25,097 research outputs found
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TANJUNG KARANG DI LAMPUNG
Pengembangan Stasiun Tanjung Karang didasarkan pada perkembangan kereta api lampung yang mengalami trend positif dari tahun ke-tahun. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah penumpang kereta api 7.22% setiap tahunnya, serta adanya program pemerintah dalam rangka pembangunan jss dan trans sumatera railway. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya stasiun yang mampu menampung aktivitas penumpang kereta api yang semakin kompleks. Kebutuhan masyarakat tersebut antara lain adalah moda transportasi massal yang aman dan nyaman serta transportasi umum yang saling terintegrasi, integrasi moda transportasi darat pada kawasan stasiun dapat mempermudah masyarakat mengakses stasiun tanjung karang.
Letak geografis lampung yang berbatasan langsung dengan selat sunda dan pulau jawa juga memberi dampak positif terhadap perkembangan ekonomi, sosial budaya, pariwisata, serta transportasi di Lampung. Oleh karena itu Stasiun Tanjung Karang dikembangkan menjadi sebuah bangunan komersil yang mampu memberi kesan dan daya tarik bagi masyarakat yang baru mengunjungi Lampung.
Lampung merupakan sebuah daerah yang masih memegang erat prinsip dan tradisi budayanya. Hal ini terwujud dalam kehidupan sehari-hari warga terutama di daerah pedesaan, masih banyak didapati rumah-rumah tradisional Lampung yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Rumah adat pribumi Lampung secara umum bernama Sessat. Dengan mengangkat khazanah budaya lampung sebagai konsep dasar bangunan digabungkan dengan arsitektur kekinian melalui konsep arsitektur dekonstruksi, diharapkan bangunan stasiun dapat mencerminkan kekayaan kearifan lokal Lampung yang selama ini masih kurang dikenal oleh banyak oran
PURWARUPA SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI WAREHOUSE YANG BEROPERASI DENGAN PURWARUPA AUTOMATED GUIDED VEHICLE
Di dalam perekonomian global dengan persaingan yang ketat, penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi memiliki peran penting dalam meraih kesuksesan (Gary, 2011). Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menjadi
kontrol atau pengendali suatu alat, contohnya Automated Guided Vehicle (AGV). AGV merupakan salah satu handling equipment yang digunakan di gudang. AGV mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan kegiatan di gudang. Seiring dengan meningkatnya penggunaan AGV di industri, beberapa metode alternatif untuk mengoperasikan AGV juga dikembangkan. Salah satunya adalah pengintegrasian dengan sistem informasi gudang atau dikenal dengan Warehouse Management System (WMS). Di laboratorium Elektronika Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, penelitian mengenai pembuatan purwarupa AGV dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di laboratorium tersebut. Purwarupa AGV yang dirancang menggunakan mikrokontroler Arduino dengan basis pergerakan line follower. Adanya keterbatasan dalam purwarupa AGV yang dirancang, menjadi alasan utama penelitian sistem informasi ini dilakukan. Sistem informasi dirancang dan dibuat dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Hasil akhir dari penelitian ini berupa sistem informasi yang memiliki fungsi untuk mengontrol pergerakan purwarupa AGV, serta memiliki beberapa fungsi yang dapat ditemukan dalam Warehouse Management System. Uji coba sistem dilakukan dengan melakukan proses penyimpanan barang, proses pengambilan barang dan proses pergerakan pulang purwarupa AGV. Hasil dari uji coba tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 94% untuk proses penyimpanan barang, 92,67% untuk proses pengambilan barang, dan 96,36% untuk proses pergerakan pulang purwarupa AGV
PEMBANGUNAN APLIKASI PERMAINAN PELIHARAAN BERBASIS SOSIAL DAN LOKASI
Permainan peliharaan berbasis sosial dan lokasi, merupakan solusi untuk memfasilitasi pengguna yang ingin berinteraksi dengan peliharaan secara virtual dengan kesan nyata di dalam kehidupan. Permainan yang telah ada sebelumnya seperti "Tamagochi" hanya terbatas pada satu perangkat dan tidak dapat berinteraksi dengan kesan dunia nyata.
Pengembangan dari permainan peliharaan berbasis sosial dan lokasi dilakukan dengan menggunakan framework CodeIgniter serta Android. Pengembangan pada web service menggunakan CodeIgniter dan pada platform mobile menggunakan Android. Pada aplikasi ini dilakukan pengintegrasian dengan situs jejaring sosial Foursquare yang mana digunakan untuk mengambil data lokasi pada basis data Foursquare. Perangkat yang digunakan dalam pengembangan ialah Eclipse, NetBeans, PhpMyAdmin, dan Apache Web Server.
