Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar Jakarta
Not a member yet
    180 research outputs found

    EDUKASI PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKKAN INNER CHILD MELALUI REGULASI EMOSI ANAK DI GEREJA BACB

    Get PDF
    The inner child is a part of someone's life that is formed from the time of conception until the age of 12. Therefore, parents play a crucial role in shaping the inner child. If someone has a wounded inner child, it will manifest unconsciously throughout adulthood, both in actions and feelings. One thing a parent can do is regulate their child's emotions. An educational class for parents held at the Bandung City Blessing City Square Church aims to raise awareness regarding the importance of understanding the inner child and emotional regulation in children. The research method used is descriptive qualitative, where the author conducted a literature study to present the material for this educational class. Doing this activity resulted in participants giving positive responses, indicating that the class provided knowledge and skills that can be directly applied. Participants also suggested that educational courses should be conducted regularly and counselling should be available for parents to enhance their parenting abilities further.Inner child merupakan bagian dari kehidupan seseorang yang terbentuk dari sejak dalam kandungan hingga usia 12 tahun, oleh karena itu orang tua memegang peranan penting dalam pembentukan inner child. Jika seseorang memiliki inner child yang terluka maka itu akan muncul pada saat usia dewasa secara tidak sadar baik dalam bentuk tindakan maupun perasaan. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah melakukan regulasi emosi pada anak. Kelas edukasi terhadap orang tua yang dilakukan di gereja Bandung City Blessing City Square, bertujuan untuk memberikan kesadaran akan pentingnya inner child dan regulasi emosi pada anak. Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif, dimana penulis melakukan studi literatur dalam penyajian materi kelas edukasi ini. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah para peserta memberikan respon positif di mana kelas ini memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bisa langsung dipraktekkan. Peserta juga menyarankan agar kelas edukasi dapat dilakukan secara berkala serta adanya konseling bagi orang tua untuk semakin meningkatkan kemampuan sebagai orang tua

    APLIKATIF PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENGATASI DEGRADASI MORAL DI SMPTK SOLA GRACIA ARASTAMAR RANTEBALLA

    Get PDF
    This service activity was held at SMPTK Sola Gracia Arastamar in Ranta Bella Village, Latimojong District, Luwu Regency, South Sulawesi. The PkM was held because many students at SMPTK Sola Gracia were experiencing moral degradation, such as being impolite, liking to curse, stealing and neglecting spiritual activities. This activity answers this problem by conducting education on applicable character education topics based on Christian religious values. The methods used are observation, two-way discussion, and library research. The results showed that SMPTK students who experienced problems after participating in PkM activities showed a behavioural transformation following moral values and Biblical principles. This activity will continue in the advanced monitoring stage, where the PkM team will control the students so that the activities carried out provide satisfactory and sustainable results.Kegiatan pengabdian ini diselenggarakan di SMPTK Sola Gracia Arastamar yang bertempat di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. PkM yang diselenggarakan dilatarbelakangi karena sebagian banyak siswa di SMPTK Sola Gracia sedang mengalami degradasi moral, seperti kurang sopan, suka memaki, mencuri, dan mengabaikan kegiatan-kegiatan kerohanian. Mengacu dari problem tersebut, kegiatan ini hadir sebagai jawaban atas isu tersebut; dengan melakukan edukasi bertopik aplikatif pendidikan karakter berbasis nilai agama Kristen. Metode yang digunakan adalah pengamatan, diskusi dua arah, dan riset pustaka. Hasil yang diperoleh adalah siswa SMPTK yang mengalami masalah, setelah mengikuti kegiatan PkM telah menunjukkan transformasi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan prinsip Alkitab. Kegiatan ini akan berlanjut pada tahap pemantauan lanjutan; dimana tim PkM akan mengontrol  para peserta didik supaya kegiatan yang diselenggarakan benar-benar memberikan hasil yang memuaskan dan berkelanjutan

