Seloko adat masyarakat melayu jambi dalam aktivitas dakwah islamiyah: Studi deskriptif pada seloko adat di desa Pematang Gadung Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Jambi

Abstract

Sebelum masuknya ajaran Islam, masyarakat Melayu sudah memegang teguh budaya atau tradisinya, sehingga salah satu cara menyebarkan Islam yang dilakukan oleh juru dakwah terdahulu dengan cara berdialog dengan budaya lokal. Masuknya Islam pada masyarakat Melayu Jambi tidak menyingkirkan budaya atau tradisi-taradisi lokal akan tetapi budaya atau tradisi dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan dakwahnya dengan cara memasukkan unsur-unsur ajaran Islam ke dalam budaya atau tradisi local atau sebaliknya. Dengan demikian, masyarakat tidak menganggap Islam sebagai musuh dan menerima dengan baik ajaran Islam yang disampaikan kepadanya. Salah satu dari tradisi yang berkolaborasi dengan ajaran Islam yaitu seloko masyarakat Melayu Jambi. Seloko mengandung nasehat-nasehat yang berlandaskan al-Quran dan As-Sunnah yang tergambar pada seloko “adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah, syarak mengato adat memakai”. Penelitian ini mencoba menjelaskan perkembangan Seloko Adat Masyarakat Melayu Jambi di Desa Pematang Gadung Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Prov. Jambi, penerapan seloko adat masyarakat melayu Jambi dalam kegiatan dakwah Islamiyah di desa Pematang Gadung, keselarasan nilai-nilai seloko adat masyarakat Melayu Jambi dengan pesan dakwah Islam di Desa Pematang Gadung, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Prov. Jambi. Metode yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tekhnik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Seloko masyarakat Melayu Jambi berkembang dengan baik di Desa Pematang Gadung, masyarakat mempelajari dan memahami seloko dengan cara mbertanya kepada Ketua Adat atau kepada tuo-tuo tengganai. Di Desa Pematang Gadung seloko digunakan dalam beberapa aktivitas, acara “mengantar tando” atau lamaran, obrolan sehari, ceramah agama, musyawarah penyelesaian konflik. Selain itu dalam seloko adat masyarakat Melayu jambi memiliki keselarasan dengan pesan dakwah yang berkaitan dengan pesan aqidah, pesan akhlak, pesan syariah

    Similar works