Latar belakang: Bayi yang diberi minum ASI lebih awal dengan efektif dan pemberian kolostrum
diyakini dapat mengurangi kejadian hiperbilirubinemia fisiologis (Yuliana, 2018). Pentingnya
pemberian ASI sedini mungkin pada bayi agar mendapatkan kolostrum yang dapat mengeluarkan
mekonium dengan bilirubin tinggi. Hiperbilirubin adalah kondisi umum pada bayi baru lahir yang
mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera pada mata disebabkan terlalu banyaknya bilirubin
darah, dimana ikterik merupakan salah satu kegawatdaruratan yang sering terjadi pada bayi baru lahir
(Rini, 2021).
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI dalam penurunan tanda ikterus pada bayi baru
lahir berdasarkan studi literatur.
Metode: Penelitian ini menggunakan literatur review, Metode pencariannya PICOST dengan insklusi
diakses dari database google scholar dan pubmed, subjek ibu yang menyusui ASI, naskah fullteks,
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tahun terbit 2017-2022, sesuai dengan topik
penelitian yaitu pemberian ASI dalam penurunan tanda ikterus dan penyesuaian tujuan penelitian
yaitu penurunan tanda ikterus. Seleksi jurnal menggunakan PRISMA. Penelitian kualitas uji
kelayakan JBI Critical Appraisal Tools Study Cross Sectional. Strategi yang digunakan dalam
pencarian literature review menggunakan PICOST. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
pemberian ASI dengan penurunan tanda ikterus.
Hasil: Hasil penelitian menyatakan bahwasanya adanya pengaruh pemberian ASI dalam penurunan
tanda ikterus pada bayi . Dari 10 jurnal menyatakan 5 frekuensi dengan kategori sering, 2 jurnal sering
dan 1 cukup sering
Simpulan dan Saran : Penanganan primer ikterus yang direkomendasikan salah satunya adalah Air
Susu Ibu( ASI) . Dari 10 jurnal menyatakan ikteru 6 jurnal menyatakan pemberian ASI secara
eksklusif dapat menurunkan kadar ikterus dan 5 jurnal menyatakan bahwa ASI tidak ekslusif dapat
menurunkan kadar ikterus. Frekuensi pemberian ASI dalam 10 jurnal menyusui sebanyak 8-12 x
dalam sehari