Jurnal Bastrindo - Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Not a member yet
42 research outputs found
Sort by
Sastra Sebagai Sarana Pengembangan Jati Diri: Aspek Moral Cerpen Si Kakek dan Burung Dara Karya Muhammad Fudoli: Literature as A Means Of Self Development: Moral Aspect of The Short Story Si Kakek dan Burung Dara by Muhammad Fudoli
Abstrak: Tulisan ini bermaksud menjelaskan unsur moral dalam cerpen Si Kakek dan Burung Dara karya Muhammad Fudoli yang dikaitkan dengan sarana pengembangan jati diri. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan aspek-aspek moral dalam cerpen. Data yang terkumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam cerpen Si Kakek dan Si Burung Dara karya Muhammad Fudoli terdapat aspek moral yang dapat dijadikan sarana pembinaan dan pengembangan jati diri manusia Indonesia. Aspek-aspek moral dimaksud adalah percaya diri, pasrah akan kebesaran dan kekuasaan-Nya (takdir), cinta dan kasih sayang (baik sesama, lingkungan atau alam, maupun Tuhan), kehidupan dunia dan akhirat harus dijalani secara seimbang, serta pendidikan sejak dini untuk pengembangan kepribadian anak. Kebenaran suatu norma-norma dalam suatu masyarakat bersifat relatif karena harus merunut kepada norma yang hakiki dari Tuhan sebagai kontrol. Aspek moral ini sangat penting sebagai renungan dan bahan introspeksi karena berkaitan dengan aktivitas yang dapat memberikan alternatif dalam memutuskan atau melakukan suatu tindakan secara tepat dan benar.
Abstract: This paper intends to explain the moral elements in the short story Si Kakek dan Burung Dara by Muhammad Fudoli which are related to the means of developing identity. This study uses the documentation method to collect moral aspects in short stories. The data collected was then analyzed using structural analysis. The results of the study show that in the short story Si Kakek dan Burung Dara by Muhammad Fudoli there are moral aspects that can be used as a means of fostering and developing Indonesian human identity. The moral aspects referred to are self-confidence, surrender to His greatness and power (destiny), love and compassion (both for each other, the environment or nature, as well as God), the life of the world and the hereafter must be lived in a balanced way, as well as education from an early age to child personality development. The truth of a norm in a society is relative because it must follow the essential norm from God as the control. This moral aspect is very important as a reflection and material for introspection because it relates to activities that can provide an alternative in deciding or taking an action correctly and correctly.Tulisan ini bermaksud menjelaskan unsur moral dalam cerpen Si Kakek dan Burung Dara karya Muhammad Fudoli yang dikaitkan dengan sarana pengembangan jati diri. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan aspek-aspek moral dalam cerpen. Data yang terkumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam cerpen Si Kakek dan Si Burung Dara karya Muhammad Fudoli terdapat aspek moral yang dapat dijadikan sarana pembinaan dan pengembangan jati diri manusia Indonesia. Aspek-aspek moral dimaksud adalah percaya diri, pasrah akan kebesaran dan kekuasaan-Nya (takdir), cinta dan kasih sayang (baik sesama, lingkungan atau alam, maupun Tuhan), kehidupan dunia dan akhirat harus dijalani secara seimbang, serta pendidikan sejak dini untuk pengembangan kepribadian anak. Kebenaran suatu norma-norma dalam suatu masyarakat bersifat relatif karena harus merunut kepada norma yang hakiki dari Tuhan sebagai kontrol. Aspek moral ini sangat penting sebagai renungan dan bahan introspeksi karena berkaitan dengan aktivitas yang dapat memberikan alternatif dalam memutuskan atau melakukan suatu tindakan secara tepat dan benar
Membaca Tren Kesepian Generasi Z dalam Lagu Penjaga Hati: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough: Reading Generation Z's Loneliness Trend in the song Penjaga Hati: A Norman Fairclough Critical Discourse Analysis
Abstrak: Generasi Z tumbuh dalam era digital di mana internet, media sosial, dan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Dalam era digital, YouTube dan TikTok menjadi dua platform media sosial yang sering digunakan oleh Generasi Z untuk berbagi pengalaman dan ekspresi pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren kesepian Generasi Z melalui lagu “Penjaga Hati” karya Nadhif Basalamah dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pemanfaatan teknik dokumentasi dan studi pustaka sebagai metode pengumpulan data. Sementara metode analisis datanya menggunakan metode padan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ketiga dimensi yang diperkenalkan oleh Fairclough mencakup 1) teks, bagaimana teks ini disampaikan, 2) praktik diskursif, wacana yang menjadi latar belakang pembuatan lagu dan bagaimana lagu ini diterima atau dikonsumsi, 3) praktik sosio-kultural, mencakup aspek situasional, aspek institusional, dan aspek sosial. Lirik lagu ini juga mencerminkan perasaan kesepian yang dialami oleh Generasi Z sehingga mereka membutuhkan sosok kekasih, orang tua, maupun sahabat.
Abstract: Generation Z has grown up in a digital age where the internet, social media and technology have become an integral part of their daily lives. In the digital era, YouTube and TikTok are two social media platforms that are often used by Generation Z to share their personal experiences and expressions. This research aims to analyze Generation Z's loneliness trend through Nadhif Basalamah's song “Penjaga Hati” using Norman Fairclough's critical discourse analysis approach. This research uses a descriptive qualitative method, utilizing documentation and literature study techniques as data collection methods. While the data analysis method uses the commensurate method. The results of this study reveal that the three dimensions introduced by Fairclough include 1) text, how this text is delivered, 2) discursive practices, the discourse that is the background of making the song and how this song is received or consumed, 3) socio-cultural practices, including situational aspects, institutional aspects, and social aspects. The lyrics of this song also reflect the feelings of loneliness experienced by Generation Z so that they need a lover, parent, or friend.Generasi Z tumbuh dalam era digital di mana internet, media sosial, dan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Dalam era digital, YouTube dan TikTok menjadi dua platform media sosial yang sering digunakan oleh Generasi Z untuk berbagi pengalaman dan ekspresi pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren kesepian Generasi Z melalui lagu “Penjaga Hati” karya Nadhif Basalamah dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pemanfaatan teknik studi pustaka dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Data yang digunakan untuk analisis berasal dari platform media sosial YouTube yang mencakup komentar dan TikTok yang mencakup unggahan mengenai lagu “Penjaga Hati”. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ketiga dimensi yang diperkenalkan oleh Fairclough mencakup 1) teks, bagaimana teks ini disampaikan, 2) praktik diskursif, wacana yang menjadi latar belakang pembuatan lagu dan bagaimana lagu ini diterima atau dikonsumsi, 3) praktik sosio-kultural, mencakup aspek situasional, aspek institusional, dan aspek sosial. Lirik lagu ini juga mencerminkan perasaan kesepian yang dialami oleh Generasi Z sehingga mereka membutuhkan sosok kekasih, orang tua, maupun sahabat
Kesalahan Frasa pada Berita Online Surya.co.id 2023: Phrase Mistakes in Surya.co.id Online News 2023
Abstrak: Gencarnya evolusi media massa online tidak terlepas dari fungsinya sebagai pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia. Namun, naskah berita yang diunggah masih kerap dijumpai kesalahan dalam berbahasa. Hal itu dapat memengaruhi pemahaman, pemikiran, dan persepsi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan frasa pada berita online Surya.co.id edisi Januari hingga Maret 2023. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan mencari, membaca, menyimak, mengidentifikasi, dan mencatat data yang terdapat pada berita. Data dianalisis dengan memfokuskan pada penyebab kesalahan disertai perbaikan frasa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesalahan frasa pada tataran sintaksis. Kesalahan tersebut diklasifikasikan menjadi (1) penggunaan unsur yang mubazir, (2) penggunaan preposisi yang kurang tepat (3) susunan frasa yang kurang tepat, dan (4) penjamakan ganda. Penggunaan unsur yang mubazir mendominasi kesalahan frasa pada berita online Surya.co.id dengan persentase 40%. Diikuti kesalahan penggunaan preposisi yang kurang tepat, susunan frasa yang kurang tepat, dan penjamakan ganda yang masing-masing berfrekuensi 20%.
