SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir
Not a member yet
    208 research outputs found

    PEMODELAN SIKLUS TERMODINAMIK TURBIN GAS RGTT KOGENERASI

    Get PDF
    HighTemparature Gas-cooled Reactor (HTGR ) cogeneration yang selanjutnya disebut sebagai ReaktorGas Temperatur Tinggi (RGTT) kogenerasi merupakan salah satu jenis reaktor daya maju. Reaktorini diharapkan dapat digunakan untuk mengisi kekurangan listrik di daerah luar Jawa, Bali danMadura karena dapat dirancang untuk kapasitas daya kecil sampai sedang. Dalam perancanganRGTT ini, pemodelan siklus termodinamik diperlukan untuk memprediksi spesifikasi temperaturmasuk dan keluar komponen-komponen utama, seperti turbin, kompresor, recuperator dansebagainya, serta pemilihan bahan teknis. Siklus termodinamik RGTT kogenerasi pada makalah iniadalah siklus langsung dengan menggunakan siklus Brayton jenis siklus tertutup. Fluida pendinginreaktor nuklir adalah gas helium yang juga digunakan sebagai fluida kerja pada sistem konversienergi listrik dan sekaligus sebagai sumber panas untuk pemurnian air sebagai bagian dari fungsikogenerasi. Dalam perancangan reaktor RGTT ini, daya reaktor nuklir yang dihasilkan adalah 200MWt. Daya termal tersebut dapat memanaskan gas helium hingga 9000C dengan tekanan 7 MPa.Panas gas helium pembangkit listrik yang digunakan untuk menggerakkan turbin gas adalah 8500Cdengan laju alir 120 kg/det. Berdasarkan hasil perhitungan, dengan mengacu pada rasio tekananturbin desain reaktor GTMHR sebesar 2,8, maka kerja turbin gas 200 MWt mencapai 216.904 kW.Hal ini menyebabkan daya kompresor yang dibutuhkan untuk LPC (low pressure compressor) adalah61.671 kW dan HPC (high pressure compressor) 38.390 kW. Efisiensi siklus yang diperolehmencapai 33,45% dengan daya listrik yang dapat diperoleh mencapai 117 MW

    ANALISIS KETEBALAN PIPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG–GAS

    No full text
    Telah dilakukan analisis ketebalan pipa pada sistem pendingin sekunder Reaktor Serba Guna. Siwabessy (RSG GAS) dalam rangka pelaksanaan program manajemen penuaan. Analisis dilakukan melalui inspeksi visual, pengukuran ketebalan dengan metode ultrasonik dan analisis unsur kimia. Lokasi analisis ditetapkan berdasarkan kondisi aliran fluida di dalam pipa dan susunan perpipaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pipa pada sistem pendingin sekunder telah mengalami penipisan yang disebabkan oleh proses korosi, yaitu korosi homogen dan korosi sumuran. Untuk memperlambat laju penipisan agar tercapai umur desain maka perlu dilakukan peningkatan kualitas air untuk memperlambat terjadinya proses korosi pada pipa

    PERANCANGAN ALAT CONSTANT EXTENSION RATE

    No full text
    Stress Corrosion Cracking (SCC) adalah jenis korosi yang signifikan berpengaruh terhadap menurunnya integritas komponen struktur reaktor. Penelitian mengenai SCC telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian material di dalam autoclave temperatur tinggi dengan lingkungan korosif dan tekanan diatas tekanan atmosfer. Di dalam autoclave tersebut dilengkapi dengan suatu alat tambahan yang dinamakan constant extension rate (CER). Fungsi CER ini adalah untuk memberikan tegangan pada spesimen dengan cara ditarik dan ditahan konstan pada tegangan tertentu. Autoclave yang dimiliki oleh PTRKN belum dilengkapi dengan CER, sehingga untuk kegiatan penelitian SCC perlu ditambahkan CER. Makalah ini memuat rancangan alat CER agar dapat dipabrikasi dapat digunakan bersama autoclave untuk kegiatan penelitian SCC. Dasar perhitungan perancangan menggunakan teori mekanika bahan dan ilmu perancangan elemen mesin. Dari hasil perancangan telah dilakukan review dan dapat disimpulkan bahwa rancangan dapat diterima dan selanjutnya dapat diteruskan dengan proses fabrikasi CER sehingga bersama-sama dengan autoclave dapat digunakan untuk penelitian SCC

