75629 research outputs found
Sort by
Analisis Penentuan Lokasi ATM Menggunakan Metode Diagram Voronoi dengan Jarak Euclid
Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 April 2022_KurnadiAnjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan salah satu fasilitas layanan transaksi mandiri yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia (BSI). Jumlah ATM BSI yang terbatas dan tidak merata di wilayah Kabupaten Jember dianggap belum sepenuhnya mendukung peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan perbankan syariah dan mencakup seluruh nasabah BSI yang tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Jember. Oleh karena itu akan dilakukan pemerataan pembangunan ATM BSI di wilayah Kabupaten Jember dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya jumlah penduduk, akses lokasi, dan fasilitas publik.
Permasalahan dalam penentuan lokasi disebut dengan Facility Location Problem (FLP). Salah satu cara penyelesaian permasalahan dalam penentuan lokasi yaitu dengan menggunakan metode diagram Voronoi. Diagram Voronoi menyelesaikan permasalahan penentuan lokasi dengan memetakan wilayah yang diinginkan menjadi beberapa bagian dan memberikan penilaian pada setiap bagian berdasarkan kriteria. Diagram Voronoi membagi wilayah menjadi beberapa bagian yang setiap bagian diwakili oleh satu titik lokasi yang akan dipasangkan dengan setiap titik lokasi terdekat. Perhitungan untuk penentuan lokasi terdekat yaitu dengan menggunakan jarak Euclid. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dibangun ATM BSI di wilayah Kabupaten Jember berdasarkan analisis potensi pada parameter yang digunakan.
Parameter yang digunakan dalam penentuan nilai bobot total diantaranya jumlah penduduk, fasilitas keagamaan, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, lembaga perbankan, dan fasilitas publik yang terdapat pada tiap kecamatan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai skor pada setiap data yang digunakan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh Peneliti. Nilai skor tiap data digunakan untuk menghitung nilai bobot total tiap kecamatan. Kantor kecamatan dengan nilai bobot total paling tinggi akan ditetapkan sebagai pusat kecamatan dengan beberapa service area pada tiap pusat kecamatan. Penentuan lokasi ATM BSI dilakukan pada setiap service area berdasarkan analisis potensi pada parameter yang digunakan diantaranya jumlah penduduk, fasilitas keagamaan, tingkat ekonomi, fasilitas publik, aksesibilitas, dan keberadaan ATM BSI yang sudah didirikan sebelumnya.
Penentuan lokasi ATM BSI yang dilakukan pada setiap service area berdasarkan nilai bobot total yang lebih tinggi dibandingkan service area lain, wilayah yang belum terfasilitasi oleh ATM BSI maupun wilayah yang tidak dijangkau oleh ATM BSI yang sudah didirikan sebelumnya. Penentuan lokasi ATM BSI selain dilakukan pada service area juga dilakukan pada setiap pusat kecamatan yang belum terfasilitasi oleh ATM BSI. Hal ini karenakan setiap pusat kecamatan dengan nilai bobot total yang tinggi dianggap merupakan wilayah yang mendukung sebagai lokasi ATM BSI. Berdasarkan parameter yang dianalisis potensi pada setiap service area diperoleh kesimpulan bahwa beberapa pusat kecamatan dan service area yang ditetapkan sebagai lokasi ATM BSI yang baru diantaranya yaitu Kecamatan Mayang, Mumbulsari, Kencong, Puger, Jenggawah, Ajung, Pakusari, Jelbuk, Silo, Tanggul, Sumber Baru, Bangsalsari, Wuluhan, Ambulu, dan Tempurejo.Kosala Dwidja Purnomo, S.Si., M.Si.(Pembimbing I)
Bagus Juliyanto, S.Si., M.Si.(Pembimbing II
Transaksi Kredit Ekonomi Produktif Antara Customer Service dan Anggota Koperasi Margo Mulyo di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember: Suatu Kajian Etnografi Komunikasi