Abstract: The incessant evolution of online mass media is inseparable from its function as the development and development of the Indonesian language. However, the uploaded news script still often encounters errors in language. It can influence people's understanding, thinking, and perception. This study presents to analyze misphrasing in the January to March 2023 online news Surya.co.id. The method used is descriptive qualitative. Data collection is done by searching, reading, listening, identifying, and recording the data contained in the news. The data is analyzed by focusing on the error’s cause and correcting the phrase. The results present that there were phrasing errors at the syntactic level. These errors are classified into (1) the use of redundant elements, (2) the use of inappropriate prepositions (3) the inappropriate arrangement of phrases, and (4) double pluralization. The use of redundant elements dominates the misphrases in Surya.co.id's online news with a percentage of 40%. Followed by errors in the use of inappropriate prepositions, inappropriate arrangement of phrases, and double pluralization, each of which has a frequency of 20%.Abstrak: Gencarnya evolusi media massa online tidak terlepas dari fungsinya sebagai pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia. Namun, naskah berita yang diunggah masih kerap dijumpai kesalahan dalam berbahasa. Hal itu dapat memengaruhi pemahaman, pemikiran, dan persepsi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan frasa pada berita online Surya.co.id edisi Januari hingga Maret 2023. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan mencari, membaca, menyimak, mengidentifikasi, dan mencatat data yang terdapat pada berita. Data dianalisis dengan memfokuskan pada penempatan dan makna kata yang menyusun frasa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesalahan frasa pada tataran sintaksis. Kesalahan tersebut diklasifikasikan menjadi (1) penggunaan unsur yang mubazir, (2) penggunaan preposisi yang kurang tepat (3) susunan frasa yang kurang tepat, dan (4) penjamakan ganda. Penggunaan unsur yang mubazir mendominasi kesalahan frasa pada berita online Surya.co.id dengan persentase 40%. Diikuti kesalahan penggunaan preposisi yang kurang tepat, susunan frasa yang kurang tepat, dan penjamakan ganda yang masing-masing berfrekuensi 20%.
Kata kunci: frasa, kesalahan berbahasa, media online, dan sintaksi
Tinjauan Materi Ajar Mata Kuliah Wajib Kurikulum Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Review of Teaching Materials for MKWK Bahasa Indonesia in College
Abstrak: Bahan ajar Mata Kuliah Wajib Kurikulm (MKWK) bahasa Indonesia dari beberapa penerbit memiliki variasi dan kedalaman serta keluasan materi yang berbeda, meskipun kompetensi yang ditetapkan sama. Hal tersebut mengimplikasikan ketidakpaduan pada proses ketercapaian atau keterbacaan materi demi mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Penelitian ini memiliki tujuan merumuskan struktur materi dan bahan kajian MKWK bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Rumusan struktur materi dan bahan kajian tersebut diperoleh berdasarkan pembandingan seluruh buku ajar MKWK bahasa Indonesia yang ada, baik cetak maupun digital. Irisan dari materi dan bahan kajian itulah yang dijadikan sebagai rekomendasi struktur materi MKWK bahasa Indonesia di perguruan tinggi yang representatif, yaitu dapat mewakili amanah substansi kajian yang telah digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi, kebutuhan mahasiswa dan dosen, serta kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Penelitian ini menggunakan model studi Pustaka dengan Teknik pengumpulan data berupa dokumen buku ajar MKWK bahasa Indonesia dari berbagai penerbit secara cetak dan digital. Teknik analisis data menggunakan metode kontrastif, yaitu pembandingan dan penentuan irisan materi dari berbagai buku ajar. Pada tahapan penyajian hasil penganalisisan data, digunakan metode informal, yaitu menjelaskan pemaparan perbedaan dari irisan materi yang ditelaah untuk memberikan rekomendasi penyusunan bahan ajar yang representatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat irisan materi dari keseluruhan buku ajar yang diperbandingkan yang mencakup kelompok materi kaidah kebahasaan, kelompok materi notasi ilmiah, kelompok materi wacana, kelompok materi kebahasaan, kelompok materi pengayaan bahasa Indonesia, dan kelompok materi wacana yang mencakup keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan menulis memiliki porsi yang paling tinggi, namun kurang dari sisi pemahaman mengenai aspek dasar kebahasaan. Selain itu, keterampilan berbicara tidak secara lugas dijelaskan karena keterampilan tersebut penting untuk mengasah kegiatan presentasi mahasiswa dalam kegiatan akademik. Oleh karena itu, diharapkan rekomendasi berupa bahan ajar MKWK harus memuat semua kompetensi dalam amanat kurikulum yang disesuaikan dengan tingkat bahan ajar yang mudah dipahami dan merangsang pengembangan kompetensi berbahasa mahasiswa.
