Kecamatan Rawalo memiliki angka kasus COVID-19 relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain yang ada di Kabupaten Banyumas. Sebagai upaya untuk menangani pandemi, pemerintah melakukan pemberian vaksinasi COVID-19 yang bertujuan untuk menekan angka kasus COVID-19 dengan membentuk Herd Immunity pada masyarakat. Lansia merupakan kelompok yang berisiko tinggi mengalami morbiditas dan mortalitas akibat paparan penyakit COVID-19. Namun, cakupan vaksinasi COVID-19 pada lansia di Puskesmas Rawalo masih tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi program dengan model CIPP (Conteks, Input, Process, Product) secera kompleks dan komprehensif mengenai bagaimana pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan metode observasi dan wawancara mendalam yang dipilih dengan teknik Purposive Sampling. Subjek penelitian sebagai informan utama antara lain Kepala Puskesmas, Ketua Tim Program Vaksinasi COVID-19, Koordinator Vaksinasi COVID-19 dan Kader kesehatan. Sementara itu, kelompok lansia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sebagai informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan cakupan vaksinasi pada lansia masih rendah yaitu 10% untuk dosis 3. Hal tersebut dikarenakan edukasi yang kurang menyeluruh, kurangnya SDM (petugas vaksinasi), dan koordinasi yang kurang efektif. Terdapat perbedaan data selama identifikasi lansia. Adanya kendala teknis dan non teknis dalam pencatatan dan pelaporan dengan PCare. Jadi, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada aspek yang mempengaruhi proses pelaksanaan vaksinasi dan cakupan yang vaksinasi masih rendah terutama untuk booster 1 dan 2.
Kata kunci: Evaluasi CIPP; COVID-19; Lansia; Program vaksinas