Penelitian etnografi komunikasi ini berlangsung di ranah pelayanan publik di bidang ekonomi dan bisnis tepatnya di Koperasi Margo Mulyo Ambulu. Dalam pelayanan publik ini, akan diungkap dan dideskripsikan pola komunikasi, tema budaya, dan teori subtantif yang terjadi antara Customer Service dan anggota dalam transaksi kredit. Sebagai sarana penunjang dalam melakukan analisis data peneliti menggunakan metode etnografi. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa transkrip teks percakapan antara Customer Service dengan anggota pada jenis pelayanan yang disebutkan. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan selama penelitian berlangsung adalah pendekatan emik (interpretatif). Dalam mengecek keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Tahap analisis data mencangkup analisis domain, analisis taksonomik, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi komunikatif yang terbentuk, menggambarkan adanya pola-pola komunikasi yang jelas, cepat, terarah, dan informatif. Interaksi komunikatif pelayanan dilakukan secara transaksional direktif dan representatif bertujuan untuk memberikan pelayanan secara maksimal terhadap kebutuhan anggota, maka kualitas Koperasi Margo Mulyo dan penilaian dari masyarakat akan bertambah baik. Oleh karena itu, tema budaya yang diperoleh dari penelitian ini adalah “Nilai- nilai kejujuran dan kesopanan sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga keterarahan pelayanan transaksi kredit ekonomi produktif untuk mencapai keefektifan pelayanan publik di koperasi”
Prototype Sistem Klasifikasi Kelas Pasien Penyakit Pernapasan Berbasis Raspberry Pi Menggunakan Metode Decision Tree
Finalisasi unggah file repositori tanggal 6 Juni 2022_KurnadiSemua orang pasti pernah mengalami yang namanya sakit, penyakit yang diderita pada setiap orang pun juga berbeda - beda. Sakit merupakan suatu kondisi dimana tubuh tidak dalam kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar tubuh. Di antara berbagai penyakit yang ada pada tubuh manusia, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit paling umum yang mempengaruhi semua individu tanpa memandang usia atau jenis kelamin, terlebih lagi virus ini yang menyerang pada bagian pernapasan atau respiratory diseases sehingga virus ini sangat cepat penularanya. Dengan adanya hal tersebut, badan kesehatan dunia atau yang dikenal dengan WHO (World Health Organization) telah menetapkan beberapa standart yang dapat membantu menangani permasalahan didunia. Pada protokol tersebut telah tertulis lengkap bagaimana cara penanganan pasien dengan klasifikasi tertentu. Dan tentunya hal tersebut memerlukan beberapa peralatan yang tidaklah murah serta aktivitas pengecekan rutin pada pasien.
Oleh karena itu diperlukan sebuah peralatan yang tidak hanya sekedar membantu dalam proses pengecekan pasien secara rutin, namun juga mampu melakukan diagnosa dini agar tenaga medis ketika memasuki ruangan pasien sudah mempersiapkan diri dengan beberapa peralatan yang sesuai dengan klasifikasi pasien. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga medis untuk melakukan diagnosa dini pada beberapa parameter seperti suhu, detak jantung, laju pernafasan, oksigen tersaturasi yang sesuai dengan protokol penyakit pernafasan dari SARI - WHO dengan menggunakan alat bantu untuk mengurangi interaksi antara tenaga medis dan pasien. Maka dari itu dengan adanya dukungan dari dunia Artificial Intellegence (AI) dan teknologi mini PC atau biasa disebut Raspberry Pi tentunya mampu untuk menyelesaikan hal tersebut. Hal ini didasarkan alasan karena kemampuan Artificial Intellegence sudah hampir bisa menyamai kemampuan manusia dan bahkan lebih hebat dalam menganalisa permasalahan – permasalahan yang kompleks, terutama dalam masalah kesehatan dengan akurasi yang sangat tinggi dibandingkan manusia. Sedangkan Raspberry Pi digunakan untuk membaca sensor - sensor yang ada dan data dari sesor akan diolah yang nantinya akan ditampilkan dan diklasifikasi dengan menggunakan metode decision tree. Metode decision tree adalah salah satu algoritma yang cukup umum untuk proses pengambilan keputusan.
