Jurnal MIKROSKOPI dan MIKROANALISIS
Not a member yet
    7 research outputs found

    ULTRASTRUKTUR POLLINIA PADA 10 SPESIES ANGGREK DALAM SUBSTRIBUS AERIDINAE

    Get PDF
    Dibandingkan dengan tumbuhan lainnya, maka taksonomi khusus keluarga anggrek masih jauh tertinggal.Hal tersebut disebabkan oleh beragarnnya bunga anggrek, dan terbatasnya informasi taksonomis tanarnan keluarga anggrek. Sejauhini, taksonomi anggrek didasarkan pacta data morfologi akar, batang, daun dan bunga. Khusus data morfologi bunga, masih acta satukriteria yang belum banyak digunakan yaitu morfologi pollen secara rinci. Hal tersebut merupakan salah satu sebab dari terjadinyaperubahan kedudukan suatu tanarnan anggrek dari satu takson ke takson lainnya. Berdasar perkembangan terakhir diketahuibahwa pollen, yang pacta anggrek banyak dijumpai dalarn bentuk pollinia atau polliniaria, merupakan salah satu karakter pentingdalarn taksonomi anggrek. Dengan dukungan peralatan SEM, morfologi pollen dapat diarnati secara lebih teliti, dan ini akanmemberi dukungan yang kuat basi taksonimis untuk meletakkan suatu jenis tanarnan ke dalarn takson tertentu. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari ultrastruktur pollinia 10 spesies anggrek, yang tergolong dalarn subtribus Aeridanae. Hal tersebutdikarenakan masih belum adanya kesepakatan para taksonomis dalarn mengelompokkan anggrek yang tergolong dalarn subtribuaAeridinae. Penelitian dilakukan dengan menginventarisasi pollinia dari 10 jenis anggrek yang tergolong dalarn subtribus Aeridinae.Kemudian dilakukan pengarnatan visual untuk menghitung jumlah pollinia tiap kuntum bunga. Setelah itu, dilakukan dehidrasi,dan coating untuk diarnati di bawah SEM. Pengarnatan dilakukan untuk mengetahui ultrastruktur pollinia, apakah berporous,berlekuk atau tidak sarna sekali. Dari basil pengarnatan diketahui bahwa jumlah pollinia per kuntum bunga, dari sepuluh bungayang diarnati tidak sarna,d emikian pula ultrastruktur pollinianya. Berdasarkan pactaju mlah pollinia dlaarn setiap kuntum bungadan ultrastruktur pollinia, maka kesepuluh anggrek yang diarnati dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Anggrek denganjumlah pollinia dua dan berporous: Ascocentrum minialum; anggrek dengan jumlah pollinia dua, berlekuk: Pha/aenopsis amabi/is,Ph. amboinensis, Ph. cornu-cervi, Ph. Fuscata, Ph. Venosa, Rhychosty/is retusa, Vanda /imbata, dan Vanda insignis; dan3. Anggrek dengan jumlah pollinia empat, tidak sarna besar ukurannya : Kingidium de/iciosum

    PERAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PROSES DAN SINTESIS BAHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA

    Get PDF
    Energ

    RETAK KOROSI TEGANGAN PADA PRESSURE INDICATOR LINE TUBE

    Get PDF
    RETAK KOROSI TEGANGAN PADA PRESSURE INDICATOR LINE TUBE. Pressure indicator line tubemengalami retak yang cukup dominan akibat mekanisme Intercrystalline Stress Corrosion Cracking (ISCC) pada bagianelbownya. Tube tersebut terbuat daTi stainless steel type 304 berdiameter luar 12,70 mm dengan ketebalan 3,60- 3,90 mmyang dioperasikan pada peralatan industri petrokimia. Pada daerah elbow tersebut mengandung residual surface tensile stresses.kemungkinan pada saat proses pembentukan elbow tidak diikuti perlakuan panas pelunakan (annealing) ataupun pelepasantegangan (stress relieving). Kondisi ini akan sangat sensitif ketika pressure indicator tube dioperasikan pada temperatur500-600°C adanya pemuaian panas (thermal expansion) menimbulkan tegangan tambahan (addition stress) Sedangkancorrosion agent yang mengawali terbentuknya stress corrosion cracking pada tube elbow adalah ion Cl- (berasal dan atmostirair laut) yang terperangkap di bawah glass wool insulation clan terkonsentrasi di daerah sisi cekung. Secara kuantitatif adanyategangan pada elbow sisi cekung dapat dilakukan perhitungan melalui pendekatan thermal stress analysis, sedangkan untukmenghindari kerusakan serupa dikemudian hari sebaiknya material pipa pressure indicator tube diganti dengan material yanglebih baik yaitu SS 316 atau SS 316L

