Bahtera Sastra: Antologi Bahasa dan Sastra Indonesia
Not a member yet
73 research outputs found
Sort by
STRATEGI PRAGMATIK TUTURAN PERINGATAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh cara petugas Dinas Perhubungan Kota Bandung ketika memperingati pelanggar lalu lintas melalui Area Traffic Control System (ATCS) lewat pengeras suara dan terhubung CCTV. Cara petugas menegur pelanggar terbilang kreatif sehingga menimbulkan gelak tawa dari pengendara lainnya. Hal ini menandakan bahwa bahasa dimanfaatkan petugas sebagai alat komunikasi dalam menginisiasi pelanggar yang semaksimal mungkin tidak menyinggung perasaan para pelanggar, tetapi tetap memberikan efek jera. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti tuturan petugas tersebut menggunakan kajian ilmu pragmatik dengan kerangka analisis tindak tutur (speech act) dan implikatur. Adapun metode penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik simak, catat, dan studi dokumentasi. Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut: (1) mengklasifikasi dan mendeskripsikan tuturan petugas Dinas Perhubungan Kota Bandung ketika memperingati pelanggar lalu lintas berdasarkan jenis tuturan, (2) mendeskripsikan cara bertutur petugas Dinas Perhubungan Kota Bandung ketika memperingati pelanggar lalu lintas, dan (3) mendeskripsikan efek perlokusi petugas Dinas Perhubungan Kota Bandung ketika memperingati pelanggar lalu lintas terhadap pelanggar lalu lintas. Dari 24 data tuturan petugas Dishub Kota Bandung ketika memperingati pelanggar lalu lintas menghasilkan tiga bentuk tindak tutur, yaitu tidak tutur direktif, asertif, dan ekspresif dengan verba performatif yang berbeda. Jenis implikatur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tuturan dengan implikatur (1) konvensional, (2) nonkonvensional, serta (3) konvensional dan nonkonvensional. Adapun fungsi tuturannya sama, yaitu untuk memerintah, meskipun dalam penyampaian maknanya dilakukan secara tersurat dan tersirat. Selain itu, efek perlokusi tuturan petugas terbagi menjadi tujuh macam tingkah laku yang berbeda sebagai respons dari para pelanggar
STYLE GURUH SOEKARNOPUTRA MENULIS LIRIK LAGU DALAM ALBUM PUSPA RAGAM KARYA
Album Puspa Ragam Karya berisi lagu ciptaan Guruh Soekarnopura. Sebagai mahakarya, kajian stilistika lirik lagu karya Guruh Soekarnoputra penting dilakukan. Artikel ini mendeskripsikan diksi, gaya bahasa, dan citraan yang digunakan Guruh Soekarnoputra pada lirik-lirik lagu yang terdapat dalam album tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Guruh Soekarnoputra memanfaatkan diksi yang terdiri atas sinonim, homoni, pelisemi, konotatif, dan denotatif. Diksi tersebut dimanfaatkan Guruh Soekarnoputra untuk menciptakan mahakaryanya
TUTURAN NEGASI ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA (KAJIAN PRAGMATIK)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh berbagai fenomena bahasa khususnya penggunaan penanda negasi yang bersifat universal. Hal ini menunjukkan bahwa kehadirannya dalam setiap bahasa mendukung fungsi yang penting. Terdapat jenis, bentuk dan fungsi tuturan penanda negasi. Selain itu terdapat jenis, bentuk, fungsi tindak tutur ilokusi pada bahasa anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti data tuturan tersebut menggunakan kajian pragmatik, khususnya tindak tutur ilokusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif dengan teknik simak dan catat. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan penggunaan tuturan negasi oleh anak dalam merespons peristiwa dan mitra tuturnya, (2) mendeskripsikan jenis dan bentuk tuturan negasi yang digunakan oleh anak, dan (3) mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi yang digunakan oleh anak. Hasil dari penelitian ini yaitu ditemukannya (1) jenis penggunaan penanda negasi berupa tuturan formal dan informal, (2) variasi penggunaan tuturan negasi yang dipengaruhi faktor lingkungan, yang terakhir (3) jenis, bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi
PENGGAMBARAN PEREMPUAN DI DUNIA SIMBOLIK DALAM NOVEL TANGO & SADIMIN KARYA RAMAYDA AKMAL: KAJIAN PSIKOANALISIS