Pada penerapan metode decision tree dengan algoritma CART, data akan diproses dan di split dengan perbandingan data uji dan data latih. Data uji yang akan diproses sebanyak 5 kelompok yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Saat data uji 10% mendapatkan nilai akurasi sebesar 98%. Saat data uji 20%, nilai dari akurasinya sebesar 99,5%. Saat data uji 30%, nilai akurasinya sebesar 99%. Saat data uji 40%, nilai akurasinya sebesar 99%. Saat data uji 50%, nilai akurasinya sebesar 98.5%. Dari nilai akurasi yang dihasilkan, dapat diketahui bahwa rasio perbandingan data uji dan data latih yang paling baik adalah 20:80. Dari 12 kali pengujian model yang telah dibuat dapat diketahui bahwa hasil prediksi sesuai 100% dengan hasil kelas yang ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini sudah cukup baik untuk di implementasikan secara langsung ke dalam alat yang digunakan untuk mengklasifikasi pasien penyakit pernapasan. Setelah pengujian sudah sesuai maka model yang telah dibuat akan di implementasikan kedalam alat diagnosis dini penyakit pernapasan. Pengujian alat untuk dianogsa dini terhadap responden merupakan pengujian secara langsung pada alat ke setiap responden yaitu sebanyak 4. Hal ini dilakukan untuk menguji klasifikasi penyakit pada setiap responden. Pengujian pada responden dilakukan sebanyak satu kali setiap responden. Hasil klasifikasi dan nilai dari parameter suhu, laju napas, SpO2, dan detak jantung akan ditampilkan pada LCD. Dari pengujian alat terhadap responden dapat diketahui bahwa hasil prediksi sesuai 100% dengan hasil kelas yang ditentukan pada pasien penyakit pernapasan.Dosen Pembimbing Utama : Ali Rizal Chaidir, S.T., M.T.
Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Widjonarko, S.T., M.T
Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fraud diamond terhadap
potensi kecurangan laporan keuangan dengan good corporate governance sebagai
variabel moderasi. Fraud diamond merupakan konsep yang menjelaskan mengenai
faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang dalam melakukan kecurangan,
yaitu pressure, opportunity, rationalization dan capability. Dalam penelitian ini,
variabel pressure diproksikan dengan menggunakan external pressure, variabel
opportunity diproksikan dengan menggunakan organizational structure, variabel
rationalization diproksikan dengan menggunakan change in auditor dan terakhir
variabel capability diproksikan dengan menggunakan perubahan direksi. Penelitian
ini menggunakan F-Score Model dalam menganalisis potensi kecurangan laporan
keuangan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan data sekunder deret waktu (time series) yang dimulai dari tahun
2017-2019. Jumlah perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini
berjumlah 53 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan tahunan (annual report) perusahaan yang bersangkutan. Keseluruhan data
yang diperoleh sebagai bahan penelitian diperoleh dari situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan, yaitu www.idx.co.id dan website perusahaan yang bersangkutan.
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu merode
penyampelan data berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
regresi data panel dan uji hipotesis menggunakan uji moderated regression analysis
(MRA), serta uji koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel pressure, opportunity, rationalization, capability yang dimoderasi good
corporate governance berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
Aspek-aspek Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Autumn in Paris Karya Ilana Tan: Kajian Psikologi Wanita
Finalisasi unggah file repositori tanggal 28 Juni 2022_KurnadiNovel Ilana Tan yang berjudul Autumn in Paris merupakan salah satu novel
bergenre metropop yang telah banyak dinikmati oleh penggemar novel Indonesia.
