6222 research outputs found
Sort by
REDESAIN OEMAH DJOWO SEBAGAI RESTORAN DAN SANGGAR WAYANG DI KARANGANYAR DENGAN TEMA “EMBRACE ART”
REDESAIN OEMAH DJOWO SEBAGAI RESTORAN DAN SANGGAR WAYANG DI KARANGANYAR DENGAN TEMA “EMBRACE ART” (Ranny Ishak, 2023). Tugas Akhir Karya S-1 Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta.
Oemah Djowo merupakan Badan Usaha (BUMdes) milik Desa Gaum yang dulunya merupakan sebuah bangunan pasar terbengkalai di Karanganyar. Bangunan tersebut akhirnya direnovasi dan dialihkan fungsinya untuk BUMDes dengan menggunakan nama Pasar Gaum Garden. Pasar Gaum tidak bertahan lama dan kemudian berubah namanya menjadi Oemah Djowo Gallery & Resto yang kemudian bekerja sama dengan Sanggar Wayang Gogon hingga diresmikan oleh Bupati Karanganyar dan Walikota Surakarta. Meski begitu, ternyata Oemah Djowo belum memiliki fasilitas
untuk menampung kegiatan sanggar wayang. Hal itu yang mendasari redesain Oemah Djowo. Redesain ini diharapkan dapat menjadi saran, solusi dan alternatif bagi Oemah Djowo dalam perkembangannya. Menggunakan tema “Embrace Art” dan gaya kontemporer dengan meminjam kesenian wayang dan batik yang digali makna dan filosofinya kemudian ditransformasikan ke dalam elemen interior dengan fungsi dan bentuk yang lebih kekinian. Metode perancangan yang digunakan milik Pamudji Suptandar terdiri dari input, sintesa, output. Perancangan
ini menggunakan pendekatan tema dan pendekatan ergonmi. Hasil desain berupa konsep perancangan yang tertuang melalui 3D model dan gambar kerja. Kelebihan perancangan ini adalah terpenuhinya fasilitas, alur sirkulasi yang lebih baik dan penggunaan tema desain yang mengangkat kebudayaan setempat. Kekurangannya
adalah karena bertambahnya fasilitas yang perlu dibangun sehingga kemungkinan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Objek redesain ini merupakan fasilitas milik Desa Gaum, sehingga pemerintah diharapkan lebih aktif dalam pengembangan potensi komersial, rekreasi dan edukatif yang dimiliki oleh Oemah Djowo.
Kata kunci: redesain, interior, restoran, sanggar wayan
INOVASI GARAP DALAM PENYAJIAN SALAWAT JAMJANENG DI SANGGAR SENI CIPTOROSO KABUPATEN KEBUMEN
Penelitian dengan judul “Inovasi Garap Dalam Penyajian Salawat Jamjaneng Di Sanggar Seni Ciptoroso Kabupaten Kebumen” ini bertujuan untuk menjelaskan secara deskriptif kualitatif mengenai Salawat Jamjaneng Sanggar Seni Ciptoroso. Adapun latar belakang penelitian ini, menunjukan indikasi inovasi garap Sanggar Seni Ciptoroso dalam penyajian Salawat Jamjaneng. Maka timbul pertanyaan (1.) Bagaimana proses inovasi garap Salawat Jamjaneng di Sanggar Seni Ciptoroso? (2.) Mengapa Sanggar Seni Ciptoroso melakukan inovasi garap dalam penyajian Salawat Jamjaneng?
Untuk menganalisis permasalahan di atas peneliti menggunakan teori Alma M. Hawkins (1988) dalam mengungkapkan proses inovasi dalam tiga tahapan yaitu eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Selanjutnya, peneliti menggunakan teori Alvin Boskoff (1964) dalam merumuskan faktor internal dan faktor eksternal perubahan sosial. Metode penelitian yang dipilih peneliti yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data. Teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dengan ditambah penelurusan dokumen dan studi observasi langsung serta di dukung dengan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan cara mereduksi data dan menyimpulkan data. Data disajikan berupa laporan penelitian dalam bentuk skripsi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inovasi garap Salawat Jamjaneng Sanggar Seni Ciptoroso merupakan pembaharuan garap sebagai bagian peningkatan kualitas seni. Hasil inovasi garap Salawat Jamjaneng Sanggar Seni Ciptoroso dalam penyajiannya merupakan sebuah jawaban terhadap tantangan perubahan dan dinamika zaman saat ini.
