Integritas - Jurnal Teologi
Not a member yet
    56 research outputs found

    Relasi Allah dalam Panggilan Yesaya: Studi Kata ’ăḏōnāy, kissê, dan YHWH ṣəḇā’ōwṯ Berdasarkan Yesaya 6:1-13

    No full text
    Book of Isaiah has many uses of figurative language styles (such as: metaphor, simile, metonymy, etc.), including the call of Isaiah (6:1-13). This article is unique in its interpretation of the study of the words “’ăḏōnāy,” “kissê,” and “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” by paying attention to the overall structure of Isaiah 6:1-13. As a result, by using sub-hermeneutic qualitative studies, especially word-study, this article finds two synthesizing combinations of the emphasis on the meaning of the “’ăḏōnāy,” “kissê,” and “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” in the structure of Isaiah 6:1-13 . First, the words “’ăḏōnāy,” “kissê,” and “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” show God's power over his creation and attach importance to His dignity as king. second, the words above focus on the relationship between God and humans (Isaiah, Israel) who worship  and serve Him as God who has authority over His creation.Kitab Yesaya memiliki banyak penggunaan gaya bahasa kiasan (seperti: metafora, simile, metonimia dll), termasuk di dalamnya panggilan Yesaya (6:1-13). Artikel ini memiliki keunikan dalam interpretasi studi kata “’ăḏōnāy,” “kissê,” dan “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” dengan memperhatikan keseluruhan struktur Yesaya 6:1-13. Dengan memakai kajian kualitatif  sub-hermeneutik, khususnya studi-kata, artikel ini menemukan adanya dua perpaduan secara sintesis terhadap penekanan makna pada kata “’ăḏōnāy,” “kissê,” dan “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” dalam struktur Yesaya 6:1-13. Pertama, kata “’ăḏōnāy,” “kissê,” dan “YHWH ṣəḇā’ōwṯ” menunjukkan kekuasaan Allah  atas ciptaan-Nya serta menekankan martabat-Nya sebagai raja. Kedua, kata-kata di atas memusatkan pada relasi antara TUHAN dan manusia (Yesaya, Israel) yang menyembah-Nya dan melayani-Nya sebagai Allah yang berotoritas atas ciptaan-Nya

    Konsep Ketamakan Menurut Injil Lukas 12:13-21: Sebuah Analisis Perumpamaan Yesus

    No full text
    The Concept of Greed According to the Gospel Luke 12:13-21: An Analysis of Jesus' Parables. This study aims to describe the meaning of greed from Jesus' Parable of the Rich Fool. This research is the result of the interpretation of the Scriptures using the Four Layers of Meaning in the Scriptures method to find meaning in parables and then integrate them with other biblical texts and the writings of the Church Fathers. Based on the analysis of the text of Luke 12:13-21, the writer finds that greed is a dangerous disease because it can damage human virtues for the sake of eternal life. Humans must live naturally in accordance with the purpose of God creating humans. Therefore, the greed that arises from within humans comes from the wealth of the world so that it makes humans look stupid by Allah and consequently humans are poor in front of Allah.Konsep Ketamakan Menurut Injil Lukas 12:13-21: Sebuah Analisis Perumpamaan Yesus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ketamakan dari Perumpamaan Yesus tentang Orang Kaya yang Bodoh. Penelitian ini adalah hasil dari penafsiran Kitab Suci dengan menggunakan metode Empat Lapisan Makna di dalam Kitab Suci untuk menemukan makna dalam perumpamaan kemudian mengintegrasikannya dengan teks-teks Kitab Suci lainnya dan tulisan-tulisan Para Bapa Gereja. Berdasarkan analisis dari teks Lukas 12:13-21, penulis menemukan bahwa ketamakan adalah penyakit yang berbahaya karena dapat merusak kebajikan manusia demi kehidupan dalam kekekalan. Manusia harus hidup sewajarnya sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Oleh sebab itu, ketamakan yang timbul dari dalam diri manusia berasal dari kekayaan dunia sehingga membuat manusia dipandang bodoh oleh Allah dan konsekuensinya manusia miskin di hadapan Allah

    William Tyndale pada Penerjemahan Alkitab dan Implikasinya bagi Teologi Reformed Injili