Abstract: Teaching materials for Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) from several publishers have different variations and depth and breadth of material, even though the competencies determined are the same. This implies an incoherence in the process of achieving or reading the material in order to achieve the specified competency. This research aims to formulate the structure of Indonesian MKWK material and study materials in higher education. The formulation of the material structure and study materials was obtained based on a comparison of all existing MKWK Indonesian language textbooks, both print and digital. Slices of material and study material are used as recommendations for the structure of Indonesian language MKWK material in representative universities, that is, they can represent the mandate of the study substance that has been outlined in the guidelines for implementing higher education curriculum, the needs of students and lecturers, as well as world needs. business and industrial world. This research uses a library study model with data collection techniques in the form of Indonesian MKWK textbook documents from various print and digital publishers. The data analysis technique uses a contrastive method, namely comparing and determining sections of material from various textbooks. At the stage of presenting the results of data analysis, an informal method is used, namely explaining the differences between the sections of material studied to provide recommendations for preparing representative teaching materials. The results of the research show that there are sections of material from all the compared textbooks which include the linguistic rules material group, the scientific notation material group, the discourse material group, the linguistic material group, the Indonesian language enrichment material group, and the discourse material group which includes listening, reading and learning skills. speaking, and writing. Writing skills have the highest portion, but understanding of basic aspects of language is lacking. Apart from that, speaking skills are not specifically explained even though these skills are important to shape students' presentation skills in academic activities. Therefore, it is hoped that recommendations in the form of MKWK teaching materials must contain all the competencies in the curriculum mandate that are adjusted to the level of teaching materials that are easy to understand and stimulate the development of students' language competencies
Kemampuan Bernalar dan Pengembangan Alinea dalam Membuat Wacana Mahasiswa Universitas Islam Bandung : Reasoning Ability and Paragraph Development in Students' Discourse at Universitas Islam Bandung
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kemampuan bernalar dan pengembangan alinea dalam karya tulis ilmiah mahasiswa di lingkungan Universitas Islam Bandung. Kemampuan bernalar menjadi esensial dalam membentuk wacana yang kuat, sementara pengembangan alinea memiliki peran penting dalam membawa struktur dan alur yang terorganisasi dalam wacana. Metode penelitian menggunakan pendekatan eksploratif dengan pendekatan mix method, menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dari 141 mahasiswa semester awal. Hasil analisis menunjukkan adanya kesalahan bernalar yang mencakup naiknya ke bandwagon, adopsi prasangka, dan alasan melingkar dalam tulisan mahasiswa. Di sisi pengembangan alinea, masih terdapat kesulitan dalam penggunaan struktur kalimat yang tepat, serta kesalahan dalam tata bahasa seperti penulisan ejaan, penggunaan huruf, kata baku, dan tanda baca. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan kemampuan bernalar dan pemahaman tata bahasa dalam konteks penulisan akademik. Dengan mengidentifikasi kesalahan yang dominan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam perbaikan kurikulum untuk memperbaiki aspek yang teridentifikasi. Harapannya, hasil ini akan memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih efektif dan komprehensif di lingkungan akademik.
Abstract: This research aims to investigate the relationship between reasoning ability and paragraph development in the academic writing of students at the Universitas Islam Bandung. The theoretical framework suggests that reasoning ability is essential in constructing strong discourse, while paragraph development plays a crucial role in creating organized structure and flow in discourse. The research methodology employed an exploratory approach using a mixed-method approach, combining quantitative and qualitative data. Data were obtained through questionnaires and interviews involving 141 first-semester students. The analysis revealed reasoning errors such as bandwagoning, biased assumptions, and circular reasoning in students' writing. Concerning paragraph