covid-19 selama isolasi di rumah sakit untuk memberikan rasa tenang khususnya psikologi sehingga mempercepat kesembuhan lansia. Dengan hadirnya pendampingan dari pihak keluarga lansia penderita Covid-19 selain memiliki rasa tenang dan hilangnya rasa ketakutan semakin menurun, timbulnya harapan atau semangat kembali, ketika diketahui terkena postif Covid-19 dan jika disertai adanya penyakit penyerta. Kegiatan dari anggota keluarga dalam mendampingi selama isolasi yang sangat positif dan berdampak yaitu berkomunikasi terus menerus dengan lansia, memberikan motivasi kepada lansia agar semangat dalam masa pemulihan, memperhatikan asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi lansia, berdoa, menonton dan bahkan berkomunikasi melalui telepon atau video call dengan anggota keluarga di rumah lainnya

    Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infeksi Soil Transmitted Helminth Pada Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Soil-transmitted helminth (STH) is a group of intestinal nematodes that are transmitted through the soil. STH infection can affect all ages, but the highest rate is found in elementary school children, which is 60-80%. The purpose of this study was to determine the relationship between risk factors and STH infection. This type of research is an analytical survey with a Cross-Sectional approach. Examination of worm eggs using the Kato-Katz method. The population is 197 students. The sample is public elementary school students with a total sample of 100. The inclusion criteria are grade 4 and 5 elementary school students in Lalan sub-district. The exclusion criteria are not grade 4 and 5 elementary school students in Lalan sub-district. The test was performed with a Chi-square test with an alpha of 0.05. The results of the study were 28 (28%) infected with STH. Chi-Square statistical test showed a relationship between gender (p-value 0.016, OR 3.545), the habit of defecation (p-value 0.017, OR 3.317), and the habit of using footwear (p-value 0.005, OR 13.50) with STH infection. Then there is no relationship between nail habits (p-value 0.118) with STH infection.Soil Transmitted Helminth (STH) adalah kelompok nematoda usus yang penularannya melalui tanah. Infeksi STH dapat menyerang semua umur namun angka tertinggi didapatkan pada anak SD yakni 60-80%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko dengan infeksi STH. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pemeriksaan telur cacing menggunakan Metode Kato-Katz. Populasi berjumlah 197 siswa. Sampel siswa sekolah dasar negeri sebanyak 100. Kriteria inklusi adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN di Kecamatan Lalan. Kriteria ekslusi adalah bukan siswa SDN kelas 4 dan 5 di Kecamatan Lalan. Pengujian dilakukan dengan uji Chi square dengan alpa 0,05. Hasil penelitian sebanyak 28 (28%) yang terinfeksi STH. Uji Chi-Square ada hubungan antara jenis kelamin (p value 0,016, OR 3,545), kebiasaan tempat defekasi (p value 0,017, OR 3,317), kebiasaan menggunakan alas kaki (p value 0,005, OR 13,50) dengan infeksi STH. Kemudian tidak ada hubungan antara kebiasaan memotong kuku (p value 0,118) dengan infeksi STH

    Pengetahuan tentang Hipertensi dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat di Kalangan Masyarakat Hipertensi