    PEMBINAAN KAUM PEREMPUAN GMIT SION OEPURA KUPANG SEBAGAI UPAYA MENCEGAH DAN MENGURANGI KEKERASAN PEREMPUAN

    No full text
    Violence against women is inevitable in today’s society. This violence cannot be rejected because the apparent fact is that women cannot resist or reduce it. One of the factors causing it is the stigma about women who should be in second place in society so that they must obey and not argue, which is still rooted very firmly. On this basis, the activities of Dedication to the Society through seminars are carried out. This activity aims to shape and change the paradigm of thinking about the identity and existence of women in stigmatization so that they are capable and influential in the struggle to end violence. The methods used in this activity are lectures, discussions, opinions, and presentations. As for the outcome of this activity, the women at GMIT Jemaat Sion Oepura Kupang have a new paradigm of thinking about women, specifically their identity and their position in a patriarchal society, to reduce and break the chain of violence against women.Kekerasan terhadap perempuan, merupakan hal yang pasti terjadi dalam hidup bermasyarakat saat ini. Kekerasan ini tidak bisa ditolak karena fakta yang terlihat adalah perempuan seperti tidak memiliki kemampuan (kuasa) untuk melawan ataupun menguranginya. Salah satu faktor penyebabnya adalah stigmatisasi tentang perempuan yang harus berada di posisi kedua dalam masyarakat sehingga harus patuh dan tidak boleh berargumen masih mengakar sangat kuat. Berdasarkan hal inilah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui seminar ini dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk dan mengubah paradigma berpikir tentang identitas dan keberadaan kaum perempuan di tengah stigmatisasi sehingga mampu dan berdaya dalam upaya perjuangan penghentian tindakan kekerasan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa ceramah, diskusi dan curah pendapat dan presentasi. Adapun hasil kegiatan ini yaitu para perempuan di GMIT Jemaat Sion Oepura memiliki paradigma berpikir yang baru tentang perempuan secara khusus identitas dan posisinya dalam masyarakat patriarki dalam upaya mengurangi dan memutus rantai kekerasan terhadap Perempuan

    PEMBINAAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA KABANJAHE

    Get PDF
    The Young Catholics (OMK) are individuals born and raised within the Catholic tradition from adolescence to early adulthood. Young people often undergo critical identity and faith development during this phase. OMK currently faces challenges and changes in an increasingly complex and dynamic world. Globalisation, technology, and social changes influence their perspectives on their faith values. The objective of this service is to provide spiritual guidance to OMK, enabling them to understand better and embrace their faith. Activities are conducted through lectures and materials on the Catholic faith, interspersed with games, group dynamics, songs and movements, and practical worship practices. The method used in analysing the results of this CommunityService is qualitative. The outcomes obtained reveal that through the service conducted, OMK has gained additional knowledge and understanding of the values of the Catholic faith.Orang muda Katolik (OMK) adalah kelompok individu yang lahir dan dibesarkan dalam tradisi Katolik. Rentang usia antara remaja hingga awal dewasa. Pada fase ini orang muda banyak mengalami krisis identitas dan iman. OMK saat ini menghadapi tantangan dan perubahan dalam dunia yang semakin kompleks dan dinamis. Faktor seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial memengaruhi pandangan mereka terhadap nilai-nilai iman mereka. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan pembinaan iman kepada OMK agar semakin memahami dan mencintai iman mereka. Kegiatan dilakukan dengan memberikan ceramah dan materi tentang iman Katolik. Pemberian materi juga diselingi dengan games, dinamika kelompok, lagu dan gerak, serta praktik ibadat. Metode yang dipakai dalam analisis hasil Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah metode kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah melalui pengabdian yang telah dilaksanakan OMK semakin menambah pengetahuan dan pemahaman akan nilai-nilai iman Katolik

    PEMBEKALAN DOKTRIN SOTERIOLOGI DAN ANTROPOLOGI GUNA PEMBENTUKAN JATI DIRI SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN YSKI, SEMARANG, JAWA TENGAH

