DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi
Not a member yet
    100 research outputs found

    MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN GOOGLE CLASSROOM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH PADA SISWA KELAS XI SMA

    Get PDF
    Keterampilan Abad 21 salah satunya memecahkan masalah perlu ditingkatkan melalui inovasi pembelajaran biologi di SMA. Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI SMA dengan penerapan model Problem Based Learning dengan Google Classroom dalam pembelajaran biologi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mencakup dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI IIPA 5 SMA Negeri di Sukoharjo. Data keterampilan memecahkan masalah diambil menggunakan instrumen tes esai. Data keterampilan memecahkan masalah dianalisis secara deskriptif kuantitatif yaitu teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keterampilan memecahkan masalah pada siklus 1 adalah 78% (28 dari 36 siswa) dan siklus 2 adalah 92% (33 dari 36 siswa). Data penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan pemecahan masalah dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18% melalui penerapan model Problem Based Learning. Keterampilan memecahkan masalah merupakan salah satu tujuan utama pembelajaran IPA karena siswa yang mempelajari IPA harus mengetahui penjelasan tentang cara menyelesaikan masalah dalam suatu materi. Keterampilan pemecahan masalah penting bagi siswa sebagai keterampilan yang dibutuhkan di abad 21.

    MEDIA PEMBELAJARAN VIDEOSCRIBE POKOK BAHASAN BAKTERI UNTUK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Hasil observasi di UPT SMA Negeri 4 Parepare, dijumpai permasalahan motivasi belajar biologi peserta didik masih kurang maksimal. Penggunaan media pembelajaran yang tepat berkaitan dengan motivasi belajar peserta didik. Videoscribe adalah media audiovisual yang dapat digunakan dalam pembelajaran, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar biologi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran videoscribe pokok bahasan Bakteri. Penelitian menggunakan pre-experiment dengan desain one group pretest-posttest. Instrumen penelitian ini adalah lembar angket motivasi belajar biologi. Analisis data penelitian adalah secara deskriptif kuantitatif, yaitu skor motivasi yang telah diperoleh dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar biologi peserta didik dengan menggunakan media videoscribe pokok bahasan Bakteri Kelas X MIPA UPT SMA Negeri 4 Parepare. Peningkatan yang terjadi berupa peningkatan persentase peserta didik pada kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup dan penurunan persentase pada kategori rendah dan rendah sekali berdasarkan indikator penelitian, yaitu: 1) hasrat dan keinginan berhasil, 2) dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) harapan dan cita-cita masa depan, 4) penghargaan dalam belajar, 5) kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) lingkungan belajar yang kondusif. The results of observations at the Technical Implementation Unit (UPT) of State High School (SMA Negeri) 4 Parepare, it was found that students' motivation to learn biology was still not optimal. The use of appropriate learning media is related to students' learning motivation. Videoscribe is an audiovisual media that can be used in learning. This research aimed to determine students' motivation to learn biology by using videoscribe learning media on the subject of Bacteria. The research used a pre-experiment with a one group pretest-posttest design. The instrument of this research was a motivation questionnaire sheet for studying biology. Analysis of research data was descriptive quantitative, namely the motivation scores that have been obtained were categorized into very high, high, enough, low and very low. The results of the research showed that there was an increase in students' motivation to learn biology by using videoscribe media on the subject of Bacteria in Class X MIPA UPT SMA Negeri 4 Parepare. The increase that occurred was in the form of an increase in the percentage of students in the very high and high categories and a decrease in the percentage in the low and very low categories based on research indicators, namely: 1) passion and desire to succeed, 2) encouragement and need for learning, 3) hopes and aspirations future goals, 4) appreciation for learning, 5) interesting activities in learning, and 6) conducive learning environment

    IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Biologi materi Ekosistem dan Perubahan Lingkungan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi menjadi dua siklus dan di awali dengan prasiklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X IPA 3, SMA Srijaya Negara Palembang yang berjumlah 35 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman observasi dan tes hasil belajar. Data dianalisis secara deskriptif. Kriteria keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% peserta didik aktif dan 80% peserta didik mencapai KKTP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, yaitu: 73,65% (pra-siklus), 81,65% (siklus I), dan 86,57% (siklus II). Sementara ketuntasan hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan, yaitu: 69,71% (pra-siklus), 76,28% (siklus I), 84,85% (siklus II). Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi peserta didik kelas X IPA 3 di SMA Srijaya Negara Palembang Tahun Pelajaran 2022/2023

