Perubahan pemimpin di dalam sebuah organisasi pasti terjadi, karena sebuah organisasi/ institusi membutuhkan perubahan gaya kepemimpinan sebagai salah satu bentuk pembaharuan budaya. Jika tidak ada perubahan struktur organisasi, maka anggota organisasi akan terasa jenuh dan juga monoton. Jika kejenuhan terjadi dalam suatu organisasi maka akan dapat menimbulkan strees kerja yang nantinya akan berdampak pada produktivitas kerja. Hal ini pasti tidak diinginkan organisasi, maka di beberapa organisasi akan mengalami perubahan pimpinan setiap empat hingga lima tahun sekali. Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu: Metode Wawancara dan Metode Observasi atau Pengamatan. Hasil penelitian ini berupa dampak yang dirasakan setelah adanya perubahan kepemimpinan. Pertama, adanya perubahan budaya organisasi yang didalamnya terdapat perencanaan yang terarah dan terlaksanakan sesuai timeline yang dibuat dan juga lebih mengedepankan pendekatan personal terhadap mahasiswa untuk dapat menajalankan arahan dan mewujudkan tujuan organisasi berupa tertib administrasi. Perubahan yang kedua adalah bentuk komunikasi yang dijalankan saat ini lebih mengedepankan dua arah bukan hanya instruksi seperti periode kepemimpinan sebelumnya. Kepemimpinan saat ini selalu mengikutsertakan semua personil dalam berkomunikasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga, penegakkan disiplin terhadap seluruh pihak yang ada dalam organisasi termasuk dengan seluruh mahasiswa. Perubahan keempat adalah Pelaksanaan operasional instansi perguruan tinggi ini memulai untuk mengikuti standar nasional pendidikan tinggi agar tidak ada lagi kebohongan saat melakukan pengisian atau pengajuan akreditasi di masa mendatang. Pendekatan personal yang digunakan pimpinan saat ini untuk mempengaruhi para bawahannya agar mengikuti dan mentaati kebijakan-kebijakan yang telah di buat