    No full text
    William Tyndale's efforts to translate the Bible into English had an impact on the spread of the Bible in society and the development of evangelical reformed theology. This article aims to find and provide an introduction to William Tyndale's theology on Bible translation efforts and its implications for evangelical reformed theology. The writing method used is a systematic theological study with descriptive analysis. The results found are that the church is never separated from the people, thus advancing the ministry of the people and having the belief that every devotee has the right to read, understand the Scriptures, and warn teachers and pastors when they deviate. All work is a holy calling and doing it for Christ.Usaha William Tyndale menerjemahkan Alkitab berbahasa Inggris memiliki pengaruh terhadap penyebaran Alkitab di masyarakat dan perkembangan teologi reformed injili. Artikel ini bertujuan untuk menemukan dan memberikan pengantar teologi William Tyndale pada usaha penerjemahan Alkitab dan implikasinya bagi teologi reformed injili. Metode penulisan yang digunakan dalam bidang teologi sistematis dengan analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan adalah gereja tidak pernah lepas dari umat, maka memajukan pelayanan umat dan memiliki keyakinan bahwa setiap umat memiliki hak membaca, memahami Kitab Suci, dan memperingatkan para pengajar dan pendeta ketika mereka menyimpang. Semua pekerjaan adalah panggilan kudus dan melakukannya untuk Kristus

    Perilaku Modern Adultery Warga Jemaat Dewasa GMIM Moria Wulurmaatus: Tinjauan Etika Seksual-Pedagogis

    No full text
    This paper focuses on the study of social and pedagogical ethics related to modern sexual behavior, adultery for adult congregations and the teaching of sexual ethics education for adult congregations by GMIM Moria Wulurmaatus. Sex is basically good, holy, and as a gift that has been given by God. As human beings who have been created, the noblest must have the right sexual ethics, so that sex is integrated within the scope of holy marriage. Based on the phenomenon that occurred in the congregation, adult members of the congregation who have a role and ensure the existence of the church have engaged in sexual behavior outside of marriage. To examine the sexual behavior of adult congregations and GMIM Moria Christian sexual education. Data collection was carried out using qualitative research methods with data collection techniques using observation and interview techniques. Sexual behavior of adult members of the congregation has become a modern style today, this is due to the lack of discussing and celebrating sex in marriage. It is through this that GMIM Moria Wulurmaatus realizes that it is the church that has the responsibility to provide education for the members of the congregation, because the church is capable of basing responsibility on the only right reason related to sexTulisan ini berfokus pada kajian pendidikan agama kristen terkait perilaku seksual modern adultery warga jemaat dewasa dan pengajaran pendidikan etika seksual bagi warga jemaat dewasa oleh GMIM Moria Wulurmaatus. Seks pada dasarnya adalah baik, suci, dan sebagai kasih karunia yang telah dianugerahkan oleh Allah. Sebagai manusia yang telah diciptakan yang paling mulia harus memiliki etika seksual yang benar, sehingga seks diintegralkan dalam lingkup pernikahan kudus. Berdasarkan fenomena yang terjadi di jemaat, warga jemaat dewasa yang memiliki peran dan menjamin eksistensi gereja telah melakukan hubungan perilaku seksual di luar pernikahan. Untuk meneliti perilaku seksual jemaat dewasa dan pendidikan seksual kristiani GMIM Moria, pengambilan data dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Perilaku seksual warga jemaat dewasa sudah menjadi gaya modern di masa kini, hal ini disebabkan kurangnya membicarakan dan merayakan seks dalam pernikahan. Melalui inilah GMIM Moria Wulurmaatus menyadari bahwa gerejalah yang memilki tanggung jawab untuk melakukan pendidikan bagi warga jemaat, karena gereja yang sanggup mendasarkan tanggung jawab pada satu-satunya alasan yang benar terkait seks

    Implementasi Pendidikan Warga Gereja Meneguhkan Sikap Etika Moral Menjawab Pengaruh Disrupsi Teknologi