    LITERASI LINGKUNGAN MAHASISWA KEGURUAN

    Get PDF
    Literasi lingkungan perlu dimiliki oleh generasi sekarang untuk keberlangsungan generasi yang akan datang, begitu juga dengan mahasiswa keguruan yang akan berperan mencerdaskan generasi mendatang. Penelitian ini menekankan pemahaman mahasiswa keguruan mengenai literasi lingkungan. Survei dilakukan terhadap 219 mahasiswa FKIP UAD dengan menggunakan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa FKIP UAD terkait literasi lingkungan termasuk dalam kategori cukup, pemahaman literasi lingkungan mencakup 4 aspek yaitu kompetensi terhadap lingkungan, pengetahuan terhadap lingkungan, sikap terhadap lingkungan, serta perilaku dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Literasi lingkungan yang dimiliki mahasiswa berkontribusi pada pelaksanaan program kampus hijau di UAD. Temuan tersebut menunjukkan perlu tindakan penguatan literasi lingkungan, sehingga tujuan dari agent of change, agent of development dan Agent of Modernizations pada mahasiswa dapat terbentuk

    KELAYAKAN MODUL AJAR BERDIFERENSIASI PROYEK MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOLABORASI PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kelayakan modul ajar terdiferensiasi proyek pada materi pencemaran lingkungan untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D) yang terdiri dari tahap pengenalan potensi dan masalah, pengumpulan data (informasi), desain produk, validasi desain, dan revisi desain. Tahap potensi dan masalah dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan. Tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan analisis kurikulum, pemetaan minat belajar, gaya belajar dan kesiapan belajar peserta didik. Tahap desain produk dilakukan dengan membuat rancangan modul ajar. Tahap validasi desain dilakukan dengan uji kelayakan modul ajar oleh ahli desain pembelajaran (praktisi pendidikan) dan pengguna produk (guru biologi). Hasil penilaian produk oleh praktisi pendidikan memperoleh nilai sebesar 97,3% (sangat layak) dan hasil penilaian produk oleh pengguna sebesar 94,4% (sangat layak). Berdasarkan uji ahli desain pembelajaran dan uji pengguna didapatkan bahwa modul ajar berbasis proyek menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi pencemaran lingkungan memperoleh kategori sangat layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran. Spesifikasi modul ajar yang dikembangkan adalah modul ajar berdasarkan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kolaborasi peserta didik, difokuskan pada materi pencemaran lingkungan, disesuaikan dengan penerapan profil pelajar pancasila dalam Kurikulum Merdeka, dan dilengkapi dengan barcode untuk akses media pembelajaran, LKPD, dan instrumen penilaian. The purpose of this research was to determine the feasibility of differentiated teaching modules on environmental pollution material project to improve students' collaboration skills. The method used was Research and Development (R&D) which consisted of the stages of recognizing potential and problems, data (information) collection, product design, design validation, and design revision. The potential and problem stage was carried out by conducting a needs analysis. The information collection stage was carried out by analyzing the curriculum, mapping the learning interests, learning styles, and students' learning readiness. The product design stage was carried out by creating the teaching module design. The design validation stage was carried out by testing the feasibility of the teaching module by learning design experts (educational practitioners) and product users (biology teachers). The product assessment results by educational practitioners obtained a score of 97.3% (very feasible) and the product assessment results by users were 94.4% (very feasible). Based on expert learning design tests and user tests, it was found that the project-based teaching module using a project-based learning model on environmental pollution material was categorized as very feasible for use as a learning tool. The specifications for the teaching module developed were teaching modules based on a project-based learning model to increase students’ collaboration skills, focused on environmental pollution material, adapted to the application of the Pancasila student profile in the Merdeka Curriculum, and equipped with barcodes for access to learning media, students’ worksheet, and assessment instruments