Pengembangan serta integrasi dengan situs jejaring sosial yang banyak digunakan saat ini menghasilkan permainan pemeliharaan berbasis sosial dan lokasi. Aplikasi ini dapat bermanfaat dalam alternatif permainan sosial berbasis web dan sebagai media hiburan dalam memfasilitasi interaksi sosial di dalam dunia maya
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN FASILITAS BANDAR UDARA PATTIMURA, AMBON
Sebagai kota yang sedang berkembang dan memiliki potensi SDA, Pariwisata dan sejarah dan sangat berpotensi dalam perkembangan jasa transportasi, khususnya transportasi udara dibanding transportasi lainnya. Dari tahun ke tahun jumlah penumpang terus mengalami peningkatan, sehingga perlu adanya perbaikan dan pengoptimalam akan fasilitas yang ada seperti pada jalur terminal kedatangan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 150 responden yaitu penumpang bandar udara Pattimura. Untuk itu akan digunakan uji validitas dan reliabilitas dalam mengecek valid dan reliable kuesioner tersebut dengan menggunakan software SPSS versi 21. Pengolahan selanjutnya menggunakan microsoft office excel dan metode importance performance analysis.
Dari hasil perhitungan tingkat pelayanan fasilitas di jalur kedatangan, bahwa baggage conveyor belt, hall kedatangan di waktu tidak sibuk, fasilitas umum/toilet, dan baggage claim area sudah sesuai dengn persyaratan teknis pengoperasian fasilitas sisi darat bandar udara. Namun, hall kedatangan jika dalam waktu sibuk dan kerb kedatangan sesuai perhitungan dan kenyataan dilapan belum sesuai dengan persyaratan teknis pengoperasian fasilitas sisi darat bandar udara. Ada beberapa faktor yang perlu dibenahi oleh pihak bandar udara untuk melihat kenyamaan penumpang akan fasilitas yang diberikan dengan kepentingan yang ada seperti, kelengkapan fasilitas publik di area kedatangan, fasilitas ATM Center, fasilitas kaum difabel, pelayanan petugas jalur terminal, kebersihan toilet, kecepatan dalam pengambilan bagasi, perawatan peralatan pada toilet dan ketersediaan jumlah kloset dan wastafel pada toilet kedatangan
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KAPASITAS JALAN DAN KECEPATAN KENDARAAN DI JALAN A.M. SANGAJI
Jalan A.M. Sangaji merupakan ruas jalan di pusat perdagangan dan perniagaan di kota
Yogyakarta. Permasalahan yang sering timbul adalah konflik arus lalulintas dan hambatan
samping yang dapat menyebabkan kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang
kondisi lalulintas yang dipengaruhi oleh aktivitas pasar dengan menganalisis kinerja jalan dan
pengaruh hambatan samping terhadap kecepatan kendaraan ringan serta mengetahui perubahan
nilai kecepatan arus bebas, derajat kejenuhan, kapasitas dengan membandingkan kondisi saat ini
dengan kondisi tanpa kendaraan parkir, tanpa pejalan kaki, tanpa kendaraan tidak bermotor, dan
tanpa kendaraan keluar masuk jalan.
Penelitian dilaksanakan selama tiga hari yaitu Sabtu, 5 Maret 2011, Minggu, 6 Maret
2011 dan Senin,7 Maret 2011 pada jam-jam sibuk yaitu pagi hari pada pukul 06.00 – 07.00 WIB,
siang hari pada pukul 11.00 – 13.00 WIB, sore hari pada pukul 16.00 – 17.00 WIB. Penelitian
perhitungan yang dilakukan yaitu kecepatan tempuh kendaraan ringan, Volume Lalulintas dan
hambatan samping untuk tiap interval waktu 15 menit. Hasil masing-masing penelitian dipilih
jam puncak tertinggi yang akan digunakan untuk analisis menggunakan MKJI 1997 untuk
mengetahui kinerja jalan. Dari penelitian diperoleh bahwa nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar
0,68. Berdasarkan analisis menggunakan MKJI 1997, untuk mengatasi masalah Lalu lintas,
penulis memberikan alternatif solusi yaitu dengan meniadakan parkir dikedua sisi jalan
(alternatif 3) dapat menambah kapasitas jalan dari 2140,2 smp/jam menjadi 2852,8 smp/jam dan
menambah kecepatan dari 26 km/jam menjadi 31,5 km/jam. Sedangkan nilai Derajat Kejenuhan
(DS) dapat diturunkan dari 0,97 menjadi 0,5
HOTEL BINTANG TIGA DI YOGYAKARTA BERDASARKAN KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB)
Dari hasil peringkat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang,
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan kedua nasional di bawah
Provinsi Bali. Sedangkan angka tertinggi rata – rata TPK hotel berbintang di DIY
ditempati oleh hotel bintang tiga sebanyak 54,39%. Sebagai solusi akan
permintaan kebutuhan hunian kamar hotel yang masih tinggi tersebut maka akan
didirikan sebuah Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta.
