420 research outputs found

    REAKSI METANOLISIS LIMBAH MINYAK IKAN MENJADI METIL ESTER SEBAGAI BAHAN BAKAR BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS NaOH

    Get PDF
    Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang produksinya dapat diperbaharui. Biodisel diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui esterifikasi dengan alkohol. Biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi ulang mesin diesel. Minyak ikan dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel karena mengandung asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas secara cepat terjadi karena adanya enzim lipase aktif pada saat proses pembuatan minyak ikan menjadi biodsel sehingga dapat dikonversi menjadi metil ester dengan proses esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan biodiesel dari limbah ikan dengan pengolahan limbah secara fisik, kimiawi, dan biologis, menentukan waktu reaksi optimum esterifikasi, serta menentukan banyaknya soda kaustik (NaOH) yang dibutuhkan agar didapatkan pemisahan antara gliserin dan metil ester yang optimum. Variabel tetap yang digunakan terdiri dari : berat minyak ikan 50 ml, waktu pemasakan 120 menit, perbandingan kadar minyak: metanol (1:6), % berat katalis, sedangkan variabel berubahnya terdiri dari : NaOH , dan waktu esterifikasi, variasi NaOH yang dipakai dalam penelitian ini adalah 3,5gr, 4,5gr, 5,5gr , dan 6,5gr dan variasi untuk waktu esterifikasinya adalah 30, 45, 60, dan 75 menit. Dapat disimpulkan bahwa pada waktu 75 menit, perbandingan minyak :methanol = 1:6 dan dengan penambahan NaOH 3,5 gram memberikan konversi maksimal yaitu 80,59%

    PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KINETIKA REAKSI METANOLISIS MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL (DITINJAU SEBAGAI REAKSI HOMOGEN)

    Get PDF
    The necessity of petroleum is getting increase day to day, that is caused scarcely fuel oil. In order to anticipate this problem, it is necessary to find a fuel oil alternative which is obtained from plants oil, known as biodiesel. In this research biodiesel was made from methanol and waste oil by methanolysis process which was done in a three neck round bottom flask in a batch condition. It was made by 2 : 1 stoichiometrically feed ratio between methanol, waste oil, and KOH catalyst 2.5 % of oil weight and a 400 rpm rate of stirring. The temperature was done between 30-70 oC with a 10 oC interval. Biodiesel was analysed by glycerol analysis using acetin methode. The higher temperature, the higher biodiesel concentration result at the same time. The reaction rate constant equation approached by arrhenius equation, and the equation was k = 714.726 e-3243.5/T. Keywords : methanolysis, waste oil, biodiesel, glycero

    Studi Kinetika Reaksi Metanolisis Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

    Full text link
    Surfaktan merupakan surface active agent yang banyak diaplikasikan dalam bidang industri kimia berkaitan dengan kemampuannya menstabilkan emulsi antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan berbasis minyak nabati merupakan pengembangan teknologi di bidang surfaktan yang selama ini didominasi oleh surfaktan berbahan baku minyak bumi. Metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik yang dihasilkan melalui reaksi antara metil ester asam lemak dengan agen pensulfonasi atau yang lebih dikenal dengan reaksi sulfonasi. MES mengalami proses lanjutan yang disebut dengan reaksi metanolisis dan netralisasi. Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio mol reaktan, waktu reaksi dan suhu reaksi terhadap yield MES pada reaksi metanolisis. Yield MES tertinggi yaitu 49,71% dicapai pada suhu reaksi 120°C, waktu reaksi 120 menit dan rasio mol MES terhadap metanol 1:3. Konstanta laju reaksi metanolisis ditentukan dengan mereaksikan reaktan di dalam reaktor batch berpengaduk pada kondisi operasi tersebut