development, difficulties were observed in employing correct sentence structures and grammar, including spelling, the use of capital letters, word choice, and punctuation. These findings underscore the importance of enhancing reasoning skills and grammatical proficiency in academic writing contexts. By identifying prevalent errors, the study aims to serve as a foundation for curriculum improvements to address the identified aspects. The hope is that these results will make a valuable contribution to the development of a more effective and comprehensive approach to teaching the Indonesian language in academic settings.Penalaran atau pola pikir mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam menulis suatu wacana. Sejalan dengan pendapat (Schafersman, 1991) bahwa berpikir kritis adalah berpikir untuk mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, bernalar secara logis menyimpulkan secara reliable dan terpercaya. Mahasiswa dituntut untuk memiliki penalaran aktif dengan pemikiran yang terbuka, kritis, logis, dan tidak sesat agar dalam menuliskan sebuah gagasan, mahasiswa dapat memiliki kemampuan menerjemahkan gagasan atau pemikiran yang dimilikinya melalu bahasa. Namun, kasus di lapangan banyak ditemukan kegagalan dalam menerjemahkan gagasan tersebut menjadi sebuah kalimat-kalimat bahasa yang efektif, terlebih lagi dengan segala keterbatasan pembelajaran yang dilaksanakan secara online efek dari Pandemi Covid-19. Hal ini, menjadi tuntutan terhadap dosen agar dapat meramu pembelajaran bahasa yang dapat melatih mahasiswa mahir berpikir, bernalar, berekspresi, dan berkomunikasi. Pendekatan eksploratif dapat menjadi celah tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Universitas Islam Bandung. Metode yang digunakan adalah mix method dengan adanya penggabungan data kuantitatif dan kualitatif dapat menghasilkan jawaban penelitian yang akuntabel dan komprehensif. Objek penelitian merupakan mahasiswa semester akhir, tahun pembelajaran 2021/2022 yang masih aktif kuliah. Populasi penelitian ialah seluruh mahasiswa yang mengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
MENGAPRESIASI BAHASA DAN SASTRA DAERAH SECARA INTENSIF SEBAGAI KEKUATAN BANGSA DALAM MENGHADAPI ERA TEKNOLOGI DIGITAL: Intensive Appreciation of Regional Languages and Literature as A Nation's Strength in Facing The Era of Digital Technology
Derasnya perkembangan teknologi digital yang masif belakangan ini membuat aspek kehidupan menjadi terpengaruh dampaknya. Dampak itu terlihat dari minimnya penggunaan bahasa daerah dan pembacaan sastra daerah oleh masyarakat Indonesia saat ini. Akibatnya, masyarakat menjadikan bahasa daerah berada di prioritas ketiga dalam tingkatan penggunaan bahasa di lingkungannya setelah bahasa nasional dan bahasa asing (Sutisno et al., 2021). Hal itu amat dirasakan bagi masyarakat saat ini, khususnya Generasi Z dan setelahnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menelusuri faktor apa saja yang menyebabkan Gen Z dan setelahnya tidak mengapresiasi bahasa dan sastra Sunda. Tujuan selanjutnya adalah mencari solusi dalam mewujudkan kesadaran berbahasa dan bersastra Sunda bagi Gen Z dan setelahnya. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan penyebaran angket. Hasil penelitian ini adalah bukan hanya faktor teknologi yang menyebabkan anak tidak mengenal budaya Sunda, melainkan kurangnya kesadaran orang tua dalam membiasakan anak mengapresiasi bahasa dan sastra Sunda dalam lingkungannya pun berpengaruh
Spiritualitas Lawas dalam Tradisi Ponan di Sumbawa Besar: Kajian Semiotika Roland Barthes: Lawas Spirituality in the Ponan Tradition in Sumbawa Besar: Roland Barthes' Study of Semiotic
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna spiritualitas lawas dalam tradisi ponan di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa Besar melalui perspektif semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 13 leksia dalam 99 bait lawas tradisi ponan, yaitu kewa singin Nene kita, Gapar nomo tengan mole, tutit ai kurang ujan, tusenramo lako Nene, ngayapmo lako Sang Raja, peno tudatang bajango, desa darat senap semu, kareng olo pang panungkas, tanda nongka turet adat, sala lema ngeneng ampin, desa tau no to manto, siwa puluh siwa, dan palangan dunia aherat. Hasil analisis leksia menunjukkan bahwa spiritualitas lawas dalam tradisi ponan meliputi ketergantungan kehidupan manusia sebagai seorang hamba dengan Penciptanya, ketergantungan antara manusia dengan manusia lainnya, saling ketergantungan manusia dengan alam, serta saling ketergantungan antara manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Tiga belas leksia dalam lawas tradisi ponan paling banyak mengacu pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan hubungan antarsesama manusia. Ini menunjukkan bahwa relasi manusia secara vertikal dan horizontal harus seimbang.