Kata kunci: Sanggar Seni Ciptoroso, Salawat Jamjaneng, Inovasi Gara
Musik, Hujan, dan Kenangan
Artikel ini membahas hubungan yang kompleks antara musik, hujan, dan kenangan, terutama dalam konteks emosi dan nostalgia. Dengan memaparkan beberapa contoh lagu dari berbagai genre dan budaya yang memuat tema hujan, penulis menggambarkan bagaimana hujan seringkali dijadikan metafora untuk melukiskan perasaan kehilangan, kesedihan, dan kerinduan, terutama terkait dengan kenangan tentang mantan. Penelitian tentang dampak cuaca pada mood harian juga disinggung, menyoroti bahwa hujan dapat memengaruhi respons emosional seseorang, seringkali mengarah pada perasaan melankolis. Selain itu, artikel ini menyoroti bagaimana suara hujan dalam musik dapat berfungsi sebagai stimulus auditif yang merangsang efek relaksasi, membantu menciptakan suasana yang tepat untuk menyampaikan kisah cinta atau kerinduan. Musik bertema hujan tidak hanya memberikan dimensi tambahan pada naratif kisah cinta, tetapi juga memungkinkan pendengar untuk lebih terhubung secara emosional dengan lirik dan melodi. Dengan demikian, hujan, meskipun hanya sekadar fenomena alam, mampu membangkitkan kenangan yang mendalam dan emosional melalui medium musik
TRADISI PERANG OBOR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA WAYANG BEBER PADA MEJA DAN KURSI TERAS DENGAN TEKNIK WOOD PRINTING DAN UKIR
DANAR LABRIANSYAH, 1814715, 2023, “TRADISI PERANG OBOR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA WAYANG BEBER PADA MEJA DAN KURSI TERAS DENGAN TEKNIK WOOD PRINTING DAN UKIR” Deskripsi karya Program Studi: S-1 Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta. Penciptaan tugas akhir “Tradisi Perang Obor Sebagai Ide Penciptaan Karya Wayang Beber pada Meja dan Kursi Teras dengan Teknik Wood Printing dan Ukir” menerapkan motif wayang beber kontemporer ini terinspirasi dari cerita rakyat perang obor dari Jepara. Perang obor merupakan upacara adat yang dilakukan setiap tahunnya tepatnya di Desa Tegalsambi, Jepara. Alasan penulis penulis menerapkan motif wayang beber pada sebuah kursi dan meja teras yakni ingin memperkenalkan salah satu warisan budaya yaitu wayang beber. Penciptaan karya ini divisualisasikan dalam bentuk kursi dan meja teras dengan menggunakan motif wayang beber, dengan material kayu jati dan juga wood printing sebagai elemen hias dari motif wayang beber. Maka dari itu penelitian penciptaan ini menggunakan teori estetika oleh Monroe Beardsley yaitu 3 unsur yang menjadi sifat membuat baik atau memperindah suatu karya estetik yang diciptakan oleh seniman, ketiga unsur tersebut adalah unity(kesatuan), compleksity(kerumitan),intensity(kesungguhan). Untuk metodologi penciptaan menggunakan teori SP. Gustami meliputi tahapan : eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Teknik yang digunakan yaitu ukir dan wood printing. Untuk finishing menggunakan finishing clear. Hasil akhir karya kursi dan meja teras dengan judul Tradisi Perang Obor sebagai Ide Penciptaan Karya Wayang Beber pada Neja dan Kursi Teras dengan Teknik Wood Printing dan Ukir ini berjumlah 3 kursi dan 1 meja. Karya set kursi meja teras ini diharapkan dapat menambah wawasan model dan referensi yang menumbuhkan kreativitas yang lebih
PERANCANGAN INTERIOR GALERI SENI LUKIS DENGAN PENDEKATAN GAYA INDUSTRIAL DI KOTA SURAKARTA
Seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa yang tertua diantara cabang seni rupa lainnya. Keberadaannya sudah terlihat sejak zaman praaksara dengan coretan coretan yang ada pada dinding gua-gua yang ditinggali oleh manusia purba. Coretan tersebut didominasi oleh tujuan spiritual yaitu bentuk komunikasi dengan Tuhan mereka pada zaman itu. Metode desain oleh Sunarmi memuat data dan informasi mengenai permasalahan desain dan proses pengolahan informasi tersebut menjadi sebuah desain yang memecahkan masalah desain yang ditemui. Setelah pengolahan data selesai barulah tahap eksekusi desain dapat dilakukan dengan membuat gambar kerja dan dokumen pendukung lainnya.Tujuan dari Perancangan Galeri Seni Lukis dengan Pendekatan Gaya Industrial di Kota Surakarta diharapkan dapat mendorong kemajuan seni lukis dan pelestarian budaya Kota Surakarta melalui Lukisan yang dipamerkan dalam galeri seni lukis. Gaya Interior Industrial dipilih karena mampu memenuhi kebutuhan Galeri Seni Lukis yang ideal baik secara fisik maupun psikologis bagi pengunjung maupun pengelola galeri.Perancangan Interior Galeri Seni Lukis dengan Pendekatan Gaya Industrial di Kota Surakarta diharapkan mampu memberi pemecahan masalah bagi galeri-galeri seni lukis yang sudah ada, agar lebih mampu mengembangkan Galeri Seni Lukis yang lebih diminati oleh masyarakat. Hasil dari Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Bergaya Industrial di Kota Surakarta juga diharapkan dapat menampung kebutuhan seniman lukis dalam berkarya dan penikmat seni lukis dalam mengapresiasi lukisan.