    Get PDF
    Teenage life is a life of searching for one's identity. In these times, it is essential to be able to lay the foundations of Christianity in their lives so that teenagers do not make the wrong choices. Two fundamental doctrines teenagers need to know are Christian soteriology and Christian anthropology. Soteriology discusses how God's plan of salvation works in the lives of teenagers. Anthropology examines the self-image of teenagers whom the blood of Christ has redeemed. Understanding these two fundamental doctrines is very important in the lives of today's teenagers. Based on this need, SMP Kristen YSKI held Community Service activities as a Refreshing Course, which was held for class VIII SMP. This activity was carried out because class VIII students had never been provided with the fundamental doctrines of Christianity, especially those of soteriology and Biblical anthropology. This activity will be held on January 11-12, 2024, at Wisma Elika Bandungan, Central Java. The resource person used interactive lectures and question-and-answer methods to guide students. Students have received the necessary provision so that they understand this central doctrine of Christianity. In the end, a correct understanding of salvation and a Biblical self-image will determine their future steps in life by the teachings of the Bible.Kehidupan remaja disebut sebagai kehidupan yang sedang mencari jati diri. Dalam masa-masa ini, sangatlah penting untuk dapat meletakkan dasar-dasar kekristenan di dalam hidup mereka sehingga para remaja tidak jatuh dalam pilihan-pilihan yang keliru. Dua doktrin dasar yang perlu untuk diketahui oleh remaja adalah soteriologi Kristen dan antropologi Kristen. Soteriologi membahas tentang bagaimana rancangan keselamatan dari Allah bekerja dalam kehidupan para remaja. antropologi membahas tentang gambar diri remaja yang sudah ditebus oleh darah Kristus. Pemahaman kedua doktrin dasar ini sangatlah penting dalam kehidupan remaja saat ini. Berdasarkan kebutuhan ini, SMP Kristen YSKI mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk Refreshing Course yang diselenggarakan bagi kelas VIII SMP. Kegiatan ini dilaksanakan karena siswa kelas VIII belum pernah mendapatkan pembekalan doktrin dasar kekristenan terutama doktrin soteriologi dan antropologi alkitabiah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11-12 januari 2024 di Wisma Elika Bandungan, Jawa tengah. Narasumber menggunakan metode ceramah interaktif dan tanya jawab dalam melakukan pembekalan bagi siswa. Siswa telah mendapatkan pembekalan yang diperlukan sehingga mereka paham tentang doktrin utama kekristenan ini. Pada akhirnya, pemahaman yang benar akan keselamatan dan gambar diri yang alkitabiah akan menentukan langkah hidup mereka kelak sesuai dengan ajaran Alkitab

    PEMBEKALAN PELAYANAN BAGI CALON PELAYAN DAN PELAYAN DI GEREJA GBI GOSYEN BLESSING SURABAYA

    Get PDF
    The form of maturation of God's people is through service, and the Church needs God's servants to carry out Church service tasks. The younger generation needs to be involved because they need to be equipped and prepared for the continuity of the Church in the future. If they are not engaged, developed, and prepared for Christ, the world's ungodliness will attract them, and the Church has no future. Therefore, the aim of the Ecclesiastical Community Service in this research is to provide service provision for prospective ministers at GBI Gosyen Blessing. It is done so that those who have served do not fall into the wrong motivation for service and are competent in carrying out their Church service responsibilities. Those who have not yet served should start to be prepared and given an overview so that they will be stronger when serving. The qualitative research method uses data collection techniques such as observation, interview, literature study, and documentation. The implementation method is through seminars and simulations. The result of this activity was excellent because it practically increased the knowledge and skills that participants could put into practice directly. Church leaders also need to know the strategies for the movement of the Church in the future.Bentuk pendewasaan dari umat Tuhan adalah melalui pelayanan, dan gereja memerlukan pelayan Tuhan untuk mengerjakan tugas pelayanan Gereja. Generasi muda perlu dilibatkan karena mereka perlu dibekali dan disiapkan untuk keberlangsungan Gereja di masa yang akan datang. Jika mereka tidak dilibatkan, tidak dikembangkan, dan tidak dipersiapkan untuk Kristus, kefasikan dunialah yang menarik hati mereka dan Gereja tidak memiliki masa depan. Oleh sebab itu, tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat gerejawi di penelitian ini adalah untuk memberikan pembekalan pelayanan bagi calon pelayan dan pelayan yang ada di GBI Gosyen Blessing. Hal ini dilaksanakan agar yang sudah melayani pun tidak terjatuh di motivasi pelayanan yang salah dan cakap dalam mengerjakan tanggung jawab pelayanan Gereja. Untuk yang belum melayani pun agar mereka sudah mulai disiapkan dan diberikan gambaran agar mereka semakin kokoh ketika melayani. Metode penelitian berupa kualitatif dengan teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Metode pelaksanaan adalah melalui seminar dan simulasi. Hasil dari kegiatan ini sangat baik karena praktis menambah pengetahuan dan keterampilan yang bisa secara langsung dipraktikkan peserta. Pemimpin gereja pun semakin tahu strategi langkah-langkah kegerakan Gereja ke depan