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah ketidakadilan gender yang masih dialamiperempuan hingga saat ini. Masalah tersebut diangkat lewat konflik-konflik yang dialami kelima tokoh utama perempuan dalam novel Tango Sadimin karya Ramayda Akmal. Menurut psikoanalisis feminisme Lacan, opresi yang dialami perempuan berasal dari kegagalan perempuan menjadi phallus. Akibatnya, perempuan terpinggirkan di dunia Simbolik. Kegagalan tersebut juga menimbulkan rasa kekurangan dan hasrat. Oleh karenaitu, permasalahan yang berusaha diangkat dalam penelitian ini adalah hasrat dan penggambaran tokoh perempuan di dunia Simbolik dalam novel Tango Sadimin karya Ramayda Akmal. Karena konflik batin dan perwatakan tokoh perempuan lebih menonjol, teks dikaji dengan pendekatan psikologi sastra dan feminisme psikoanalisis dan feminismepostmodernisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perempuan di duniaSimbolik berdasarkan hasrat tokoh utama perempuan dalam novel Tango Sadimin karyaRamayda Akmal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketidakadilan gender dilihat dari segipsikis tokoh perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Teknik pengolahan data dilakukan dengan analisis struktur menggunakan teori Tzvtan Todorov, analisis hasrat menggunakan psikoanalisis Lacan, analisis penggambaran perempuan di dunia Simbolik menggunakan pembacaan dekonstruksi. Adapun hasil penelitian ini adalah: 1) hasrat tokoh utama pere mpuan didominasi oleh fantasi anaklitik aktif dari tatanan YangReal dan hasrat narsisitik dari tatanan Yang Simbolik; 2) terdapat dua representasi perempuan di dunia Simbolik yaitu perempuan yang melawan aturan Simbolik yang represif (tergambar melalui tokoh Nini Randa, Nah dan Sipon) dan perempuan yang ter- represi oleh aturan Simbolik (tergambar melalui tokoh Tango dan Nyai Pertama); 3) kegagalan perempuan menjadi phallus tidaklah bersifat kodrati dan dapat diubah dengan cara perempuan menyadari bahwa ia dapat memilih yang terbaik untuk hidupnya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut
EPRESENTASI PEMBERITAAN ISU TINDAK RASISME TERHADAP MAHASISWA PAPUA PADA KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID
Papua merupakan salah satu provinsi yang sangat luas di Indonesia dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun, Papua memiliki predikat sebagai daerah yang sering terjadi konflik. Konflik yang baru-baru ini terjadi adalah tindak rasisme yang dilakukan oleh oknum aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Terjadinya tindak rasisme tersebut memicu aksi protes di berbagai daerah. Namun, salah satu aksi protes yang digelar di Papua berakhir dengan kerusuhan. Keberadaan media massa sebagai pemberi informasi turut mempengaruhi kognisi masyarakat terhadap etnis Papua. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya penyadaran kepada masyarakat bahwa berita yang disajikan oleh sebuah media tidak selalu bersifat netral, sehingga masyarakat diharapkan dapat lebih objektif, selektif, dan kritis dalam memahami sebuah berita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis. Data yang diambil adalah seluruh teks berita isu tindak rasisme Papua yang bersumber dari kompas.com dan republika.co.id. Selanjutnya, data dianalisis dari aspek struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Selain itu, penganalisisan data juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional (LSF). Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1) dalam aspek struktur makro, kompas.com mengangkat tema yang dominan berpihak kepada etnis Papua dengan memberitakan hal-hal baik mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan masyarakat Papua, sedangkan republika.co.id sebaliknya, dan cenderung menempatkan oknum yang melakukan tindak rasisme dalam posisi yang aman, 2) dalam aspek superstruktur, Pada media kompas.com, skema situasi dan komentar yang ditampilkan cenderung berpihak kepada masyarakat Papua dan narasumber yang diambil banyak yang berhubungan erat dengan Papua, sedangkan republika.co.id sebaliknya, 3) dalam aspek struktur mikro, keberpihakan media kompas.com tampak pada latar, detil, leksikon, dan ilustrasi foto dalam pemberitaan., 4) kompas.com menggunakan strategi eksklusi dan marjinalisasi untuk merepresentasikan beberapa aparat keamanan secara negatif, sedangkan republika.co.id menggunakan strategi eksklusi dan marjinalisasi untuk merepresentasikan mahasiswa Papua dan masyarakat Papua secara negatif