Kata kunci : Seni Lukis, Galeri, Industria
Gaung Gamelan
Artikel "Gaung Gamelan" oleh Aris Setiawan membahas kompleksitas dan keindahan musik gamelan Jawa. Teknik "pithetan" dalam gamelan, yang melibatkan menekan logam instrumen untuk menghindari bunyi yang berlebihan, adalah salah satu fokus utama. Pithetan menciptakan ruang hampa yang kemudian diisi oleh dengung instrumen lainnya, menghasilkan komposisi bunyi yang saling mengisi dan menciptakan kenikmatan estetika yang disebut "ngeng". Artikel ini juga menyoroti perbedaan antara menikmati musik Barat dan gamelan, di mana gamelan dinikmati sebagai kesatuan bunyi dalam konteks budaya, bukan sebagai pertunjukan tersendiri. Tempat terbaik untuk menikmati gamelan adalah di pendopo, di mana struktur arsitektur mendukung kejernihan dan keindahan bunyi gamelan. Penataan instrumen dalam gamelan juga penting untuk menciptakan akustika yang optimal. Artikel ini menyarankan bahwa menikmati gamelan adalah pengalaman yang menyentuh hati dan tidak sepenuhnya memerlukan pemahaman logis, melainkan lebih pada perasaan dan pengalaman sensoris
STRATEGI DISTRIBUSI PRODUSER FILM “RENITA, RENITA” UNTUK MENCAPAI FESTIVAL FILM INTERNASIONAL
“Anis Werdi Ningrum, 2023, STRATEGI DISTRIBUSI PRODUSER FILM “RENITA, RENITA” UNTUK MENCAPAI FESTIVAL FILM INTERNASIONAL, 87 halaman, Skripsi S-1 Program Studi Film Dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Penelitian ini mengkaji tentang strategi distribusi yang diterapkan untuk membawa Film “Renita, Renita" ke festival film internasional. Film “Renita, Renita” layak untuk dijadikan objek penelitian karena film ini telah sering diputar di berbagai festival film baik nasional, maupun internasional. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Produser film “Renita, Renita” dalam mendistribusikan film ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, dengan mengunakan metode wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis data yang dilakukan dengan menerapkan teknik analisis Sugiyono, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa produser film “Renita, Renita” memiliki strategi distribusi, yakni selektif memilih festival, keunikan tema, memenuhi kriteria festival, relasi, portofolio sutradara, pemberian teks bahasa Inggris, dan memilih festival tidak berbayar, sehingga film “Renita, Renita” dapat meraih penghargaan di festival film internasiona
REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM AUTOBIOGRAPHY MELALUI TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM AUTOBIOGRAPHY MELALUI TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES (Anhar Mashulhaq Mufti, 2024, hal i-xiv dan 1-131) Skripsi S-1 Program Studi Film dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Penelitian ini mengkaji penggambaran kriminalitas yang terkandung dalam film berjudul Autobiography. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan bagaimana wacana kriminalitas muncul dalam film tersebut dilihat melalui teori Semiotika. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan fokus pada identifikasi tanda-tanda yang menggambarkan kriminalitas dalam film. Analisis data dilakukan pada tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi. Tahap observasi dilakukan pada adegan yang menampilkan perilaku kriminalitas, dan hasil dari reduksi adegan tersebut akan dianalisis secara mendalam dengan memanfaatkan teori Semiotika Roland Barthes untuk mengidentifikasi makna denotasi dan konotasi yang terkandung dalam adegan tersebut. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa film Autobiography menghasilkan berbagai tanda untuk merepresentasikan kriminalitas, meliputi perjudian, penghinaan, pencurian, pengrusakan, perburuan liar, penggunaan senjata api ilegal, nepotisme, penipuan, pelanggaran penggunaan atribut militer, pengancaman, penganiayaan, penghilangan alat bukti, pemalsuan, penyaluran migran ilegal, pelecehan seksual, dan pembunuhan berencana, yang dilakukan oleh beberapa tokoh dalam film Autobiograph
KEMASAN PROGRAM ACARA TONIGHT SHOW NET TV DALAM MENARIK PENONTON (EPISODE 4 JUNI 2023)
KEMASAN PROGRAM TONIGHT SHOW NET TV DALAM MENARIK PENONTON (EPISODE 4 JUNI 2023) (Agustin Kusuma Prihasari, 17148176, hal i-xii dan 1-71) Skripsi S-1 Program Studi Film dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta.