    No full text
    This article is based on empirical observation concerning the impact of information and communication technology disruptions upon global, regional, national, and local communities around the globe. The methodology and methods implemented in this research is qualitative in nature and literature descriptive analysis methods to analyse core concepts and to display findings about how to implement Education of Church Members to strengthen ethics and moral life in facing the impacts of information and communication technology disruption. The process implemented in this research is started by determining core concepts, analysing, displaying the findings, and making some propositions in conclusion. The final aim is to equip church members in Biblical ethics and moral teachings to strengthen their spiritual life in facing the 21st Century technological challenges in present situations.Penelitian ini didasarkan atas observasi empiris yang memberi indikasi adanya pengaruh perubahan global, regional, nasional, dan lokal karena perkembangan teknologi informasi komunikasi terbaru yang mempengaruhi segala bidang kehidupan masyarakat, baik secara global. Permasalahan yang muncul, adalah sejauh mana gereja menyikapi tantangan perubahan yang disebabkan oleh adanya disrupsi teknologi ini, dan bagaimana gereja melengkapi para anggota untuk menghadapi pengaruh negatif yang ditimbulkannya. Metodologi yang dimanfaatkan adalah metodologi kualitatif, didukung dengan metode analisis literatur, yang digunakan untuk menggali, mendalami, menampilkan, dan menguraikan gagasan-gagasan tentang Implementasi Pendidikan Warga Gereja Meneguhkan Sikap Etika Moral Menjawab Pengaruh Disrupsi Teknologi. Penulisan ini diawali dengan menetapkan pokok-pokok inti, dan menggali, mendalami, merumuskan, serta menampilkan temuan kemudian menyimpulkan dalam proposisi-proposisi. Diharapkan artikel ini dapat menyiapkan landasan etika moral alkitabiah yang meneguhkan kehidupan rohani warga gereja dalam menjawab tantangan pengaruh teknologi pada Abad XXI pada masa kini

    Studi kata Aku Tersenyum Berdasarkan Ayub 29:24-25 dan Implementasinya bagi Pemimpin untuk Menguatkan Hati Umat

    No full text
    The lives of many people are currently haunted by anxiety and fear due to the COVID-19 outbreak that has hit the world since the beginning of 2020 until now. People feel hopeless and powerless to live life. This situation is also experienced by believers in every local church. A restless heart, a fading spirit, requires hope and a new positive aura from a leader. The book of Job 29:24-25 provides a record of the experience of a leader who is able to awaken and strengthen the hearts of his people through a smile so that this text becomes an interesting study to be implemented by Christian leaders today. The research method used is literature study, collecting and researching primary and secondary sources from books related to the topics of this paper. So the results of the study show that the smile and spirit of a leader have a positive effect and can strengthen and develop the spirit of the people they lead.Kehidupan banyak orang saat ini dihantui kegelisahan dan ketakutan akibat wabah covid-19 yang melanda dunia mulai sejak awal tahun 2020 sampai saat ini. Orang-orang merasa putus asa dan tidak berdaya untuk menjalani kehidupan. Keadaan ini juga dialami oleh orang-orang percaya di setiap gereja lokal. Hati yang gelisah, semangat yang mulai memudar membutuhkan harapan dan aura positif  yang baru dari seorang pemimpin. Kitab Ayub 29:24-25 memberikan catatan pengalaman seorang pemimpin yang mampu membangkitkan dan menguatkan hati umatnya melalui senyuman, sehingga teks ini menjadi kajian yang menarik untuk diimplementasikan oleh pemimpin Kristen saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, mengumpulkan dan meneliti sumber-sumber primer dan sekunder dari buku-buku yang berkaitan dengan topik tulisan ini. Sehingga hasil penelitian menunjukan bahwa senyuman dan semangat seorang pemimpin berpengaruh positif, dapat menguatkan serta membangkit semangat hati umat yang dipimpinny

    Relevansi Pelayanan Visitasi Pastoral Berdasarkan Yohanes 10:11-15 di Lingkungan GMIT Kanaan Naimata

    No full text
    The congregation has not fully felt the pastor's presence in stewardship. Pastors in carrying out pastoral services have not been felt optimally. This is presumably because the pastor will not know about the congregation's problems. Pastors are only busy with organizational activities rather than addressing congregational problems. This paper arises from the author's anxiety due to the lack of direct pastoral visits or social media. There are church members who struggle after being laid off, the struggle of a widow, infidelity and the church's activeness in worship. The purpose of this paper is to motivate the pastor as the pastor to optimize service to the congregation. This study uses a qualitative descriptive analysis approach. A pastor gives himself to listen and observe the situation of his congregation actively. This service is carried out through pastoral visitations. Pastors must respect the privacy of the congregation. It is related to the problem described. The pastor came to know his congregation, not just a meeting in the church building. But he is here to provide solutions to church problems.Kehadiran pendeta dalam penatalayanan belum sepenuhnya dirasakan jemaat. Pendeta dalam melakukan pelayanan pastoral belum dirasakan dengan maksimal. Hal ini ditengarai karena, pendeta tidak akan mengetahui persoalan jemaat. Pendeta hanya sibuk dengan aktivitas organisatoris ketimbang memperhatikan masalah jemaat. Tulisan ini muncul dari kegelisahan penulis karena minimnya perkunjungan pastoral secara langsung maupun melalui media sosial. Ada anggota jemaat yang bergumul usai di PHK, perjuangan seorang janda, perselingkuhan dan keaktifan jemaat dalam beribadah. Tujuan dari tulisan ini untuk memberikan motivasi kepada pendeta selaku gembala mengoptimalkan pelayanan kepada jemaat. Penelitian ini memakai metode kualitatif pendekatan analisis deskriptif. Seorang pendeta memberikan diri untuk secara aktif mendengar dan mengamati situasi jemaatnya. Pelayanan ini dilakukan melalui visitasi pastoral. Pendeta harus menghargai privasi jemaat. Hal itu terkait dengan masalah yang diceritakan. Pendeta hadir mengenal jemaatnya, bukan hanya pertemuan di gedung gereja. Tetapi ia hadir untuk memberikan solusi terhadap persoalan jemaat