    MODEL KEPEMIMPINAN GEREJA YANG PARTNERSHIP DAN INOVATIF DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA PAPUA DI PAPUA BARAT

    Get PDF
    The movement of an organization cannot be separated from the role of a leader. Still, an important question is what kind of leadership model is suitable to be applied in an oikoum Church organization, in this case, the Papuan Churches Association in West Papua Province. Indeed, what kind of leadership model or style is suitable for developing a complex and pluralistic religious organization such as PGGP West Papua? Can the current leadership model answer the various fundamental problems the West Papua PGGP organization faces? FGD activities get input from participants who are very enthusiastic about participating in this activity. These inputs benefit the future development of West Papua PGGP by considering the strengths, weaknesses, opportunities, and threats. The results of these inputs will provide input for the West Papua PGGP management to carry out appropriate strategies to develop the West Papua PGGP organization in the future in entering the current era of globalization.Bergeraknya sebuah roda organisasi tidak lepas dari peran seorang pemimpin, namun pertanyaan pentingnya adalah model kepemimpinan seperti apa yang cocok diterapkan dalam suatu organisasi Gereja secara oikumene dalam hal ini organisasi Persekutuan Gereja-Gereja Papua di Provinsi Papua Barat. Sesungguhnya model atau gaya kepemimpinan seperti apakah yang cocok dalam pengembangan sebuah organisasi keagamaan yang kompleks dan majemuk seperti PGGP Papua Barat? Apakah   model   Kepemimpinan   yang   sudah   ada   dapat   menjawab berbagai persoalan mendasar yang dihadapi oleh organisasi PGGP Papua Barat. Kegiatan FGD mendapatkan masukan-masukan dari para peserta yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Masukan-masukan tersebut sangat bermanfaatan dalam pengembangan PGGP Papua Barat kedepan. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan ancaman, yang disampaikan peserta FGD akan memberi masukan bagi pengurus PGGP Papua Barat. Sehingga PGGP Papua Barat dapat   melakukan strategi-strategi yang tepat dalam rangka mengembangkan organisasi dan memasuki era globalisasi yang sedang berlangsung saat ini

    PEMBERSIHAN RITUAL DAN SPIRITUALITAS: ANALISIS LUKAS 11:39 DALAM KONTEKS PERIBADATAN

    Get PDF
    This article analyzes ritual and spiritual cleansing in the context of worship according to Luke 11:39. According to the Pharisees' point of view, religious traditions or rituals must be carried out to maintain holiness because the Pharisees are religious leaders, who have the power to teach other people in worship and determine the regulations for carrying out worship. One of them is washing your hands before eating. The act is considered a necessity to show purity. In reality, the religious rituals of the Pharisees were only to justify themselves, while their hearts were far from God. Christians perform ritual cleansing in worship. This tradition is not wrong; it can only result in a shift in the focus of worship. The desire to appear spiritual is a ritual cleansing many people can see. Spiritual cleansing is the most important thing to do. The method used in this research is a qualitative analytical-theological approach using a literature study method. This research concludes that Jesus' words to the Pharisees about cleaning the cup and plate contain a figurative meaning: the human body, namely the heart. The heart needs to be cleansed from all evil and hypocrisy.Artikel ini menganalisis pembersihan ritual dan spiritual dalam konteks peribadatan menurut Lukas 11:39. Menurut sudut pandang orang Farisi, tradisi atau ritual agama harus dilakukan untuk menjaga kekudusan, karena orang Farisi merupakan pemimpin agama, yang memiliki kekuasaan untuk mengajar orang lain dalam beribadah dan menentukan ketetapan-ketetapan dalam menjalankan ibadah. Salah satunya mencuci tangan sebelum makan. Tindakan tersebut dianggap suatu keharusan untuk menunjukkan kesucian. Kenyataannya, ritual agama orang Farisi hanya untuk membenarkan diri sedangkan hati mereka jauh dari Tuhan. Orang Kristen melakukan pembersihan ritual dalam peribadatan. Tradisi ini tidaklah salah, hanya dapat mengakibatkan pergeseran fokus peribadatan. Keinginan untuk terlihat rohani merupakan pembersihan ritual yang dapat dilihat orang banyak. Pembersihan spiritual merupakan hal yang paling utama dikerjakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif analisis-teologis dengan metode studi kepustakaan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perkataan Yesus terhadap orang Farisi tentang membersihkan cawan dan pinggan mengandung makna kiasan yang artinya tubuh manusia, yakni hati. Hati perlu dibersihkan dari segala kejahatan dan kemunafikan

