Ketahanan pangan menjadi kunci utama dalam kondisi Covid-19, dimana masyarakat di Kota Malang yang mempunyai lahan terbatas di harapkan memberdayakan berbagai potensi yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan di Kelurahan Polowijen adalah berdirinya Kampung Budaya Polowijen sejak 2 April 2017 yang mempunyai berbagai aktivitas dengan tujuan memberdayakan masyarakat. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kampung Budaya Polowijen RW 02 saat ini sedang berupaya menanam berbagai sayur mayur sebagai upaya ketahanan pangan dimasa pandemic ini. Permasalahan utama yang dihadapi Poktan (KBP) adalah masih sedikitnya tanaman karena terbatasnya sumbangan sosial warga sehingga infrastrukturnya pun masih terbatas. Selain itu masalah lain yang terjadi adalah masalah manajerial dalam pengelolaan kampung. Tujuan utamayang ingin dicapai dari program ini adalah menjadikan mitra sebagai kelompok masyarakat yang tangguh dalam hal ketahanan pangan dengan cara mengembangkan vertical garden urban farming sehingga dapat menghasilkan sayur mayur yang akan dimanfaatkan oleh warga sekitar. Harapannya dengan adanya teknologi ini masyarakat KBP semakin berdaya dan sejahtera. Solusi yang akan dilakasanakan untuk mengatasi permasalahan utama adalah penambahan infrastruktur guna mengoptimalkan hasil panen sayur. Luaran wajib program adalah produk berupa penambahan infrastruktur dan bibit sayur mayur. Sedangkan target luaran tambahan adalah publikasi pada Proseding Nasional Ciastech diUniversitas Widyagama Malang. Sedangkan target tambahan bagi masyarakat adalah meningkatnya pemberdayaan masyarakat di sekitar KBP