Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara karya sastra dan perubahan social terkait dengan politik seksualitas. Secara umum, karya-karya sastra di dunia yang ditulis oleh pengarang laki-laki, secara historis memiliki muatan yang banyak memosisikan perempuan sebagai objek terutama terkait dengan tubuh dan seksualitasnya. Setelah peristiwa 11 September 2001 yang secara koinsidental hampir bersamaan dengan munculnya era Reformasi di Indonesia, baik di Indonesia maupun Prancis semakin banyak karya-karya bertemakan Islam yang ditulis. Dengan menganalisis karya-karya bertemakan Islam yang ditulis oleh pengarang laki-laki, yakni Syngué Sabour Pierrede Patience, karya Atiq Rahimi and Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, artikel ini menggunakan lensa teori dengan mengetengahakn konsep mengenai politik seksualitas. Sebagai metode, digunakan analisis wacana kritis sebagai usaha untuk memahami beroperasinya kekuasaa bahasa di dalam karya-karya tersebut. Fokus dari penelitian ini adalah pada aspek fundamental yang dipandang oleh penulis novel untuk menjustifikan kontrol terhadap seksualitas perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa tubuh dan seksualitas perempuan dikendalikan baik secara fisik maupun simbolis, tidak hanya oleh laki-laki tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengontrol moralitas publik dan untuk melanggengkan rejim kekuasaan laki-laki yang dilembagakan secara agama, budaya dan politik.
[The article aims to explore the relation between the work of literature and the social changes on the politics of sexuality. In general, literary works written by male authors, historically have a lot of content that positions women as objects, especially related to their body and sexuality. After the incident of September, 11, 2001, which coincidentally almost in the same time with the emergence of the Refromasi era in Indonesia, both in Indonesia and France, more Islamic-themed work were written. By analyzing Islamic-themed works written by male authors, namely, Syngué Sabour Pierre de Patience by Atiq Rahimi and Ayat-Ayat Cinta, by Habiburrahman ElShirazy, this article uses a theoretical lens by highliting the concept of the politics of sexuality. Critical discourse analysis method is used as an attempt to understand the operation of the power of language in these works. This article focused on the fundamental aspects considered by the authors to justify the control over women’s body and sexuality. This research finds that women’s body and sexuality are controlled both physically and symbolically, not only by men but also by their families and society. The objective is to control the public morality and to perpetuate the religiously, culturally, and politically institutionalized male dominant regime.