Abstract: The purpose of this research is to describe the meaning of lawas spirituality in the ponan tradition in Poto Village, Moyo Hilir District, Sumbawa Besar through the semiotic perspective of Roland Barthes. The methods used in data collection, namely observation, interviews, and documentation. Methods of data analysis using descriptive qualitative method. The results of this study found as many as 13 lexia in 99 lawas stanzas of the ponan tradition, namely kewa singin Nene kita, Gapar nomo tengan mole, tutit ai kurang ujan, tusenramo lako Nene, ngayapmo lako Sang Raja, peno tudatang bajango, desa darat senap semu, kareng olo pang panungkas, tanda nongka turet adat, sala lema ngeneng ampin, desa tau no to manto, siwa puluh siwa, and palangan dunia aherat. The results of the lexia analysis show that lawas spirituality in the ponan tradition includes the dependence of human life as a servant and the Creator, the dependence of humans on other humans, the interdependence of humans on nature, and the interdependence of humans on other God's creatures. The thirteen lexia in the lawas ponan tradition mostly refer to the human relationship with the creator and the relationship between human beings. This shows that vertical and horizontal relations must be balanced.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna spiritualitas lawas dalam tradisi ponan di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa Besar melalui perspektif semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 13 leksia dalam 99 bait lawas tradisi ponan, yaitu kewa singin Nene kita, Gapar nomo tengan mole, tutit ai kurang ujan, tusenramo lako Nene, ngayapmo lako Sang Raja, peno tudatang bajango, desa darat senap semu, kareng olo pang panungkas, tanda nongka turet adat, sala lema ngeneng ampin, desa tau no to manto, siwa puluh siwa, dan palangan dunia aherat. Hasil analisis leksia menunjukkan bahwa spiritualitas lawas dalam tradisi ponan meliputi ketergantungan kehidupan manusia sebagai seorang hamba dengan Penciptanya, ketergantungan antara manusia dengan manusia lainnya, saling ketergantungan manusia dengan alam, serta saling ketergantungan antara manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Tiga belas leksia dalam lawas tradisi ponan paling banyak mengacu pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan hubungan antarsesama manusia. Ini menunjukkan bahwa relasi vertikal dan horizontal harus seimbang. Inilah pesan utama lawas tradisi ponan tersebut
Problematika Sosial dalam Novel Janji Karya Tere Liye: Perspektif Thomas J. Sullivan : Sosial Problems in The Novel Janji Written by Tere Liye: The Perspective of Thomas J. Sullivan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika sosial dalam novel Janji karya Tere Liye berdasarkan teori problematika sosial Thomas. J Sullivan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 14 jenis problematika sosial perspektif Thomas J. Sullivan, terdapat delapan jenis problematika sosial dalam novel Janji, yaitu (a) ekonomi dan politik( c) kesehatan, (d) kemiskinan, (e) ras dan etnis, ( g) kejahatan, (h) dan lingkungan. Secara umum problematika sosial di lingkungan keluarga yang terbanyak ditemukan dalam novel Janji. Selain itu, Tere Liye menununjukkan diri sebagai penulis yang memihak kepada kelompok subordinat. Misalnya pada problematika sosial terkait ekonomi dan politik, Tere Liye tidak memihak kepada kelompok penguasa memegang kendali atas sumber daya yang ada. Pada problematika sosial terkait keluarga, Tere Liye memihak kepada keluarga yang dirugikan. Pada problematika sosial terkait kesehatan, Tere Liye memihak kepada kelompok dengan status sosial ekonomi yang rendah. Pada problematika sosial terkait dengan kemiskinan, Tere Liye memihak kepada masyarakat yang tidak memperoleh distribusi SDA. Pada problematika terkait ras dan etnis, Tere Liye memihak kepada etnis minoritas. Pada problematika sosial terkait usia dan ketidaksetaran sosial, Tere Liye memihak kepada tahanan disubordinasi di lapas. Demikian pula dengan problematika sosial terkait kejahatan. Pada problematika sosial terkait lingkungan, Tere Liye berpihak kepada orang yang menaruh perhatian kepada pada Kesehatan.
