Kebudayaan Indonesia yang terkenal dengan sikap hangatnya kepada setiap orang, terlebih khusus dilihat didalam kegiatan publik seperti aktifitas jual-beli di pasar tradisional. Sayangnya, kurangnya pengetahuan untuk mengelola dan menjaga usaha merupakan permasalahan yang umum ditemukan di hampir setiap pasar tradisional di Indonesia.Insting menjual habis meskipun pada harga yang merugikan, diskon yang berlebihan, bonus pembelian yang berebihan merupakan contoh-contoh yang mengakibatkan terjadinya kerugian tanpa sepengetahuan penjual. Implementasi sistem yang dapat mengatasi masalah-masalah diatas terlihat mudah, namun menjadi sulit ketika dihadapkan dengan sistem yang mengelola usaha dikarenakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem tersebut, seperti faktor kebudayaan. Merancang sistem yang dapat memprediksi market berdasarkan behavior dari pembeli dan menangkap informasi tersebut merupakan solusi terbaik, dimana solusi tersebut dapat beradaptasi dengan kebutuhan dari lingkungan pasar tradisional. Penjual diminta untuk meng-input informasi barang mereka yang nantinya digunakan sebagai input untuk proses predictive analytics.Hasilnya kemudian disajikan kepada pengguna sebagai bagian dari keputusan bisnis mereka, dan juga sebagai input knowledge capturing dan knowledge transfer. Kombinasi antara analisis dan knowledge process kemudian menjadi suatu sistem yang dapat di-integrasikan, yang mana dapat digunakan sebagai sistem informasi yang beradaptasi dengan lingkungan pasar Indonesia