    THE EFFECT OF THE REACTIVE ELEMENT ON THE CHROMOXIDE AND ALUM IN IDE LAYERS IN THE HIGH TEMPERATURE CONDITION

    Get PDF
    THE EFFECT OF THE REACTIVE ELEMENT ON THE CHROMOXmE AND ALUMINmE LAYERS IN THEHIGH TEMPERATURE CONDITION. Oxide layers at high temperature condition, as Cr203' A12O3. growing act not only ascorrosion barrier, but also as a diffusion barrier of agressive components. MA956 and Ni75Cr25 alloy were studied to observethe effect of yttrium coating on their oxidation behavior. The influence of these coatings on the oxidation behaviour of the alloywas studied. Thin coatings of Yttrium have been applied to the surface of those alloys by vacuum coating. The growth of theoxide layers under controlled has been investigated in this work by Analytical Transmission Electron Microscope (ATEM) andScanning Electron Microscopy (SEM). It was found that addition of small amounts of elements such as Yttrium to these alloysgreatly increase their oxidation resistance

    APLIKASI ELECfRON PROBE MICROANALIZER ill BmANG TEKNIK METALURGI

    Get PDF
    APLIKASI ELECfRON PROBE MICROANALIZER ill BmANG TEKNIK METALURGI. Elektron ProbeMicro Analyzer merupakan perpaduan dua alat X-Ray Fluorescence dan scanning elektron microscope yang mempunyaikemampuan untuk analisa kualitatif dan semi kuantitatif. Salah satu keunggulan elektron probe micro analyzer adalahkemampuannya untuk menganalisa benda uji sebesar I !.1md engan cepat , akurat dan tidak merusak. Dibidang teknik metalurgisifat-sifat material ditentukan oleh struktur mikro dan elemen-elemen penyusunnya. Dengan adanya alat elektron probe mikroanalizer ini sangat membantu untuk terwujudnya perkembangan material bar