Abstract: This study aims to describe the sosial problems in the novel Janji by Tere Liye based on Thomas' theory of sosial problems. J Sullivan. This type of research is qualitative research. The data analysis method used in this study is a descriptive analysis method. The results of this study indicate that of the 14 types of sosial problems from the perspective of Thomas J. Sullivan, there are eight types of sosial problems in the Janji novel, namely (a) economics and politics (c) health, (d) poverty, (e) race and ethnicity, ( g) crime, (h) and the environment. In general, the most sosial problems in the family environment are found in the Janji novel. In addition, Tere Liye showed himself as a writer who sided with subordinate groups. For example, in sosial problems related to the economy and politics, Tere Liye does not take sides with the ruling group in control of existing resources. On sosial problems related to family, Tere Liye sided with disadvantaged families. On sosial problems related to health, Tere Liye sided with groups with low socioeconomic status. On sosial problems related to poverty, Tere Liye sided with people who do not get the distribution of natural resources. On issues related to race and ethnicity, Tere Liye sided with ethnic minorities. On sosial problems related to age and sosial inequality, Tere Liye sided with subordinated prisoners in prisons, as well as sosial problems related to crime. On sosial problems related to the environment, Tere Liye sided with people who pay attention to health.s.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika sosial dalam novel Janji karya Tere Liye berdasarkan teori problematika sosial Thomas. J Sullivan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini yakni ditemukan delapan jenis problematika sosial dalam novel Janji karya Tere Liye dari 14 jenis problematika sosial yang dikemukakan oleh Thomas J. Sullivan. Adapun problematika sosial tersebut berupa problematika sosial ekonomi dan politik, keluarga, kesehatan, kemiskinan, ras dan etnis, usia dan ketidaksetaraan sosial, kejahatan, dan lingkungan. Terdapat 16 data dari delapan jenis problematika sosial yang ditemukan. Masing-masing satu data ditemukan dalam problematika sosial ekonomi dan politik serta kemiskinan. Masing-masing dua data ditemukan dalam problematika kesehatan, ras dan etnis, usia dan ketidaksetaraan sosial, kejahatan, dan lingkungan. Adapun empat data lainnya ditemukan dalam problematika sosial keluarga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa problematika sosial keluarga paling banyak ditemukan dalam novel Janji. Selain itu, dari hasil data-data yang ditemukan menunjukkan bahwa Tere Liye adalah penulis yang memihak kepada kelompok subordinat
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MAHASISWA UNISBA DALAM MENGANALISIS DAN MENULIS TEKS BERDASARKAN KAIDAH KETATABAHASAAN: Improving Language Skills of Unisba Students in Analyzing and Writing Texts With Strengthening Language Materials
Abstrak: Ada beberapa jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang, yakni mendengar, membaca, menulis, dan berbicara. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berbahasa mahasiswa dalam membaca sebuah teks untuk dianalisis kesesuaian kaidah tata bahasanya. Di samping itu, tujuan lain penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui korelasi kemampuan berbahasa mahasiswa dalam menganalisis dan menulis sebuah teks. Penelitian yang bersifat uji variabel ini sangat cocok menggunakan metode campuran atau yang biasa disebut mix method, yakni metode kuantitatif dengan metode kualitatif. Penggunaan mix method ini akan menghasilkan uraian jawaban penelitian yang komprehensif dan akuntabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan grafik pengetahuan keterampilan berbahasa mahasiswa setelah diberikan treatment materi bahasa Indonesia.
Abstract: There are several types of language skills that a person has, namely listening, reading, writing, and speaking. Therefore, the purpose of this study was to determine the extent of students' language skills in reading a text to analyze the suitability of the grammar rules. In addition, another aim of this research is that the researcher wants to know the correlation of students' language skills in analyzing and writing a text. Research that is a test of this variable is very suitable to use mixed methods or what is commonly called the mix method, namely quantitative methods with qualitative methods. The use of this mix method will result in a comprehensive and accountable description of the research answers. The results of the study showed that there was an increase in the knowledge graph of students' language skills after being given treatment on Indonesian material.Dalam setiap kegiatan akademik di lingkungan kampus, mahasiswa harus selalu menerapkan keterampilan berbahasa yang baik. Keterampilan berbahasa yang harus dimiliki itu di antaranya adalah membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut ternyata masih banyak kekurangannya pada diri mahasiswa, terutama pada keterampilan membaca. Alhasil, mahasiswa tidak mampu menulis dan berbicara dengan baik sesuai kaidah bahasa Indonesia. Jadi, keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh mahasiswa sebelum mereka menerapkan keterampilan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berbahasa mahasiswa dalam membaca sebuah teks untuk dianalisis kesesuaian kaidah tata bahasanya. Di samping itu, tujuan lain penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui korelasi kemampuan berbahasa mahasiswa dalam menganalisis dan menulis sebuah teks. Penelitian yang bersifat uji variabel ini cocoknya menggunakan metode campuran atau yang biasa disebut mix method, yakni metode kuantitatif dengan metode kualitatif. Penggunaan mix method ini akan menghasilkan uraian jawaban penelitian yang komprehensif dan akuntabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan grafik pengetahuan keterampilan berbahasa mahasiswa setelah diberikan treatment materi bahasa Indonesia