    Get PDF
    Non-adherence of hypertensive patients in the treatment of their disease has an impact on uncontrolled blood pressure which can worsen the patient\u27s health status and even death. One important factor that must be considered in efforts to improve hypertension compliance is patient knowledge about the disease and the necessary management. This study aimed to determine the relationship between knowledge in supporting practice and compliance with hypertension sufferers in taking antihypertensive drugs. The research design used was cross-sectional descriptive analysis. The sample size for this study was 220 respondents who were recruited using purposive sampling techniques. Analysis of research data was carried out using the chi-square statistical test. A total of 51.8% of hypertensive patients had sufficient knowledge and 65.9% of hypertensive patients admitted that they were not compliant in taking the recommended medication. The value of the test results < α 0.05 (p= 0.000), which means that knowledge is significantly related to adherence to taking medication. Knowledge is the most important component that sufferers must have so that they can be actively involved in compliance practices. It is hoped that these findings can be used as material for consideration in formulating treatment interventions for people with hypertension about efforts to increase patient compliance in terms of taking anti-hypertensive medication.Ketidakpatuhan penderita hipertensi dalam pengobatan penyakitnya berdampak pada tidak terkontrolnya tekanan darah yang dapat memperburuk status kesehatan dan bahkan kematian. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan kepatuhan hipertensi adalah pengetahuan penderita tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dalam mendukung praktik kepatuhan penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat anti-hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskritif cross sectional. Besar sampel penelitian ini sebanyak 220 responden, direkrut melalui teknik purposive sampling. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square. Sebanyak 51,8% penderita hipertensi memiliki pengetahuan cukup dan 65,9% penderita hipertensi mengaku tidak patuh dalam meminum obat yang dianjurkan. Nilai hasil uji < α 0,05 (p= 0,000), artinya pengetahuan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat. Pengetahuan adalah komponen terpenting yang harus dimiliki penderita agar mereka dapat terlibat aktif dalam praktik kepatuhan. Diharapkan temuan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan intervensi pengobatan bagi penderita hipertensi kaitannya dengan upaya meningkatkan kepatuhan penderita dalam hal meminum obat anti-hipertensi

    Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Bahaya Fast Food pada Siswa SMAN 21 Medan

    Get PDF
    Fast food is food that is served in a short time. The habit of consuming fast food excessively will cause many health problems such as obesity commonly called overweight. The behavior of consuming fast food greatly affects a person\u27s knowledge. Therefore, this researcher conducts health education to increase students\u27 knowledge of the dangers of fast food. This study aims to determine the influence of health education on the level of knowledge of the dangers of fast food in adolescents, especially in students of SMAN 21 Medan. The method in this study is quantitative with an experimental approach. The population in this study is 586 students in grades 10 and 11 at SMAN 21 Medan, with a sample of 238 students. This research was carried out by providing pre-test questionnaires and education and then giving time for a week to do a post-test to see the increase in the knowledge of students before and after education. By using univariate and also bivariate analysis. This study obtained results, namely the frequency of male students as many as 79 people, and female students as many as 159 people. In the One Sample Kolmogrov-Smirmov Test, the average or mean in the pre-test was 14.9790, and the average or mean in the post-test was 18.3151. Where from these results it was found that the average increase was 3.3361. From the results of this study, it can be concluded that there is an influence of education on increasing knowledge about the dangers of fast food in SMAN 21 Medan students.Fast food adalah makanan yang disajikan dalam waktu singkat. Kebiasaan mengonsumsi fast food secara berlebihan akan menyebabkan banyak gangguan kesehatan seperti obesitas atau secara umum disebut kegemukan. Perilaku konsumsi makanan cepat saji sangat pengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Oleh karena itu peneliti ini melakukan edukasi kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswi terhadap bahaya fast food. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan bahaya fast food pada remaja terkhusus pada siswa SMAN 21 Medan. Metode dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 dan 11 di SMAN 21 Medan berjumlah 586 siswa, dengan sampel sebanyak 238 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pre-test dan juga edukasi lalu memberikan waktu selama seminggu untuk melakukan post-test untuk melihat peningkatan pengetahuan siswi sesbelum dan sesudah edukasi. Dengan menggunakan analisis univariat dan juga bivariat. Penelitian ini memperoleh hasil yaitu frekuensi siswi laki-laki sebanyak 79 orang dan siswi perempuan sebanyak 159 orang. Pada uji One Sample Kolmogrov-Smirmov Test diperoleh rata-rata atau mean pada pre-test yaitu sebesar 14.9790 dan rata-rata atau mean pada post-test sebesar 18.3151. Dimana dari hasil tersebut ditemukan peningkatan rata-rata sebesar 3.3361. Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang bahaya fast food pada siswa SMAN 21 Medan

    412

    full texts

    515

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Kesehatan Komunitas
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