Setelah terjadi bencana, suplai daya listrik terputus dan infrastruktur sistem komunikasi pada umumnya mengalami kerusakan. Tim evakuasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau BASARNAS dan paramedik memerlukan komunikasi untuk kegiatan penyelamatan dan koordinasi. Dengan bantuan balon udara sebagai repeater, fotovoltaik dan baterai cadangan sebagai catu dayanya, maka teknologi komunikasi W-LAN dapat digunakan untuk menggantikan sistem komunikasi lainnya dan menjangkau lebih luas di area bencana. Modifikasi topologi jaringan W-LAN ini di simulasikan menggunakan Network Simulator NS2 untuk mengetahui kelayakan dan kinerjanya. Pada skenario jarak, ketinggian balon udara dari 100 sampai 150 meter memberikan kinerja yang stabil dan pada skenario jumlah host dari 15 sampai 45 user, sistem masih mampu memenuhi trafik transfer dokumen elektronik, komunikasi media sosial dan gambar bergerak sesuai standar yang ditetapkan IEEE_802.11b-1999.Setelah terjadi bencana, suplai daya listrik terputus dan infrastruktur sistem komunikasi pada umumnya mengalami kerusakan. Tim evakuasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau BASARNAS dan paramedik memerlukan komunikasi untuk kegiatan penyelamatan dan koordinasi. Dengan bantuan balon udara sebagai repeater, fotovoltaik dan baterai cadangan sebagai catu dayanya, maka teknologi komunikasi W-LAN dapat digunakan untuk menggantikan sistem komunikasi lainnya dan menjangkau lebih luas di area bencana. Modifikasi topologi jaringan W-LAN ini di simulasikan menggunakan Network Simulator NS2 untuk mengetahui kelayakan dan kinerjanya. Pada skenario jarak, ketinggian balon udara dari 100 sampai 150 meter memberikan kinerja yang stabil dan pada skenario jumlah host dari 15 sampai 45 user, sistem masih mampu memenuhi trafik transfer dokumen elektronik, komunikasi media sosial dan gambar bergerak sesuai standar yang ditetapkan IEEE_802.11b-1999