    KORELASI SELF REGULATED LEARNING DAN SELF EFFICACY DENGAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

    Get PDF
    Metakognitif merupakan salah satu hal yang penting dalam pendidikan di Abad 21. Setiap peserta didik dapat memiliki kemampuan metakognitif berbeda-beda yang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah self regulated learning dan self efficacy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi self regulated learning dan self efficacy dengan metakognitif peserta didik pada mata pelajaran biologi. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan populasi seluruh peserta didik kelas XI MIPA. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling yakni kelas XI MIPA 3 berjumlah 38 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) untuk mengukur metakognitif peserta didik, angket self regulated learning untuk mengukur self regulated learning, dan angket self efficacy untuk mengukur self efficacy. Analisis data menggunakan uji korelasi berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara self regulated learning dan self efficacy dengan metakognitif peserta didik dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,807 yang artinya hubungan ketiga variabel tersebut termasuk dalam korelasi sangat kuat. Selain itu variabel self regulated learning dan self efficacy memberikan kontribusi sebesar 65,2% terhadap metakognitif peserta didik. Metacognitive is one of the important things in education in the 21st Century. Each student can have different metacognitive abilities that influenced by many factors, including self-regulated learning and self-efficacy. The purpose of this study was to determine the correlation of self-regulated learning and self-efficacy with students' metacognition in biology subjects. This research was used a correlational method. The population in this research are all students of class XI MIPA. The sample used was selected using a purposive sampling technique, namely class XI MIPA 3 which amounted to 38 people. The instruments used were the Metacognitive Awareness Inventory (MAI) questionnaire to measure the metacognitive of students, the self-regulated learning questionnaire to measure self-regulated and the self-efficacy questionnaire to measure self-efficacy. Data analysis used multiple correlation test. The results showed that there was a significant correlation between self-regulated learning and self-efficacy with students’ metacognitive. Obtained correlation coefficient of 0.807, which means that the relationship between the three variables are very strong correlation. In addition, the coefficient of determination was 0.652, which means that the self-regulated learning and self-efficacy variables contributed 65.2% to the metacognitive of students

    PERSEPSI REWARD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI

    Get PDF
    Reward mempunyai peran penting dalam mempertahankan ataupun membangun motivasi belajar mahasiswa karena dianggap salah satu penentu keberhasilan selama mengikuti perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi belajar mahasiswa pendidikan biologi dari strata satu (S1) dan strata dua (S2) ditinjau dari pemberian reward selama perkuliahan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online tentang persepsi mahasiswa secara umum dan khusus terhadap reward yang diadaptasi dari Lloyd (2007). Selanjutnya, data dianalisis secara kuantitatif untuk menjelaskan persepsi dari 190 mahasiswa pendidikan biologi yang terdiri dari 177 mahasiswa strata satu (S1) dan 13 mahasiswa strata dua (S2). Hasil menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa pendidikan biologi setuju dan termotivasi untuk belajar ketika diberikan reward saat perkuliahan. Meskipun persentase tipe reward yang diharapkan berbeda, seperti reward nilai sebesar 50%, pemberian semangat/pujian 23%, lalu 20 % berupa hadiah, sedangkan bentuk lain 7%. Selain itu mahasiswa umumnya lebih memilih diberitahu jika ada reward dibanding diberikan secara spontan. Perbedaan spesifik antara mahasiswa S1 dengan S2 terlihat saat pemilihan khusus jenis reward, dimana mahasiswa S1 lebih memilih nilai sedangkan mahasiswa S2 lebih mengharapkan adanya pengayaan materi, pembimbingan, serta pemberian sumber literatur yang dapat membantu tugas mereka. Penerapan reward yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan mahasiswa dapat menjadi acuan dalam mendorong semangat belajar mahasiswa selama perkuliahan.  Reward plays an essential role in supporting or increasing student learning motivation because it is believed as one of contributing factors to students' performance in lectures. This study intended to analyze how rewarding students in classes influences undergraduate (S1) and postgraduate (S2) degrees in biology education students' motivation to learn. The data was gathered utilizing a Lloyd-adapted online survey (2007) regarding students' perceptions of rewards in general and particular. Furthermore, 190 biology education students, consisting of 177 undergraduate students (S1) and 13 postgraduates (S2), had their perceptions addressed through quantitative analysis. The results indicated that all biology education students believed that rewards during lectures motivate them to learn. Although the percentage of the type of reward intended varies, such as a reward in the form of a score was 50%, encouragement or praise was 23%, then 20% was in the form of a gift, while other forms were 7%. In addition, students generally prefered to be informed if there was a reward compared to being given it spontaneously. When deciding on a specific reward, it was evident that postgraduate students differed significantly in their choices. Whereas undergraduate students prioritized grades or scores, postgraduate students expected more material enrichment, mentoring, and the provision of literature resources to assist with their assignments. Implementing rewards that are relevant to the educational level of the students can be a reference for enhancing their interest in lectures