Banyaknya penikmat novel Autumn in Paris membuat Ilana Tan dinobatkan
sebagai pengarang mega bestseller dengan 29 kali cetakan. Novel Autumn in Paris
menceritakan tentang seorang wanita bernama Tara yang tinggal di Paris bersama
ayahnya setelah orang tuanya bercerai dan ibunya tinggal di Indonesia. Tara
merupakan seorang wanita yang berkepribadian menyenangkan dan mudah dekat
dengan siapa saja. Ia merupakan seorang wanita yang mudah memperlihatkan
suasana hatinya dan mudah merasa kesal terhadap hal-hal kecil. Kepribadian Tara
yang menyenangkan tersebut membuatnya mudah dekat dengan sosok laki-laki
bernama Tatsuya. Kedekatan Tara dan Tatsuya ternyata mengalami permasalahan
setelah keduanya mengetahui bahwa mereka merupakan saudara seayah.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam novel tersebut, peneliti
menggunakan kajian psikologi wanita untuk menganalisis aspek-aspek psikologis
tokoh utama dalam novel Autumn in Paris. Analisis yang dilakukan bertujuan
mendeskripsikan keterkaitan antarunsur struktural, serta mendeskripsikan aspekaspek psikologis tokoh utama novel Autumn in Paris berdasarkan kajian psikologi
wanita. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Tema mayor yang terdapat dalam novel Autumn in Paris adalah kisah cinta
seorang wanita terhadap pria yang merupakan saudara seayahnya. Tema minor
terdiri dari lima hal yaitu persahabatan antara laki-laki dengan perempuan,
persahabatan antara perempuan dengan perempuan, hubungan antara ayah dan
anak, bertanggung jawab dan cekatan dalam bekerja, dan membantu sesama. Tema
tersebut secara garis besar menggambarkan perwatakan tokoh utama, serta tokohtokoh bawahannya. Tokoh utama dalam novel Autumn in Paris karya Ilana Tan
adalah Tara. Tokoh bawahan yang paling banyak berinteraksi dengan tokoh utama
yaitu Tatsuya, Sebastien, Élise, Jean-Daniel, Kenichi Fujisawa, Keiko Ishida,
Juliette, Edouard, dan Laurent Delacour. Latar tempat dalam novel ini adalah Paris,
Tokyo, dan lingkungan di sekitarnya. Latar waktu yang terdapat dalam novel ialah
musim gugur pada era modern. Latar sosial yang terdapat dalam novel mengarah
pada kondisi sosial masyarakat Paris yang merupakan kota metropolitan. Konflik
yang terdapat dalam novel adalah konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik yang
terjadi adalah konflik antara manusia dan manusia dominan terjadi antara Tara,
Sebastien, Jean-Daniel, dan Tatsuya. Konflik antara manusia dan masyarakat
terjadi antara Tara dengan pencopet-pencopet yang ada di Métro dan para
pengunjung bistro. Konflik antara manusia dan alam sekitar terjadi antara Tara
dengan suasana musim gugur dan Sungai Seine. Konflik batin berupa konflik antara
suatu ide dan ide lain terjadi ketika Tara memiliki pendapat yang berbeda dengan
Sebastien dan Jean-Daniel. Konflik batin berupa konflik antara seseorang dan kata
hatinya terjadi pada Tara.
Berdasarkan hasil analisis, Tara sebagai tokoh utama dalam novel Autumn
in Paris memperlihatkan sifat-sifat khas wanita berupa kecantikan melalui perilaku
ingin mempercantik diri, kelembutan melalui caranya menghibur orang-orang di
sekitarnya, rendah hati dengan usaha tidak mengunggulkan dirinya sendiri, dan sifat
memelihara yang diperlihatkannya melalui kerelaannya untuk berkorban dan
merawat orang-orang di sekitarnya. Sebagai wanita dewasa, Tara dapat
bertanggung jawab atas dirinya, menjadi pribadi yang mandiri, dan bekerja. Intuisi
wanita yang dimiliki Tara membuatnya memiliki cara berpikir kreatif, tetapi
intuisinya kerap diliputi oleh prasangka. Sebagai anak tunggal, Tara kerap
menginginkan keutamaan dan sebagai masyarakat Paris, Tara menerapkan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Paris. Konflik yang terjadi
antara Tara, Tatsuya, dan ayahnya membuat Tara mengalami depresi dan berniat
bunuh diri dengan melompat ke Sungai Seine. Tara mengalami depresi dan berniat
bunuh diri, serta mengalami titik patah yang diakibatkan oleh permasalahanpermasalahan yang terjadi antara dirinya, Tatsuya, dan ayahnya. Akan tetapi, Tara
mengalami fungsi revisi, sehingga menyembuhkan luka batinnya dan mengubah
total kebiasaannya.Dosen Pembimbing Utama : Dra. Titik Maslikatin, M.Hum.
Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Heru Setya Puji Saputra, M.Hum
Optimasi Ketebalan Hasil Electroplating Baja SS400 dengan Metode Taguchi
Finalisasi unggah file repositori tanggal 25 Mei 2022_KurnadiSeiring berkembangnya industri dan kemajuan teknologi serta ilmu
pengetahuan, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari penggunaan logam.
Oleh karena itu logam harus disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari. Contohnya
logam yang digunakan untuk berbagai perhiasan, logam harus terlihat indah dan
menarik. Untuk kebutuhan peralatan rumah tangga, logam harus tahan lama, kuat,
dan begitu seterusnya. Logam adalah bahan organik yang tidak bisa diperbarui dan
sangat memerlukan perawatan ekstra agar logam lebih awet dalam penggunaannya.
Salah satu jenis logam yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah baja karbon.
Baja karbon adalah paduan besi dengan karbon yang rendah yaitu kurang
dari 0,25%C. Baja karbon terdiri dari tiga jenis berdasarkan dengan kadar
karbonnya yaitu baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi
atau biasa disebut besi tuang. Baja karbon rendah mimiliki kadar karbon sekitar
0,025%-0,25%. Baja karbon rendah dengan kadar 0,04%-0,10% C biasa dijadikan
plat baja, untuk kadar karbon 0.05% C dijadikan untuk kebutuhan bagian
kendaraan, baja dengan kadar karbon 0,15% - 0,20%C digunakan untuk konstruksi
jembatan, bangunan, atau dijadikan baja konstruksi (Ngatin, 2017).
Baja SS400 adalah baja karbon rendah dengan kadar karbon (max 0.17 %C)
atau low carbon steel. Material baja SS400 tidak dapat dikeraskan atau dilakukan
perlakuan panas (heat treatment) melalui proses tempering dan quenching. Baja
SS400 hanya bisa dikeraskan dengan cara pengerasan permukaan atau surface
hardening seperti carburizing (Kuswanto, 2010). Baja SS400 adalah baja karbon
rendah yang memiliki sifat keuletan yang baik, kekerasan yang sedang, dan sedikit
kandungan silicon. Aplikasi baja SS400 biasa digunakan untuk industri konstruksi,
kereta api, jembatan dan lain-lain. Dalam pengaplikasian baja SS400 yang
bersentuhan langsung dengan lingkungan, akan membuat kualitas baja seperti
penampilan, mutu, dan daya guna mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan
pencegahan (Mulyuda dan Mulyanto, 2017).
Teknologi di dunia industri semakin berkembang seiring berjalannya waktu
membuat cara pencegahan dan perbaikan kualitas logam juga semakin berkembang
supaya keindahan, kekuatan, dan juga daya tahan terhadap korosi lebih baik yaitu
dengan cara pelapisan logam menggunakan cat, powder coating, heat treatment
terhadap permukaan logam, dan penambahan larutan. Pelapisan logam merupakan
salah satu proses manufaktur dalam suatu industri pada tahap finishing. Salah satu
cara pelapisan logam yaitu menggunakan pelapisan secara listrik atau disebut
electroplating.
Electroplating adalah proses pelapisan logam dengan bantuan arus listrik
DC yang dimana ion logam akan berpindah melalui larutan elektrolit dan akan
mengendap pada bahan padat yang akan dilapisi. Ion logam ini diperoleh dari
peluruhan anoda logam dan juga ion pada larutan elektrolit. Pengendapan terjadi
pada benda kerja (spesimen) yang berlaku sebagai katoda. (Ansari dkk, 2017).
