Peningkatan jumlah kunjungan wisata Kabupaten Sidoarjo sebesar 101% pada tahun 2010 merupakan indikator besarnya poteni pariwisata di Sidoarjo. Sayangnya potensi yang menjadi kekuatan sekaligus peluang dala pengembangan pariwisata di Sidoarjo masih belum digarap seara serius oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Menimbang pentingnya sektor pariwisata bagi akselerasi pertumbuhan perekonomian daerah Sidoarjo, dirasa penting untuk melakukan kajian terhadap Perspektif Kepariwisataan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei terhadap 214 orang sampel wisatawan. Data penelitian dianalisis menggunakan tiga teknik yaitu deskriptif, importnce-performance analysis (IPA), dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pengembangan diantaranya adalah, pertama, belum optimalnya implementasi saptapesona yang menjadi ikon kepariwisataan serta kepentingan wisatawan seperti keamanan, ketertiban, kebersihan kenyamanan, keindahan, keramahtamahan, serta kenangan atau keunikan. Kedua, kurang seriusnya dan kurangnya perhatian pemerintah Kabupaten Sidoarjo terhadap pengembangan wisata yang ada masih bersifat parsial dan tidak berkesinambungan. Ketiga, kurang adanya koordinasi diantara SKPD Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang ada bersama stakeholder dalam mengoptimalkan potensi pariwisata di Sidoarjo secara lebih baik, utamanya masalah moda transportasi ke ODTW, infrastruktur yang terkait utilitas seperti penerangan, listrik persediaan air mibnum, sistem irigasi, akses jalan ke arah likasi. Keempat, kurangnya promosi secara terinttegratif serta pencitraan ODTW melalui berbagai media cetak dan elektronik. Kelima, kurangnya kerjasama dengan agen wisata serta lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Sidoarjo untuk menggalakkan wisata pendidikan bagi siswa usia dini dan menengah.
Konsep pengembangan Pariwisata di Sidoarjo dapat dilakukan dengan 1) menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan perekonomian masyarakat sekitar, 2) optimalisasi kerjasama dan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya maupun stakeholder, 3) pemasaran pada Produk Pariwisata