Coffee grounds are a by-product of the coffee brewing process. Currently, coffee grounds in the community are still untapped waste. Whereas spent coffee grounds has the potential to be converted into various high value bio-products that are environmentally friendly. This study aims to characterize coffee grounds waste which is popular in the community as a supporting material for renewable energy. This study uses a comparative method of 3 samples of Arabica coffee grounds (SCG-A), Robusta (SCG-R), and the Arabica-Robusta blend (SCG-AR) from coffee brands that are popular in Indonesian. Quantitative analysis was carried out by comparing the percentage of residual yield of the three samples. Qualitative characterization of coffee grounds was carried out using the FTIR 8300/8700 Spectrophotometer. The results of the three samples showed different rendemen values, namely 70% SCG-A, 60% SCG-R, and 80% SCG-AR. The FTIR test results showed that the three spent coffee grounds had the same functional group characteristics in the frequency range of 650–3900 cm-1. The detection of the hydroxyl functional group (-OH), the asymmetric strain of the CH bond of the methyl group (-CH3), and the stretching vibration of CO in the COH bond found in coffee grounds waste shows its potential as a supporting material for renewable energy if a further process is carried out in the form of pyrolysis/calcination at room temperature. 700◦C. Utilization of spent coffee grounds in the community can be done by establishing a Spent Coffee Grounds Bank (SCG Bank), educating the public so that they are willing to donate spent coffee grounds, and managing SCG as a supporting material for renewable energy.Ampas kopi merupakan hasil samping yang diperoleh dari proses penyeduhan kopi. Saat ini, ampas kopi yang ada di masyarakat masih menjadi limbah yang belum dimanfaatkan. Padahal limbah ampas kopi berpotensi untuk dikonversi menjadi berbagai bio-produk bernilai tinggi yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi limbah ampas kopi yang populer di masyarakat sebagai bahan pendukung energi terbarukan. Penelitian ini menggunakan metode komparasi 3 sampel limbah ampas kopi Arabica (SCG-A), Robusta (SCG-R), dan perpaduan Arabica-Robusta (SCG-AR) dari merk kopi yang populer di masyarakat Indonesia. Analisis kuantitatif dilakukan dengan membandingkan persentase rendemen residu dari ketiga sampel. Karakterisasi limbah ampas kopi secara kualitatif dilakukan menggunakan Spektrofotometer FTIR 8300/8700. Hasil perhitungan rendemen ketiga sampel menunjukkan nilai yang berbeda, yaitu 70% SCG-A, 60% SCG-R, dan 80% SCG-AR. Hasil Uji FTIR menunjukkan ketiga ampas kopi memiliki karakteristik gugus fungsi yang sama pada rentang frekuensi 650–3900 cm-1. Terdeteksinya gugus fungsi hidroksil (-OH), regangan asimetris ikatan C-H gugus metil (-CH3), dan vibrasi ulur C-O dalam ikatan C-O-H yang terdapat pada limbah ampas kopi menunjukkan potensinya sebagai bahan pendukung energi terbarukan apabila dilakukan proses lanjutan berupa pirolisis/kalsinasi pada suhu 700◦C. Pemanfaatan limbah ampas kopi di masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan mendirikan Bank Limbah Ampas Kopi (SCG Bank), edukasi kepada masyarakat agar bersedia menyumbangkan limbah ampas kopi, dan pengelolaan limbah ampas kopi menjadi bahan pendukung energi terbarukan