Di sisi lain isu pemanasan global (global warming) yang masih
menghangat di segala bidang kehidupan mendorong munculnya suatu ide - ide
maupun konsep bangunan rendah energi. Dari situ lahir suatu bangunan dengan
konsep Zero Energy Building (ZEB) melalui upaya yang lebih progresif dalam
mengurangi penggunaan energi dan emisi gas akibat efek rumah kaca.
Bangunan hotel selalu berhubungan erat dengan penggunaan energi.
Berdasarkan analisa profil penggunaan energi tahunan, disimpulkan bahwa beban
pendinginan dan pencahayaan ruang merupakan faktor utama yang menjadi
permasalahan energi pada Hotel Bintang Tiga. Agar menjadi hemat energi, maka
diperlukan strategi desain pengendalian udara dan cahaya ke dalam elemen -
elemen arsitektural melalui pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam
hotel berdasarkan konsep ZEB. Strategi desain pengendalian udara dan cahaya ke
dalam elemen - elemen arsitektural tersebut mencakup strategi desain terhadap
bentuk, orientasi bangunan, tata massa, selubung bangunan, bukaan, layout ruang
dalam, sirkulasi, tekstur dan bahan, warna, serta tata landscape.
Diharapkan hadirnya Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan
konsep Zero Energy Building (ZEB) ini mampu mendorong lahirnya bangunan –
bangunan lain dengan kosep sejenis yang ramah lingkunga
KAJIAN TEKNIS PELAYANAN TERMINAL BUS OEBOBO, KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR
Oebobo terminal is a terminal that expected able to filling the public transportation’s need of Kupang city and its around, but in fact its activity, there are many public transportation that should grounded inside the terminal and parking at parking area as their route section on the contrary groundedat outside the terminal or most called by Kupang’s people as “shadow terminal”, so that caused the jammed traffic at some roads line in Kupang city. In order to conducting a research, there is some phase, consist of: location survey, validity test, and reliability, determining samples number, interview, and distributing questionnaire, peak hour calculation. The data collection is conducted through questionnaire distribution to the user of terminal service. The respondents who are able to collected as much as 200 persons that consist of 100 persons as a passenger of public transportation and 100 persons as a driver crew. The analysis is conducted by calculating Important Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). The research result is gained that the index value of average satisfaction from the passenger of public transportation at Oebobo terminal toward 8 (eight) service factors as much as 82,61 percent that included in very satisfy criteria. The other terminal facility factors that have been filling the expectation (such as: toilet, small mosque, kiosk, park and etc.) is included to less satisfy criteria and should be a major priority to developed its performance by terminal management. The average satisfaction index of user (driver crew) at Oebobo terminal based on 7 (seven) service factors as much as 76,12 percent that included in satisfy criteria. The other terminal facility factors that has been filling the expectation (such as: toilet, small mosque, kiosk, park and etc.) is included to less satisfy criteriaand should be a major priority to developed its performance by terminal management. The number of bus that can parking inside Oebobo terminal as much as 56 vehicles, if it is in peak hour, there are 15 vehicles, so the terminal that for bus area still sufficing the capacity for vehicles parking that planned
PERBANDINGAN MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PUBLIK (MODEL ALTMAN, SPRINGATE DAN OHLSON)
This research aims to find out which models are the most accurate in predicting bankruptcy public companies. The Model used in this study is 3 (three), namely: Altman, Springate and Ohlson. The population in this research is a company manufacturing and non manufacturing in Indonesia stock exchange in the period 2001-2011, unless the company the financial sector (banking and nonbanking). The sample used was the manufacturing and non-manufacturing companies, where the company filed for bankruptcy 11 (category 1) and 11 companies still operate (category 2). The company is still operating and is listed on the Indonesia stock exchange was used as a comparison of companies into bankruptcy. In this study it can be concluded that the hypothesis is not proven by the results of research, in which the model predicts Springate bankruptcy better than Altman's model and Ohlson model
ANALISIS KINERJA RUAS JALANWATES (STUDI KASUS PADA JALANWATES DEPAN PASAR GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA)
Sebagai kota dengan predikat kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta merupakan salah
satu daerah dengan tingkat gangguan lalu lintas yang cukup besar. Yogyakarta juga merupakan
kota dengan tingkat perkembangan penduduk tinggi. Hal ini diprediksi akan mempengaruhi
permasalahan transportasi. Keadaan ini dialami oleh Jalan Wates, Gamping, Sleman ( depan
Pasar Gamping ) sebagai salah satu jalan yang cukup sering terjadi masalah pada ruas jalannya.
