Analisis Yuridis Putusnya Perkawinan Karena Suami Mengabaikan Tanggungjawabnya terhadap Istri (Studi Putusan 379/Pdt.G/2022/PA.Mks)

Analisis Yuridis dari putusan Nomor 379/Pdt.G/2022/PA.Mks. Bahwa telah dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku baik dari Undang - Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan serta KHI yang berlaku. Pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan 379/Pdt.G/2022/PA.Mks, oleh karena tergugat tidak hadir sebanyak 2 kali maka dilanjutkan ke sidang pembuktian. Terdapat fakta hukum dari dua orang saksi penggugat bahwa tergugat memiliki penghasilan Rp 15.000.000,- perbulannya, pertimbangan mengenai hak hadhanah diberikan kepada Ibu karena anak masih belum mumayyiz, majelis berdasarkan fakta hukum memutuskan biaya perawatan anak kepada tergugat sebanyak Rp 5.000.000,- perbulan ditambah 10% tiap tahun serta pemenuhan nafkah lampau sebesar Rp 35.000.000,- karena 7 bulan tidak memenuhi tanggungjawabnya kepada Istri. Sesuai pasal 149 R.Bg diputus verstek. Akibat putusnya perkawinan tergugat harus menyerahkan anak yang dikuasainya kepada penggugat, tergugat wajib membayar biaya pemeliharaan anak, kewajiban membayar nafkah madhiyah dan ada dampak psikis kepada anak

Tradisi Kalosara dalam Adat Perkawinan Suku Tolaki di Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari Perspektif Hukum Islam

Tradisi Kalosara adalah salah satu adat yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan oleh mereka yang berasal dari suku Tolaki salah satunya dalam proses perkawinan. Dalam hal ini penulis ingin mengkaji bagaimana hukum islam memandang tradisi Kalosara ini yang dilaksanakan dalam adat perkawinan suku Tolaki. Dalam islam tidak ada ajaran yang dilakukan suatu tradisi sebelum melangsungkan adat perkawinan sehingga penelitian ini akan membahas bagaimana tata cara dan proses pelaksanaan tradisi Kalosara dalam adat perkawinan suku Tolaki khususnya di Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari serta pandangan masyarakat yang akan dikaji berdasarkan perspektif hukum islam

Implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negeri 1 Palopo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Total Quality Management (TQM) diterapkan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dilakukan dengan membentuk tim penjamin mutu sekolah yang disebut dengan tim Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI) yang akan mengidentifikasi kebutuhan user. Pelaksanaan TQM berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan sehingga mampu meningkatkan mutu sekolah dan kepuasan user dalam hal ini memberikan fasilitas yang baik, kerja sama tim yaitu dengan mengambil keputusan bersama dengan menjalin komunikasi yang baik, komitmen mengenai perbaikan yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, perbaikan berkesinambungan dan mempertahankan mutu pendidikan. Evaluasi implementasi TQM dilakukan untuk melihat hal-hal yang harus dipertahankan dan yang harus diperbaiki dan evaluasi ini dibuktikan dengan adanya rapor pendidikan, evaluasi dilakukan setiap enam bulan atau satu tahun sekali setiap ajaran baru. Faktor pendukung penerapan TQM yaitu lokasi strategis, sumber daya manusia yang unggul, sarana dan prasarana yang memadai, dan out put yang berkualitas. Faktor penghambat yaitu keterbatasan tenaga pendidik dalam menggunakan teknologi, kebijakan dalam pendidikan, biaya dan waktu

Pemikiran Hukum Islam Para Imam Mazhab (Ahlussunnah Wal Jama’ah)

Law in Islam aims to regulate human interests to obtain benefits in life, so thinking in Islamic law continues to develop and goes hand in hand with the pace of development of the Muslim community itself. Laws in Islam certainly originate from the Al-Qur'an and Hadith so that everything is clearly explained and determined in these sources. The development of thought in Islamic law during the Tabi'in period experienced a golden age because there were many reforms in istinbath al-ahkam/making or enacting laws. This is the point of scientific progress in the Islamic world, especially in Islamic law

Kegiatan Finger Painting Berbahan Olahan Kanji untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna pada Peserta Didik Kelompok B TK Mentari Bontoa Kota Makassar

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) kemampuan mengenal warna pada peserta didik kelompok B TK Mentari Bontoa sebelum melakukan kegiatan finger painting memperoleh nilai terendah 6, nilai tertinggi 13 dan nilai rata-rata yaitu 8,6. 2) kemampuan mengenal warna pada peserta didik kelompok B TK Mentari Bontoa Kota Makassar setelah melakukan kegiatan finger painting memperoleh nilai terendah 14, nilai tertinggi 20 dan nilai rata-rata 17,4. 3) terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan mengenal warna pada peserta didik kelompok B sebelum dan setelah melakukan kegiatan finger painting di TK Mentari Bontoa Kota Makassar

Hubungan Tingkat Literasi Kesehatan dengan Kepatuhan Ibu dalam Mengikuti Program Imunisasi Dasar Anak 0-11 Bulan di Puskesmas Bontomarannu Tahun 2023

