India Abad 16 dan 17 (Tinjauan Tentang Ke-beragam-an dalam Beragama)

Abstract

Sebagaimana diketahui bahwa di India pada abad 16 dan 17 terdapat budaya dan agama yang sangat beragam. Walaupun terdapat penganut agama Yahudi di selatan, Zoroaster dari Persia di barat Laut, sekte Jain di Gujarat, Sikh di Amritsar, keberadaan dua agama yaitu Hindu dan Islam hamper meliputi seluruh Kawasan india. Khusus agama hindu sangat banyak ragam dan varian-nya dan hampir setiap kasta terdapat bentuk peribadatan dengan dewa-dewanya masing-masing. Begitu pula dikalangan Islam  di India terdapat penganut agama Islam yang bervarian dan beragam corak dan penghayatan agama mereka.Keadaan sangat beragam ini mendapat perhatian pengasa pada waktu itu yang berusaha untuk mempersatukan budaya dan agama di India. Salah seorang tokoh yang sangatterkenal adalah akbar (1556-1605) yang berusaha mengampuh dan  mengembangkan pemaduan budaya dan agama di India terutama Hindu dan Islam. Langkah dan usaha akbar ini kemudian dilanjutkan oleh para penggantinya yaitu Jahangir (Salim, 1605-1627), shah Jahān (1628-1658) saatmana policy Akbar mencapai puncaknya. Sudah wajar kalua gaya dan cara masing-masing penerus ini juga mempunyai persamaan dan perbedaan. Langkah dan usaha Akbar dan para penerusnya tersebut ada yang dapat terbaca dalam beberapa karya Dārā Shikōh yang akan dikemukakan dalam bagian tulisan ini. Tentang India dapatlah dikatakan bahwa di India abad 16 dan 17 telah berakar kuat ke-beragam-an agama yang dari sisi budaya-agama barangkali dapat diungkapkan dengan “sinkretisme” dan “sintetisme”. Dalam kesempatan ini akan dicoba untuk mengemukakan apa yang terjadi secara budaya-agama di Inia abad dimaksud dengan berangkat sambil memperhatikan karya Dārā Shikōh

    Similar works