    Tinjaun terhadap Food Waste berdasarkan Teori Bioregionalisme Richard Evanoff dan Segitiga Steiner-Evanoff-UKDW

    No full text
    Consumptive behavior is often only based on desires, not based on needs. One form of excessive consumptive behavior is throwing away food which then causes leftovers. This article focuses on consumptive behavior in the form of food waste that occurs in Indonesia and causes ecological damage and inequality in food consumption. This study aims to provide an overview of the importance of awareness of food waste which is studied using Richard Evanoff's bioregionalism theory and the Steiner-Evanoff-UKDW Triangle. The method used in this study is a qualitative method. The author will make a dialectic between the data obtained from the problems he is struggling with and sources of knowledge in the form of literature in the form of journals and websites. Based on the research it was found that cases of food waste and hunger in Indonesia must be overcome in order to achieve ecological sustainability, social justice, and human welfare. The church also has a role in mitigating and tackling the problem of food waste and in order to help other humans who also experience a shortage of food that is suitable for consumption so that God's grace is always maintained and voiced.Perilaku konsumtif seringkali hanya didasarkan pada keinginan semata bukan berdasarkan kepada kebutuhan. Salah satu bentuk perilaku konsumtif berlebih yaitu membuang makanan yang kemudian menyebabkan food waste. Artikel ini menitikberatkan kepada perilaku konsumtif berupa food waste yang terjadi di Indonesia dan mengakibatkan kerusakan ekologi dan ketimpangan dalam konsumsi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran akan pentingnya kesadaran terhadap food waste yang dikaji menggunakan teori bioregionalisme Richard Evanoff dan Segitiga Steiner-Evanoff-UKDW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Penulis akan mendialektikakan antara data yang diperoleh dari masalah yang digumuli dan sumber pengetahuan berupa literatur berupa jurnal dan website. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa kasus food waste dan kelaparan di Indonesia harus diatasi agar terjadi keberlanjutan ekologis, keadilan sosial, dan kesejahteraan manusia. Gereja juga memiliki peran dalam menyuarakan dan menanggulangi masalah food waste dan dalam rangka membantu manusia lain yang juga mengalami kekurangan makanan yang layak untuk dikonsumsi sehingga rahmat Tuhan senantiasa dipelihara dan disuarakan

    Tinjauan Teori Tindak Tutur terhadap Dampak Khotbah Radio Gereja Kristen Muria Indonesia Perjanjian-Nya, Kabanjahe di tengah Pandemi Covid-19

