Situs Liangan yang ditemukan tahun 2008 dan diteliti sejak tahun 2009 merupakan situs yang tergolong kompleks. Setidaknya ada tiga area yang sudah diketahui yaitu hunian, pertanian,
dan pemujaan berlatar Hindu. Hingga 2016, situs yang terkubur oleh material vulkanis Gunung Sindoro ini sudah terbuka sekitar 3 hektare. Berdasarkan identifikasi data arkeologi dan
pengumuran melalui analisis karbon, secara kronologis situs Liangan ditempatkan setidaknya dari abad II hingga XI Masehi. Hal itu selanjutnya menjadi permasalahan tersendiri, yaitu konteks kesejarahan situs Liangan secara spesifik berdasarkan bukti-bukti data arkeologis. Berkaitan dengan hal itu, dengan metode deskriptif-analitis yang didukung sumber-sumber sejarah, diketahui bahwa Liangan kuno berkembang sejak pra-Hindu hingga masa kejayaan Matarām Kuno. Lebih spesifik lagi, situs Liangan dapat dikaitkan dengan Rakai Layang Dyah Tlodhong, raja yang
memerintah Matarām dari tahun 918 M sampai 928 M, sekaligus menunjukkan bahwa permukiman Liangan kuno adalah setingkat watak, bukan wanua