    OPTIMASI PEMBENTUKAN HI DAN H2SO4 PADA REAKSI BUNSEN UNTUK MENDUKUNG PRODUKSI HIDROGEN

    Get PDF
    Teknologi proses produksi hidrogen secara termokimia telahmenjadi unggulan bila dikopel dengan reaktor nuklir temperatur tinggi. Proses ini hanya memerlukan energitermal untuk memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Implementasi rancangan eksperimen reaksiBunsen telah dilakukan. Bahan peralatan percobaan ini terdiri dari bahan kaca pyrex dan pipa teflon agar tahanterhadap serangan korosi, tekanan 2 bar dan suhu reaksi 120 oC. Percobaan telah dilakukan dengan parameterpengubah yaitu durasi reaksi, komposisi I2 dan H2O, sedangkan parameter tetap yaitu komposisi SO2,temperatur dan tekanan gas SO2 secara statis. Hasil percobaan optimasi dengan kondisi menunjukkan bahwaproduk reaksi Bunsen meningkat dengan bertambahnya fraksi I2, H2O dan durasi reaksi. Namun padapenambahan H2O peningkatan produk terbatas pada jumlah H2O 0,055 mol. Hasil analisis terhadap produkreaksi Bunsen menunjukkan bahwa reaktan yang bereaksi membentuk produk adalah sebesar 5,6 % dan reaktanyang belum bereaksi akan terus membentuk produk reaksi selama produk reaksi yang terjadi dipisahkan darireaktan

    TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

    Get PDF
    Telah dilakukan perbaikan sambungan termokopel pada batang pemanas bagian uji HEATING-01. yang batang pemanasnya terbuat dari baja stainless AISI 304 dan memiliki 14 titik termokopel. Pada setiaptitik termokopel sebanyak 8 termokopel dipasang pada 8 posisi 1 titik yang berurutan dan 6 termokopeldipasang pada 3 posisi 2 titik radial. Perbaikan dilakukan karena terjadi penyimpangan yang terlalu besar padahasil fabrikasi sebelumnya. Teknik penyambungan termokopel pada kawat chromel dan kawat alumel dengandiameter 1 mm menggunakan tegangan 13,6 volt dari alat DC power supply. Hasilnya menunjukkan bahwa alatini berfungsi dengan baik setelah dikalibrasi dengan kalibrator JOFRA. Rata-rata penyimpangan yang terjadisebesar -0,1°C

    PERANCANGAN ANTARMUKA PADA KALIBRATOR SUHU MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CIMON

    Get PDF
    Telah dikerjakan perancangan antarmuka untuk kalibrasi suhumenggunakan perangkat lunak CIMON. Kalibrator suhu yang terdapat pada Bidang Operasi dan Fasilitasmerupakan fasilitas alat kalibrasi suhu dan pengoperasiannya masih secara manual. Untuk meningkatkankeselamatan operator dan unjuk kerja kalibrator maka dilakukan pengembangan menggunakan perangkat lunakCIMON. Besaran suhu diambil oleh sensor termokopel tipe K yang selanjutnya diolah oleh PLC. PLC inimemiliki 4 chanel masukan. Chanel 1 digunakan sebagai acuan, chanel 2, 3 dan 4 digunakan untuk kalibrasisensor termokopel. Semua parameter suhu dari chanel 1 sampai chanel 4 semuanya dapat ditampilkan padalayar komputer menggunakan interface PLC yang dikendalikan oleh CIMON. Dari hasil uji coba dapatdiketahui bahwa perancangan antarmuka pada kalibrator suhu menggunakan perangkat lunak CIMON dapatberjalan dengan baik dan dapat digunakan pada alat kalibrator suhu Termofast yang ada pada laboratoriuminstrumentasi BOFa PTRKN

    KOMPENSASI BACKLASH ARAH RADIAL DAN AXIAL PADA OTOMATISASI MESIN BUBUT ALPINE-350

    No full text
    Salah satu kendala pada otomatisasi mesin bubut manual menjadi otomatis adalahkeausan dan ketidakpresisian gigi-gigi transmisi baik arah radial dan axial. Keausan dan ketidakpresisian inimenyebabkan kesalahan yang disebut kesalahan backlash. Untuk mengoreksi kesalahan ini diperlukankompensasi backlash. Kompensasi backlash sangat penting dilakukan guna untuk mendapatkan hasil yangsesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sebelumnya. Untuk itu dilakukan beberapa kali uji coba untukmengamati kesalahan yang terjadi baik arah radial maupun axial. Dari beberapa kali uji coba dapat disimpulkanbahwa kesalahan backlash terjadi pada arah axial maupun radial. Kesalahan ini disebabkan oleh keausan gigitransmisi atau ketidakpresisian penyambung antara motor servo dan as putar penggerak mesin bubut Alpine 350.Dari hasil pengamatan dan uji coba didapatkan Backlash arah axial (sumbu x) sebesar 0,01 mm dan arah radial(sumbu y) sebesar 0,023 mm. Oleh karena itu, sebelum mesin digunakan perlu dilakukan kompensasi backlashbaik secara manual pada saat entri data koordinat atau dapat juga dilakukan pada pengaturan kompensasibacklash yang terdapat pada parameter setting extended software Advanced Position Module (APM) sebesar0,01 mm arah axial dan sebesar 0,023 mm arah radial

    ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL BEJANA TEKAN PWR DALAM BERBAGAI KONSENTRASI H2SO4 DAN TEMPERATUR

    Get PDF
    da penelitian ini dilakukan analisis laju korosi padamaterial bejana tekan reaktor. Analisis korosi material bejana tekan PWR dilakukan dengan melihat pengaruhtemperatur dan konsentrasi H2SO4. Variasi temperatur pada percobaan ini adalah 30, 40, 50, 60, 70 dan 200 oCsedangkan variasi konsentrasi H2SO4 sebesar 4, 5, 6, 7 dan 8 %. Setelah itu dilakukan uji korosi untuk melihatkorosi yang terjadi pada material dengan menggunakan potensiostat. Spesimen yang digunakan pada penelitianini adalah stainless steel 304. Dari hasil yang didapat terlihat bahwa temperatur dan konsentrasi H2SO4mempengaruhi laju korosi material SS 304. Semakin tinggi temperatur dan konsentrasi H2SO4 semakin tinggilaju korosi yang terjadi

    KAJIAN DAMPAK GAS PENGOTOR PENDINGIN PRIMER TERHADAP INTEGRITAS MATERIAL STRUKTUR R G T T

    Get PDF
    Reaktor berpendingin Gas Temperatur Tinggi (RGTT) adalah reaktor dayayang kinerja dan ketersediaan teknologinya memungkinkan untuk diimplementasikan di Indonesia dalam waktusepuluh tahun ke depan. Namun dalam oprasi RGTT helium sebagai pendingin primer tidak dapat terlepas darigas pengotor yang masuk didalamnya, sehingga akan menimbulkan berbagai masalah keselamatan dankeandalan operasi. Dalam makalah ini dibahas analisis dampak pengotor pendingin primer terhadap integritasmaterial struktur RGTT yang mencakup analisis sumber pengotor, interaksi pengotor dengan material strukturRGTT, serta strategi teknologi pengendalian pengotor dalam sistem pendingin primer. Tujuan dari penelitian iniadalah mengetahui dampak dari gas pengotor pendingin primer untuk digunakan sebagai pertimbangan dalampembuatan desain konseptual sistem kontrol inventori helium RGTT. Kajian dilakukan dengan studi inventoripengotor helium, dampak dan teknik pengendaliannya dalam sistem primer. Dari kajian diperoleh data bahwasumber gas pengotor bermula dari kebocoran udara, jumlah udara maksimal yang diperbolehkan masuk 12vppm, proses degradasi material struktur melalui reaksi oksidasi, karburasi dan dekarburasi, sedangkan strategipengendalian gas pengotor dilakukan dengan memperhatikan karakteristik gas pengotor, teknologi proses danadsorben yang digunakan

    ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN HIx UNTUK MENDUKUNG PEMISAHAN PRODUK REAKSI BUNSEN DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI HIDROGEN

    Get PDF
    Salah satu keunggulan prosestermokimia I-S dibanding dengan metode lainnya adalah adanya peluang peningkatan efisiensi termal dalamproses pembentukan produk reaksi Bunsen. Tujuan penelitian adalah memperoleh cara yang lebih baik dalamproses pemisahan hasil reaksi bunsen. Telah dilakukan eksperimen pencampuran bahan produk reaksi Bunsendengan komposisi fraksi mol pembentuk senyawa dari HIx (2HI + 10H2O + 8I2) dan larutan asam sulfat dalamair (H2SO4+4H2O) pada temperatur sekitar 120oC dalam tekanan 1 atm, selama 1 jam pemanasan.Karakteristika hasil reaksi setelah ditunggu sekitar 24 jam, secara visualisasi menunjukkan tampak dua fasa yangterpisah yang diperkirakan adalah fasa HIx dan fasa larutan H2SO4 dengan H2O. Fasa HIx berada pada bagianbawah dan campuran asam sulfat dengan air pada bagian atas tabung reaksi. Apabila hasil reaksi yang terpisahini ditambah dengan H2O, dan ditunggu selama 74 jam, campuran tersebut menjadi tidak terpisah, tetapimenjadi larut satu sama lain. Namun ketika produk hasil reaksi yang terpisah tersebut ditambah dengan asamsulfat, tampak kedua fasa tetap terpisah. Dengan mengontrol komposisi reaktan reaksi dapat memberikemudahan dalam proses pemisahan produk reaksi Bunsen

    151

    full texts

    208

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