Proses pelapisan electroplating dilakukan dengan cara merangkai dua elektroda
kemudian dialiri listrik dengan larutan elektrolit sebagai medianya (plating bath).
Dalam electroplating konvensional, arus mengalir dari anoda menuju katoda
melalui larutan elektrolit. Dengan proses pelapisan menggunakan arus listrik,
diharapkan reaksi terjadi terus menerus secara tetap menuju arah tertentu. Hal yang
paling penting dari proses electroplating adalah mengoperasikan kedua elektroda
yang terendam dalam larutan elektrolit dengan arus yang searah. Proses
electroplating sangat memerlukan media yaitu larutan elektrolit agar proses dapat
berlangsung. Larutan elektrolit bisa dibuat dari larutan asam dan garam logam yang
mengandung ion-ion positif. Pada elektroda akan terjadi reaksi reduksi oksidasi
pada proses ini karena perbedaan kutub pada kedua elektroda (Furqon, 2015).
Banyak pelapis yang dapat digunakan untuk electroplating salah satunya adalah
krom.Dosen Pembimbing Utama Ir. Ahmad Adib Rosyadi S.T., M.T
Dosen Pembimbing Anggota Ir. Mahros Darsin S.T., M.Sc., Ph.D
Correlation of Vertebral Slippage and Ligamentum Flavum Thickening of Spondylolisthesis Cases in RSD dr. Soebandi Jember
Finalisasi unggah file repositori tanggal 28 Juni 2022_KurnadiSpondilolistesis merupakan pergeseran segmen vertebrae terhadap
vertebrae di bawahnya, baik ke arah anterior atau posterior yang dapat berakibat
pada kompresi korda spinalis/stenosis spinalis, sehingga mengakibatkan defisit
neurologis yang memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Pada pergeseran
yang progresif, spondilolistesis dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada
struktur anatomi sekitarnya, salah satunya hipertrofi facet, penebalan ligamentum
sekitar vertebrae, perubahan massa otot sekitar vertebrae hingga bulging dari diskus
intervertebralis. Ligamentum penopang vertebra salah satunya adalah Anterior
Longitudinal Ligament (ALL), Posterior Longitudinal Ligament (PLL) dan
Ligamentum Flavum (LF) Pada interpretasi hasil pencitraan kasus spondilolistesis,
banyak teknik yang dapat digunakan salah satunya metode klasifikasi Meyerding.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan
desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember.
Sampel penelitian adalah pasien spondilolistesis yang dirawat inap di RSD dr.
Soebandi Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Data pada
penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien dan data
pemeriksan penunjang magnetic resonance imaging (MRI). Penelitian dilakukan
pada bulan Desember 2021 sampai bulan Januari 2022. Periode sampel yang diteliti
adalah pasien pada tahun 2018 – 2021 dengan populasi sebanyak 102 pasien.
Penelitian dengan total 34 sampel ini menunjukkan terdapat korelasi positif
yang signifikan antara pergeseran segmen vertebra dengan penebalan ligamentum
flavum pada kasus spondilolistesis di RSD dr. Soebandi Jember (p-value = 0,00).