    No full text
    This article discusses the theory of speech acts on the impact of radio sermons by Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Perjanjian-Nya amid the COVID-19 pandemic. The method used in this research is qualitative descriptive. This article consists of three parts. In the first part, the author discusses the service carried out by GKMI Perjanjian-Nya through radio sermons during the pandemic. In the second part, the writer discusses the speech act theory pioneered by John Langshaw Austin and developed by Anna Cho. The speech act theory used in the analysis of this article is based on the definitions of locutions, illocutions, and perlocutions described by Cho. In the third part, the author describes the data from the research and analyses it using the speech act theory. This article concludes that the radio sermon service carried out by GKMI Perjanjian-Nya fulfills the requirements for locutionary, illocutionary, and perlocutionary acts, which are the three main parts of speech act theory. Hearing sermons on the radio helps the community's spiritual growth, as seen through the ability to take ethical responsibility in the form of practices that are in line with God's word preached through the radio.Artikel ini membahas tentang tinjauan teori tindak tutur terhadap dampak khotbah radio GKMI Perjanjian-Nya, Kabanjahe di tengah pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Artikel ini terdiri atas tiga bagian. Di bagian pertama, penulis membahas tentang pandemi COVID-19 dan pelayanan yang dilakukan oleh GKMI Perjanjian-Nya selama masa pandemi. GKMI Perjanjian-Nya melakukan pelayanan kreatif di tengah pandemi dengan memanfaatkan media radio. Tujuan pelayanan yang dilakukan melalui media radio adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan spiritualitas komunitas di tengah pandemi. Di bagian kedua, penulis membahas tentang teori tindak tutur yang dipelopori oleh John Langshaw Austin dan dikembangkan oleh Anna Cho. Teori tindak tutur yang digunakan dalam analisa artikel ini didasarkan terutama pada definisi lokusi, illokusi, dan perlokusi yang dijabarkan oleh Cho. Pada bagian ketiga, penulis memaparkan data hasil penelitian dan analisa dengan menggunakan kajian teori tindak tutur. Artikel ini menyimpulkan bahwa pelayanan khotbah radio yang dilakukan oleh GKMI Perjanjian-Nya memenuhi syarat tindak lokusi, illokusi, dan perlokusi yang adalah tiga bagian utama dari teori tindak tutur. Dari pelayanan khotbah radio, kehadiran Allah dapat dirasakan di tengah umat yang beribadah dari rumah masing-masing dimasa pandemi COVID-19 dan berdampak lewat kesadaran untuk mengambil tanggungjawab etis dalam bentuk praktik dari firman Tuhan yang didengar

    Urgensi Kepemimpinan Multidimensi Gembala dalam Era Digital

    No full text
    Multi dimension shepherd leadership is urgent in the digital age. They move with this model in their vision and insight into the socio-cultural transformation of ordinary people to digital. Shepherd is experiencing mental and emotional health problems. They choose to withdraw from church services because of fatigue, loneliness, and mental disorders. The question what is the meaning of multi-dimension pastoral leadership? What form of multi-dimension leadership is needed? And what strategies can be developed? The purpose of the research is to explain the meaning of multi-dimension pastoral leadership, describe emotional intelligence as an integral part of balanced multi-dimension leadership, and describe the strategies that can be carried out in the development of multidimensional pastoral leadership. The research method used with a qualitative description explores the understanding of multi-dimension leadership in general and its current development. Then the discussion of the shepherd's emotional intelligence continued with the stages and dimensions that can be applied, the description of the multi-dimension leadership service strategy physically and virtually. The result is that multi-dimension leadership relies on the shepherd's emotional intelligence in communication, interaction, innovation, and creativity; Leadership is evolving and is greatly appreciated. Shepherds have multidimensional abilities creating breakthroughs in responding to these challengesKepemimpinan multidimensi gembala sangat mendesak dalam era digital. Model ini dibutuhkan untuk bergerak dengan visi dan wawasan transformasi sosiokultural masyarakat awam menuju digital. Gembala mengalami permasalahan kesehatan mental dan emosi. Mereka memilih untuk mundur dari pelayanan gereja karena mengalami masalah kelelahan, kesepian dan mental psikologi terganggu. Pertanyaannya adalah apakah pengertian kepemimpinan multidimensi gembala yang dimaksud? Bagaimanakah bentuk kepemimpinan multidimensi yang dibutuhkan? Serta strategi seperti apakah yang dapat menumbuh-kembangkannya? Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan pengertian kepemimpinan multidimensi gembala, menggambarkan kecerdasan emosi sebagai bagian integral dari kepemimpinan multidimensi gembala yang seimbang, dan mendeskripsikan strategi strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan kepemimpinan multidimensi gembala.  Metode penelitan yang digunakan dengan deskrispsi kualitatif, menggali pengertian kepemimpinan multidimensi secara umum dan perkembangannya kekinian. Lalu pembahasan kecerdasan emosi gembala, dilanjutkan tahapan dan dimensi yang dapat di terapkan, penjabaran strategi pelayanan kepemimpinan multi dimensi secara fisik maupun virtual.  Hasilnya kepemimpinan multidimensi bergantung kepada kecerdasan emosi gembala dalam komunikasi, interaksi, inovasi, dan kreativitas; kepemimpian selalu mengalami perkembangan dan sangat diapreasiasi. Gembala memiliki kemampuan multidimensi dalam menciptakan terobosan baru dalam menjawab tantangan tersebut

    0

    full texts

    56

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Integritas - Jurnal Teologi is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