Pemberian imunisasi yang tidak lengkap dapat menimbulkan angka kesakitan dan kematian akibat terserang penyakit-penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara literasi kesehatan dan kepatuhan ibu terhadap imunisasi dasar anak usia 0-11 bulan di Puskesmas Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Desain penelitian ini menggunakan retrospektif potong lintang untuk analisis kuantitatif dengan total sampel 87 ibu. Data penelitian diperoleh dari hasil pengisian kuesioner HLS–EU–Q16 dan data sekunder terkait kelengkapan imunisasi anak. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan program SPSS 27. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara literasi kesehatan dan kepatuhan ibu terhadap imunisasi dasar anak (p-value = 0,000). Ibu dengan literasi kesehatan memadai cenderung memiliki kepatuhan tinggi dalam memberikan imunisasi dasar anak. Hasil analisis menunjukkan dari 87 ibu yang diteliti, sebagian besar ibu dengan literasi kesehatan inadequate cenderung tidak lengkap dalam memberikan imunisasi dasar kepada anak, sementara dari seluruh ibu dengan literasi kesehatan adequate, seluruhnya memberikan imunisasi dasar secara lengkap. Sebagai kesimpulan, penanggulangan literasi kesehatan menjadi krusial untuk program imunisasi yang efektif

Pemikiran Hukum Islam K.H. Abdurrahman Wahid : Agama dan Negara, Pluralisme, Demokratisasi, dan Pribumisasi

Sosok Abdurrahman Wahid merupakan sosok yang unik dan pemikirannya tergolong tipikal. Bagi kebanyakan orang, beliau dikategorikan sebagai non- tradisionalis konservatif, bukan pula modernis Islam. Akan tetapi, dia seorang pemikir Muslim, seorang pemimpin organisasi Islam berbasis tradisi, dan seorang cendikiawan inovatif yang melahirkan banyak karya intelektual; di antaranya: pemikiran mengenai hubungan agama dan Negara, pluralime, demokratisasi dan pribumisasi

Studi Komparatif Sistem Penanggalan Istirhamiah dan Sistem Penanggalan Masehi

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 3 perbedaan Penanggalan Istirhamiah dan Penanggalan Masehi. Yang pertama, terletak pada nama-nama Bulan. Nama Bulan pada Penanggalan Istirhamiah yaitu : Miladi, Albaits, Ashifa, Najmi, Shalli, Sallim, Baarik, Samandi, Rahmani, Rahimi, Miratsi, dan Turatsi sedangka pada Penanggalan Masehi yaitu : Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Yang kedua terletak pada penentuan Tahun Kabisat. Pada Penanggalan Istirhamiah tahun kabisatnya adalah tahun yang tidak habis dibagi 100, dan tahun yang habis dibagi 400. Sedangkan pada Penanggalan Masehi tahun kabisatnya adalah angka yang habis dibagi 4 dan yang ketiga, terletak pada penentuan tanggal permulaan tahun. Pada Penanggalan Istirhamiah dimulai pada tanggal 12 Mei 1998 sedangkan Penanggalan Masehi dimulai tanggal 1 Januari tahun 1

Studi Perilaku Pemilih Suku Tolaki dengan Suku Bugis dalam Pilkada Desa Tamborasi Kabupaten Kolaka Tahun 2018

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa (1) Geopolitik suku Tolaki dan suku Bugis pada Pilkada di Kabupaten Kolaka tidak ditemukan adanya konstelasi etnisitas ataupun sentimen etnis yang kuat. (2) Perilaku pemilih masyarakat suku Tolaki dan suku Bugis dalam kontestasi Pilkada tidak terpengaruh oleh paham kedaerahan dan menjadi cerdas dalam memilih serta memberikan suatu perlakuan ataupun pemahaman yang membuat masyarakat untuk berpartisipasi dengan lebih mengutamakan kualitas dari apa yang menjadi tujuannya sebagai masyarakat sosial

Konsep Pendidikan Islam (Studi Pemikiran Azyumardi Azra dan Abdurahman an-Nahlawi)

Hasil penelitian Hasil penelitian menggambarkan jika Azyumardi Azra yang berfokus pada modernisasi pendidikan Islam secara implisit membahas dua hal, yakni: Demokratisasi pendidikan Islam dan modernisasi lembaga pendidikan Islam. Dalam hal Demokratisasi pendidikan Islam Islam yang digagas oleh Azyumardi Azra mengedepankan dua syarat demokrasi yakni: pertama, kesetaraan antara lembaga kependidikan umum dan lembaga kepemimpinan keagamaan. Kedua, kebebasan mengutarakan pendapat. Adapun pada modernisasi lembaga pendidikan Islam, Azyumardi Azra memberikan pandangan mengenai beberapa hal, yakni: pertama, modernisasi kelembagaan. Kedua, modernisasi kepemimpinan pesantren. Ketiga, modernisasi kurikulum pendidikan Islam. Sedangkan Abdurrahman an-Nahlawi yang berfokus pada pendidikan akhlak, secara implisit membahas mengenai pengaktifan atau pengarusutamaan kembali hubungan lingkungan pendidikan Islam mulai dari masjid, keluarga, sekolah, hingga masyarakat disebabkan keadaan sekarang di mana terjadi miskonsepsi penerapan metode afeksi di masyarakat. Beberapa komentar kepada Abdurrahman an-Nahlawi, yakni: Perlunya pendidikan akhlak di media sosial. Adapun persamaan dan perbedaan konsep pendidikan Islam menurut kedua tokoh tersebut, yakni: persamaan kedua tokoh tersebut, pada konsep pendidikan Islam yang mengarah pada nilai-nilai spiritualitas, pembentukan individu berkualitas dan berorientasi pada masa depan. Adapun perbedaan kedua tokoh tersebut, yakni pada perbedaan cara memandang dasar pendidikan Islam selain al-Qur’an dan Hadis dan perbedaan dalam menerapkan metode dialog