    PRELIMINARY STUDY OF MICROSTRUCTURE DEPENDENCE OF MAGNETORESISTANCE BEHAVIOR ON Sm.-xLaxMo2Ge2 COMPOUND WITH X=O,l-o,3

    Get PDF
    AbstractPRELIMINARY STUDY OF MICROSTRUCTURE DEPENDENCE OF MAGNETORESISTANCE BEHAVIORON SmI. ' La , Mn 2G e 2 COMPOUND WITH x=O.l--O.3. We present the microstructure dependence of magnetoresistancebehavior in Sml.,La,Mn2Ge2 compound with x=0.1~0.3. We found that in bulk samples after milling and cold pressingP=10 tonlcm2 the magnetoresistance properties have improved from 0.6% to almost 7% with the adding of La concentration10%,20% and 30%. The bulk samples were prepared by tri arc melting, melted 4-5 times with the Ti addition for oxygen getter.After that, the samples were annealed for 96 hours at 900 °C at the vaccum furnace to make a good homogeneity. X -ray diffractionmeasurement was done using Cu target then the data was refined by Rietan software. Scanning electron micrograph data a pelletsamp.lesw ere taken by SEM 515 from Phillips company with two thousands magnification and operation power 20keV. Fromthe micrograph results, it was shown that the granular diameter increases with the Lanthanum content. In this preliminary studywe can conclude the magnetoresistance behavior is related to the density of samples and also to the fraction of primary phase ofSm La Mn Ge Analysis on this magnetoresistance behavior with magnetic granular solid model can help understanding this I- x x 2 2phenomenon.ABSTRAKSTurn PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA MIKROSTRUKTUR DENGAN SIFAT MAGNETO RESISTANSIPADA Sml-lLa.Mn"Ge] UNTUKx = O,1-{},3. Pada makalah ini disampaikan basil penelitian awal tentang ketergantungansifat magnetoresistance bahan terhadap strukturmikro pada paduan in Sm1-.La.Mn2Ge2d engan x = 0,1-{),3. Hasil pengukuranpada cuplikan pelet pada tekanan P=10 ton/cm2 memperlihatkan kenaikan sifat magnetoresistance bahandari 0,6 % menjadi 7 %dengan penggantian unsur Sm oleh unsur La pada konsentrasi 10 %, 20 % clan 30 %. Pembuatan cuplikan dilakukan denganmetoda tri arc melting, yang dilakukan sebanyak 4 sampai 5 dengan Ii yang dilebur ter~ebih dahulu sebagai penyerap oksigen.Setelah itu cuplikan dianil selam 96 jam pada suhu 900 °C dalamfumace vakum. Kemudian dilakukan pengukuran difraksi sinar-X clan hasilnya dihaluskan dengan software RIEIAN. Studi strukturmikro dilakukan dengan memakai alat SEM 515 buatanPHll..IPS pada perbesaran 2000 kali clan tegangan 20 keV. Hasil pengamatan tadi memperlihatkan bahwa terjadi perbesarandiameter granular sesuai dengan penambahan kadar unsur La. Pada awal studi ini dapat disimpulkan bahwa sifatmagnetoresistancebahan tergantung pada kerapatan bahan, ukuran granular clan fraksi rasa utama Sml-xLaxM~Ge, Analisis sifat magnetoresistancedengan model magnetic granular solid dapat menjelaskan fenomena proses hamburan yang terkait dengan sifat resistansibahan

    STRUKTURMIKRO DAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ELASTOMER TERMOPLASTIK -TIMBAL OKSIDA

    Get PDF
    ABSTRAKSTRUKTURMIKRO DAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ELASTOMER TERMOPLASTIK -TIMBAL OKSIDA. Telah dilakukan penelitian strukturmikro dan sifat mekanik komposit elastomer termoplastik dengan timbal oksidaberbentuk PbJO4. Elastomer termoplastik dibentuk daTi campuran elastomer berupa karet alam dengan termoplastik berupa metilmetakrilat (MMA) secara bersama-sama diiradiasi sinar gamma secara optimal. Selanjutnya elastomer termoplastik (KA-PMMA)digiling dalam laboplastomill dan ditambahkan PbJO4 sebanyak 10%,30%,40% dan 50% berat. Hasil yang diperoleh menunjukkansifat mekanik (kekuatan tarikdan perpanjangan putus) mengalami penurunand engan meningkatnya kadarP b3O4D. an strukturrnikrodengan pengamatan SEM menunjukkan bahwa Pb3O4te rsebar merata dan berfungsi sebagaifiller (pengisi) didalam komposit.ABSTRACTMICROSTRUCTURE AND MECHANICAL PROPERTIES OF LEAD OXIDE- THERMOPLASTIC ELASTOMER COMPOSITE. Research on microstructure and mechanical properties of lead oxide-thermoplastic elastomer compositewith Pb3O4 as lead oxide. Thermoplastic elastomer synthesized from natural rubber as the elastomer and methyl metacrilateas the thermoplastic and irradiated simultaneously with optimum gamma ray. Thermoplastic elastomer (NR-PMMA) grind in alaboplastomill and Pb3O4 was added in varied amount of 10%, 30%,40% and 50%wt The results showed that mechanicalproperties (tensile strength and elongation break) decreased as the Pb3O4 composition increased. Microstructure from SEMobservation showed that Pb3O4 distributed evenly and having function as filler in composit

    7

    full texts

    7

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal MIKROSKOPI dan MIKROANALISIS
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