Analisis dan evaluasi perlu dilakukan agar tercipta efisiensi dan kenyamanan dalam berlalu
lintas.
Analisis yang dilakukan mengacu pada manual yang sesuai dengan kondisi arus lalu
lintas di Indonesia. Dalam hal ini dilakukan analisis menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 untuk memperhitungkan kinerja lalu lintas yang meliputi analisis operasional dan
perencanaan untuk ruas jalan perkotaan. Selanjutnya untuk menentukan kriteria tingkat
pelayanan (LOS) mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14 Tahun 2006 dan
HCM. Data lalu lintas diperoleh dari pencacahan jumlah kendaraan di lapangan yang dilakukan
selama 3 hari (11, 12, 13 Desember 2010) pada jam-jam sibuk dan disajikan dalam bentuk tabel
data kendaraan, dan kemudian dianalisis kinerja lalu lintasnya.
Berdasarkan hasil analisis kinerja pada ruas Jalan Wates, Gamping, Sleman ( depan Pasar
Gamping ) sepanjang 200 meter dengan metode MKJI 1997, pada tahun 2010 derajat kejenuhan
(DS) masih memenuhi kriteria kelayakan yaitu 0,56, dengan kecepatan tempuh kendaraan ringan
50 km/jam, dan waktu tempuh 14,4 detik. Ruas jalan tersebut masuk kategori tingkat pelayanan
kelas C. Sedangkan mulai tahun 2013-2019 sudah tidak memenuhi kriteria kelayakan karena
derajat kejenuhan (DS) telah lebih dari 0,75. Kecepatan kendaraan ringan sebagai parameter
kinerja juga mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga waktu tempuh menjadi lebih lama.
Hal ini menunjukkan bahwa ruas Jalan Wates, Gamping, Sleman ( depan Pasar Gamping )
memerlukan antisipasi untuk peningkatan kinerja jalan tersebut. Berdasarkan alternative
pemecahan masalah yang dilakukan, didapatkan bahwa Skenario 3 menutup bukaan dan
melebarkan jalan ( penggabungan skenario 1 dan 2 ) mengurangi derajat kejenuhan menjadi 0,6
pada tahun 2011, kecepatan tempuh kendaraan ringan menjadi 53 km/jam, dan waktu tempuh
menjadi 13,6 detik pada tahun
2011. Untuk 2013 – 2015 derajat kejenuhan sudah melewati 0,75 tapi masih bisa ditolerir,
namun untuk tahun 2015 dan seterusnya diperlukan pemecahan lain dan pengebangan jalan lagi
karena derajat kejenuhannya sudah melewati 1
PUSAT PELATIHAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA
Pusat Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta merupakan fasilitas yang dapat mewadahi
kegiatan pelatihan dan pertandingan bulutangkis bagi para calon atlit serta dapat berlatih secara
profesional untuk menghadapi even-even tertentu baik di daerah maupun nasional.
Pusat pelatihan bulutangkis ini menampung 50 atlit dan 500 penonton. Para calon atlit
dilatih oleh 4 pelatih teori dan 4 pelatih lapangan. Sistem pelatihan adalah 30 % teori dan 70 %
praktik dibantu dengan peralatan yang memadai.
Dengan sistem pelatihan yang terkoordinasi dengan baik melalui penyediaan asrama dan
kelengkapan fasilitas bagi atlit dan penonton, maka pusat pelatihan ini dapat memberikan
kenyamanan bagi penggunanya. Sebagai inti dari permainan bulutangkis yaitu gerakan kok yang
tidak terganggu oleh angin, maka pertimbangan desain untuk bangunan GOR sangat
mengutamakan aspek tersebut. Akan tetapi, mengingat aktivitas olahraga bulutangkis juga
berkaitan dengan gerakan tubuh dan visual, maka kenyamanan penghawaan dan pencahayaan
juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penerapan sistem bangunan terlihat pada penataan
ruang agar atlit dan penonton tetap merasa nyaman meskipun suhu tubuh naik karena melakukan
banyak gerakan.
Penataan ruang GOR untuk mendukung kenyamanan ditentukan dengan pemilihan
susunan lapangan. Melalui analisis manual dan penggunaan software yang mendukung
ditemukan susunan lapangan yang digunakan sebagai layout dari gedung bulutangkis. Layout
tersebut didukung dengan penataan ruang dalam dan ruang luar sehingga diperoleh sistem
sirkulasi yang tidak saling mengganggu antara pemain dan penonton.
Karena bangunan ini akan menjadi satu-satunya pusat pelatihan bulutangkis di
Yogyakarta yang melatih calon atlit muda, maka perencanaan dan perancangan dibuat
berdasarkan kaidah-kaidah dan standard internasional yang berlaku
- …