AbstrakOktawirani, Panca. 2008. Keberadaan Populasi Tungau KuningPolyphagotarsonemus latus (Banks) pada Beberapa Galur HarapanWijen di Kebun Percobaan Sumberrejo-Bojonegoro. Skripsi, ProgramStudi Biologi,FMIPA, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)Prof. Dr. Hj. Mimien H. Irawati, M. S, (II) Ir. Tukimin. S.W.Kata kunci: keberadaan populasi, tungau kuning, Polyphagotarsonemus latus(Banks), wijen.Wijen (Sesamum indicum L.) adalah tanaman semak semusim termasukfamili Pedaliaceae (Soenardi, 1996). Biji wijen mengandung 35-57% minyak, 19-25% air, 20-30% protein, 11% karbohidrat, 14 % lemak jenuh, dan 85, 8 % lemaktak jenuh. Usaha-usaha peningkatan produktivitas wijen masih terus diupayakan,namun upaya tersebut masih mengalami beberapa hambatan, antara laindipengaruhi oleh penggunaan benih yang memiliki kualitas kurang baik,terbatasnya lahan, budidaya wijen yang belum intensif, penggunaan varietas lokaldengan tingkat produktivitas yang rendah, serangan penyakit dan gangguanorganisme pengganggu tanaman (OPT)( Suprijono,1996). Salah satu hama wijenadalah tungau kuning Polyphagotarsonemus latus. Tujuan dari penelitian iniadalah 1) mengetahui keberadaan populasi tungau kuning P. latus pada 21 galurharapan dan 4 varietas di Kebun Percobaan Sumberrejo-Bojonegoro, 2)mengetahui intensitas kerusakan daun oleh tungau kuning P. latus di KebunPercobaan Sumberrejo-Bojonegoro. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptifkomparatif. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2008. Tempat penelitianberada di Kebun Percobaan Sumberrejo-Bojonegoro dan di Laboratorium HamaBalai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS). Data yang diamatiyaitu keberadaan populasi P. latus yang meliputi dari fase telur, larva, nimfa, danimago pada 20 daun per galur dan varietas sebanyak tiga kali ulangan. Untukmencari intensitas kerusakan, daun diskor dan kemudian digunakan rumus:I = Σ n x v x 100%.N x VHasil penelitian menunjukkan bahwa pada keberadaan populasi tungauP. latus tertinggi pada 55-65 HST (Hari Setelah Tanam). Terjadi penurunanpopulasi pada 75 HST. Intensitas kerusakan daun wijen mulai ditemukan pada 25HST. Intensitas meningkat pada 35, 45, 55, 65 hingga 75 HST. Intensitaskerusakan dipengaruhi oleh keberadaan populasi tungau kuningPolyphagotarsonemus latus (Banks) fase larva, nimfa dan imago. Populasi telurtungau tidak mempengaruhi tingkat kerusakan daun dikarenakan telur tidakmenggigit dan menghisap cairan daun.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar diadakan penelitianlebih lanjut yang mengkaji karakteristik dan pengaruh galur terhadap keberadaandan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tungau P. latus sebagai acuan untukmenentukan ketahanan galur juga disarankan penelitian lebih lanjut untukmengetahui life table (neraca kehidupan) dari P. latus