Dua variabel dikatakan memiliki korelasi jika p-value < 0,05. Nilai koefisien
korelasi (r) Spearman pada analisis tersebut sebesar 0,60 yang menunjukkan
korelasi yang kuat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya korelasi yang kuat antara
pergeseran segmen vertebra dan penebalan ligamentum flavum pada kasus
spondilolistesis di RSD dr. Soebandi. Hal ini terjadi akibat stres mekanik yang
berasal dari spondilolistesis. Stres mekanik memicu inflamasi kronis pada LF dan
terjadi hipertrofi pada LF. Hipertrofi pada spondilolistesis mengakibatkan
peningkatan dimensi lebar LF dan terjadi penebalan pada LF.Dosen Pembimbing Utama : dr. Heni Fatmawati, M.Kes, Sp.Rad (K)
Dosen Pembimbing Anggota : dr. Nindya Shinta Rumastika, M.Ked, Sp.T.H.T.K.L
Investigating the Causes of Willingness To Communicate in English Classroom Among Students at SMP Negeri 3 Jember
Communication is a skill that needs to be furnished over time. Tara and O'Hara (2008) argue that communication is neither a passive or predictable event. However, aside from the fact that most people acquired the ability to talk since they were born, not all people can communicate well unless they are committed into making special efforts to develop and refine this skill further (Ludlow & Panton, 1992). Beyond the classroom environment, there are no multilingual settings that demand students to use the English language, particularly in rural areas. Moreover, they have only little contact with the speakers of English in their environment. (Daming, 2003; Li, 1998). Thus, developing students’ willingness to communicate (WTC) is important to make students more frequent in using English within communicative activities. The extent of WTC that learners have would affect their performance in communicative activities and determine the result of their learning outcome. This research used a qualitative case study that investigated the causes of students’ WTC in English classroom environment. Through the qualitative case study, I can get thorough data that could give me a holistic understanding of students’ WTC causes. In getting the data, I used observation and interview methods. I developed the observation criteria and interview questions based on MacIntyre, et al (1998) WTC aspects in L2. I collected observation data to get the depiction of WTC aspects in students’ learning environment and choosing the 3 research participants. For the interview, I used it to get students’ WTC information from research participants’ (students) perspective and context participant’s (teacher) perspective. I chose students of a Junior High School in Jember as the school for me to get my research data. I analyzed the result from the interview and observation using content analysis that I adopted from Erlingsson & Brysiewic (2017). The procedures are analyzing the meaning units within the data texts, then turn them into condensed meaning units and,finally, those condensed meaning units would be coded then I can interpret the relevance of the finding to answer my research question. The result of this research showed that the causes of students’ WTC in classroom were divided into internal causes and external causes. For Internal causes, there are English-language confidence, self-perceived interpersonal relationship, and personality. On the other hand, the external causes are learning activities, lesson’s complexity, teacher’s classroom management, classroom facilities, peers' attitude, and lesson’s time placement. Internal causes come from the students themselves and those causes is difficult to alter as those causes are attached to students personally. However, external causes can be altered by the teacher as it comes from students’ surroundings. Thus, these two types of causes indeed have some extent of effect towards students’ willingness to communicate. The result of this research is hoped to provide meaningful contributions especially for the English teacher, and the other researchers. For English teachers, the results of this study can be applied when English teachers decided to make a more communicative learning activity because students’ WTC would be more likely to be higher as the WTC causes are taken into consideration. Moreover, for the other researchers, the result of this research can inspire other researchers to investigate the topic of willingness to communicate in different focus by employing different WTC theories or taking other research participants to gain more different result and, thus, fulfill the void of knowledge in WTC.Siti Masrifatul Fitriyah, S.Pd., M.A., Ph.D (Dosen Pembimbing I)
Mutiara Bilqis, S.Pd, M.Pd (Dosen Pembimbing II
Hubungan Pengetahuan dan Higienitas Perorangan dengan Keberadaan Soil Transmitted Helminth pada Kuku Penjual Lalapan di Kecamatan Sumbersari
Finalisasi unggah file repositori tanggal 8 Juni 2022_KurnadiInfeksi akibat cacing utamanya golongan soil transmitted helminth (STH)
menjadi salah satu penyakit infeksi paling umum yang ditemukan baik di
Indonesia maupun dunia. Prevalensi infeksi akibat STH cukup tinggi namun
seringkali tidak terdiagnosis sehingga tidak terobati dengan baik. Hal ini
disebabkan karena seringkali infeksi STH terjadi secara asimtomatik dan tidak
memiliki gejala yang jelas, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup
penderitanya. Kuku dapat menjadi perantara terjadinya infeksi STH pada manusia,
dimana kuku yang panjang terutama jika tidak dibersihkan dengan baik dapat
menjadi sarang STH yang dapat berpindah ke mulut saat makan dengan tangan
kosong. Infeksi STH dapat menimpa berbagai kelompok orang termasuk
penjamah makanan dengan pengetahuan dan penerapan higienitas perorangan
yang buruk. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena
penjamah makanan berpotensi menjadi agen penularan infeksi secara fekal-oral
kepada konsumen.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa analitik observasional
dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember. Sampel penelitian adalah 30 penjual lalapan di
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi penelitian yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Data
terkait karakteristik dan pengetahuan penjual lalapan diperoleh menggunakan
wawancara, data terkait penerapan perilaku higienitas perorangan dari penjual
lalapan diperoleh melalui observasi, dan data terkait keberadaan STH pada kuku
penjual lalapan diperoleh menggunakan uji laboratorium dengan metode
sedimentasi. Data yang diperoleh dilakukan analisis secara univariat dengan
statistik deskriptif dan bivariat menggunakan uji chi-square atau jika syarat dari
uji tersebut tidak terpenuhi maka dapat menggunakan uji fisher.
Karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 70%
responden berjenis kelamin perempuan, 26,7% responden berusia 46-55 tahun,
33,3% pendidikan terakhir yang ditempuh responden adalah SMA/sederajat, dan
40% berjualan selama 1-5 tahun. Pada penelitian ini didapatkan penjual lalapan
yang memiliki pengetahuan tentang keamanan pengolahan pangan yang baik
sebesar 86,7% dan 83,3% untuk kurangnya penerapan higienitas perorangan yang
baik. Hasil pemeriksaan kuku didapatkan bahwa tidak adanya keberadaan STH
pada kuku penjual lalapan di Kecamatan Sumbersari. Sehingga hubungan
pengetahuan dan higienitas perorangan dengan keberadaan STH pada penjual
lalapan tidak dapat dinilai secara statistik.Dosen Pembimbing Utama : dr. Bagus Hermansyah, M.Biomed
Dosen Pembimbing Anggota : dr. Erfan Efendi, Sp. A
Pengamanan Citra Medis Menggunakan Pengkodean DNA dan Modifikasi Circular Shift
Teknologi yang berkembang sangat pesan di era globalisasi memudahkan dan
memfasilitasi banyak bidang kehidupan, terutama dalam hal penyimpanan dan
pengiriman data. Ada beberapa data yang memiliki akses privasi dan tidak
seharusnya dikonsumsi publik seperti data medis di bidang kesehatan. Kriptografi
sebagai keilmuan yang memiliki salah satu prinsip kerahasiaan data dapat
diimplementasikan untuk membantu mengamankan data apabila terjadi kebocoran
informasi. Data pasien yang berupa citra medis mengandung informasi yang cukup
sensitif sehingga perlu adanya pengamanan terhadap data tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa citra medis yang
bersumber dari literatur Grant dan Nyree pada tahun 2019. Citra medis yang
digunakan merupakan citra grayscale dengan kedalaman 8 bit dan memuat
informasi diagnosa penyakit pasien. Citra medis akan diamankan menggunakan
pengkodean DNA dan modifikasi circular shift. Pengamanan diterapkan pada citra
dengan pengacakan blok-blok citra menggunakan kunci berupa rantai DNA yang
dibangkitkan secara acak, kemudian diproses dengan modifikasi circular shift
terhadap piksel citra. Rantai DNA yang merupakan kunci juga diamankan
menggunakan aturan komplemen DNA dan aturan pengkodean DNA.
Hasil enkripsi menunjukkan citra yang diacak tidak dapat dilihat
informasinya secara visual karena citra asli dan citra enkripsi berbeda. Hasil
deskripsi menunjukkan citra deskripsi dikembalikan seperti citra asli. Analisis
NPCR dan UACI juga menunjukkan adanya perubahan nilai piksel akibat
pengacakan posisi terhadap citra asli. Kerahasiaan data pada citra enkripsi dan
keutuhan data pada citra deskripsi menunjukkan bahwa algoritma ini layak dan baik
untuk digunakan dalam pengamanan data citra.Dr. Kiswara Agung Santoso, S.Si., M.Kom.
Ahmad Kamsyakawuni, S.Si, M.Kom