Tonight Show merupakan program talk show atau bincang-bincang yang menyajikan perbincangan antara host dengan bintang tamu yang membahas mengenai suatu topik yang sedang trending. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemasan program acara Tonight Show NET TV dalam menarik penonton dilakukan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah program Tonight Show NET TV pada 4 juni 2023. Penelitian ini tertuju pada kemasan program Tonight Show berupa karakter dari pembawa acara yang ditunjang oleh aspek fisiologi, sosiologi dan psikologi. Pemilihan setting berguna untuk menunjukkan lokasi dari program tersebut, properti: sofa warna biru, kursi, meja, podium, headphone, spinner, peralatan masak, dan bahan masak menjadi bagian penting sesuai dengan topik pembahasan. Kostum dan aksesoris yang dikenakan oleh pembawa acara menggambarkan dari kelas menengah keatas sehingga tampak elegan dan berwibawa. Proses pengambilan gambar yang sering dilakukan adalah medium shot yang bertujuan untuk memperlihatkan ekspresi dan gestur lebih dekat. Dialog dan iringan musik dari home band menjadi unsur penting dalam audio program Tonight Show. Teknik editing yang sering digunakan adalah cut to cut yang berfungsi untuk meringkas waktu. Bumper program memiliki warna yang selaras dengan setting-nya
KONSEP UROH DALAM KESENIAN RAPAI PASE DI ACEH UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep estetika uroh
dalam kesenian rapai pase di Aceh Utara. Uroh merupakan istilah emik
komunitas pase di Aceh Utara yang dimaknai sebagai kualitas suara
gemuruh (auditif) yang dihasilkan dalam pertunjukan rapai pase. Namun
suara ini tidak sekedar gemuruh, melainkan juga terdapat fenomena
penting seperti fenomena musikal, pertunjukan, budaya, dan sosial yang
dapat mencirikan konsep keindahan lokal komunitas pase di Aceh Utara.
Konstruksi uroh sebagai konsep estetika Aceh Utara belum pernah dibahas,
khususnya dalam penelitian terhadap kesenian rapai pase. Masalah
penelitian ini mengungkap musikalitas uroh, pewujudan uroh dalam
pertunjukan dan uroh dalam kehidupan sosial Aceh Utara. Penelitian ini
bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis.
Melalui penalaran induktif, penelitian ini memandang sumber
pengetahuan berada pada individual dan komunal pemilik kesenian rapai
pase di Aceh Utara. Sumber data primer diperoleh melalui observasi
langsung, rekaman audio visual dan wawancara mendalam dengan syeh
dan penabuh rapai pase. Data dari sumber sekunder berupa jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan rapai pase jurnal, buku, media online, video, dan
arsip catatan yang ada di Dinas Kebudayaan Provinsi Aceh. Analisis data
dilakukan dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis
(IPA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musikalitas uroh terbentuk
oleh organologi, akustika, teknik tabuh dan pola ritme rapai pase. Uroh
dalam pertunjukan terdiri atas peran penabuh rapai pase, kostum, seung,
wasit, taktik, tantangan, ekspresi pemusik dan ekspresi penonton. Uroh
dalam kehidupan sosial memiliki makna yang memengaruhi struktur
sosial, norma, identitas sosial komunitas pase di Aceh Utara. Konsep uroh
juga telah melahirkan spirit ekologi, spirit kohesi sosial, dan menghasilkan
relasi transendental. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa uroh
sebagai konsep estetika, tidak sebatas persoalan musikal dan pertunjukan
rapai pase. Konsep uroh adalah manifestasi falsafah meusaboh dan meutaloe
wareh dalam merawat kohesi sosial komunitas pase di Aceh Utara. Uroh
memiliki makna mendalam terhadap relasi transendental hablumminnas,
hablum minal’alamin dan hablumminallah. Uroh sebagai gagasan konseptual
keindahan dapat digunakan dalam penelitian yang lebih luas di konteks
lain misalnya dalam politik kebudayaan Aceh, kajian sosio artistik dan
penelitian konvervasi hutan khususnya vegetasi pohon tualang