    HOME-BASED EXPERIMENT: STUDENTS’ RESPONSES ABOUT INDEPENDENT PRACTICUM AT HOME DURING ONLINE LEARNING

    Get PDF
    This study aimed to reveal students’ responses to the implementation of home-based experiments on photosynthesis materials. The research sample consisted of 1 class that implemented home-based experiment learning, with the number of students involved being 26 students, which was determined using convenience sampling technique.The student response measurement scale used the Guttman scale, which demanded an unequivocal answer from the student to the given question. Students were given a choice of "yes" or "no" answers. Student response questionnaires consisted of 3 aspects, namely students' attitudes toward home-based experiment learning, students' interest in home-based experiment learning, and student's understanding of learning materials after home-based experiment learning. Based on the student practicum report related to the success of carrying out the practicum as evidenced by the drawings of the observation results, the application of home-based experiments by carrying out the Sach experiment practicum showed satisfactory results where in general students completed experimental activities well. Then, the application of home-based experiments received a positive response from students which could encourage the improvement of student cooperation ability, student independent ability, and student enthusiasm as confirmed in the questionnaire items. This study can be a reference and encouragement for science teachers to be able to apply home-based experiments in the learning process as a variety of learning methods, especially during the Covid-19 pandemic. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pandangan dan pendapat siswa terhadap penerapan praktikum dengan home-based experiment pada materi fotosintesis. Sampel penelitian terdiri dari 1 kelas yang mengimplementasikan pembelajaran dengan home-based experiment, dengan jumlah siswa yang terlibat adalah 26 siswa, yang ditentukan secara convenience sampling technique. Pengukuran respon siswa menggunakan skala Guttman dimana menuntut jawaban pasti dari siswa pada pernyataan yang diberikan. Siswa diberikan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Kuesioner respon siswa terdiri dari 3 aspek, yaitu sikap siswa terhadap pembelajaran dengan home-based experiment, minat siswa terhadap pembelajaran dengan home-based experiment, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah penerapan home-based experiment. Berdasarkan pada laporan praktikum siswa terkait dengan keberhasilan melaksanakan praktikum yang dibuktikan dengan gambar hasil pengamatan, maka penerapan home-based experiment dengan melaksanakan praktikum percobaan Sach menunjukkan hasil yang memuaskan dimana pada umumnya siswa menyelesaikan kegiatan eksperimen dengan baik. Kemudian, penerapan home-based experiment mendapatkan respon positif dari siswa dimana dapat mendorong peningkatan kemampuan kerjasama siswa, kemampuan mandiri siswa, dan antusiasme siswa sebagaimana telah dikonfirmasi pada item kuesioner. Penelitian ini dapat menjadi acuan dan dorongan bagi guru IPA untuk bisa menerapkan home-based experiment dalam proses pembelajaran sebagai salah satu variasi metode belajar terutama di masa pandemi Covid-19

    PENINGKATAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

    Get PDF
    Pembelajaran biologi menuntut peserta didik untuk menemukan pengetahuan berupa fakta, konsep, dan prinsip gejala alam yang diperoleh melalui proses dan sikap ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah peserta didik kelas XI MAN 1 Palembang menggunakan model discovery learning pada materi sistem pernafasan manusia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Tahapan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian terdiri dari 30 peserta didik kelas XI IPA 2 MAN 1 Palembang tahun pelajaran 2021/2022 semester genap. Penelitiian dilaksanakan pada bulan Januari 2022. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan sikap ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2, pada siklus I dengan indikator rasa ingin tahu sebesar 69,72%; sikap toleransi 71,11%; sikap disiplin 68,33%; sikap jujur 67,22%; dan keteliitan sebesar 70,28%. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,83% pada indikator rasa ingin tahu; 85,56% pada sikap toleransi; 84,44% pada sikap disiplin; 85,00% pada sikap jujur; dan 84,45% pada sikap ketelitian. Learning biology requires students to find knowledge in the form of facts, concepts, and principles of natural phenomena obtained through scientific processes and attitudes. The purpose of this study was to determine the increase students’ scientific attitudes in class XI MAN 1 Palembang using the Discovery Learning model on Human Respiratory System material. This research was a type of classroom action research which was carried out in 2 cycles. The stages of each cycle consisted of planning, implementing, observing, and reflecting. The research subjects consisted of 30 students of class XI IPA 2 MAN 1 Palembang in the academic year 2021/2022 even semester. The research was conducted in January 2022. The data analysis was done quantitatively descriptively. The results showed an increase in scientific attitudes with the application of the discovery learning model. The results of the scientific attitude of students in the first cycle with an indicator of curiosity of 69,72%; tolerance of 71,11%; discipline of 68,33%; honesty of 67,22%; and accuracy of 70,28%. In the second cycle, it increased to 85,83% on the curiosity indicator; 85,56% on the tolerance attitude; 84,44% on the discipline attitude; 85,00% on the honest attitude; and 84,45% on the thoroughness attitude

    INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara megabiodiversitas salah satunya adalah keberagaman tumbuhan. Tumbuhan memiliki manfaat penting dalam kehidupan masyarakat. Pemanfaatan ini penting untuk dikemas dalam bentuk inventarisasi. Inventarisasi memiliki manfaat dalam pengembangan pendidikan lingkungan atau ekopedagogi berbasis kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi inventarisasi pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal, dan mendeskripsikan kerangka konseptual relevansi hasil inventarisasi sebagai sumber pembelajaran ekopedagogik berbasis kearifan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paciran, pesisir Utara Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data inventarisasi dilakukan melalui wawancara informan kunci, kemudian dilanjutkan dengan analisis relevansi inventarisasi pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber pembelajaran ekopedagogik berbasis kearifan lokal dengan pendekatan studi pustaka. Temuan penelitian ini sebanyak 46 spesies tumbuhan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, didominasi pemanfaatan sebagai obat. Informasi tersebut relevan dikembangkan sebagai sumber pembelajaran ekopedagogik berbasis kearifan lokal. Langkah-langkah yang ditempuh adalah merumuskan data potensi daerah dalam hal ini adalah inventarisasi pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal, kemudian data yang tersedia dikembangkan menjadi sumber pembelajaran ekopedagogik melalui berbagai model pengembangan. Indonesia is a megabiodiversity country, one of which is the diversity of plants. Plants have important benefits in people's lives. This utilization is important to package in the form of an inventory. Inventory has benefits in the development of environmental education or ecopedagogy based on local wisdom. This study aimed to identify an inventory of plant utilization by local society, and describe the conceptual framework for the relevance of inventory results as a source of ecopedagogic learning based on local wisdom. This research was located in Paciran Village, north coastal area of Lamongan Regency, East Java. This research was a qualitative research with descriptive analysis. Inventory data collection was carried out through interviews of key informants, then the research was continued with an analysis of the relevance of inventorying the use of plants as a source of ecopedagogic learning based on local wisdom with a literature study approach. This study resulted that 46 plants species were used by local society, dominated by medicinal use. This information was relevant to develop as a source of ecopedagogic learning based on local wisdom. The steps taken were to formulate regional potential data and in this case was an inventory of plant utilization by local society, then the available data was developed into a source of ecopedagogic learning through various development models

    85

    full texts

    100

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