Ekranisasi Novel Raja, Ratu, dan Rahasia Karya Wulanfadi ke Dalam Bentuk Film Sutradara Findo Purwono: Raja, Ratu, dan Rahasia Novel and Film Ecranization Studies
Abstrak: Karya sastra dapat dinikmati tidak hanya berbentuk tulisan saja, melainkan audio visual berupa film. Dalam hal ini, karya sastra dapat dinikmati dalam bentuk film. Perubahan karya sastra ke dalam bentuk film dapat dilakukan melalui proses ekranisasi. Pengadaptasian novel ke film disebut dengan ekranisasi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan analisis ekranisasi novel Raja, Ratu, dan Rahasia Karya Wulanfadi ke dalam bentuk film Karya Sutradara Findo Purwono, sehingga dapat diketahui perbandingan antara novel sebagai bentuk asli dari cerita, dengan film hasil proses ekranisasi yang dilakukan. Peneletian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti menjabarkan hasil dengan cara mendeskripsikan melalui kata-kata dan gambar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca, menonton, mencatat, serta membandingkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya sebelas data pengurangan berupa pengurangan tokoh, penghilangan adegan, dan penghilangan dialog, dua data penambahan berupa penambahan dialog yang disajikan dalam adegan yang ditayangkan, dan dua belas data perubahan variasi berupa perbedaan latar, perbedaan adegan, perbedaan watak, perbedaan latar, serta perbedaan lagu sebagai pendukung dalam adegan, sehingga menimbulkan perbedaan beberapa unsur cerita dari novel ke film. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi dilakukan oleh sutradara berdasarkan kesesuaian antara cerita dengan durasi, tempat, serta situasi dan kondisi. Meskipun menimbulkan perubahan, tetapi tidak mengubah inti cerita.
Abstract: Literary works can be enjoyed not only in the form of writing, but audio-visual in the form of films. In this case, literary works can be enjoyed in the form of films. Changes in literary works into film form can be done through the process of ecranization. Adapting a novel to film is called ecranization. The purpose of this study is to describe the results of the analysis of the ecranization of Wulanfadi's novel Raja, Ratu, dan Rahasia into film form, by finding changes such as reductions, additions, and changes in variations. This research uses a type of qualitative research. Researchers describe the results by describing through words and pictures. Data collection techniques are done by reading, watching, taking notes, and comparing. The results showed that there were eleven data reductions in the form of character reduction, scene omissions, and dialogue omissions, two additional data in the form of additional dialogues presented in the scenes that were shown, and twelve variation change data in the form of differences in settings, differences in scenes, differences in character, differences in settings, as well as the difference in the song as the support in the scene, giving rise to differences in several story elements from the novel to the film. Overall, the changes that occur are made by the director based on suitability between the story and the duration, place, and circumstances. Even though it causes changes, it doesn't change the core of the story.Abstrak: Karya sastra dapat dinikmati tidak hanya berbentuk tulisan saja, melainkan audio visual berupa film. Dalam hal ini, karya sastra dapat dinikmati dalam bentuk film. Perubahan karya sastra ke dalam bentuk film dapat dilakukan melalui proses ekranisasi. Pengadaptasian novel ke film disebut dengan ekranisasi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan analisis ekranisasi novel Raja, Ratu, dan Rahasia Karya Wulanfadi ke dalam bentuk film Karya Sutradara Findo Purwono, sehingga dapat diketahui perbandingan antara novel sebagai bentuk asli dari cerita, dengan film hasil proses ekranisasi yang dilakukan. Peneletian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti menjabarkan hasil dengan cara mendeskripsikan melalui kata-kata dan gambar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca, menonton, mencatat, serta membandingkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya sebelas data pengurangan berupa pengurangan tokoh, penghilangan adegan, dan penghilangan dialog, dua data penambahan berupa penambahan dialog yang disajikan dalam adegan yang ditayangkan, dan dua belas data perubahan variasi berupa perbedaan latar, perbedaan adegan, perbedaan watak, perbedaan latar, serta perbedaan lagu sebagai pendukung dalam adegan, sehingga menimbulkan perbedaan beberapa unsur cerita dari novel ke film. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi dilakukan oleh sutradara berdasarkan kesesuaian antara cerita dengan durasi, tempat, serta situasi dan kondisi. Meskipun menimbulkan perubahan, tetapi tidak mengubah inti cerita