    DAMPAK TEKNOLOGI DIGITAL TERHADAP PEWARTAAN INJIL DALAM KONTEKS MENGGEREJA

    Get PDF
    The development of digital technology has provided new opportunities and challenges in efforts to proclaim the Gospel. Through social media, websites, and other online platforms, evangelizers can reach a wider audience and communicate directly with individuals or groups. However, not all evangelizers or churches can utilize technology effectively to get new souls into evangelism. In this research, the author uses a qualitative approach, which cannot be separated from observation methods and literature studies, to support comprehensive and valid data. To make good use of the potential of digital technology, this article invites churches and Christian missionaries to continue learning, adapting, and using digital tools in ways that support evangelists' vision. By holistically understanding and using digital technology's impact wisely, churches can strengthen their evangelisation efforts and present the Christian message to an increasingly digitally connected generation.Perkembangan teknologi digital telah memberikan peluang baru dan tantangan dalam upaya pewartaan Injil. Melalui media sosial, situs web, dan platform online lainnya, pewarta Injil dapat mencapai audiens yang lebih luas dan berkomunikasi secara langsung dengan individu atau kelompok. Namun, pada kenyataannya tidak semua pewarta Injil atau gereja memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dengan efektif untuk mendapatkan jiwa-jiwa baru dalam penginjilan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif serta tidak lepas dari metode observasi dan studi kepustakaan untuk mendukung data secara komprehensif dan valid. Dalam rangka memanfaatkan potensi teknologi digital dengan baik, artikel ini mengajak gereja dan misionaris Kristen untuk terus belajar, beradaptasi, dan menggunakan alat-alat digital dengan cara yang mendukung visi pewarta Injil. Dengan memahami dampak teknologi digital secara holistik dan menggunakannya dengan bijaksana, gereja dapat memperkuat upaya pewarta Injil dan menghadirkan pesan-pesan kristiani kepada generasi yang semakin terhubung secara digital

    PENINGKATAN KOMPETENSI CRITICAL THINKING, CREATIVITY, COLLABORATION, AND COMMUNICATION DI ERA NEW NORMAL

    Get PDF
    The COVID-19 pandemic (coronavirus disease 2019) has caused various problems in terms of health, education, economy, and other aspects. Vitamins are a complex compound that is needed by the body both for immunity and sharpening focus, especially during this pandemic. Therefore, in this social empowerment, the time conducted counseling on the importance of vitamins to teachers, parents, and students of SD Negeri Court 2. The Covid-19 pandemic has also had an impact on students' 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration and Creativity) skills. To overcome this, the members of the social empowerment also conducted learning by using integer chip props to hone students' 4C skills. Through the collaboration of chemistry study program lecturers who provide socialization of the importance of vitamins and mathematics study program lecturers who provide teaching integer operations with integer chips. By these social empowerment activities, students can focus on observing the learning process and honing students' 4C skills.COVID-19 (penyakit virus corona 2019) menimbulkan berbagai permasalahan di antaranya kesehatan, pendidikan, perekonomian, serta aspek lainnya. Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh baik untuk imunitas maupun menajamkan fokus, terutama di masa pandemi ini. Oleh karena itu, pada Pengabdian Kepada Masyarakat ini, tim pengabdian melakukan penyuluhan pentingnya vitamin kepada guru, orang tua, dan siswa SD Negeri Pengadilan 2. Pandemi Covid-19 juga berdampak pada skill 4C (Critical Thinking, Communication,  Collaboration dan Creativity) siswa. Untuk mengatasi hal ini, para anggota tim pengabdian juga melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga chip bilangan bulat untuk mengasah skill 4C siswa. Melalui kolaborasi dosen prodi kimia yang memberikan sosialisasi pentingnya vitamin dan dosen prodi matematika yang memberikan pengajaran operasi bilangan bulat dengan alat peraga chip bilangan bulat, diharapkan siswa dapat fokus dalam mengamati proses pembelajaran dan mengasah skill 4C siswa

    152

    full texts

    180

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar Jakarta is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