    DEGRADASI POLIETILEN TEREFTALAT DENGAN RADIASI SINAR MATAHARI DAN METANOLISIS

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian mengenai degradasi polietilen tereftalat (PET) menjadi dibenzil tereftalat. Degradasi polietilen tereftalat (PET) pada penelitian ini didahului dengan pemanasan sampel limbah botol PET di bawah sinar matahari kemudian dilanjutkan secara metanolisisis dengan katalis seng asetat. Degradasi dengan sinar matahari dilakukan dengan cara menjemur botol plastik di bawah sinar matahari selama 0, 30, dan 60 hari. Botol plastik kemudian dipotong-potong ukuran 2x2 mm. Degradasi kemudian dilanjutkan secara metanolisisis menggunakan pelarut benzil alkohol dan seng asetat sebagai katalis. Katalis seng asetat yang digunakan divariasikan sebanyak 0; 0,3; 0,6; dan 0,9 g. Degradasi metanolisisis dilakukan secara refluks pada suhu     145-150 °C. Produk hasil degradasi dikarakterisasi titik leleh dan gugus fungsinya dengan spektrum FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanasan di bawah sinar matahari selama 0, 30 dan 60 hari tidak dapat mendepolimerisasi PET yang dibuktikan dengan data titik leleh dari masing-masing sampel limbah plastik PET yang masih sama dengan rentang titik leleh PET yaitu 250-260 °C. Depolimerisasi PET dengan radiasi sinar matahari yang dilanjutkan dengan metanolisis menghasilkan produk akhir berupa dibenzil tereftalat. Adapun variasi jumlah katalis seng asetat pada tahap metanolisis tidak mempengaruhi produk akhir yang terbentuk

    Reaksi Metanolisis Limbah Minyak Ikan Menjadi Metil Ester Sebagai Bahan Bakar Biodiesel Dengan Menggunakan Katalis Naoh

    Full text link
    Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang produksinya dapat diperbaharui. Biodisel diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui esterifikasi dengan alkohol. Biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi ulang mesin diesel. Minyak ikan dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel karena mengandung asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas secara cepat terjadi karena adanya enzim lipase aktif pada saat proses pembuatan minyak ikan menjadi biodsel sehingga dapat dikonversi menjadi metil ester dengan proses esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan biodiesel dari limbah ikan dengan pengolahan limbah secara fisik, kimiawi, dan biologis, menentukan waktu reaksi optimum esterifikasi, serta menentukan banyaknya soda kaustik (NaOH) yang dibutuhkan agar didapatkan pemisahan antara gliserin dan metil ester yang optimum. Variabel tetap yang digunakan terdiri dari : berat minyak ikan 50 ml, waktu pemasakan 120 menit, perbandingan kadar minyak: metanol (1:6), % berat katalis, sedangkan variabel berubahnya terdiri dari : NaOH , dan waktu esterifikasi, variasi NaOH yang dipakai dalam penelitian ini adalah 3,5gr, 4,5gr, 5,5gr , dan 6,5gr dan variasi untuk waktu esterifikasinya adalah 30, 45, 60, dan 75 menit. Dapat disimpulkan bahwa pada waktu 75 menit, perbandingan minyak :methanol = 1:6 dan dengan penambahan NaOH 3,5 gram memberikan konversi maksimal yaitu 80,59%

    Penentuan Suhu Dan Waktu Optimum Metanolisis Minyak Curah Dengan Katalisator NaOH

    Full text link
    Crude oil derivate called diesel oil that included as unrenewable fuel mostly is used in industrial and transportation fields. Nowadays, the diesel oil\u27s demand is increasing. Therefore, alternative sources from renewable raw material such as bio oil for substituting diesel oil from crude oil are very urgent. From this research, we got optimum temperature and optimum time for production bio diesel from crude oil.This research was conducted by react metanolat solution with bio oil in stirred-vessel at atmospheric pressure and certain temperature until required time. The research shows that optimum condition for production bio diesel from crude oil at temperature 40oC and reaction time 80 minutes, with stirrer-velocity 350 rpm and catalyst concentration 1% oil-mass. For this condition, the conversion that we got is 64, 67 %
    • …
    corecore