REPRESENTASI AKTOR SOSIAL DALAM PEMBERITAAN AKSI MAHASISWA 24 SEPTEMBER 2019 DI MEDIA CNNINDONESIA.COM
Aksi mahasiswa 24 September 2019 menjadi salah satu aksi mahasiswa yang memiliki sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Mahasiswa seluruh Indonesia hadir untuk melakukan penolakan terhadap pengesahan revisi Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Berbagai media pemberitaan, baik nasional maupun internasional turut memberitakan peristiwa ini. Salah satunya adalah media cnnindonesia.com. Dalam penelitian ini dibahas lebih lanjut mengenai representasi aktor sosial dalam pemberitaan aksi mahasiswa 24 September 2019 di media cnnindonesia.com. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tuturan inklusi dan eksklusi sesuai dengan teori Van Leeuwen dengan desain penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, terdapat 187 kalimat (50,40%) yang termasuk strategi inklusi. Semua kalimat tersebut terbagi menjadi 2 diferensiasi, 16 indiferensiasi, 3 objektivasi, 11 nominasi, 42 kategorisasi, 28 determinasi, 14 indeterminasi, 48 asimilasi, dan 23 individualisasi. Selanjutnya, terdapat enam belas kalimat (4,31%) yang termasuk strategi eksklusi. Enam belas kalimat terbagi atas, 9 pasivasi, 4 nominalisasi, dan 3 pergantian anak kalimat. Selain itu, terdapat 79 aktor sosial (21,29%) dan 89 aksi sosial (23,98%). Aksi sosial tersebut terbagi atas 76 aksi dan 13 reaksi. Dalam teks berita “Kronologi Aksi Mahasiswa di DPR Berujung Rusuh Versi Polisi” terdapat dua aktor penting, di antaranya Irjen Gatot Eddy Pramono seorang Kapolda Metro Jaya dan mahasiswa. Aktor Irjen Gatot Eddy Pramono direpresentasikan secara individual dan aktor yang memiliki kekuasaan untuk mengatur aparat kepolisian ketika menghadapi aksi mahasiswa. Hal itu dapat tergambarkan dari dominasi aksi pada aksi sosial yang dilakukannya. Sementara itu, mahasiswa direpresentasikan sebagai sosok yang termarginalkan dalam teks berita tersebut. Dapat terlihat dari penggunaan reaksi pada aksi sosial yang dilakukannya dan kalimat berkonteks negatif
PENGGUNAAN AKRONIM DALAM VARIASI BAHASA GAUL SEBAGAI WUJUD KREATIVITAS REMAJA DI DUNIA MAYA (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terdapatnya penggunaan akronim dalam variasi bahasa gaul di kalangan remaja masa milenial di dunia maya. Terjadinya variasi bahasa yang disebabkan oleh penuturan yang heterogen, dan aktivitas interaksi sosial yang sangat beragam. Hal ini juga mempengaruhi komunikasi antar remaja, yang terlihat pada penggunaan akronim dalam variasi bahasa gaul yang digunakan pada media sosial. Penelitian ini menarik untuk dikaji karena penelitian ini menghadirkan bukti nyata dari perkembangan bahasa yang terus beraneka ragam dan sebagai bukti wujud kreativitas remaja yang bervariasi. Adanya perbedaan diakronis dalam variasi bahasa gaul inilah yang membuat akronim-akronim di masa milenial berbeda dengan akronim di masa yang akhirnya. Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan bentuk akronim; dan (2) makna akronim. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori Kridalaksana yang menjelaskan mengenai bentuk dan makna akronim dalam variasi bahasa. Objek kajian dalam penelitian ini adalah akronim dalam variasi bahasa gaul di kalangan remaja di dunia maya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan sosiolinguistik sebagai pendekatan teoretisnya. Hasil dari penelitian ini ditemukan 80 data bentuk akronim yang termasuk dalam teori Kridalaksana, dan 40 data penambahan bentuk baru pada akronim variasi bahasa gaul sebagai wujud kreativitas remaja
PRAKTIK MOM SHAMING DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Fenomena mom shaming yang terjadi di media sosial tidak dapat dihindari. Penelitian ini, oleh karena itu, mengkaji bentuk-bentuk ujaran mom shaming di media sosial Instagram dan mencari tahu efek yang ditimbulkan dari ujaran tersebut menggunakan kajian pragmatik. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Penelitian deskriptif ini mengambil data dari kolom komentar akun Instagram selebritas Indonesia yang memiliki pengikut di atas sepuluh juta. Analisis dalam penelitian ini didasarkan pada teori tindak tutur, karena ujaran mom shaming di media sosial dalam pandangan banyak orang tidak hanya dianggap sebagai tulisan biasa karena signifikansinya bagi penulis dan pembaca. Tujuan penelitian ini ialah mengeksplorasi, menyelidiki, dan mendeskripsikan bentuk-bentuk ujaran mom shaming yang terdapat dalam media sosial Instagram dan efek yang ditimbulkannya. Penelitian ini dengan hati-hati memeriksa bagaimana maksud dari komentar mom shaming yang ditulis oleh pengguna Instagram untuk pengguna Instagram lainnya. Temuan mengungkapkan bahwa ujaran mom shaming yang terdapat dalam kolom komentar akun Instagram selebritas merupakan tindak tutur jenis asertif, direktif, dan ekspresif yang memiliki tujan menasihati, melarang, memohon, memerintah, mengkritik, menyatakan, dan menunjukkan seperti apa pengasuhan yang baik
FUNGSI PELESETAN ABREVIASI NAMA KAMPUS DI INDONESIA (KAJIAN SEMIOTIKA)
Penggunaan pelesetan dalam bahasa Indonesia sering digunakan masyarakat sebagai bentuk realitas dalam komunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia. Pada awalnya, pelesetan singkatan nama kampus hanya dibuat sebagai kejenakaan biasa yang bertujuan untuk menghibur. Namun, pada perkembangannya mulai muncul pelesetan-pelesetan yang bekerja sebagai sindiran secara tidak langsung kepada situasi atau orang tertentu. Penelitian ini menggunakan teori semiotika dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Data penelitian ini adalah pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia. Data penelitian ini bersumber dari penggunaan pelesetan abreviasi nama kampus yang berasal dari Twitter dan Kaskus. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan fungsi pelesetan yang terkandung dalam pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Temuan tentang fungsi pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia. Temuannya meliputi dua hal, yaitu fungsi humor dan fungsi sindiran. Terdapat 30 fungsi humor pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia yang terungkap melalui (1) identitas kampus, (2) lokasi kampus, (3) tampilan dan bentuk fisik kampus, (4) stereotip kampus, (5) kegiatan kampus, serta (6) biaya kuliah kampus yang murah. Selanjutnya, terdapat 20 fungsi sindiran pelesetan singkatan nama kampus di Indonesia yang terungkap melalui (1) kondisi kampus dan (2) biaya kampus yang mahal. Kesimpulannya adalah fungsi humor dalam pelesetan abreviasi nama kampus di Indonesia memiliki jumlah yang dominan dibandingkan fungsi sindiran dalam pelesetan abreviasi nama kampus di Indonesia
EBARAN DIALEK DI KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI: KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI
Kabupaten Bekasi menjadi daerah urban dengan mobilitas tinggi dan beririsan dengan wilayah urban lainnya. Keadaan ini menyebabkan terjadinya variasi bahasa yang dipengaruhi variabel sosial dalam masyarakat di Kecamatan Babelan. Keadaan yang ada menimbulkan krisis identitas di masyarakat wilayah Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Penelitian ini mengacu pada kajian sosiodialektologi yang mengkaji dialek sosial sebagai objek materinya. Adapun tujuan penelitian ini: 1) mengklasifikasi dan mendeskripsi unsur-unsur kebahasaan dalam leksikon yang ada pada dialek di Kecamatan Babelan, berdasarkan faktor sosial usia, pendidikan, dan pekerjaan, 2) mendeskripsikan persebaran kode tutur penggunaan bahasa di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi berdasarkan pemetaan berbasis geospasial. Metode yang digunakan yaitu metode pupuan lapangan berserta metode cakap dalam pengumpulan data dan metode padan dalam menganalisis data. Penelitian ini menghasilkan data berupa 185 gloss dengan pembeda unsur kebahasaan dengan dominan munculnya pembeda leksikon, 90 pembeda fonologis, 43 pembeda morfologis, dan 16 pembeda semantik. Adapun Kecamatan Babelan terlihat memiliki kekhasan kosakata berdasarkan penelusuran kamus dan ditemukan variasi bahasa dominan kosakata bahasa Betawi dan bahasa Sunda, serta bahasa Jawa yang tumbuh pada masyarakatnya. Adapun variabel sosial pada pembentukan berian banyak dimunculkan oleh kalangan wiraswasta, guru, pedagang, dan ibu rumah tangga, yang berpendidikan SD, SMA dan sarjana dengan usia muda dan tua. Selain itu penelitian ini menghasilkan 185 peta berdasarkan 185 kosakata swadesh hasil modifikasi