Paraquat merupakan herbisida yang digunakan pada pertanian. Akumulasi paraquat pada tanaman sayur jika dikonsumsi dapat bersifat racun dan menyebabkan gangguan pada organ ginjal seperti kerusakan pada glomerulus berupa edema spatium Bowman, serta pada tubulus berupa infiltrasi sel radang dan pembengkakan sel epitel tubulus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh (TBW) terhadap perbaikan histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Induksi paraquat dilakukan pada seluruh perlakuan kecuali KN. Susunan perlakuan yang terdiri dari KN (tween 80 1%), KP (paraquat 25 mg/KgBB), P1 (kombinasi TBW 770 mg/KgBB), P2 (kombinasi TBW 385 mg/KgBB), P3 (kombinasi TBW 192,5 mg/KgBB). Parameter yang diamati yaitu histologis ginjal meliputi diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, dan persentase nekrosis pada tubulus proksimal. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan diameter glomerulus, penurunan lebar ruang Bowman serta penurunan persentase nekrosis sel tubulus proksimal pada perlakuan P1-P3 dengan dosis optimum yang dapat memperbaiki struktur histologis ginjal yaitu 385 mg/KgBB. Kesimpulan penelitian ini yaitu kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh berpengaruh memperbaiki struktur histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat