Sebuah karya sastra tidak lahir dari kekosongan sosial budaya dalam rantai kehidupan masyarakat. Salah satu isu yang kerap melatar belakangi lahirnya karya sastra adalah isu tentang diskriminasi sosial. Dengan menggunakan karya sastra, penulis mencoba menggambarkan realitas sosial sebuah sistem masyarakat dan memberikan kritik terhadap diskriminasi tersebut. Cerpen yang berjudul La Karamata Lin Nabi fi Wathanihi karya Taufiq al-Hakim juga memuat isu diskriminasi di dalamnya. Kisahnya menceritakan sikap diskriminatif yang dilakukan oleh masyarakat desa terhadap seorang yang buruk rupa sedang mencari dambaan hati untuk dinikahinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk diskriminasi yang dilakukan masyarakat kepada tokoh utama dan mengapa masyarakat melakukan diskriminasi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak catat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Salah satu teori untuk membedah rumusan masalah tersebut adalah teori sosiologi sastra. Dalam penelitian ini teori sosiologi sastra yang digunakan merujuk pada pemikiran Rene Wellek dan Austin Warren. Mereka menyatakan bahwa hubungan karya sastra dengan masyarakat yakni, karya sastra merupakan dokumen sosial dan bentuk potret kenyataan sosial. Hasil penelitian ini yaitu ditemukan dua bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap tokoh utama (Zanjir), yaitu diskriminasi fisik dan diskriminasi status sosial. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya didiskriminasi adalah kurangnya kesadaran bahwa sebenarnya manusia memiliki derajat yang sama di hadapan Tuhan, pengaruh dari orang lain mengenai cara pandang terhadap individu sehingga mengakibatkan subjektivitas nilai terhadap seseorang dan status sosial dianggap sebagai puncak dari segalanya